(Niyama)
Disusun Oleh:
Celine
Jossellin
Martin
Steward
Pengertian Hukum Niyama
Menurut ajaran Buddha, alam semesta dengan isinya diatur
oleh hukum universal yang berlaku di semua alam
kehidupan, segala isi bumi, tata surya maupun segala galaksi
di jagat raya ini.
04 05
Citta Niyama Dhamma Niyama
1. Utu Niyama
Utu Niyama adalah hukum alam yang mengatur pergantian musim, cuaca, halilintar, tata surya,
lapuknya bebatuan, gaya gravitasi bumi, dan lain-lain.
Dalam ilmu pengetahuan modern, hukum ini dipelajari dalam ilmu kimia dan fisika.
Jadi fenomena alam seperti hujan, panas, gempa bumi, gunung Meletus, terbentuknya gunung
adalah contoh bekerjanya hukum Utu Niyama
2. Bija Niyama
Bija Niyama adalah hukum alam yang berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan, yaitu bagaimana
biji, stek, batang, cabang, ranting, pucuk, daun dapat bertunas, bertumbuh, berkembang, dan
berbuah.
Dalam ilmu pengetahuan modern, hukum ini dipelajari sebagai ilmu Botani dan Biologi.
Jika kita menanam biji papaya, akan tumbuh pohon pepaya dan menghasilkan buah papaya.
Proses buah papaya dari bunga, menjadi buah hijau kemudian menjadi buah yang matang dan
manis adalah contoh bekerjanya hukum ini.
3. Kamma Niyama
Kamma Niyama adalah hukum alam yang mengatur tentang perbuatan dan akibat suatu
perbuatan.
Kamma Niyama dikenal sebagai hukum yang berkaitan dengan moral atau sering disebut
dengan Hukum Karma.
Oleh karena itu ada kata-kata yang menyatakan, “Jika ingin pintar, maka harus belajar”.
“Jika tidak mau dijauhi teman, maka jangan berbuat nakal”.
4. Citta Niyama
Citta Niyama adalah hukum alam yang mengatur tentang cara bekerjanya pikiran dan
kesadaran makhluk hidup.
Dalam ilmu pengetahuan modern, hukum ini dipelajari dalam ilmu psikologi.
Brahma-Kutta adalah Konsep di mana orang-orang mempercayai adanya brahma yang selamanya
tinggal di surga yang menciptakan segalanya dan menguasai seluruh alam semesta
Konsep Penciptaan
Di sini issara atau brahma hanya berbeda dalam istilah, namun keduanya menunjuk pada sosok
penguasa dunia dan pencipta yang sama.
Brahma merupakan nama yang dipakai oleh kaum brahmana dan telah menjadi gagasan umum
yang diterima di alam manusia, dewa, dan brahma sejak awal dunia.
Issara bukan gagasan yang umum, melainkan adopsi imaginatif yang dibuat oleh mereka yang
gagal mendapatkan pengetahuan tentang asal mula dunia dan sebab pertama segala hal dalam
kehidupan.
Untuk menghilangkan pandangan salah ini, para komentator kitab suci Tipitaka memaparkan
hukum tertib kosmis ini.
Terima Kasih