Anda di halaman 1dari 18

A.

Komponen-komponen Pasif
Artinya : komponen yang kerjanya setelah komponen aktif mulai
bekerja atau sebagai pendukung komponen aktif dalam rangkaian
elektronik.

> Ciri-cirinya adalah :


- umumnya tidak memiliki tanda polaritas pada
kaki/pin.nya
(kecuali: Elco,Tantalum,Microfone,speaker)
- memiliki kaki” / pin yang sama fungsinya, sehingga
pemasangannya boleh terbalik.
> Diantaranya contoh komponen pasif yaitu :
1. Resistor
2. Capasitor
3. Saklar
4. Speaker, Microfone, Relay, dll.
a. Apa fungsinya ? ...
b. Macam” Resistor ? ...
c. Kode Warna Resistor ? ...
d. Tabel Kode Warna Resistor ? ...
a. Komponen dasar elektronika yang berfungsi menahan arus
listrik. Resistor termasuk komponen pasif dengan satuan
Ohm (simbol: Ω) diambil dari nama George Simon Ohm,
biasanya digunakan prefix Kilo Ohm dan Mega Ohm.
 Satuan Resistor dan cara penulisannya
 1R = 1 Ohm
 2R2 = 2,2 Ohm
 1K = 1 Kilo Ohm (1.000 Ohm)
 1,5K = 1,5 Kilo Ohm (1.500 Ohm)
 1M = 1 Mega Ohm (1.000 K Ohm atau 1.000.000 Ohm)
 4M7 = 4,7 Mega Ohm
b. Macam Resistor (i) :
 Simbol Resistor Tetap (a)

 Bentuk fisik Resistor


c. Kode Warna Resistor
Untuk mengetahui nilai resistor (Ohm) digunakan alat ukur
Ohm Meter atau dengan cara melihat gelang-gelang warna
(strips) pada fisik resistor yang umumnya terdiri dari 4 atau 5
warna. Nilai resistansi untuk daya besar pada umumnya tidak
ditentukan dengan gelang warna tetapi dengan notasi yang
ditulis langsung pada fisik resistor.
 Contoh:
Menentukan nilai resistor yang terdiri dari 4 warna
1. Merah, merah, orange, emas : 22.000 Ohm (22K) ± 5%
 Kuning, ungu, merah, emas :

4.700 Ohm (4K7) ± 5%


 Coklat, hitam, hitam, perak :

10 Ohm  ± 10%

2. Coklat, hitam, coklat, perak


Cara menentukan Nilai Toleransi Resistor :

- Dengan memperhatikan contoh: R = 2 kΩ ± 5 %


i. Menentukan nilai toleransi hambatannya :
5 x 2.000 = 100 Ω
100
ii. Nilai minimum : 2.000 – 100 = 1.900 Ω
iii. Nilai maksimum : 2.000 + 100 = 2.100 Ω
 RESISTOR VARIABEL (ii)
Variable Resistor => Jika resistansi R1 diperbesar dengan cara memutar potensiometer
tersebut, maka otomatis resistansi R2 akan berkurang, demikian juga sebaliknya.

 Dengan demikian Potensiometer (Variable Resistor) merupakan resistor tiga terminal


dimana terminal kedua merupakan titik sambung R1 dn R2 yang nilainya resistansinya
dapat diatur dari 0 Ohm sampai batas maksimal nilai resistansi potensimeter tersebut.
 Penerapan Potensiometer dalam rangkaian elektronika di antaranya pada:
 Power Amplifier: sebagai pengatur volume, bass, dan treeble
 Equalizer: sebagai pengatur filtre frekuensi suara
 Power Supply (Regulator DC) : pengatur tegangan output DC
 Control Motor DC : pengatur kecepatan putaran motor
 Lamp Dimmer : pengatur intensitas cahaya
CAPASITOR => dapat disebut juga CONDENSATOR
> Fungsinya : menyimpan muatan” listrik dalam waktu tertentu
(sementara). Capasitor berasal dari kata “ capacity = daya
tampung)

> Fungsi-fungsi lainnya :


a. Sebagai Filter (menghaluskan/meratakan arus listrik DC
pada Adaptor)
b. Peredam noise/ dengung pada Loudspeaker

> Macam” Capasitor a.l. :


a. Capasitor non polar
b. Capasitor bi-polar
c. Capasitor variabel
2. a. Capasitor Non-polar
> Capasitor yang kaki-kakinya tidak mempunyai jenis
polaritas positif/negatif, sehingga dalam pemasangannya
boleh terbalik.

> Contohnya: capasitor keramik, cap mika, cap. kertas, dll

> Bentuk & Simbol :

keramik

kertas

mika
2. b. Capasitor Bi-polar
> Capasitor yang kaki-kakinya mempunyai 2
polaritas yang berbeda, sehingga dalam
pemasangannya tdk boleh terbalik.

> Contohnya : Capasitor/Condensator Elektrolit


(Elco) & Tantalum

> Bentuk & Simbol :


2. c. Capasitor/Condensator Variabel
> Capasitor yang nilai kapasitasnya dapat
diubah/digeser
dan dielektrikumnya adalah udara
> Contohnya: Varco
> Bentuk & Simbol :

Satuan Condensator adalah Farad yang diambil dari nama


Michael Faraday. Besaran Farad ini pada kenyataannya
terlalu besar sehingga digunakan prefix Pico Farad (pF),
Nano Farad (nF), Micro Farad (µF), dan Mili Farad (mF).
Notasi penulisan condensator adalah (C).
Kode Huruf Nilai
B 0,10 pF
C 0,25 pF
D 0,5 pF
E 0,5%
F 1%
G 2%
H 3%
J 5%
K 10%
M 20%
Z -20% dan 80%
 Kode : 473Z
Nilai Kapasitor = 47 x 103
Nilai Kapasitor = 47 x 1000
Nilai Kapasitor = 47.000pF atau 47nF atau 0,047µF
3. SAKLAR
> Komponen/alat elektronik yang berfungsi untuk
menghubungkan & memutuskan arus listrik.
> Macam-macam saklar => seperti berikut
> Bentuk fisik & Simbol => seperti berikut
Keterangan:
•On : Posisi Terhubung
•Off : Posisi Tidak Terhubung
•Push : Tekan
•Pole : Jumlah kontaktor
•Throw : Jumlah Posisi Konduktor (yang terhubung)
•Open : Terbuka (Posisi Off)
•Close : Tertutup (Posisi On)
•Break : Off (Posisi Tidak terhubung)
•SPST (Single Pole Single Throw)
•SPXT (Single Pole X Trow) X=jumlah Throw, misalnya SP6T (Single Pole 16 Throw)
•DPST (Double Pole Single Throw)
•DPDT (Double Pole Double Throw)
•DPXT (Double Pole X Throw) x=jumlah Throw, misalnya DP4T  (Double Pole 4 Throw)
•Push Button Switch
•Push Break Switch
•SPDT (Single Pole Double Throw)
JENIS SAKLAR (SWITCH) SIMBOL SAKLAR CONTOH FISIK

SPST
Saklar On-Off sederhana

Saklar Push-On
Kedua terminal akan
terhubung selama ditekan

Saklar Push-Off
Kedua terminal akan
terputus selama ditekan

Saklar SPDT
Terminal sentral (COM)
akan terhubung ke salah
satu terminal dan akan
terputus ke terminal
lainnnya dalam satu
kondisi.
JENIS SAKLAR (SWITCH) SIMBOL SAKLAR CONTOH FISIK

Saklar DPST
Dalam kondisi On ("1") dua
terminal sentral akan terhubung
ke terminal pasangannya dan
akan terputus ketika kondisi Off
("0")

Saklar DPDT
Dua terminal sentral akan
terhubung ke salah satu terminal
pasangannya dan teputus ke
terminal pasangannya yang lain
dalam satu kondisi.
4. RELAY
 Relay adalah suatu piranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk

menggerakan sejumlah kontaktor (saklar) yang tersusun. Kontaktor akan


tertutup (On) atau terbuka (Off) karena efek induksi magnet yang dihasilkan
kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar dimana
pergerakan kontaktor (On/Off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam


sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk
menggerakan sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa
terhubung langsung dengan perangkat pengendali yang mempunyai arus
kecil. Dengan demikian relay dapat berfungsi sebagai pengaman.

Ada beberapa jenis relay berdasarkan cara kerjanya yaitu:


 Normaly On : Kondisi awal kontaktor terturup (On) dan akan terbuka (Off) jika
relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil)
relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Close (NC).
 Normaly Off : Kondisi awal kontaktor terbuka (Off) dan akan tertutup jika
relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil)
relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Open (NO).
 Change-Over (CO) atau Double-Throw (DT) : Relay jenis ini memiliki dua
pasang terminal dengan dua kondisi yaitu Normaly Open (NO) dan Normaly
Close (NC).
Simbol Relay:
 SPST (Single Pole Single Throw) : Relay ini memiliki empat terminal. Dua terminal

kumparan (coil) dan dua terminal saklar (A dan B) yang dapat terhubung dan terputus.
 SPDT (Single Pole Double Pole) : Relay ini memiliki lima terminal. Dua terminal

kumparan (coil) dan tiga terminal saklar (A,B, dan C) yang dapat terhubung dan
terputus dengan satu terminal pusat. Jika suatu saat terminal A terputus dengan
terminal pusat (C) maka terminal lain (B) terhubung dengan terminal C, demikian juga
sebaliknya.
 DPST (Double Pole Single Throw) : Relay ini mempunyai enam terminal. Dua terminal

kumparan (coil), dan empat terminal merupakan dua pasang saklar yang dapat
terhubung dan terputus (A1 dan B1 - A2 dan B2).
 DPDT (Double pole Double Throw) : Relay ini mempunyai delapan terminal. Dua

terminal kumparan (coil), enam terminal merupakan dua set saklar yang dapat terputus
dan terhubung (A1,B1,C1 dan A2, B2, C2)

Anda mungkin juga menyukai