Anda di halaman 1dari 18

RS MH THAMRIN

CILEUNGSI
KELOMPOK
CHEMISTRY 1
ANALYZER
ANGGOTA
KELOMPOK
YASINTA ZAHARA MUHAMMAD TRISNIA ADI
FIKRI ARIF FARHAN NURHUDA PRAMULYAN
ANIFTA ZALSABILLA
POKOK 1 PMK NO. 40 TAHUN 2022
TENTANG RUANG

BAHASAN LABORATORIUM

2 SEJARAH SINGKAT TENTANG


CHEMISTRY ANALYZER

3 PENGERTIAN CHEMISTRY
ANALYZER

4 PRINSIP KERJA CHEMISTRY


ANALYZER

5 FUNGSI CHEMISTRY
ANALYZER DI RUMAH SAKIT
POKOK 6 CARA PENGGUNAAN

BAHASAN
CHEMISTRY ANALYZER

7 HAL-HAL YANG PERLU


DIPERHATIKAN SEBELUM
PEMERIKSAAN

8 BAGIAN-BAGIAN ALAT
CHEMISTRY ANALYZER

9 KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN ALAT
CHESMISTRY ANALYZER

10 KALIBRASI
CARA MAINTENANCE DAN
ALAT CHEMISTRY
ANALYZER
PMK NO. 40 TAHUN
2022
a.
Ruang Laboratorium
Lokasi ruang laboratorium mudah diakses dari pintu masuk
utama rumah sakit dan memiliki akses langsung ke ruang
gawat darurat, rawat inap, dan ruang rawat jalan.
b. Desain tata ruang dan alur petugas dan pasien pada ruang
laboratorium harus terpisah dan dapat meminimalkan risiko
penyebaran infeksi.
c. Ruang laboratorium harus memiliki:
• Saluran pembuangan limbah cair yang dilengkapi dengan
pengolahan awal (pre-treatment) khusus sebelum
dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah rumah sakit.
• Fasilitas penampungan limbah padat medik yang
kemudian dikirim ke tempat penampungan sementara
limbah bahan berbahaya dan beracun.
PMK NO. 40 TAHUN 2022
Ruang Laboratorium

Ruang Laboratorium Patologi Klinik


Nama
Bangunan Prasarana
Ruang
Laboratorium Lantai tidak licin, non porosif/ mudah Temperatur ruang 22° ± 2°C
Klinik dibersihkan, dan tahan terhadap bahan kimia.
Tekanan udara dalam ruangan negatif.

Laboratorium Dinding non porosif/mudah dibersihkan, tahan Jumlah udara ventilasi minimal 2 Kali/jam
Urin/Feses terhadap bahan kimia. dengan total aliran udara minimal 10 kali/jam

Disediakan meja kerja dengan permukaan rata Untuk ruangan yang terdapat lemari asam,
dan dapat meredam getaran akibat alat bekerja. sistem pembuangan udaranya harus terjamin
Lebar meja kerja 80 s/d 120 cm sesuai dimensi tidak mengkontaminasi.
alat.
Setiap meter meja kerja disediakan stop kontak
listrik 2-3 titik
Disediakan eye washer pada setiap area
laboratorium Kotak kontak dipasang pada ketinggian ±
100cm dari lantai

Disediakan satu grounding khusus (0,02 ohm)


untuk peralatan laboratorium yang dipasang
secara paralel
Disediakan bak cuci model wide deep sink
Disediakan saluran pembuangan air kotor yang
di pretreatment terlebih dahulu sebelum
dialirkan ke IPAL

Ruangan Luas ruangan sesuai kebutuhan


Temperatur ruang 22° ± 2°C
Reagen Komponen bangunan non porosif
SEJARAH
SINGKAT
Chemistry Analyzer
Tahun 1959, para peneliti dan analis sudah sering
melakukan analisis mengenai pengujian unsur kimia di
berbagai instansi. Namun, karena semakin banyaknya
pengujian, maka waktu dalam proses penelitian pun
semakin dirasa kurang efektif dan efisien.

Hingga akhirnya, seorang ilmuwan bernama Hans


Baruch memperkenalkan sebuah alat yang pada
akhirnya kita kenal saat ini sebagai chemistry analyzer.
Jenis tes yang dilakukan oleh alat tersebut pun meliputi
enzim, ion, natrium, hingga bahan kimia lainnya
(seperti glukosa, albumin dan juga kreatinin).
Chemistry Analyzer
Alat laboratorium kimia klinik yang digunakan untuk melakukan
menganalisa unsur-unsur kimia yang terdapat pada suatu sampel
darah. Sama seperti namanya, alat ini lebih ditujukan pada analisis
yang berhubungan dengan kimia, yang nantinya dapat membantu
dalam proses pengobatan pasien yang mengalami gangguan unsur
kimia di dalam kandungan darahnya.

Alat ini sangat membantu dalam proses analisis yang biasa


dilakukan di dalam laboratorium klinik.

Chemistry analyzer ini bisa digunakan untuk melakukan analisis


terhadap kandungan gas, air, mineral, logam serta berbagai materi
biologis dari suatu larutan atau sampel.
PRINSIP KERJA
Chemistry Analyzer
Prinsip kerja chemistry analyzer ini sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan alat spektrofotometer. Alat yang
satu ini bekerja dengan cara melewatkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu. Sampel yang digunakan ini
akan ditaruh di dalam wadah bernama kuvet. Nantinya,
baru akan diproses menggunakan chemistry analyzer
yang berdasarkan monokromatornya.

Perbedaannya terletak di cara pengoperasian dan


penggunaan bagian filter sebagai monokromatornya.
Tapi, dari segi prinsip keduanya masih sedikit mirip.
FUNGSI
Chemistry Analyzer
Secara umum, alat ini berfungsi untuk melakukan pengujian pada
beberapa penyakit, diantaranya :
•Pemeriksaan Fungsi Hati 
•Pemeriksaan Fungsi Pankreas
•Pemeriksaan Ginjal dan Komponennya
•Cek Kadar Lemak dalam Tubuh
•Pemeriksaan Kadar Gula dalam Darah dan HbA1c
•Pemeriksaan Fungsi Jantung

Di dalam rumah sakit, alat ini biasa digunakan untuk melakukan


berbagai pemeriksaan, seperti cek kadar lemak dalam tubuh,
seperti kolesterol, LDL, HDL, Trigliserida, pemeriksaan gula
darah HbA1c dan yang lainnya. Juga bisa melakukan pemeriksaan
terhadap beberapa penyakit, sehingga bisa dibilang alat ini juga
cukup multifungsi.
CARA
PENGGUNAAN
Chemistry Analyzer
1. Pertama-tama, pastikan kita sudah menggunakan APD atau Alat Pelindung Diri.
Seperti jas laboratorium, penutup kepala, masker dan juga sarung tangan.
2. Selanjutnya, tekan tombol on, dan pastikan alat sudah terhubung dengan saklar
listrik.
3. Setelah dinyalakan, akan muncul tulisan “Start Up” pada layar display chemistry
analyzer tersebut. Lalu, tunggu sekitar 15 menit.
4. Seperti yang kita tahu, alat ini digunakan untuk melakukan pemeriksaan terhadap
penyakit kolesterol, glukosa, seperti kolesterol, LDL, HDL, Trigliserida,
pemeriksaan gula darah HbA1c, pemeriksaan fungsi jantung seperti CK, CKMB,
LDH, dan troponin T.
5. Setelah alat sudah ready, maka akan ada beberapa parameter dalam display. Di tahap
ini, kalian tinggal memilih parameter uji apa yang hendak kalian lakukan. Untuk ini,
tentu disesuaikan dengan sampel yang ada.
6. Setelah itu masukkan reagen dan juga serum darah. Maka lanjutkan dengan proses
inkubasi.
7. Jika sudah, sampel tersebut bisa dilakukan “running”. Kemudian tunggu beberapa
menit untuk melihat hasilnya.
8. Maka hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada layar tersebut dalam bentuk nilai
absorbansi dan juga parameter hasil pemeriksaan darah.
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
Sebelum Pemeriksaan
1. Sebelum kita pergi ke klinik atau instansi rumah
sakit, pastikan kita sudah mengetahui jenis obat
atau suplemen yang sering dikonsumsi, lalu
barulah kita dapat berkonsultasi dengan dokter
terkait.
2. Hindari makanan daging sebelum melakukan
pengujian tes nitrogen.
3. Tidak meminum alkohol sebelum melakukan tes.
KOMPONEN
PENTING
Chemistry Analyzer
1. Lampu Photometer
2. Kuvet
3. Selang Aspirator
4. Incubator
5. Sistem Pembuangan
6. Pompa Peristaltic
7. Selang Peristaltic
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
ChemistryKELEBIHANNYA
Analyzer :
1. Alat ini dapat melakukan pemeriksaan dengan jumlah yang
banyak.
2. Chemistry analyzer merupakan alat dengan waktu pengujian
yang tergolong cepat dibandingkan dengan proses manual.
3. Bisa dibilang multifungsi. Karena dapat melakukan
pemeriksaan berbagai penyakit, mulai dari cek kadar
kolesterol, cek kesehatan hati, jantung, pankreas hingga yang
lainnya.
4. Tak hanya itu, chemistry analyzer juga sudah dipercaya sejak
dulu oleh berbagai para dokter dan peneliti, baik di klinik
maupun rumah sakit. Sehingga, kita akan dengan mudah
menemukan pemeriksaan ini di instansi tersebut.
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
Chemistry Analyzer
KEKURANGANNYA :
Tidak dapat menghitung sel abnormal, Pemeriksaan oleh
autoanalyzer ini tidak selamanya mulus, namun pada kenyataannya
alat ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti dalam hal
menghitung sel - sel abnormal.
MAINTENANCE
Chemistry Analyzer

1. Pertama, pastikan untuk memeriksa suhu ruangan yang


ada. Karena suhu ruangan pun berpengaruh terhadap hasil
analisa.
2. Periksa selalu beberapa reagen dalam suhu yang
ditentukan.
3. Pada saat menggunakan alat, bahan dan yang lainnya
jangan sampai terjadi aglutinasi atau penggumpalan.
4. Perhatikan cara penyimpanan dan lama penyimpanan.
5. Pastikan alat chemistry analyzer sudah mencapai suhu
standar.
6. Bersihkan alat secara berkala.
KALIBRASI
Chemistry Analyzer

Untuk autoanalyzer kimia klinik, cara kalibrasinya


adalah dengan menggunakan serum control. Serum
yang sudah diketahui komposisi dan kadarnya
diperiksa dengan menggunakan autoanaliser seperti
memeriksa sampel. Hasil yang didapat dibandingkan
dengan kadar serum control. Jika masih dalam range,
maka autoanaliser masih memberikan hasil yang valid
sehingga dapat digunakan untuk memeriksa sampel.

Kalibrasi yang seperti dijelaskan di atas dilakukan


setiap hari sebelum melakukan pemeriksaan pada
sampel sehingga hasil yang didapatkan akurat.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai