Anda di halaman 1dari 19

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HUBUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


2014 / 2015 RUANG
NAMA : YUSUF ZAENAL
AKBAR
NIM:14 104 016

MATA KULIAH : ESTETIKA BENTUK 2


DOSEN : MEYGA FITRI
HANDAYANI Nst, ST., MT.
Pengertian Ruang Menurut Para Ahli :
• Plato, Ruang adalah suatu kerangka atau wadah dimana objek dan kejadian
tertentu berada. Ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan diraba.
• Imanuel Kant, Ruang bukanlah sesuatu yang objektif sebagai hasil pikiran
dan perasaan manusia.
• Aristoteles, Ruang adalah sebagai tempat(topos)
• Ching 1985, Ruang adalah sebuah bidang yang dikembangkan (menurut arah
selain dari sifat arah yang telah ada) berubah menjadi ruang. Berdasarkan
konsepnya sebuah ruang mempunyai tiga dimensi yakni panjang, lebar, dan
tinggi.  
PEMBATAS RUANG
Secara umum ruang dibentuk oleh tiga elemen pembentuk ruang, yaitu
Bidang Alas / lantai (the base plane), Bidang Dinding/pembatas (the vertical
space devider), Bidang langit-langit/atap (the overhead plane)

Beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi pembentukan suatu ruang,


yaitu : Dimensi, Wujud, Konfigurasi, Permukaan dan sisi-sisi, Bukaan
Pada umumnya fungsi ruang terbagi menjadi empat, yaitu :
• Ruang Publik,
• Ruang Individu(privat
• Ruanag Servis,
• Ruang Sirkulasi,
NILAI / KUALITAS RUANG
pola penilaian menurut penggunaan alat indra manusia adalah sebagai berikut :

• Visual (menilai dengan mata)  melihat bentuk, pola, obyek


• Audial (menilai dengan telinga)  mendengar suara hembusan angin,
debur ombak, kicau burung, dll
• Nasal (menilai dengan hidung)  keharuman, seperti semerbak bunga
• Material/ bahan (menilai dengan perasaan dan emosi)  memberi unsur
pembentuk ruang
EKSPRESI RUANG
Setiap perancangan ruang arsitektur akan selalu memberikan pengaruh
yang kuat pada kualitas ruang tersebut.
Impact yang timbul ini merupakan ekspresi dari bangunan / lingkungan (ruang
arsitektur) yang bersifat abstrak, emosional dirasakan melalui : panca indera
manusia  kesan yang ditimbulkan

Prinsip perancangan Ekspresi ruang meliputi :


arsitektur meliputi :
• Batas ruang (pelingkup ruang)
• Kesatuan • Organisasi ruang
• Kesimbangan
• Intensitas cahaya (warna)
• Proporsi
• Skala
• Dll
Tingkat emosional dan karakteristik tehadap pengamat / pemakai / penghuni ruang
arsitektur, dapat terjadi sebagai berikut :

• Kesukaan • Ragu-ragu, bahaya


• Ketegangan • Arah yang jelas
• Alunan lembut, halus, feminim • Mengarah
• Patah-patah mengalun aktif • Kasar, keras, dinamis, maskulin
• Membingungkan • Cemerlang, riang, melelahkan
• Optimis, usaha, bersinar
MENILAI HUBUNGAN RUANG
Ruang – ruang yang bersebelahan

Ruang – ruang yang bersebelahan merupakan hal yang paling umum, tiap bagian
ruang masing-masing memiliki batasan yang jelas dan saling menanggapi
berdasarkan masing-masing fungsinya atau lewat persyaratan simbolisnya.
Tingkat kontinuitas visual dan ruang yang terjadi antara dua ruang yang
berdekatan akan tergantung pada sifat alami bidang yang memisahkan dan
manyatukannya.
KANTOR WALI KOTA
MEDAN

Jalan Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan


Berdasarkan pengamatan di Kantor Wali Kota Medan, pengamat menemukan dua
ruangan yang saling berhubungan, ruangan pertama adalah ruang kerja pegawai dan
ruang sebelahnya adalah ruangan umum(penghubung), kedua ruangan ini
dihubungkan oleh selasar yang menghubungkan semua ruangan.
Terlihat dari luar ruangan, ruang ini sebagai tempat rutinitas kerja sehari- hari
para pegawai, sirkulasi yang sangat baik karena tepat menghadap arah luar,
sehingga udara dapat keluar masuk dengan mudah. Pada ruang pertama bukaan
pada ruang meberi kesan tertutup karena bentuk pintu dan sedikit bukaannya ,

sedangkan pada ruang kedua


bentuk bukaan – bukaan melemahkan
kesan tertutup pada ruang pertama,
pada ruangan kedua kontinuitas visual
meningkat terhadap ruang
disekitarnya sehingga memberi kesan
pergerakan terarah.
Kedua ruangan dibatasi oleh bidang vertikal pembatas yang kuat, sehingga
memberi kesan berdiri sendiri. Intensitas cahaya pada ruangan ini sangat baik,
karena pada bagian tengan bangunan dibuat ruang terbuka sehingga, cahaya
mudah masuk disemua ruangan yang ada dibangunan tersebut. Kedua ruangan
ini menggunakan skala normal yaitu skala ukuran manusia dan sesuai dengan
proporsi kebutuhan manusia.

kita dapat merasakan kualitas ruang yang terintregitas saat berada diruangan
tersebut, ruang yang bebas, suara dan bunyi yang teratur , dimana hal itu
ditunjukan dengan bentuk ruang, ukuran, warna dan selasar penghubungnya yang
dibuat berputar sehingga membuat gerakan berputar.
HOTEL SANTIKA PREMIER DIANDRA MEDAN

hubung
peng
asar
Sl

Jl. Kapten Maulana Lubis no.7


Sebuah Hotel ternama di Medan, Hotel
Santika Premier Diandra Medan,
memiliki ruang pertemuan yang
bersebelahan dengan ruang lain.
Letaknya didepan Gramedia dan
dihubungkan oleh selasar penghubung
untuk menuju ruangan tersebut.

Kesan yang didapat adalah adanya gerakan yang


dinamis, karena bentuknya yang megah, dengan
struktur yang berat serta bahan- bahan yang
Sketsa ruang
padat pada kedua ruangan tersebut.
Enclosure sederhana dapat dirasakan ruang ini, seperti memberi pemusatan
ide. Tingkat enclosure ruangan diatas ditentukan oleh unsur-unsur pembentunya
dan pola bukaan yang memiliki pengaruh kuat terhadap persepsi. Kedua
ruangan diatas memberi kesan tertutup sehingga tingkat enclosure semakin kuat
dan tidak ada gerakan yang mengarah.

Intensitas cahaya kedua ruangan


ini hanya mengandalkan
penerangan lampu, karna tidak
banyak bukaan yang ada.
Ruang-ruang dihubungkan oleh ruang bersama

Dua buah ruangan yang tebagi oleh jarak dapat dihubungkan dengan
menghadirkan ruang ketiga yaitu ruang perantara. Hubungan antara kedua ruang
tersebut akan tergantung pada sifat ruang ketiga dengan menggunakan satu ruang
bersama.

Ruang peranatara yang cukup besar dapat menjadi ruang yang dominan dalam
hubungan dan akan mampu mengorganisir sejumlah ruang yang mengikutinya.
GRAMEDIA HOTEL SANTIKA PREMIER DIANDRA MEDAN

Ruang penghubung

Jl. Kapten Maulana Lubis no.7


Dua ruangan yang dihubungkan oleh
ruang ketiga, yaitu ruang pusat toko
buku Gramedia dan sebuah ruang
penghubung meeting room hotel yang
dihubungkan oleh ruang tunggu
sekaligus sirkulasi ini memunculkan
kesan pergerakan yang searah karena
bukaan yang jelas.

Gramedia menjadi ruang yang paling dominan, karena ukurannya yang paling
besar sehingga mengorganisir ruangan lainnya.
kesan yang didapat adalah
keriangan, karena ruangan yang kualitas cahaya dalam ruangan sangat
bebas, pola ruangannya yang rata baik, banyaknya bukaan membuat
dan tekstur yang terlihat licin cahaya dari luar dapat dengan mudah
sehingga menambah kesan masuk, cahaya yang masuk menyebar
gembira. dengan lembut disemua ruangan.

Ruang kehilangan kesan enclosure, karena bukaan ruangan diatas dominan


tinggi sehingga enclosure menjadi samar-samar, penekanan hanya ada pada
bidang pembungkusnya .
DAFTAR PUSTAKA
De Van Van, Cornelis. 1987, “ Space In Architecture”, Van
Gorcum & Comp. Netherland.
Wong, Wucius. 1995, “ Beberapa Asas Merancang Trimatra”,
Bandung.
Meiss, Piere Von. 1990. “Elements Of Architecture”, Taylor and
Francis. Paris.
Arnheim, Rudolf.1978, “The Dynamis Of Architectural Form”,
University Of California Press. California.
Robb, Krier. 1991. “ Architecture Composition”, Academy
Edition. London.
Ching. FDK. 1979. “ Architecture : Form, Space and Order”, Van
Nestrand Reinshold.
Blackwell, William. 1987. “ Geometri dalam Arsitektur”,
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai