Anda di halaman 1dari 16

Aplikasi Administrasi Kesehatan

Masyarakat
di Indonesia
A. Administrasi Kesehatan Berdasarkan SKN

Dalam rangka penyelenggaraannya SKN harus mengacu pada dasar-dasar berikut:


1. Perikemanusiaan
2. Keseimbangan
3. Manfaat
4. Perlindungan
5. Keadilan
6. Penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM)
7. Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis
A. Administrasi Kesehatan Berdasarkan SKN

Dalam rangka penyelenggaraannya SKN harus mengacu pada dasar-dasar berikut:


8. Komitmen dan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
9. Legalitas
10. Antisipatif dan Proaktif
11. Gender dan Non Diskriminatif
12. Kearifan Lokal
A. Administrasi Kesehatan Berdasarkan SKN

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan SKN, yakni:


1. Cakupan pelayanan kesehatan berkualitas, adil, dan merata;
2. Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat;
3. Kebijakan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan dan melindungi kesehatan
masyarakat;
4. Kepemimpinan dan profesionalisme dalam pembangunan kesehatan;
5. Inovasi/terobosan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang etis dan terbukti bermanfaat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas, termasuk penguatan system rujukan;
A. Administrasi Kesehatan Berdasarkan SKN

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan SKN, yakni:


6. Pendekatan secara global dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang sistematis,
berkelanjutan, tertib, dan responsive gender dan hak anak;
7. Dinamika keluarga dan kependudukan;
8. Keinginan masyarakat;
9. Epidemiologi penyakit;
10. Perubahan ekologi dan lingkungan; dan
11. globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi dengan semangat persatuan dan kesatuan
nasional serta kemitraan dan kerja sama lintas sector.
B. Suprasistem SKN

 Adalah Sistem Ketahanan Nasional.


C. Subsistem SKN
1. Subsistem Upaya Kesehatan
1. UKM Strata Pertama
2. UKM Strata Kedua
3. UKM Strata Ketiga

a. UKP Strata Pertama


b. UKP Strata Kedua
c. UKP Strata Ketiga
C. Subsistem SKN

2. Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


3. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
Harus memenuhi beberapa syarat pokok:
a. Jumlah
b. Penyebaran
c. Pemanfaatan
4. Subsistem Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
5. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
6. Subsistem Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan
C. Subsistem SKN

Untuk optimalisasi penyelenggaraan upaya kesehatan, dapat dilakukan:


a. Pengelolaan system informasi;
b. Pelaksanaan system informasi;
c. Dukungan sumber daya; dan
d. Pengembangan dan peningkatan system informasi kesehatan.

7. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat


D. Penerapan SKN dalam Pembangunan
Nasional pada Era Otonomi
Upaya perbaikan perencanaan pembangunan:
1. Meningkatkan keterpaduan dan sinergisme pembangunan antar sektor;
2. Melakukan penguatan terhadap perencanaan wilayah dan melakukan penyusunan
perencanaan industry;
3. Meningkatkan kualitas koordinasi dan penyerapan partisipasi masyarakat;
4. Mengoptimalkan peran rencana tahunan; dan
5. Menjaga keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran.
E. Organisasi Pembangunan Kesehatan di
Indonesia
Fungsi dan peran birokrasi pemerintah;
1. Melaksanakan pelayanan public;
2. Melaksanakan pembangunan professional;
3. Merancang,melaksanakan, dan mengawas kebijakan; serta
4. Melayani kepentingan masyarakat dan Negara secara netral

F. Kelemahan Birokrasi
G. Birokrasi Pemerintahan yang Responsif, Kompetitif, dan Adaptif
H. Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan
I. Pengawasan Administrasi Pembangunan Kesehatan di Indonesia
G. Birokrasi Pemerintahan yang Responsif, Kompetitif, dan
Adaptif

Organisasi birokrasi yang responsive membutuhkan:


1. Pemecahan dan penjabaran aktivitas organisasi ke dalam sub unit yang berorientasi pada
tugas;
2. Penyesuaian dan perumusan tugas berdasarkan pada interaksi antar anggota birokrasi,
bukan hanya berdasarkan definisi pimpinan yang bersifat kaku;
3. Dorongan setiap individu untuk dapat menerima tanggung jawab dan komitmen yang lebih
luas, bukan hanya terbatas pada tugas-tugas fungsionalnya saja;
4. Sistem pengambilan keputusan yang bersifat kolegial dan didasarkan pada interaksi, bukan
otoritas hierarki
G. Birokrasi Pemerintahan yang Responsif, Kompetitif, dan
Adaptif

Organisasi birokrasi yang responsive membutuhkan:


5. Sistem komunikasi lateral di antara SDM dengan jenjang yang berbeda, bukan hanya
mengandalkan pada instruksi vertical;
6. Dorongan pembuatan keputusan yang didasarkan pada pertukaran informasi, bukan proses
instruksi komando;
7. Komitmen setiap SDM pada pencapaian tugas dan pemenuhan tanggung jawab, bukan
penyatuan loyalitas dan kepatuhan pada pimpinan; serta
8. Stimulus peningkatan partisipasi aktif dari para staf dan klien dalam keputusan terkait
perubahan misi, tujuan, dan fungsi organisasi birokrasi.
H. Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan

 Variabel-variable yang saling berkaitan satu sama lain dalam upaya pencapaian tujuan
implementasi kebijakan mencakup :
1. Komunikasi
2. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
3. Sikap dan Komitmen dari Pelaksana Program
4. Struktur Birokrasi
I. Pengawasan Administrasi Pembangunan Kesehatan di
Indonesia

Fungsi pengawasan dilakukan untuk mengidentifikasi 4 unsur pokok pengawasan itu sendiri,
yakni:
1. Penentuan standar kinerja;
2. Perumusan instrument pengawasan yang dapat dipergunakan dalam mengukur kinerja
suatu kegiatan;
3. Pembandingan hasil actual dengan kinerja yang diharapkan; dan
4. Pengambilan langkah-langkah pembenahan atau koreksi

Anda mungkin juga menyukai