Anda di halaman 1dari 13

Insinerasi Sampah Menggunakan Teknik

Fluidisasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga


Sampah (PLTSa)
Waste to Energy
Concept
Indonesia menghasilkan sampah 67 juta
ton per tahun.

Penimbunan sampah dengan sistem


open dumping menyebabkan
pencemaran air,tanah, dan udara.

Mengolah sampah menjadi energi listrik


(PLTSa)
Metode Pengolahan Limbah Biomassa
Menjadi Energi
Proses Biologi
1 Fermentasi biogas (Metana (CH4))

Insenerasi
2 Pembakaran limbah gas panas

Gasifikasi
3 Limbah Biomassa syn gas
Insinerasi
teknologi pengolahan limbah dengan
pembakaran langsung dan terus-menerus
menggunakan udara yang cukup dan pada
temperatur tinggi. Insinerasi mengubah
sampah dan biomassa menjadi gas panas,
uidized bed Insinera-
tor Fluidized bed adalah sebuah ruang bakar yang
menggunakan media pengaduk berupa pasir
sehingga akan terjadi pencampuran yang
homogen antara udara dengan butiran-butiran
pasir tersebut.
Pencampuran yang konstan antara partikel-
partikel mendorong terjadinya laju perpinda-
han
panas yang sangat cepat serta terjadinya
pembakaran sempurna.
Fenomena fluidisasi terjadi akibat adanya
aliran gas dari bagian bawah ruang bakar yang
menyebabkan terjadinya drag force pada
partikel, sehingga gaya berat partikel dapat
diatasi.
Skema ruang bakar fluidized bed pada sistem PLTSa Insinerasi
Kelebihan Kekurangan
Konsep desain lebih sederhana Kontrol operasi cukup sulit
sehingga biaya investasi dan
Kelebihan untuk mengakomodasi fluktuasi
perawatan relatif lebih kecil & sampah karena pembakaran
Kekurangan yang begitu cepat

Efisiensi termal keseluruhan


Insinerasi Membutuhkan pre-treatment
dapat mencapai 90% tipe terlebih dahulu untuk
pembakaran yang stabil
fluidized bed
Dapat digunakan untuk variasi
campuran yang berupa cairan
(sludge) dan limbah padat
Komponen sistem penerima sampah Insinerator air pollution control
Utama WtE
Termal
Insinerasi Boiler dan
Turbin & generator
komponen siklus pembangkit
Proses Insinerasi
proses kerja dari insinerasi dapat dibagi menjadi empat yaitu :

Pre-treatment
1 meliputi kegiatan penyortiran dan homogenisasi limbah/sampah

Pembakaran
Dalam proses pembakaran,temperature, turbulence, time sangat penting.
• Temperatur 800℃-1100℃
2 • Time Waktu tinggal sampah dalam grate insinerasi kurang dari 60 menit,
waktu tinggal gas lebih dari 2 detik.
• Turbulance
Heat recovery (Pemanfaatan Panas)
Proses memanfaatkan panas dari flue gas, karena temperatur keluaran flue gas yang
3 masih cukup tinggi.
Power: Menghasilkan listrik
Steam: Menghasilkan uap untuk industri proses
Heat: Keperluan domestik penduduk, seperti pemanas air atau pemanas ruangan.
Air Pollution Control atau Flue Gas Treatment
teknologi penanganan dan pengendalian flue gas sebagai berikut :
• Electrostatic precipitator (ESP) ,menghilangkan partikel-partikel seperti abu (fly ash)
4 dan smoke (asap) dari flue gas.
• Bag filter (fabric filter), mengurangi jelaga dan abu dari gas buang.
• Teknik Mengurangi Gas Asam (HCl, HF, SOx), mengurangi gas asam seperti
halogen dan sulfur dioksida melalui beberapa cara yaitu Teknik dry flue gas
• treatment system, Teknik semi-dry atau spray absorber, Teknik wet system
Referensi
• Modul Teknologi Termal WtE Berbasis Proses Pembakaran (Insinerasi)
• Darmali Lanny .Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). https://slideplayer.info/slide/13241735/
• Yuliani Manis. Insinerasi Untuk Pengolahan Sampah Kota. Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) – BPPT
• https://www.youtube.com/watch?v=vcq_soCc6dc
• https://www.youtube.com/watch?v=wfwN8OCA42E
Thank you

Anda mungkin juga menyukai