Anda di halaman 1dari 15

HUKUM ALAM DAN PENCIPTAAN HEWAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok


Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar

Dosen Pengampu
Bpk. Ismail mustaqim, M. Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Yasman Hali

Abdul Karim

Nurul Fajri

Siti Fatimah

Itaqilah

Barkah

INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL (IAIN)


LAA ROIBA CIBINONG - BOGOR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
puja puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat limpahan nikmat,
rahmat, dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam dari materi Ilmu Alamiah Dasar, hingga dapat kami selesaikan
dengan baik.

Makalah ini kami persembahkan sebagai wujud komitmen kami dalam


mewujudkan kualitas dunia pendidikan, dan melahirkan Mahasiswa yang
berpribadi takwa, berakhlak mulia, serta cerdas.

Selain itu kami juga mengajak seluruh mahasiswa untuk memberikan


sebuah motivasi agar meningkatkan kualitas pendidikan kami kedepannya.
Karena kami sebagai manusia tidak lepas dari sebuah ketidak sempurnaan,
salah dan luput tetap melekat dalam pribadi kami.

Terima kasih kami ucapkan untuk Dosen Pembimbing kami, yaitu Bpk.
Ismail Mustaqim, M.Pd kritik dan sarannya sangat kami harapkan dalam
mengerjakan sebuah makalah yang baik dan tersusun dengan tepat, sehingga
kedepannya kami dapat memperbaiki diri demi peningkatan kualitas kami.

Makalah ini kami tulis untuk belajar memahami dan juga memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar dengan berjudul ”Hukum Alam dan
Penciptaan Hewan”.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bogor, 22 September 2022

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Alam
B. Teori Hukum Alam
C. Fungsi Hukum Alam
D. Definisi Hewan
E. Teori Tentang Asal Usul Hewan
F. Ayat-ayat Hewan Dalam Al-qur’an

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah SWT menciptakan alam dan isinya seperti hewan dan tumbuhan
mempunyai hikmah yang sangat besar, semuanya tidak ada yang sia-sia
dalam ciptaanNya, dan manusia diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
mengambil manfaat dari penciptaan hewan dan makhluk hidup lainnya allah
berfirman dalam surah assajadah ayat 27 yang artinya “Dan apabila mereka
tidak memperhatikan, bahwasanya kami mengarahkan (awan yang
mengandung) air kebumi yang tandus lalu kami tumbuhkan dengan air
hujan tanaman, yang dari padanya makanan hewan ternak mereka dan
mereka sendiri, maka apakah kalian tidak memperhatikan (Q. S as-
sajadah :27)

Ayat diatas menjelaskan bahwa allah Swt menciptakan hewan dan


tumbuhan untuk kepentingan manusia, tetapi manusia tidak dibenarkan
hanya menikmati apa yang diciptakan allah kepada meraka begitu saja,
tanpa mau berfikir dan berusaha untuk meningkatkan kualitas dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Hukum Alam?

2. Apa Fungsi Hukum Alam?

3. Apa Devinisi Hewan?

4. Bagaimana Teori Tentang Asal Usul Hewan?

5. Apa Saja Ayat-ayat Hewan Dalam Al-Qur’an?

C. Tujuan Makalah

1
1. Agar mengetahui pengertian hukum alam.

2. Agar mengetahui fungsi hukum alam.

3. Agar mengetahui definisi hewan.

4. Agar mengetahui teori asal usul hewan.

5. Agar mengetahui ayat-ayat hewan dalam al-qur’an.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Alam

Hukum alam adalah salah satu aliran filsafat hukum alam. Dalam konteks
hukum, hukum alam bukanlah upaya alam semesta dan isinya untuk berkembang
dan bertahan, aliran ini merupakan aliran tertua dan sudah ada sejak ribuan tahun
lalu tepatnya dimasa yunani kuno. Pembahasan tentang sifat daripada hukum,

2
sebagian mengenai hukum dari alam (the law of nature). Berdasarkan idologi
tertentu yang ada dibelakangnya, berbagai nama dipergunakan untuk subjek yang
sama, seperti hukum alam semesta (the law of the universe), hukum Tuhan (the
law of God), hukum yang kekal/abadi (the eternal law), hukum dari umat manusia
(the law of mankind) dan hukum dari akal (the eternal of reason).keamanan.

Klaim yang sentral terhadap hukum dari alam ( the law of nature ) ialah apa
yang sifatnya alamiah, yang seharusnya terjadi. Hukum dari alam ( the law of
nature ) seharusnya menjadi hukum yang mengatur untuk semua benda, termasuk
manusia dan hubungan-hubungan manusia. Hipotesa dari asumsi di belakang teori
ini, bahwa hukum atau seperangkat hukum menguasai atau mengatur semua hal,
apakah itu grafitasi, gerakan, phisik, dan reaksi kimia, insting binatang atau
tindakan manusia. Boleh dikatakan tindakan kita yang tertentu dan reaksinya
ditentukan oleh hukum dari alam (the law of nature) dan segala yang terjadi
berlawanan adalah berlawanan dengan alam. Jika sebuah batu dijatuhkan dalam
keadaan gravitasi normal, ia akan menentang hukum grafitasi jika terangkat ke
udara. Menurut hukum gravitasi, batu itu akan jatuh ke bawah, namun demikian
batu itu tidak mempunyai akal dan tidak memiliki kapasitas untuk memilih apa
yang ia inginkan. Sebaliknya, manusia memiliki kemampuan dalam berbagai
kombinasi. Tidak seperti batu, manusia tidak terikat dengan sendirinya, secara
psikologis atau spiritual untuk mengikuti hukum yang seharusnya ditaatinya
dalam hubungan sesama mereka. Kita seharusnya ( ought ) dapat dipakai dalam
hubungan dengan batu dalam pernyataan seperti : batu itu seharusnya jatuh (ought
to fall) ke bawah bila kita melepaskannya.

B. Teori Hukum Alam

Teori-teori Hukum Alam dapat dibagi atas beberapa macam yaitu:

1. Hukum Alam yang bersifat otoriter dan yang bersifat fakultatif. Hukum Alam
sebagai hukum yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada

3
hukum positif (ius constitutum), di lain sisi Hukum Alam sebagai cita-cita
(ius constituendum) dengan mana hukum positif harus disesuaikan.

2. Hukum Alam yang progresif (maju/ dinamis) dan yang konservatif (kaku/
statis). Teori ini diilhami oleh dua macam cita-cita, pertama, adanya
ketertiban/ keteraturan (order) yang menguasai umat manusia yang nantinya
melahirkan hukum positif, kedua, hak-hak azazi yang tidak dapat dipisahkan
dari orang perorang yang nantinya melahirkan hukum-hukum yang
sosiologis.

3. Hukum Alam yang relijius/ agamis dan yang profane/ rasionalis. Hukum
Alam member ilham kepada kaum relijius/ agamis, dilain sisi ia juga
mengilhami teori-teori kaum Individualistis.

4. Hukum Alam yang bersifat mutlak/ absolut dan yang bersifat relative/ nisbi.
Feodalisme yang mencerminkan hukum absolute atau hukum Jawa Kuno
dengan ungkapan sabda pandhito ratu .

C. Fungsi Hukum Alam

Menurut Soedjono Dirdjosisworo, fungsi hukum alam terhadap hukum positif


adalah sebagai berikut:
1. Hukum alam sebagai sarana koreksi bagi hukum positif.
2. Hukum alam menjadi inti hukum positif sepertihukum internasional.
3. Hukum alam sebagai pembenaran hak asasi manusia.
Menurut Friedman dalam Satjipto Rahardjo, fungsi hukum alam adalah
sebagai berikut:

1. Instrumen utama pada saat hukum perdata Romawi kuno ditransformasikan


menjadi suatu sistem internasional yang luas.

2. Menjadi senjata yang dipakai oleh kedua pihak (pihak gereja dan pihak
kerajaan) dalam pergaulan mereka.

3. Keabsahan hukum internasional ditegakkan atas nama hukum alam.

4
4. Menjadi tumpuan pada saat orang melancarkan perjuangan bagi kebebasan
individu berhadapan dengan absolutisme.

Dijadikan senjata para hakim di Amerika, pada saat memberikan tafsiran


terhadap konstitusi mereka, dengan menolak campur tangan negara melalui
perundang-undangan yang ditujukan untuk melakukan pembatasan ekonomi

D. Definisi Hewan

Hewan atau yang disebut juga dengan binatang adalah kelompok organism
yang diklasifikasikan dalam kerajaan animalia atau metazoa, adalah salah satu
dari berbagai makhluk hidup dibumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan
margasatwa (atau satwa saja). Dalam bahasa inggris, Hewan disebut animal, dari
bahasa latin yaitu Animalis yang berarti memiliki nafas dalam penggunaan
nonformal sehari-hari, kata tersebut biasanya mengacu pada hewan bukan
manusia. Kadang-kadang, kerabat dekat manusia seperti mamalia dan vertebrata
lainnya ditujukan dalam penggunaan nonformal. Definisi biologis dari kata
tersebut mengacu pada semua anggota kingdom animalia, meliputi makhluk yang
beragam seperti spons, ubur-ubur, serangga dan manusia.

Hewan dalam sistematika modern mencakup hanya kelompok bersel banyak


dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda (jaringan), sehingga
kelompok ini disebut juga histozoa. Semua binatang heterotrof, artinya tidak
membuat energi sendiri, tetapi harus mengambil dari lingkungan sekitar. Hewan
adalah binatang atau satwa yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada
di darat, air, dan/atau udara, baik yang dipelihara maupun yang di
habitatnya.Yang dimaksud dengan pengertian habitat yaitu tempat suatu makhluk
hidup tinggal dan berkembang biak. Menurut Clements dan Shelford (1939),
habitat adalah lingkungan fisik yang ada disekitar suatu spesies, atau populasi
spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas. Jadi menurut pemahaman peneliti
terhadap pendapat dari pakar keilmuan bahwa dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan hewan yaitu Suatu organisme baik itu individu atau pun berkelompok

5
yang terbagi dalam beberapa klarifikasi bentuk macamnya dan baik yang hidup
didarat, laut, ataupun udara.

E. Teori Tentang Asal Usul Hewan

Menurut Sains (Biologi) terbentuknya hewan-hewan di muka bumi ini


dimulai dari zigot bersel satu yang mengalami pembelahan sel dan sel tersebut
akan bertambah banyak yang terbentuk menyerupai bola. Bentuk seperti bola
tersebut akan mengalami perkembangan, yaitu akan melekuk ke dalam sehingga
akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan
dalam).

Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk bagian-bagian tubuh


tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf, sedangkan lapisan endoderm
akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan kelenjarnya. Ada beberapa
hewan yang berkembang pada tingkat kedua lapisan ini yang dinamakan
diplobastik. Adapun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan
Coelenterata. Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan
berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm. Lapisan mesoderm akan
berkembang membentuk bagian tubuh yang menjadi otot, sistem reproduksi,
sistem sirkulasi, dan sistem ekskresi. Golongan hewan yang berkembang pada
ketiga tingkat lapisan ini dinamakan triplobastik. Golongan hewan ini adalah
Platyhelminthes dan Nemathelminthes . Dari hasil penelitian diketahui pada
Platyhelminthes belum mempunyai rongga tubuh, yaitu terlihat tubuhnya padat,
tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar sehingga digolongkan sebagai
triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada Nemathelminthes.

Mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk rongga


yang sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi lapisan
dalam dan lapisan lua, ryang dinamakan dengan triplobastik pseudoselomata dan
yang mempunyai rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata karena
mesodermnya sudah dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua

6
lapisan, yaitu dalam dan luar Termasuk golongan hewan ini adalah Annelida
sampai Chordata.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terbentuknya hewan dimulai dari
Protozoa kemudian Porifera, Coelenterata, sampai pada tingkat Mamalia. Jadi,
hewan tersebut mengalami perkembangan dari satu sel menjadi banyak sel hingga
terbentuk triplobastik aselomata, pseudoselomata, sampai selomata. Sedangkan
dalam pandangan menurut para ahli lainnya yaitu, ada beberapa teori mengenai
awal mula adanya Tumbuhan dan Hewan, di antaranya yaitu:

1. Teori Abiogenesis

Teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak
hidup, atau makhluk hidup ada dengan sendirinya. Pencetusnya adalah
Aristoteles, dan John Nedham.Pada percobaan Aristoteles, tanah yang direndam
air akan muncul cacing. Pada percobaan Nedham, kaldu direbus dalam wadah
selama beberapa menit, setelah itu wadah ditutup menggunakan gabus. Setelah
beberapa hari, terdapat bakteridalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa
bakteri berasal dari air kaldu.

2. Teori biogenesis

Menyatakan bahwa makluk hidup berasal dari makhluk hidup. Tokoh


pencetusnya adalah Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Pada
abad ke-18 seorang berkebangsaan Italia bernama Lazzaro Spallanzani (1729-
1799) melakukan eksperimen atas dasar pemikiran eksperimen Francesco Redi,
hanya dalam eksperimenya tidak menggunakan daging, tetapi air kaldu.
Percobaannya berlangsung sebagai berikut. Disediakan tiga tabung yang masing-
masing diisi dengan air kaldu secukupnya.Tabung pertama dibiarkan terbuka
mulutnya.Tabung kedua dan ketiga dipanaskan sampai mendidih selama 15 menit.
Tabung kedua dibiarkan mulutnya terbuka ,sedang tabung ketiga mulutnya
tertutup rapat dengan lapisan lilin. Setelah dibiarkan selama tujuh hari, air kaldu
di dalam tabung yang mulutnya terbuka menjadi keruh akibat timbul bakteri,

7
sedangkan kedaan air kaldu di dalam tabung yang mulutnya tertutup masih seperti
semula, hal ini tentu saja mematahkan teori abiogenesis

3. Teori Cosmozoic

Menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari spora kehidupan yang berasal
dari ruang angkasa. Didasari dengan penelitian yang menunjukkan bahwa bahan
yang terdapat pada batu meteor maupun komet yang jatuh ke bumi mengandung
banyak molekul organic sederhana, misalnya cyanogens, asam hidrocyanida.
Molekul-molekul organik tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan.

4. Penciptaan (Special Creation)

Makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan seperti apa adanya, dalam pandangan
Islam disebutkan bahwa semua hewan diciptakan dari air, sebagaimana yang telah
difirmankan oleh Allah SWT. Yang artinya:

“Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka ada sebagian yang
berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian
(yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia
kehendaki. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu . An-Nur [24]:45

Dalil tersebut dapat dibenarkan mengingat semua unsur makhluk hidup


(organ tubuhnya) sebagian besar terdiri dari air, dan tidak akan ada makhluk
hidup tanpa adanya air karena air adalah sumber kehidupan. Makhluk dari air
yang dimaksud jika diartikan menurut pandangan sains adalahh mikroba. Namun
dalam hal ini, para mufasir berpendapat bahwa air yang dimaksud dalam dalil
tersebut adalah air mani, karena hewan dan manusia juga tercipta dari air mani.

5. Teori evolusi Darwin,

Menjelaskan kehidupan dengan peristiwa kebetulan, tak mampu berbicara


ketika dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan ini. Mustahil bahwa sistem
dalam tubuh capung dapat terbentuk melalui evolusi, yakni pembentukan tahap
demi tahap secara kebetulan. Hal ini dikarenakan bahwa agar suatu makhluk

8
hidup dapat hidup, semua sistem ini harus ada pada saat yang bersamaan dan telah
lengkap. Capung paling pertama di dunia juga pasti muncul dengan mekanisme
yang sama mengagumkannya dengan yang dimiliki capung zaman sekarang. Hal
ini telah dibuktikan oleh catatan fosil tentang sejarah alam. Catatan fosil
menunjukan bahwa capung-capung muncul di bumi pada saat bersamaan secara
serentak. Fosil capung tertua yang diketahui ini berusia tiga ratus dua puluh juta
tahun. Pada lapisan- lapisan fosil periode lebih awal, tidak dijumpai sesuatu pun
yang menyerupai seekor capung. Tambahan lagi, sejak pertama kali capung
muncul, catatan fosil menunjukan bahwa ia tidak mengalami evolusi. Fosil
capung tertua benar-benar sama dengan capung-capung yang hidup sekarang.
Antara fosil berusia seratus empat puluh juta tahun dengan capung masa kini di
sebelahnya tidak ada perbedaan sama sekali. Penyataan ini sekali lagi
membuktikan kekeliruan teori evolusi sekaligus menunjukan dengan sebenarnya
bagaimana capung dan semua makhluk hidup di dunia ini muncul menjadi ada.
Jawabannya adalah Allah SWT, Tuhan seluruh alam, yang menciptakan semua
makhluk hidup, dan masing-masing dari mereka adalah bukti keberadaannya. Di
samping Allah, tidak ada kekuatan lain yang mampu menciptakan seekor lalat
sekali pun. Fakta ini dinyatakan oleh Allah dalam al-Quran:

Artinya:Hai manusia,telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu


perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali
tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu
menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah
dan Amat lemah (pulalah) yang disembah. (Q.S, al-Hajj, Ayat: 73).

F. Ayat-ayat hewan dalam al-qur'an

9
Artinya: Dan dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu padanya ada

(bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.
(Q. S an-nahl:5)

Artinya:"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh
mahfuz ). (QS.Hud 6)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu alamiah dasar adalah
kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam ilmu pengetahuan
alam dan teknologi. Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam
(natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala
dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan
prinsip. Ilmu alamiah dasar (IAD) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-
prinsip dasar yang esensial saja. Sebenarnya kita sudah tidak asing lagi dengan

10
disiplin ilmu ini, karena secara tidak sadar sudah kita temukan dimana saja, dan
kapan saja, serta dalam bentuk apa saja.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, diharapkan pada mahasiswa agar lebih muda
memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang
dikaji yaitu peran manusia dalam pembelajaran IAD. Kami menyadari bahwa
dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan oleh karena
itu, kepada para pembaca dan para pakar utama penulis mengharapkan saran dan
kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun akan diterimadengan senang
hati demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Arif Lutvi. 2008. Rezim HKI Sebagai Konsep Perlindungan Hak
Kekayaan Intelektual Atas Pengetahuan Tradisional (traditional knowledge) di
Indonesia, Yogyakarta: FH UII.

Buku dan Jurnal Adolf, Huala. 2008. Hukum Penyelesaian Sengketa


Internasional, Jakarta: Sinar Grafika.

Buana, Mirza Satria. 2007. Hukum Internasional: Teori dan Praktek,


Banjarmasin: FH Unlam Press.

11
12

Anda mungkin juga menyukai