Anda di halaman 1dari 15

Identifikasi dan Penetapan

Kadar Zat Aktif pada krim


Hidrokortison
Sita Hasanah 222FF05101
Syahrizal Nazala 222FF05103
Tika Cahyati 222FF05104
Latar Belakang

Salah satu aspek CPOB adalah pengawasan mutu yang bertujuan untuk
memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu
yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya (Badan POM, 2006).
 Analisis kualitatif (Identifikasi) bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya (keberadaan) suatu unsur atau senyawa kimia baik organic
maupun anorganik.
 Analisis kuantitatif (Penetapan kadar) bertujuan untuk mengetahui
jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan.
(Svehla, 1985).
PENDAHULUAN

Krim Hidrokortison Asetat adalah hidrokortison asetat dalam


dasar krim yang sesuai. Mengandung hidrokortison asetat,
C23H32O6 tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
dari jumlah yang tertera pada etiket.

Farmakope Indonesia edisi VI, 2020


Monografi
Pemerian : Serbuk hablur; putih hingga praktis putih;
tidak berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 200°
disertai penguraian.

Kelarutan : Tidak larut dalam air; sukar larut dalam


etanol dan dalam kloroform

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Kortikosteroid

Rumus Molekul : C23H32O6

Farmakope Indonesia edisi VI, 2020


Identifikasi Zat Aktif Pada
Krim Hidrokortison
Identifikasi

Kromatografi Lapis Tipis

Prinsip kerja KLT yaitu adsorpsi, desorpsi, dan elusi


• Adsorpsi terjadi ketika larutan sampel ditotolkan ke fase diam (plat KLT) menggunakan
pipa kapiler, komponen-komponen dalam sampel akan teradsorbsi di dalam fase diam.
• Desorbsi adalah peristiwa ketika komponen yang teradsorbsi di fase diam didesak oleh
fase gerak (eluen), terjadi persaingan antara eluen dan komponen untuk berikatan dengan
fase diam.
• Elusi adalah peristiwa ketika komponen ikut terbawa oleh eluen.

(Kumar et al, 2013)


Identifikasi
Kromatografi Lapis Tipis

Campuran etil asetat P-toluena P-aseton P (140:40:13).


Fase Gerak

Timbang sejumlah Hidrokortison Asetat BPFI, larutkan dan encerkan


Larutan Baku
dengan methanol P hingga kadar 250 μg per mL.

Pada 1 g krim hidrokortison tambahkan 40,0 mL campuran asetonitril P 35%


Larutan Uji
dalam metanol P, kocok hingga larut. Pada 20,0 mL larutan tambahkan 10,0 mL
isooktana P dan campur. Biarkan memisah, buang lapisan atas dan gunakan
lapisan bawah.

Farmakope Indonesia edisi VI, 2020


Identifikasi Kromatografi Lapis Tipis

Prosedur Kerja

Totolkan masing-masing Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi yang telah

dipanaskan pada suhu 105o selama 10 menit dan dinginkan.

Masukkan lempeng kromatografi dalam bejana kromatograf berisi Fase gerak yang dijenuhkan
dengan uap amoniak menggunakan kertas pelapis.

Noda RF yang diperoleh dari Larutan uji menunjukkan sama dengan noda dari Larutan
baku.

Farmakope Indonesia edisi VI, 2020


Penetapan Kadar
Zat Aktif Pada Krim
Hidrokortison
Penetapan Kadar

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Prinsip kerja KCKT atau lebih dikenal HPLC (high performance liquid chromatography) adalah
pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarannya, setiap komponen senyawa yang
keluar akan terdeteksi dengan detektor dan direkam dalam bentuk kromatogram. Dimana
jumlah puncak menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas puncak menyatakan
konsentrasi komponen dalam senyawa.

Karl drlica et al, 2011


Penetapan Kadar
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Buat campuran butil klorida P-butil klorida P jenuh air-tetrahidrofuran P-


Fase Gerak metanol P-asam asetat glasial P (475:475:70:35:30). Saring dan di
sonikasi.

Timbang saksama sejumlah krim setara dengan lebih kurang 25 mg


Larutan Uji Hidrokortison asetat, masukkan ke dalam wadah yang
sesuai.Tambahkan 100,0 mL tetrahidrofuran P dan kocok hingga larut.
Pindahkan 10,0 mL larutan ke dalam wadah yang lain, tambahkan 15,0
mL Fase gerak dan campur.

Farmakope Indonesia edisi VI, 2020


Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Penetapan Kadar
Prosedur Kerja

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 μL) Larutan
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.

Hitung jumlah dalam mg hidrokortison asetat, C23H32O6, dalam bagian krim yang digunakan
dengan rumus :

Keterangan : C adalah kadar Hidrokortison Asetat BPFI dalam mg per mL


Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak hidrokortison
asetat dalam Larutan uji dan Larutan baku.

Farmakope Indonesia edisi VI, 2020


Studi Kasus

Apoteker RnD industri farmasi melakukan pengembangan metode analisis


penetapan kadar bahan baku hidrokortison menggunakan KCKT. Kurva baku
yang diperoleh (dalam satuan ppm) memiliki nilai intercept -10500 dan kemiringan
30385. Koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar 0,999. Pada pengukuran sampel
bahan baku diketahui nilai AUC sampel sebesar 600572. Berapakah kadar zat tersebut?

Diketahui:
a = -10500
b = 30385
AUC sampel = 600572

Jawab:
y = bx + a
600572 = 30385x - 10500
x = (600572+10500)/30385 = 20,11
Daftar Pustaka
Badan POM, (2006). Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: BPOM.

Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi VI. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.

Karl Drlica, David S. Perlin. 2011. Antibiotic Resistance: Understanding and Responding to an
Emerging Crisis. Emergency Infectious Disease. NCBI

Kumar S, Jyotimaryee K, Sarangi M. 2013. Thin Layer Chromatography: A Tool of Biotechnology


for Isolation of Bioactive Compounds from Medicinal Plants. Int J Pharm Sci Rev Res. Vol. 18 (1):
126-132.

Svehla, G. 1985. Kimia Analisis. PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.


Thank you
Any QUestion ?

Anda mungkin juga menyukai