Anda di halaman 1dari 65

KEWASPADAAN

STANDAR
CURICULUM VITAE
Parsito, S.Kep,Ns

RIWAYAT PENDIDIKAN :
 SPK-PPNI Surakarta
 Akper Keguruan Soetopo Surabaya
 Akta Mengajar , IKIP Surabaya
 SKM,Universitas Muhamadyah Semarang JABATAN Di RSUD Dr MOEWARDI:
 Sarjana Kep, Universitas Sahid Surakarta  Perawat Pelaksana (1993- 2008 )
 Kepala Ruang ( 2008- 2017 )
 Case Manager ( 2017-2020 )
PELATIHAN :  IPCN /Sekretaris Komite PPI
 Pelatihan Asesor Kompetensi Perawat ( 2020 - Sekarang )
 Pelatihan K3 RS
 Pelatihan Manajemen Risiko
KEGIATAN ORGANISASI :
 Pelatihan Case Manager  Pengurus Komite Keperawatan 2012-2018
 Pelatihan PPI Dasar  Pengurus PPNI (Ketua DPK) 2015- sekarang
 Pelatihan IPCN  Tim PAK Provinsi (2016- Sekarang)
 Pelatihan IPCN lanjut
 Pelatihan TOT PPI
01 Pencapaian Hasil Belajar
Peserta pelatihan mampu menerapkan tentang program
Kewaspadaan Standar

02 Pencapaian Indikator Hasil Belajar


Peserta pelatihan Mampu Tentang :
a. Memahami Program PPI
b. Menerapkan Kewaspadaan Standar
BAGAIMANA PELAKSANAAN PEMBERIAN VAKSI
MENURUT ANDA?
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI) HH
APD
Limbah
HAIs Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
ILO,ISK
Airborne
Droplet
Contact

Menerapkan
Bundles of
HAIs Komite PPI

Audit IPCN
ICRA
KEWASPADAAN STANDAR

POKOK BAHASAN Kebersihan


tangan
Penyuntikan
yang aman

Alat Pelindung Diri Penempatan pasien


0
1 PROGRAM PPI Pengendalian
Kesehatan
lingkungan &
02 KEWASPADAAN STANDAR Limbah
Petugas

Pengelolaan Kebersihan
peralatan & Pernafasan &
Linen etika batuk

Praktek lumbal
fungsi ?

Flowchart Power Point 7


Penyakit Infeksi terkait pelayanan
kesehatan/
backgroun
Healthcare Associated
Infection (HAIs)
d

salah satu masalah


kesehatan
diberbagai negara
di dunia
PENGERTIAN HAIs


Adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses
perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, dimana tidak infeksi atau dalam
masa inkubasi saat masuk rawat serta dapat muncul
setelah pulang rawat dan juga infeksi yang dapat
terjadi pada PETUGAS di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaanya
.

9
Agent
rangkaian yang
harus ada untuk
menimbulkan Host reservoirs

infeksi
apabila satu mata rantai Portal of entry Portal of exit
diputus atau dihilangkan,
maka penularan infeksi
Means of
dapat dicegah atau
transmissio
dihentikan
n
meningkatkan kualitas
pelayanan di fasyankes,
sehingga melindungi sumber
Program daya manusia kesehatan,

PPI
pasien dan masyarakat dari
penyakit infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
di fasyankes
wardanelayunus@gmail.com.2022
PROGRAM PPI
PMK NO.27 TAHUN 2017 TENTANG PPI
PEDOMAN TEKHNIS PPI DI FKTP TAHUN 2020

1. KEWASPADAAN ISOLASI : KEWASPADAAN


STANDAR & Kewaspadaan Transmisi
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK

MONITORING DAN EVALUASI :


AUDIT MEMASTIKAN MASALAH
ICRA UPAYA PENYELESAIAN
wardanelayunus@gmail.com
MASALAH
KEWASPADAAN ISOLASI (ISOLATION
PRECAUTION)
• Kewaspadaan adalah Tindakan pencegahan
• Isolasi merupakan memisahkan

KEWASPADAAN TRANSMISI

KEWASPADAAN STANDAR
Kewaspadaan ini diterapkan untuk
Mencegah risiko kontaminasi melalui cairan tubuh, mencegah dan memutus rantai
darah, sekret, ekskresi, kulit yang tidak utuh. baik penularan penyakit lewat kontak,
pada pasien yang didiagnosis, diduga terinfeksi atau droplet, dan udara
kolonisasi, terutama saat memberikan pelayanan
kepada pasien atau di masyarakat
Kewaspadaan Standard
a. Kebersihan
Kewaspadaan Tangan
Transmisi
b. Kewaspadaan
a. Penggunaan APD Kontak
Transmisi
c. Kewaspadaan
b. PengendalianTransmisi
Lingkungan
Droplet
d. Kewaspadaan
c. pengelolaan Tranmisi
LimbahUdara
hasil(Airborne
pelayanan
Kesehatan
KEWASPADAAN e. Pengelolaan Peralatan Perawatan
STANDAR pasienPPI
Bundles dandan
alat Medis
PPI padalainnya
Penggunaan
f. Pengelolaan
Peralatan Linen
Kesehtan Lainnya
g. Bundles
d. Penyuntikan
PPI IDOyang aman
Minor, ISK, PLABSI
h. PPI
e. Kebersihan Pernafasan
pada Penggunaan atau
Peralatan Etika
Kesehtan
batuk
Lainnya
i. Penempatan Pasien
j. Perlindungan Kesehatan petugas
KEBERSIHAN
01 TANGAM
Kewaspadaan Standar penting utk
mencegah Transmisi darah, produk
darah dan cairan tubuh
Dan salah satunya adalah melakukan
KEBERSIHAN TANGAN sebagai
PILAR PPI
KEBERSIHAN TANGAN

INGAT :
1. TIDAK MENGGUNAKAN ASSESORIS TINGAN
2. KUKU SELALU PENDEK TAMPA PEWARNA KUKU KEBERSIHAN TANGAN WAJIB
BUKAN KEWAJIBAN
KEBERSIHAN TANGAN

SARANA
HH

MOMEN
T

LANGK
AH
PASTIKAN

Semua petugas paham 5 moment dan


6 Langkah
Mematuhi Langkah kebersihan tangan
Komposisi cairan Cairan handrub secara berurutan baik dan benar
CAMPURAN 97 ml ALKOHOL 70 % Tersedia sarana kebersihan tangan
DALAM 3 ML CAIRAN DLICEIN, JIKA
DIBUAT SECARA MASSAL TIDAK LEBIH NO assesoris di tangan dan kuku
DARI 50 LITER PERSEKALI PEMBUATAN pendek tampa pewarna
Tersedia sarana kebersihan tangan
• Sebelum melakukan kebersihan
tangan pastikan asesoris cincin,
termasuk cincin kawin, gelang,
arloji, tidak
dipakai.
• Pnelitian: kulit dibawah perhiasan
kolonisasi yang berat, SULIT
dibersihkan/dekontaminasi
• Memakai perhiasan akan sulit saat
memakai
sarung tangan.
VIDIO LANGKAH KEBERSIHAN
TANGAN
ALAT
02
PELINDUNG
DIRI (APD)
DIGUNAKAN
BERDASARKAN JENIS DAN
INDIKASI
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)

Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat


alat yang dirancang sebagai penghalang
terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair,
atau udara untuk melindungi pemakainya
dari cedera atau penyebaran infeksi atau
penyakit
Melindungi pasien dari Mikroorganisme yang
ada pada petugas kesehatan dan sebaliknya
Penggunaan APD sesuai dengan indikasi
dan jenis paparan
ALAT
BUSINESS MODELPELINDUNG
DIRI (APD)
CANVAS
DIGUNAKAN SESUAI INDIKASI DAN JENIS PAPARAN
Key Partners Key Activities Value Propositions Customer Relationships Customer Segments
Insert your content Insert your content Insert your content Insert your content Insert your content

Key Resources Channels


Insert your content Insert your content

Revenue Streams
Insert your content

23
PRINSIP 1. APD harus digunakan di tempat dan waktu yang
PENGGUNAAN APD ditentukan
 sesuai indikasi dan resiko pajanan : Petugas
menilai resiko darah, cairan tubuh,
eksresi/sekresi atau bahan infeksius
 dalam ukuran yang benar
2. Semua APD harus memenuhi standar keamnan,
perlindungan dan keselamatan petugas/pasien
3. Hindari kontak antara APD yang terkontaminasi
dengan alat/permukaan lingkungan
4. Tidak berbagi APD yang sama antara dua
petugas/individu
5. Segera lepaskan APD setiap selesai prosedur
6. Lakukan kebersihan tangan setelah melepaskan
APD utk prosedur yang baru
PENGENDALIA
03 N LINGKUNGAN
5 R (Rapih, Resik, Rajin,
Ringkas, Rawat )
SISTIM AIR : Sumber air, Persyaratan
Kesehatan air, system pengelolaan air PENGENDALIAN
limbah Medis dan Non Media LINGKUNGAN

upaya perbaikan kualitas


VENTILASI udara, kualitas air dan
SISTIM
RUANGAN : Sistim permukaan lingkungan,
PENCAHAYAAN :
ventilasi Alami, Jendela/Pintu, serta desain dan konstruksi
Mekanik dan Lampu bangunan dilakukan untuk
campuran mencegah transmisi
mikroorganisme kepada
pasien, petugas dan
KONSTRUKSI BANGUNAN: pengunjung.
Disain bangunan, Tata ruang,
Kebersihan Lingkungan
Flowchart Power Point 27
PENGENDALIA ? PEMBERSIHAN
LINGKUNGAN
N
x
LINGKUNGAN Yes No
Pertahankan kondisi lingkungan sehat
 Sirkulasi udara di dalam ruangan 6-12
perputaran/jam dan utk kamar Dilakukan 2 kali Lingkungan tidak
mandi/WC 10 kali sehari dan jika tertata rapi dan
diperlukan tampak kotor
 Permukaan lingkungan bersih
 Area pemeriksaan pasien khusus
terpisah dengan area administrasi x
 Penataan peralatan tampak rapi dan Yes No
mudah dibersihkan
 Sarana kebersihan tangan Gunakan Troli Petugas
 Pembersihan rutin ( minimal 2 kali kebersihan, APD menggunakan satu
sehari) dan cairan ember berisi air
 Pengelolaan limbah disinfektan tanpa APD

Flowchart Power Point 28


PEMBERSIHAN LINGKUNGAN RUANG PELAYANAN PASIEN
PEMBERSIHAN TUMPAHAN DAN PERCIKAN

Topi, sarung tangan, kacamata, masker, serok dan sapu kecil,


Spiil Kit Infekisus cairan detergen, cairan klorin 0,5 % dan kain perca/tisu/koran
bekas), plastik warna kuning.

Topi, sarung tangan, kacamata, masker, gaun, serok dan


sapu kecil, detergen, larutan tertentu berdasarkan bahan
Spill Kit B3 kimianya, dan kain perca/tisu/koran bekas), plastik warna coklat

Prosedur pembersihan tumpahan cairan Infeksius: Prosedur pembersihan tumpahan cairan B3:
1. Petugas menggunakan APD. 1. Petugas menggunakan APD.
2. Beri tanda untuk menunjukan area adanya tumpahan.
2. Beri tanda untuk menunjukan area adanya tumpahan. 3. Tumpahan bahan kimia: tuangkan air bersih pada tumpahan, lalu
3. Serap cairan yang tumpah dengan kain keringkan dengan kertas/koran/kain perca kemudian masukan ke
perca/handuk/tisu/koran bekas penyerap bersih yang kantong warna coklat, tuangkan detergen dan serap/keringkan
dapat menyerap sampai bersih kemudian buang ke dengan kertas/koran/kain perca buang ke kantong warna coklat.
kantong warna kuning (kantong infeksius). Berikan label B3 pada plastik warna coklat tumpahan kimia.
4. Tumpahan reagen: lokalisir area tumpahan dengan menaburkan
4. Tuangkan cairan detergen kemudian serap dengan kain
Natrium Bicarbonat (Bicnat) sekitar area tumpahan, kumpulkan
perca/handuk/tisu/koran bekas masukan ke kantong bekas resapan kedalam plastik hitam/coklat, kemudian bersihkan
warna kuning. lantai dengan detergen kemudian serap dan buang ke kantong
5. Lanjutkan dengan cairan klorin 0.5 % kemudian serap dan warna hitam/coklat.
buang ke kantong warna kuning (kantong infeksius). 5. Buang plastik sampah infeksius ke tempat penampungan sampah
infeksius dan kumpulkan limbah tumpahan B3 dalam ruang
penyimpanan limbah B3.
DEKONTAMINASI AMBULANS
1. BERSIHKAN secara berkala dan setiap selesai
penggunaan ambulan
2. Petugas menggunakan APD (masker, gaun, sraung
tangan, pelindung wajah) jika terkena percikan darah
atau benda infekisus pada area selaput mukosa maka
lakukan tindak lanjut pembersihan
3. Bersihkan area yang bersentuhan dengan pasien,
peralatan yang terkontaminasi : streacher, rails,
dinding, lantai dan alat ainnya
4. Gunakan desinfektan yang mengandung Natium
hipoklorit 0,5 %
5. Jika ada tumpahan darah/cairan tubuh/bahan
kimia/infeksius lakukan prosedur dengan Spill Kits
6. Segera lepaskan APD dan lakukan kebersihan tangan
7. Pembuangan limbah dan APD sesuai Prosedur
PENGELOLAAN
04 LIMBAH
INFEKSIUS, NON INFEKSIUS
DAN BENDA TAJAM
PENGELOLAAN
LIMBAH
Limbah B3 dari
TUJUAN Limbah InfekisuS : pelayanan medis dan
terkontaminasi 04 penunjang medis
darah, cairan yang berasal dari
tubuh, sekresi, sitotoksis dan limbah
Melindungi pasien, petugas , eksresi, ruang bahan kimia
pengunjung dan masyarakat isolasi .
sekitar fasyankes dari
penyebaran infeksi akibat
limbah yang tidak
Limbah Non 03 KATEGORI 01
InfekisuS : semua LIMBAH
dikendalikan termasuk resiko Limbah yang tidak Limbah Benda
cidera terkontaminasi tajam adalah semua
darah, cairan limbah yang dapat
tubuh, sekresi, melukai kulit dan
masuk ke
eksresi, dan
berasal dari limbah 02 pembuluh darah .
umum

Next Step Slide Presentation 33


PENAMPUNGAN LIMBAH SEMENTARA (
TPS)
RUANGAN PELAYANAN PENAMPUNGAN SEMENTARA PEMBUANGAN AKHIR

1. TPA PEMDA : Limbah Non


Cooler Infeksius
box utk 2. Insenerator : Limbah Infeksius
benda
Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia,
tajam
limbah klinik dapat ditimbun dengan
kapur dan ditanam.
1. Menggali lubang, dengan
kedalaman sekitar 2,5 meter
2. Tebarkan limbah klinik di dasar
lubang sampai setinggi 75 cm.
Tambahkan lapisan kapur. Lapisan
limbah yang ditimbun lapisan kapur
masih bisa ditambahkan sampai
ketinggian 0,5 meter di bawah
permukaan tanah
3. Akhirnya lubang tersebut harus
ditutup dengan tanah.
 Membuangan safety box dilakukan setelah kotak terisi 2/3
Limbah Limbah tajam jarum
rumah suntik Limbah Limbah Non Limbah cair
sakit/puskes Infeksius Infeksius
mas/klinik
needle
syringe

Pemilahan Safet Plastik Plastik Hitam Cairan Cairan


kuning/code
y box infeksiud tubuh lainya

Pengangkutan

Penyimpanan
Cold
sementara storage

Pembuangan
akhir
PENGELOLAAN
05 PERALATAN
KRITIKAL, SEMI KRITIKAL
DAN NON KRITIKAL
(kriteria dr Earl Spalding)
DEKONTAMINASI PERALATAN KESEHATAN

Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen dari
benda-benda sehingga aman dipegang, untuk diproses
lebih lanjut, digunakan atau dibuang.

Pembersihan Disinfeksi Sterilisasi

Sumber: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical devices
for health-care facilities. World Health Organization. Diakses dari: https://www.who.int/infection-
prevention/publications/decontamination/en/
PEMROSESAN ALAT
KESEHATAN
PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN
PROSEDUR STERILISASI PERALATAN
KESEHATAN DI FKTP
1. Sterilisasi dengan pemanas uap (steam) : Temperature maksimal
250F (121 C) dengan tekanan 15 Psi dalam waktu 15 -20 menit ,
autoklaf membutuhkan waktu 30 menit dengan suhu 121 C, tulis
tanggal sterilisasi dan tanggal kadaluarsa
KRITIKAL 2. Jika menggunakan proses sterilisasi panas kering : temperature
340 F (170C) dalam waktu 1 jam dan jika suhu 320 F (a60 C)
membutuhkan waktu 2 jam

1. Proses DTT : Perendaman dengan Desinfektan ( Klorin 5,25 %


selama 15-20 menit), Glutaradehyde 2 % atau
SEMI Hypochloride Hydrogen 6 % selama 15 -20 Menit dan
KRITIKAL pastikan semua permukaan terendam cairan
2. Proses DTT dengan perebusan dan pengukusan
dilakukan 20 menit dihitungsetelah air mendidih atau
sampai terbentuk nya uap air mendidih

1. Pencucian dilakukan dengan deterjen dan air mengalir


NON kemudian dikeringkan dengan cara digantung
KRITIKAL 2. Didisinfeksi dengan alcohol 70 % : stetoscope, thermometer
dll
3. Pembersihan permukaan dengan cairan klorin 0.05 %
dengan ,enggosok permukaan
PENGELOLAAN
06 LINEN
LINEN KOTOR , LINEN
KOTOR TERNODA
(INFEKSIUS)
LINEN BERSIH adalah linen yang sudah dilakukan
proses pencucian dan siap untuk dipakai dalam
pelayanan Kesehatan umum (bukan Tindakan steril)

LINEN STERIL adalah linen yang sudah dilakukan


proses pencucian dan sterilisasi untuk diaakai pada
KATEGORI timdakan aseptik

LINEN
LINEN KOTOR adalah Linen yang sudah
dipakai oleh pasien/keluarga/petugas

LINEN KOTOR TERNODA (INFEKSIUS) adalah linen


Linen yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi dan
Kotor eksresi atau
PENANGANAN LINEN DI PENGGANTIAN LINEN PASIEN
• Linen Tidak diletakan dilantai,langsung masukan
RUANG PERAWATAN kedalam kantong kuning
• Pastikan tidak terbawa alkes,kertas,faeces,DIapers dll
• Petugas gunakan APD sesuai tingkat risiko,dilakukan
oleh perawat

PENGUMPULAN
P
LINEN INFEKSIUS LIN ENG
EN AM
ti an n TR IN B PENGUMPULAN LINEN INFEKSIUS
n ie AN & FEK ILAN
rga pas SP SIU
• Petugas perawatan mengumpulkan linen infeksius dari
Pe en OR S
kamar pasien
lin TA
SI
• Pengumpulan/disposal APD petugas ( re use )
• Seluruh linen infeksius di letakan pada dirty room yg
memudahkan pengambilan petugas Linen

LINEN PASKA PENANGANAN PASIEN


COVID -19 ADALAH LINEN INFEKSIUS TRANSPORTASI LINEN KOTOR
• Petugas linen melakukan pengambilan linen kotor( HAND
OVER dg PETUGAS RUANG EPRAWATAN &
 BED MAKING DILAKUKAN SESUAI PENCATATAN)
JADWAL • Lakukan transportasi ( dengan kereta tertutup)
 PEMBATASAN PETUGAS UTK • Petugas linen menggunakan APD sesuai
KERUANG standar
PENYUNTIKAN
07 YANG AMAN
ONE NEEDLE, ONE
MEDICATIONS, ONE PATIENT
PENYUNTIKAN YANG AMAN adalah penyuntikan
yang dilakukan dengan mengindahkan Prinsip prinsip
yang benar sehingga aman untuk pasien dan petugas
dari resiko terinfeksi

ASEPTIC TECHNIQUE adalah penanganan secara


steril terhadap obat -obat, jarum/spuit, vial, ampul
mulai dari penyimpanan, persiapan sampai
penyuntikan sehingga kesterilan tetap terjamin.

SINGLE DOSE adalah pemberian obat dalam


kemasan vial/ampul dengan menggunakan satu jarum
dan spuit untuk satu kali pemberian pada satu
pasien.

MULTI DOSE adalah pemberian obat dalam bentuk


vial/ampul untuk lebih dari satu kali pemberian pada
pasien yang sama dengan menggunakan jarum dan
spuit steril pada setiap penyuntikan
KONSEP PENYUNTIKAN YANG AMAN
PENYUNTIKAN YANG AMAN
Penyuntikan yang Aman
1. Tidak memakai ulang jarum suntik berulang
2. Upayakan tidak memakai obat- obat/cairan
multidose
3. Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik pada
pemberian suntikan
4. Segera buang jarum suntik habis pakai
5. Tidak melakukan recapping jarum suntik
habis pakai

pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017


08 KEBERSIHAN
PERNAFASAN/
ETIKA BATUK
Etika batuk dan kebersihan pernafasan
 MENEMPATKAN PASIEN DENGAN JARAK SETIDAKNYA 1
METER DARI PASIEN LAIN
 TERDAPAT TANDA PERINGATAN KEBERSIHAN PERNAPASAN
DAN ETIKA BATUK

Menutup mulut dan hidung


saat batuk /bersin

Pakai tisu, saputangan, masker


kain/medis bila tersedia, buang
ke tempat sampah

Lakukan cuci tangan Masker medis < 4 -6 jam atau


kotor/basah : ganti
Sarana kebersihan pernafasan dan Etika Batuk

1. Tissu/ Sapu Tangan


2.Saran Kebersihan Tangan
3. Masker
4.Tempat Sampah
5. Poster etika batuk dan
kebersihan pernfasan
Pasang tanda di pintu masuk dan di tempat-tempat strategis ( mis : pintu
masuk, ruang tunggu) dalam pengaturan rawat jalan dan rawat inap
dengan instruksi kepada pasien dan orang lain dengan gejala infeksi
pernapasan

Menyediakan wadah tissu dan tanpa sentuh (mis. tutup yang dioperasikan dengan
pedal kaki atau terbuka, keranjang sampah berlapis plastik) untuk pembuangan tisu

Menyediakan sumber daya dan petunjuk untuk melakukan kebersihan tangan di


dalam atau di dekat ruang tunggu dalam pengaturan rawat jalan dan inpatinet,
menyediakan dispencer yang terletak di lokasi yang strategis dari pelumas
tangan berbasis alkohol dan di mana wastafel tersedia, persediaan untuk mencuci
tangan
PENEMPATAN POSTER
09 PENEMPATAN
PASIEN
PENEMPATAN PASIEN
adalah menempatkan pasien pada
tempat yang telah ditetukan
berdasarkan metode transmisi
dengan mengatur jarak , penataan
sirkulasi udara untuk mempermudah
pencegahan infeksi silang pada
pelayanan Kesehatan dengan
mempertimbangkan aspek
keamanan serta keselamatan pasien
maupun petugas Kesehatan
PENEMPATAN PASIEN SESUAI
TRANSMISI

KONTAK DROPLET AIRBORNE


1. Ruang tersendiri/Kohort 1. Ruang tersendiri/Kohort system 1. Ruang tersendiri/Kohort system
system 2. Saranan & Kepatuhan Kebersihan 2. Saranan & Kepatuhan Kebersihan
2. Saranan & Kepatuhan tangan tangan
Kebersihan tangan 3. Menggunakan APD : Masker 3. Menggunakan APD sesuai Masker N95
3. Menggunakan APD sesuai medis, Gaun, pelindung wajah 4. Pintu Ruang tertutp, ventilasi udara
Indikasi 4. Gerakan Pasien dibatasi , Jika tekanan negative 12 x perputaran/jam
4. Pembersihan Peralatan & pasien berpindah menggunakan 5. Mobilisasi pasien dibatasi : masker
lingkungan masker bedah bedah
5. Ventilasi udara netral 5. Ventilasi udara netral 58
PENEMPATAN PASIEN (PMK No 27 tahun 2017)

01 02
Pasien infeksius terpisah Penempatan pasien disesuaikan
dengan pasien non infeksius. dengan pola transmisi infeksi
penyakit pasien (kontak, droplet,
airborne) sebaiknya ruangan
tersendiri.
03
04
Bila tidak tersedia ruang tersendiri,
Semua ruangan terkait cohorting
dibolehkan dirawat bersama pasien
harus diberi tanda kewaspadaan
lain yang jenis infeksinya sama
berdasarkan jenis transmisinya
dengan menerapkan sistem cohorting.
(kontak,droplet, airborne).
Jarak antara tempat tidur minimal 1
59
meter.
PENEMPATAN PASIEN (PMK No 27 tahun 2017)

05 06
Pasien yang tidak dapat menjaga Mobilisasi pasien infeksius yang jenis
kebersihan diri atau lingkungannya transmisinya melalui udara
seyogyanya dipisahkan tersendiri. (airborne) agar dibatasi di
lingkungan fasilitas pelayanan
kesehatan
.
07

Pasien HIV tidak diperkenankan dirawat


bersama dengan pasien TB dalam satu
ruangan tetapi pasien TB-HIV dapat dirawat
dengan sesama pasien TB.
60
10 PERLINDUNGA
N PETUGAS
Perlindungan Kesehatan
Petugas
1. Pemahaman petugas terhadap resiko penularan
penyakit/infeksi
2. Pemeriksaan berkala terhadap semua petugas
kesehatan terutama pada area risiko tinggi (MCU)
3. Pemberian immunisasi vaksin ( terutama pada area
resiko tinggi)
4. Tersedia Alat Pelindung Diri (APD) dan
penggunaan baju kerja
5. Tersedia kebijakan penatalaksanaan paska luka
tusuk jarum bekas pakai
6. Kepatuhan petugas terhadap standar
FLOW CHART LUKA TUSUK JARUM

Tertusuk jarum Terpajan cairan


terkontaminasi tubuh

Keluarkan Segera lapor ke Cuci dg air


darah, cuci dg atasan mengalir
air mengalir

Buat laporan

Treatment klinik staf

Periksa darah HCV, HBV, HIV

Follow up HBsAg, anti HCV pasien (-) HIV psn (+)  dr

Ulang 3, 6 bl Follow up Dr
8-63
KESIMPULAN
1. Program PPI adalah : Kewaspadaan isolasi, Penerapan PPI terkait Bundles
HAIs, Surveilans, Diklat PPI, Penggunaan AB bijaksanan, Monitoring melalui
ICRA dan Audit PPI

2. Kewaspadaan Standar adalah upaya pencegah infeksi melalui risiko


kontaminasi cairan tubuh, darah, sekret, ekskresi, kulit yang tidak utuh.
baik pada pasien yang didiagnosis, diduga terinfeksi atau kolonisasi,
terutama saat memberikan pelayanan kepada pasien atau di masyarakat

3. Pelaksanana Kewaspadaan Standar terdiri dari Kebersihan tangan, APD,


Pengendalian Lingkungan , pengelolaan Limbah, Pengelolaan Peralatan
Perawatan pasien dan alat Medis lainnya , Pengelolaan Linen , Penyuntikan
yang aman , Kebersihan Pernafasan atau Etika batuk , Penempatan Pasien,
Perlindungan Kesehatan petugas
TERIMA KASIH
Patuhi standar yang sudah ditetapkan maka
kita bebas dari infeksi silang

Anda mungkin juga menyukai