Anda di halaman 1dari 29

Studi Banding Lidokain Intracameral dengan

Midiatrik Topikal pada Pupil yang


Terdilatasi Selama Fakoemulsifikasi

Oleh :
Abstrak

• Pendahuluan : Injeksi lidokain intracameral bebas pengawet digunakan sebagai


alternatif untuk mengurangi efek samping ketika menggunakan midriatik yang umum
digunakan ketika operasi katarak.
• Tujuan : Untuk mengevaluasi dilatasi pupil ketika menggunakan injeksi lidokain
intracameral selama fakoemulsifikasi dalam operasi katarak dan membandingkan hasil
tersebut dengan penggunaan midriatik topikal.
• Metode : Sebuah studi kohort prospektif dilakukan pada 60 pasien yang menjalani
operasi katarak fakoemulsifikasi dengan pengaruh obat anestesi topikal di Universitas
Kedokteran Pemerintah Kannur pada Juli 2018 hingga Desember 2019. Pasien akan
diberikan lidokain intracameral atau midriatik topikal.
Abstrak
• Hasil : Ukuran pupil sebelum operasi pada kelompok lidokain intracameral serupa dengan kelompok yang
diberikan midriatik topikal. Dilatasi pupil terlihat sedikit lebih besar pada kelompok midriatik topikal
dibandingkan dengan kelompok lidokain intracameral. Ukuran pupil pada akhir operasi serupa pada kedua
kelompok. Rata-rata durasi operasi hampir sama pada kedua kelompok. Pada kedua kelompok, terdapat 27
pasien dengan pupil yang tetap terdilatasi hingga akhir operasi. Perbedaan antara kedua kelompok tidak
signifikan secara statistik.

• Kesimpulan : Studi ini menunjukkan bahwa pemberikan injeksi 0.2-0.3 ml dari lidokain intracameral bebas
pengawet 1% memberikan efek dilatasi pupil yang lebih persisten, stabil, dan memuaskan bila dibandingkan
dengan midriatik topikal sehingga dapat dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi lensa intraokular yang
lebih aman. Namun, studi dengan jumlah sampel yang lebih besar dibutuhkan untuk mengonfirmasi bahwa
kedua intervensi tersebut memberikan hasil yang serupa.

• Keywords : Intracameral, lidocaine, mydriatic, pupil size


Pendahuluan
• Dilatasi pupil inadekuat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi intraoperatif pada
operasi katarak.
• Pemberian antikolinergik atau agen simpatomimetik topikal digunakan untuk
mendapatkan dilatasi pupil yang diinginkan dalam operasi katarak.
• Namun, terdapat beberapa kerugian dari penggunaan tetes mata topikal untuk dilatasi
pupil  bekerja lambat, penetrasi buruk pada kornea, bioavailabilitas pada ruang
anterior mata yang rendah  meningkatkan waktu menunggu sebelum operasi katarak
• Midriatik topikal dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan toksisitas sistemik
(edema pulmonal akut dan krisis hipertensi)  umum terjadi pada anak-anak dan
pasien dengan risiko tinggi dengan hipertensi yang tidak terkontrol atau fungsi jantung
yang buruk.
• Efek dari midriatik topikal mungkin tidak dapat bertahan selama operasi
Pendahuluan

• Injeksi lidokain intracameral bebas pengawet  alternatif yang dipilih untuk


mengurangi kemungkinan terjadinya efek samping dari midriatik topikal
• Penulis melakukan studi prospektif untuk membandingkan dilatasi pupil dan hasil
akhir operasi dari penggunaan midriatik topikal konvensional dan injeksi lidokain
intracameral pada pasien yang menjalani operasi katarak fakoemulsifikasi pada
rumah sakit pendidikan mata tersier di Kerala Utara.
Metode
• Penelitian dilakukan mulai dari Juli 2018 hingga Desember 2019 pada departemen
oftalmologi rumah sakit pendidikan di Kerala Utara.
• Pasien katarak terkait usia yang sedang mempersiapkan operasi setuju untuk mengikuti
protokol penelitian.
• Pasien dengan gangguan pada permukaan okular, dalam pengobatan supresi imun,
didiagnosis penyakit kolagen vaskular, menjalani operasi refraktif sebelumnya dan dalam
pengobatan topikal kronik karena kondisi okular apapun, serta diabetes mellitus tidak
diikutkan dalam penelitian.
• Setiap partisipan menjalani pemeriksaan sebelum operasi  pemeriksaan visus, tekanan
intraokular, kedalaman ruang anterior mata, biomikroskopi slit-lamp pada kornea dan
bagian anterior mata, serta pemeriksaan posterior mata.
• Keadaan lensa partisipan diklasifikasikan menurut sistem klasifikasi LOCS III.
Metode
• Dokter bedah akan mengalokasikan partisipan pada salah satu kelompok intervensi dengan pendekatan
alokasi alternatif sekuensial yang tidak diacak.
• Dokter bedah mengetahui intervensi yang diberikan karena salah satu obat yang digunakan diberikan
secara intracameral.
• Lidokain intracameral atau midriatik topikal digunakan untuk dilatasi pupil sebelum operasi katarak
fakoemulsifikasi dan implantasi lensa intraokular.
• Kelompok midriatik topikal diberikan 1 tetes tropicacyl plus (tropikamid 0.8% dan fenilefrin hidroklorid
5%) sebanyak 4 kali dengan interval 15 menit di departemen oftalmologi pasien rawat jalan 60 menit
sebelum operasi.
• Kelompok lidokain intracameral diberikan lidokain bebas pengawet 1% (0.2-0.3 ml) secara
intracameral setelah dibuat jalan masuk pada ruang anterior mata di meja operasi.
Metode
• Diameter horizontal pupil diukur sebelum dan sesudah pupil mengalami dilatasi, serta
pada akhir operasi menggunakan kaliper yang sama dan dilakukan oleh dokter bedah yang
sama juga.
• Total waktu operasi dan kebutuhan akan agen midriatik tambahan selama prosedur dicatat.
• Data dimasukan kedalam tabel MS Excel dan dimasukan ke software SPSS untuk analisis
statistik.
• Uji-t independent  untuk membandingkan rata-rata variabel kontinu
• Uji Chi-kuadrat  untuk membandingkan variabel kategori.
• AP < 0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Hasil
• Penelitian dilakukan pada 30 pasien pada setiap kelompok.
• Dua kelompok tidak memiliki perbedaan ukuran pupil sebelum operasi yang signifikan.
• Distribusi visus dan tekanan intraocular pasien sebelum operasi sama pada kedua
kelompok.
• Klasifikasi LOCS III menunjukkan bahwa katarak kortikal dan katarak subkapsular
posterior merupakan tipe katarak dominan pada kedua kelompok.
• Perbedaan rata-rata atau perubahan rata-rata dari ukuran pupil adalah +4.5 mm pada
kelompok midriatik topikal dan +4.06 mm pada kelompok lidokain intracameral 
ukuran pupil berubah -0.58 pada kelompok midriatik topikal dan -0.45 mm pada
kelompok lidokain intracameral.
Hasil
• Kedua kelompok memiliki 27 pasien dengan pupil yang tetap terdilatasi hingga
akhir operasi dan 3 pasien dengan pupil tidak dapat tetap terdilatasi hingga akhir
operasi.
• Midriatik tambahan diberikan pada 1 pasien pada kelompok lidokain intracameral
dan 2 pasien pada kelompok midriatik topikal.
• Komplikasi intraoperatif terjadi pada 2 pasien kelompok lidokain intracameral dan
2 pasien kelompok midriatik topikal  Tidak terdapat komplikasi pasca operasi
pada seluruh pasien
• Keratopati striata pasca operasi terjadi pada 2 pasien kelompok lidokain
intracameral  ditangani dengan dilakukan injeksi gelembung udara ke ruang
anterior mata sebelum injeksi lidokain bebas pengawet secara intracameral untuk
operasi berikutnya.
Hasil
Diskusi

• Agen midriatik topikal rutin digunakan Kekurangan Midriatik Topikal


untuk dilatasi pupil sebelum operasi  Penetrasi yang lambat melalui kornea
menunda onset terjadinya midriasis
katarak.  Terdapat keterbatasan bioavailabilitas zat yang
• Dilatasi pupil dapat terjadi setelah diberikan secara topikal
 Terdapat penyerapan sistemik signifikan yang
pemberian agen midriatik dapat menyebabkan risiko terjadinya efek
antikolinergik (pasif) dan samping kardiovaskular  terutama pada
simpatomimetik (aktif) secara topikal pasien hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan
 memiliki banyak kekurangan  anak-anak.
metode alternatif untuk dilatasi pupil  Efek midriasis yang menghilang ketika
operasi.
telah dicari untuk mengurangi risiko  Penggunaan benzalkonium klorida sebagai
efek samping pengawet pada tetes mata topikal
menyebabkan efek samping
Diskusi
• Karakteristik dasar populasi penelitian dalam studi ini konsisten dengan penelitian
yang dilaporkan sebelumnya.
• Perubahan ukuran pupil dalam studi konsisten dengan penelitian sebelumnya 
membandingkan keefektifan midriatik topikal dengan lidokain intracameral 1,0%
sendiri atau lidokain intracameral 1,0% yang dikombinasikan dengan agen
midriatik lainnya, seperti siklopentolat 0,1% dan fenilefrin 1,5%.
• Beberapa penelitian menyatakan bahwa penggunaan midriatik intracameral saja
menghasilkan dilatasi pupil yang cepat secara intraoperatif tanpa penggunaan
midriatik topikal sebelumnya  Penulis menemukan bahwa perbedaan dilatasi
pupil atau durasi operasi atau durasi pelebaran pupil antara midriatik intracameral
dan topikal secara statistik tidak signifikan dalam studi ini.
Diskusi
Keuntungan Lidokain Intracameral • Pemeliharaan dilatasi pupil, penggunaan
 Penetrasi yang lambat melalui kornea midriatik tambahan, dan komplikasi
menunda onset terjadinya midriasis intraoperatif serupa pada kedua kelompok
 Terdapat keterbatasan bioavailabilitas zat yang dan konsisten dengan laporan penelitian
diberikan secara topikal sebelumnya.
 Terdapat penyerapan sistemik signifikan yang
dapat menyebabkan risiko terjadinya efek • Dalam studi ini, jumlah pasien dengan
samping kardiovaskular  terutama pada dilatasi pupil pada setiap kelompok tidak
pasien hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan berbeda secara signifikan dan berlangsung
anak-anak. sekitar 12 menit.
 Efek midriasis yang menghilang ketika • Terdapat kemungkinan bahwa kurangnya
operasi. perbedaan pelebaran pupil dalam studi ini
 Penggunaan benzalkonium klorida sebagai disebabkan karena karakteristik iris pada
pengawet pada tetes mata topikal populasi.
menyebabkan efek samping
Diskusi

• Analisis kekuatan post hoc menunjukkan bahwa penulis tidak memiliki kekuatan
yang cukup (10,32%) untuk menentukan apakah perbedaan pelebaran pupil
tersebut berarti  perlunya penelitian yang dilakukan dengan jumlah sampel yang
lebih besar untuk mendukung hipotesis.
• Penulis memutuskan untuk melakukan studi observasional sebagai desain kohort
sebelum melakukan uji klinis acak untuk mendapatkan perkiraan jumlah sampel
yang lebih baik  diperkirakan membutuhkan minimal 380 sampel jika penulis
akan melakukan uji klinis acak.
Kesimpulan
• Lidokain bebas pengawet intracameral memberikan hasil dilatasi pupil yang
persisten, stabil, dan memuaskan.
• Penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dalam berbagai
keadaan untuk lebih memahami efektivitas midriatik intracameral dalam populasi
penulis dan menggunakan desain penelitian uji klinis acak.
CRITICAL
APPRAISAL
• Judul:
Studi Banding Lidokain Intracameral dengan
Midiatrik Topikal pada Pupil yang Terdilatasi
Selama Fakoemulsifikasi
• Kutipan:
Comparative study of intracameral lidocaine and
topical mydriatics in pupil dilation during
phacoemulsification
• Peneliti Utama:
K. K. Shilpa Sunil
• Tujuan Penelitian:
Mengevaluasi dilatasi pupil ketika menggunakan
injeksi lidokain intracameral selama
fakoemulsifikasi dalam operasi katarak dan
membandingkan hasil tersebut dengan penggunaan
midriatik topikal.
• Metode:
Kohort prospektif
Patient
Pasien katarak terkait usia yang sedang mempersiapkan operasi
P
Intervention
Kelompok midriatik topikal diberikan 1 tetes tropicacyl plus (tropikamid 0.8%
I dan fenilefrin hidroklorid 5%) sebanyak 4 kali dengan interval 15 menit di
departemen oftalmologi pasien rawat jalan 60 menit sebelum operasi.

Comparison
C Kelompok lidokain intracameral diberikan lidokain bebas pengawet 1% (0.2-
0.3 ml) secara intracameral setelah dibuat jalan masuk pada ruang anterior
mata di meja operasi.

O Outcome
Pemberikan injeksi 0.2-0.3 ml dari lidokain intracameral bebas pengawet 1%
memberikan efek dilatasi pupil yang lebih persisten, stabil, dan memuaskan
bila dibandingkan dengan midriatik topikal
Oxford Appraisal Sheet

CRITICAL APPRAISAL OF
THERAPY STUDY
Apakah hasil penelitian valid?
(Validitas internal)

1a. Apakah intervensi yang diberikan pada pasien dilakukan secara acak?
Yes  No √ Unclear 
Comment:
Pada bagian metode, dijelaskan bahwa dokter bedah mengetahui intervensi yang diberikan karena salah satu obat
yang digunakan diberikan secara intracameral.

1b. Apakah kelompok serupa pada awal percobaan?

Yes √ No  Unclear 
Comments:
Dijelaskan pada hasil, bahwa kedua kelompok tidak memiliki perbedaan ukuran pupil yang signifikan sebelum
operasi, namun tidak ada tabel demografis
2a. Selain dari perlakuan yang dialokasikan, apakah kelompok diperlakukan sama?

Yes √ No  Unclear 
Comment:
Pada bagian metode, disebutkan bahwa seluruh peserta diberikan perlakuan yang sama kecuali intervensi

2b. Apakah semua pasien yang memasuki uji coba diikutkan dalam perhitungan? Dan apakah mereka dianalisis dalam
kelompok yang diacak?

Yes √ No  Unclear 
Comment:
Analisis dilakukan pada semua pasien, tidak ada pasien dropout
3. Apakah tindakan tersebut objektif atau apakah pasien dan dokter tetap “blind" terhadap pengobatan yang
diterima?

Yes  No  Unclear √
Comment:
Pada bagian metode, dijelaskan bahwa dokter bedah mengetahui intervensi yang diberikan, namun tidak
dijelaskan apakah pada pasien intervensi yang diberikan tetap ‘blind’ atau tidak
Kepentingan

Pemberikan injeksi 0.2-0.3 ml dari lidokain


intracameral bebas pengawet 1% memberikan
efek dilatasi pupil yang lebih persisten, stabil,
Bagaimana hasil secara
dan memuaskan bila dibandingkan dengan
keseluruhan?
midriatik topikal sehingga dapat dilakukan
fakoemulsifikasi dan implantasi lensa
intraokular yang lebih aman
Penerapan

Bisakah saya menerapkan bukti yang valid dan penting tentang prognosis ini kepada pasien saya?
Pertanyaan yang harus ditanyakan sebelum memutuskan untuk menerapkan hasil penelitian pada pasien anda
adalah:
• Apakah pasien saya sangat berbeda dengan yang ada di penelitian sehingga hasilnya tidak dapat
diterapkan? Tidak.
• Apakah pengobatan layak dalam jangkauan saya? Ya.
• Akankah manfaat potensial pengobatan lebih besar daripada potensi bahaya pengobatan untuk pasien
saya? Ya
 Masih perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk
mengonfirmasi kedua intervensi memberikan hasil yang serupa.
Penilaian Struktur dan Isi Makalah
• Judul
• Jelas dan menggambarkan isi utama dari penelitian
• Pengarang dan Institusi
• Nama tertulis dengan jelas. Nama institusi asal penulis pada jurnal tertulis dengan
jelas
• Abstrak
• Mencakup pendahuluan, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan singkat, padat dan
jelas
• Pendahuluan
• Terdiri dari tiga paragraf yang berisi latar belakang masalah yang disertai dengan data
yang mendukung besar masalah, serta alasan peneliti melakukan penelitian tersebut.
• Metode

• Desain penelitian: Studi kohort prospektif

• Tempat penelitian: Universitas Kedokteran Pemerintah Kannur

• Waktu penelitian: Juli 2018 hingga Desember 2019

• Sampel penelitian

• Terdiri dari 60 pasien yang menjalani operasi katarak fakoemulsifikasi dengan pengaruh obat
anestesi topikal

• Hasil

• Hasil utama penelitian ditampilkan dalam tabel serta dijelaskan dalam bentuk narasi dengan
singkat dan jelas, yang berupa perbandingan antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol.
• Diskusi

• Pada penelitian ini ditemukan bahwa pemberian injeksi lidokain intracameral bebas pengawet
1% memberikan efek yang lebih persisten, stabil dan memuaskan. Dalam pembahasan
mengenai penelitian ini, peneliti melakukan dan melampirkan komparasi dengan penelitian-
penelitian sebelumnya.

• Daftar pustaka

• Penulisan dilakukan sesuai dengan aturan penulisan metode Vancouver


Thank You

Anda mungkin juga menyukai