DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2019 Peranan Keluarga Dalam Proses Sosialisasi Anak
Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota-anggotanya
berinteraksi face to face secara tetap. Dalam kelompok yang demikian perkembangan anak dapat diikuti dengan seksama oleh orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan sosial lebih mudah terjadi. Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena merupakan buah cinta kasih hubungan suami isteri. Anak merupakan perluasan biologis dan sosial orang tuanya. Motivasi kuat ini melahirkan hubungan emosional antara orang tua dengan anak. Oleh karena hubungan sosial di dalam keluarga itu bersifat relatif tetap, maka orang tua memainkan peranan sangat penting terhadap proses sosialisasi anak. Pola Sosialisasi di Lingkungan Keluarga 1. Sosialisasi represif (repressive socialization) antara lain: a. Menghukum perilaku yang keliru, b. Hukuman dan imbalan material c. Kepatuhan anak. 2. Sosialisasi partisipasi (participatory socialization) antara lain: a. Otonomi anak b. Komunikasi sebagai interaksi c. Komunikasi verbal. Tujuan Sosialisasi Dalam Keluarga Masyarakat menuntut penguasaan diri pada anggota-anggotanya. Proses mengajar anak untuk menguasai diri ini dimulai pada waktu orang tua melatih anak untuk memelihara kebersihan dirinya. Bersama-sama dengan proses berlatih penguasaan diri ini kepada anak diajarkan nilai-nilai. Mempelajari peran-peran sosial ini terjadi melalui interaksi sosial dalam keluarga. Ciri yang Melekat Pada Keluarga Aspek Internal (Corak Hubungan antara Orang Tua dan Anak) Para ahli sepakat bahwa cara meresepnya nilai-nilai sosial ke dalam diri individu dalam awal perkembangan kepribadiannya diperoleh melalui hubungan-hubungannya dengan manusia-manusia dewasa, khususnya orang tua. Aspek Sosial Aspek ini menyangkut status sosial yang dimiliki oleh keluarga tersebut di dalam struktur dan status kehidupan masyarakatnya.