Anda di halaman 1dari 24

Clinical Science Session

Kista Nabothian
Preseptor: dr. Rachmad Tri Adianto., Sp.OG

Presentan:
1. Rinal Pasya Nur F 12100121550
DEFINISI

Kista Nabothian adalah kondisi ginekologi yang umum dan jinak pada
usia reproduksi. Kista ini berada di squamocolumnar junction (SCJ)
serviks uteri.
Kista Nabothian berisi mucus, dapat mengandung protein, neutrophil,
atau neutrophil debris. Kista ini biasanya muncul superficial.
ETIOLOGY

Cervicitis chronis:
Dapat menyebabkan kista Nabothian karena epitel skuamosa serviks uterus
berkembang biak dan menutupi epitel kolumnar kelenjar endoserviks, ini dapat
terjadi apabila terjadi peradangan kronis karena adanya cervicitis cronis. Epitel
kolumnar berfungsi mengeluarkan mucus lalu membentuk menjadi kista
Nabothian. Ukuran kista bisa mencapai 4cm atau lebih.
Epidemiology & Patofisiologi

Lesi serviks uterus berpigmen pada lebih dari


2118 specimen histerektomi ditemukan kejadian
kista Nabothian hemoragik 3%

Kista nabothian dapat terjadi akibat


penumpukan sekret akibat sumbatan akibat
trauma atau peradangan
Histopathology
Secara mikroskopis, kista nabothian
dilapisi oleh satu lapisan epitel
kolumnar atau epitel pipih tanpa
mitosis seluler atau atypia.

Tanda-tanda dan gejala


Kista Nabothian seringkali asimtomatik dan biasa
ditemukan pada pemeriksaan kolposkopi. Namun, jika
kista besar biasanya menimbulkan gejala seperti
dispareunia, nyeri panggul,perdarahan vagina yang tidak
teratur, keputihan, retensi urin, amenore, dan nyeri perut
bagian bawah.
Pemeriksaan Penunjang
USG Transvaginal
MRI
Diagnosis Banding

Adenoma Malignant serviks (lesi serviks ganas kelenjar biasanya terletak jauh di
dalam serviks)

Adenokarsinoma endoserviks (dapat muncul dengan komponen kistik yang menonjol)


Diferensial lainnya termasuk leiomioma, endometriosis, hiperplasia mikro-kelenjar,
papiloma skuamosa, dan sisa-sisa duktus mesonefrik, yang semuanya merupakan
tumor jinak serviks uteri.
Diagnosis
Treatment

Kista Nabothian tidak memerlukan pengobatan jika tidak menunjukkan gejala


dan tidak membawa kemungkinan ganas. Terapi dianjurkan pada kasus
simtomatik dengan nyeri, dan terdapat tanda keganasan.

Kista bergejala, eksisi diperlukan.


Prognosis
1. Dapat menghilang sendiri, tidak menimbulkan komplikasi serius
2. Ibu hamil dengan kista nabothian, jika tidak memiliki gejala nyeri serius
seperti nyeri saat berhubungan dan perdarahan abnormal tidak perlu
dilakukan penanganan lebih lanjut
Clinical Science Session
Polip Serviks
Preseptor: dr. Rachmad Tri Adianto., Sp.OG

Presentan:
1. Rinal Pasya Nur F 12100121550
Polip Serviks
Definisi : Polip serviks adalah pertumbuhan abnormal yang muncul di
serviks. Meskipun polip serviks biasanya jinak, polip ganas dapat
terlihat pada 0,2 hingga 1,5% kasus. 

Polip serviks adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal yang


muncul di leher rahim atau serviks. Polip tersebut dapat memiliki
batang atau kaki dan dapat terdiri dari jaringan lunak atau keras. Polip
serviks biasanya bersifat jinak (nonkanker), tetapi dalam beberapa
kasus dapat menjadi ganas (kanker).
Etiologi

Penyebab pasti polip serviks belum diketahui dengan pasti, tetapi beberapa
faktor yang mungkin mempengaruhinya termasuk perubahan hormon,
peradangan serviks, dan kerusakan pada pembuluh darah di serviks. Faktor
risiko yang terkait dengan polip serviks meliputi wanita usia reproduksi, wanita
yang telah melahirkan, memiliki riwayat infeksi menular seksual, dan
menggunakan kontrasepsi hormonal
Epidemiology

Epidemiologi: Prevalensi polip serviks cukup umum, terutama pada wanita


berusia 40-60 tahun. Polip serviks jarang terjadi pada wanita di bawah usia 20
tahun. Meskipun polip serviks dapat ditemukan pada wanita yang belum
melahirkan, kejadian yang lebih tinggi terlihat pada wanita yang pernah
melahirkan.
Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang terkait dengan polip serviks meliputi:


• Usia reproduksi: Polip serviks lebih umum pada wanita usia 40-60 tahun.
• Riwayat kelahiran: Wanita yang pernah melahirkan memiliki risiko lebih tinggi
daripada yang belum melahirkan.
• Infeksi menular seksual: Beberapa infeksi menular seksual, seperti HPV (Human
Papillomavirus), telah dikaitkan dengan peningkatan risiko polip serviks.
• Kontrasepsi hormonal: Penggunaan kontrasepsi hormonal tertentu juga dapat
meningkatkan risiko polip serviks
Gejala Klinis

Polip serviks seringkali tidak menimbulkan gejala, terutama jika polipnya kecil. Namun,
gejala yang mungkin muncul termasuk:

• Perdarahan setelah hubungan seksual.


• Perdarahan di antara periode menstruasi.
• Perdarahan setelah menopause.
• Keputihan yang tidak normal.
• Nyeri panggul.
• Perdarahan yang berat saat menstruasi.
Histopatologi & Patofisiologi

Histopatologi: Polip serviks biasanya terdiri dari campuran jaringan epitel dan stroma.
Secara histologis, polip serviks dapat dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk polip
adenomatous, polip inflamasi, polip jaringan ikat, dan polip campuran. Untuk
mendiagnosis secara pasti jenis polip serviks, diperlukan pemeriksaan histopatologi dari
sampel jaringan yang diambil.

Patofisiologi : Perubahan hormonal dan peradangan serviks berperan dalam


perkembangan polip. Perubahan hormonal dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan
jaringan di serviks, sementara peradangan kronis dapat merangsang pembentukan polip
Diagnosis Banding

Diagnosis banding polip serviks meliputi:


• Polip endometrium: Pertumbuhan jaringan yang tidak normal di dalam
rahim.
• Kanker serviks: Tumor ganas yang tumbuh di leher rahim.
• Ektopi serviks: Proliferasi jaringan kelenjar yang abnormal di permukaan
serviks.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Pap smear: Pap smear atau tes Papanicolaou adalah pemeriksaan yang umum digunakan untuk
mendeteksi perubahan sel-sel prakanker atau kanker serviks. Meskipun Pap smear tidak secara khusus
menegakan diagnosis polip serviks, namun dapat membantu dalam mengevaluasi keadaan serviks secara
keseluruhan.
2. Kolposkopi: Kolposkopi adalah pemeriksaan visual menggunakan alat bernama kolposkop yang
memungkinkan dokter melihat dengan lebih jelas permukaan serviks. Dalam kolposkopi, dokter dapat
memeriksa dan mengevaluasi polip serviks dengan cahaya khusus dan pembesaran gambar.
3. Biopsi: Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan polip untuk diperiksa secara histopatologi di
bawah mikroskop. Biopsi dapat dilakukan selama kolposkopi dengan mengambil sebagian atau seluruh polip.
Hasil biopsi akan membantu memastikan diagnosis polip serviks dan membedakannya dari kondisi lain, seperti
kanker serviks.
4. Ultrasonografi transvaginal: Ultrasonografi transvaginal menggunakan gelombang suara untuk membuat
gambar rahim, serviks, dan organ panggul lainnya. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan ukuran,
lokasi, dan karakteristik polip serviks.
5. Pemeriksaan histopatologi: Setelah pengangkatan polip serviks melalui polipektomi, jaringan yang diangkat
akan dikirim untuk pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan ini akan memastikan jenis polip serviks yang ada
dan memastikan bahwa tidak ada tanda-tanda ganas (kanker) dalam jaringan tersebut
Diagnosis & Penatalaksanaan

Diagnosis polip serviks dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan prosedur berikut:
• Pemeriksaan leher rahim dengan spekulum.
• Biopsi: Pengambilan sampel jaringan polip untuk pemeriksaan histopatologi.

Perawatan polip serviks tergantung pada ukuran, jumlah, dan gejala yang dialami. Pilihan perawatan meliputi:
• Polipektomi: Pengangkatan polip serviks melalui prosedur bedah atau dengan menggunakan teknik
elektrokauterisasi.
• Histeroskopi: Prosedur pengangkatan polip dengan bantuan histeroskopi, yang memungkinkan pemandangan
langsung dari rahim.
Prognosis
Prognosis untuk polip serviks yang bersifat jinak (nonkanker) biasanya baik setelah
pengangkatan polip. Namun, jika polip serviks ganas (kanker), prognosisnya tergantung
pada stadium kanker dan pengobatan yang diberikan. Penting untuk mengikuti tindak
lanjut dan perawatan yang direkomendasikan oleh dokter untuk pemantauan dan
pencegahan kanker serviks.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai