Anda di halaman 1dari 28

BUDIDAYA

AYAM SENTUL
Oleh :
Anton Wisata
KEPUTUSAN MENTERI
PERTANIAN

NOMOR : 698/Kpts/PD.410/2/2013
TENTANG
PENETAPAN AYAM SENTUL
Ayam Sentul
Ayam Buras Plasma nutfah Khas Ciamis
Ayam Sentul
Ayam Buras Plasma nutfah Khas Ciamis
Ayam Sentul
Ayam Buras Plasma nutfah Khas Ciamis
Ayam Sentul
Ayam Buras Plasma nutfah Khas Ciamis
Ayam Sentul
Ayam Buras Plasma nutfah Khas Ciamis
 Ciamis sebagai pemasok ayam ras pedaging terbesar di Jawa Barat
 Ciamis sebagai pemasok telur ayam ras terbesar di wilayah Priangan
Timur

 Ciamis memiliki ayam buras (plasma nutfah/ternak lokal) yaitu “Ayam


Sentul“ warisan Ciung Wanara, yang kerajaannya berpusat
Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing
 Keunggulan Ayam Sentul : produksi telur lebih banyak 1-2 butir (15-17
butir/periode bertelur/ekor) dibandingkan ayam buras jenis lain, dwi
guna (pedaging atau petelur), relatif lebih tahan penyakit tetelo/ND,
perminyakan pada daging merata sehingga rasa daging lebih gurih,
mampu beradaptasi di semua kondisi lingkungan.
Pendahuluan
 Beternak adalah usaha budidaya yang dilakukan oleh manusia guna
menghasilkan produksi ternak untuk pemenuhan kebutuhan manusia,
sekaligus upaya pelestariannya
 Ayam buras memiliki arti penting : bagi perekonomian masyarakat
khususnya di pedesaan + sumber protein hewani potensial.
 Permasalahan berkaitan dengan budidaya ayam buras, antara lain :
1. Masih kurangnya sentuhan teknologi
2. Belum diterapkannya perbaikan mutu genetik dan seleksi ternak.
3. Masih heterogennya kemampuan genetik ternak
4. Kurangnya kemampuan SDM peternak
5. Kurangnya dukungan permodalan untuk peningkatan skala usaha
TIGA PONDASI PENTING
PETERNAKAN (UNGGAS)

PAKAN MANAJEMEN
(70%) (15%)

BIBIT
(15%)
Usaha
Peternakan Ayam Buras
 PEMILIHAN BIBIT YANG BAIK
 PEMBERIAN PAKAN YANG CUKUP ( KUALITAS DAN
JUMLAH )
 PERKANDANGAN YANG MEMENUHI PERSYARATAN
TEKNIS DAN KESEHATAN
 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
 PENGELOLAAN REPRODUKSI
 PENANGANAN PASCA PANEN HASIL DAN
PEMASARAN
 MANAJEMEN USAHA
Satu
Pemilihan Bibit yang Baik
Tanda-Tanda Bibit yang Baik :
 Sehat dan tidak cacat
 Tingkah laku lincah, aktif mencari makan dan bereaksi terhadap
ingkungannya
 Cepat mencapai dewasa kelamin (masa bertelur awal lebih cepat)
 Masa bertelurnya cukup lama
 Bentuk kepala halus, mata cerah dan bulu bercahaya
 Bagian perutnya besar. Untuk menentukan besar kecilnya perut adalah
dengan jalan mengukur sela-sela diantara tulang capit hurang dengan ujung
tulang dada, dengan menggunakan jari tangan. Jika jari tangan dapat
masuk empat jari diantara tulang tersebut, maka dapat asumsikan ayam
tersebut dapat bertelur dengan baik
Tanda-Tanda Pejantan yang Baik :
bentuk badan tegap/kaki kokoh/aktif mencari makan/pandangan mata
tajam/nafsu seks baik/bulu bercahaya/jengger berdiri tegak
Dua
Pemberian Pakan
 Bentuk bahan penyusun pakan :
- Bentuk butiran (jagung, beras, kacang hijau, dll)
- Bentuk tepung (jagung giling, gabah, bekatul, tepung ikan, dll)
- Bentuk hijauan (daun lamtoro, kangkung, daun pepaya, daun
indigofera, dll)
- Limbah (sisa rumah tangga)
 Cara menyajikan :
- Ransum untuk anak ayam (kandungan protein 19 - 21 %), umumnya
berbentuk tepung diseuaikan dengan perkembangan pencernaan
- Ransum untuk dara (kandung protein 15-17 %), umur 3 bulan s.d 5
bulan jumlah pemberian 80 - 100 gram per ekor per hari
- Ransum untuk dewasa (kandung protein 17 – 18 %), untuk
meningkatkan produksi telur, umur 6 bulan ke atas, jumlah pemberian 100-
120 gr/ek/hari
Kebutuhan Nutrien Ayam Sentul

Periode
EM PK LK SK Ca P Lis Met

Stater 0-12 mg
2729 17.5 6.68 4.48 1.58 0.63 0.10 0.38
Grower 12-22
mg
2570 14.59 4.50 4.54 1.03 0.45 0.76 0.31
Layer 22 mg
2437 14.56 4.50 4.50 3.06 0.60 0.62 0.24
Konsumsi Pakan

Minggu Hari Konsumsi Minggu Hari Konsumsi


(gram/e/mgg) (gram/e/mgg)

1 1-7 35 -49 11 71-77 385 - 539


2 8 - 14 70 - 98 12 78-84 420 -588
3 15-21 105 - 147 13 85-91 455 - 637
4 22-28 140 - 196 14 92-98 490 - 686
5 29-35 175 - 245 15 99-105 525 - 735
6 36-42 210 -294 16 106-112 560 -784
7 43-49 245 - 343 17 113-119 595 - 833
8 50-56 280 -392 18 120-126 630 - 882
9 57-63 315 - 441 19 127-133 665 -931
10 64-70 350 - 490 20 134-140 700 -980
Tiga
Perkandangan
 Menentukan lokasi kandang : relatif terpisah dari rumah, lokasi tidak
becek/lembab, tenang/tidak banyak
mengalami gangguan
 Bentuk kandang :
- Kandang Ren (kandang terbuka=memiliki tempat exercise) ternak
diberikan tempat untuk leluasa bergerak dalam suatu lahan yang
dibatasi pagar. Tipe kandang ren ditinjau dari bentuk lantainya,
antara lain :
1. Kandang berlantai tanah
2. Kandang berlantai litter (lantai dialasi sekam padi, dll)
3. Kandang berkolong (panggung)
- Kandang Batere. Yang dimaksud dengan kandang batere adalah
suatu bentuk kandang unggas dimana susunan kandang diatur
berderet atau berpetak-petak memanjang. Dalam setiap petak
kandang dihuni oleh 1 ekor ayam. Ukuran kandang batere yang
lazim ditemukan adalah 40 cm x 30 cm x 40 cm
 Contoh penyusunan litter pada kandang :
- Lapisan pertama adalah pasir yang ditaburkan secara merata
- Lapisan kedua adalah kapur mati
- Lapisan ketiga adalah batu kecil / kerikil
- Lapisan keempat (lapisan yang langsung diinjak oleh ayam) adalah
serbuk gergaji atau sekam padi
Ketebalan tiap-tiap lapisan sekitar 4-5 cm (diatas litter tersebut
hendaknya dibuatkan tempat bertengger, dan tempat pakan/minum
diletakan tergantung
Empat
Pengendalian Penyakit
Jenis penyakit yang umumnya menyerang ternak ayam buras adalah :
(1). Tetelo (Cekak)
(2). Berak Darah (Pullorum)
(3). Snot (Susah Bernafas)
(4). Pullorum (Berak Kapur)
Lima
Pengelolaan Reproduksi
 Beberapa Alternatif Cara Mengawinkan Ayam Buras :
1. Perkawinan kandang, dalam hal ini dalam satu kandang hanya
terdapat satu ekor pejantan dan sejumlah babon (umumnya 1 : 10)
2. Perkawinan Rotasi (Giliran), dilaksanakan bilamana jumlah
pejantan terbatas namun jumlah babon yang harus dikawini cukup
banyak
3. Perkawinan massal (flock mating), biasanya perbandingan jantan
betina adalah 10 : 100
4. Stud mating, yaitu dengan cara memasukan satu per satu babon
ke kandang pejantan dan bila telah terjadi perkawinan dikembalikan
lagi ke kandang
 Kegagalan dalam penetasan telur dengan menggunakan mesin tetas,
antara lain :
1. Telur masih banyak yang tidak bertunas/tidak dibuahi jantan
2. Tidak membolak-balikan posisi telur selama masa penetasan
3. Kurang memperhatikan tebal tipisnya kulit telur, bila terlalu tebal
DOC sulit menembus kerabang dan bila terlalu tipis menyebabkan
kontaminasi udara
 Untuk menanggulangi kegagalan dalam usaha penetasan, maka perlakuan
terhadap telur, antara lain :
1. Berasal dari induk yang terpilih
2. Umur induk tidak boleh kurang dari satu tahun
3. Telur yang akan ditetaskan tidak boleh disimpan terlalu lama
4. Jangan harus dalam keadaan bersih pada waktu menangani telur
5. Telur yang dimasukan ke dalam mesin tetas bentuknya normal
(tidak terlalu lonjong, tidak terlalu besar, memiliki rongga udara, dll)
6. Warna telur relatif seragam/ jangan memilih telur yang memiliki
bercak-bercak hitam pada cangkangnya
7. Berat telur sekitar 35-50 gram
8. Pilihlah telur yang memiliki kulit dengan ketebalan normal (dapat
dicek dengan lampu/candler)
9. Pilihlah telur yang bersih, jika kotor bersihkan dengan air hangat.
Enam
Pemasaran
 Beberapa pertimbangan pemasaran
1. Produksi telur
2. Produksi daging
3. Produksi ternak hidup
4. Peningkatan nilai tambah
produk
Tujuh
Manajemen Usaha
 Beberapa keuntungan apabila ayam buras dibudidayakan secara
sungguh-sungguh :
1. Akan diperoleh hasil produksi telur yang tinggi
2. Dapat memisahkan antara telur untuk konsumsi dengan telur tetas
3. Pasokan pakan lebih terjamin karena tersedia di poultry shop serta
kandungan gizinya lebih baik
4. Terseleksi sehingga lebih memudahkan untuk memilih individu
unggul
5. Menerapkan pola culling yang memungkinkan menjual ternak afkir
secara terencana
6. Pemeliharaan dapat dipadukan dengan pemeliharaan ikan
(longyam)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai