PENELITIAN & RP :
ISTILAH UMUM DALAM
RANCANGAN PERCOBAAN
Di susun oleh Frans Umbu Datta
Sejumlah hal dan istilah penting dalam Rancangan Percobaan
yang wajib diketahui
Bias (error) adalah kesalahan statistik (keragamaan atau variasi) yang alamiah melekat pada
setiap individu satuan percobaan (hewan, manusia, atau obyek penelitian apapun) yang
menyebabkan setiap variabel yang akan diukur/dicatat/diamati akan dipengaruhi variasi
tersebut. Memperkecil bias artinya memperkecil variasi antar-satuan percobaan dalam
seluruh sampel (seluruh satuan percobaan)
Jenis bias ada dua yaitu bias alokasi dan bias perasaan/bias penilaian
Bias alokasi terkait dengan bias yang disebabkan oleh tidak acak/tidak “randomnya” satuan
percobaan dalam tiap perlakuan maupun antar-perlakuan
Bias perasaan/penilaian ialah bias yang muncul karena adanya gangguan terhadap akurasi
dan presisi penelitian oleh unsur perasaan peneliti (keyakinannya atau “mindset”nya akan
sesuatu ikut menjadi sumber variasi/bias)
Satuan percobaan (experimental unit/units) adalah sampel yang terlibat dalam percobaan
atau sampel yang menjadi obyek (untuk riset yang sampelnya manusia disebut subyek)
penelitian/eksperimen, di FKH hampir pasti hewan/bagian dari tubuh hewan/sel hewan, atau
bahan alami tertentu yang ingin diujicoba)
Variabel dan data
Satuan percobaan, memiliki lebih dari satu karakteristik yang dapat diamati atau
diukur dan setiap karakteristik seperti itu variabel. Karakteristik yang disebut variabel
karena hasil amatannya atau hasil pengukurannya bervariasi/beragam. Suatu
variabel yang sama misalnya berat badan pada suatu satuan percobaan berbeda
dari variabel yang sama pada individu satuan percobaan yang lain.
Apabila perbedaan ini makin kecil, disebut sebagai variasi/variansnya kecil.
Sebaliknya apabila perbedaaanya besar maka disebut variansnya besar, dicari cara
tertentu untuk menekan bias dalam hasil percobaan dengan cara
“pengelompokkan/blocking).Koefisien variasi(%) dianatas 15%umumnya mengarah
kepada dilakukannnya “blocking” sebagai bentuk “local control”.
Data hasil percobaan dapat berupa hasil pengukuran (measurement) atau hasil
pengamatan (observasional/observational)
Data hasil pengukuran bersifat kuantitatif sedangkan data hasil pengamatan berupa
kualittatif
Variabel kuantitatif dan variabel kualitatif
30 ekor tikus dipilih secara acak dari strain tikus yang sama dan dialokasikan ke
dalam 3 kondisi lingkungan yang berbeda.Jika yang diamati adalah apakah
terdapat perbedaan antara tiga perlakuan lingkungan yang berbeda misalnya suhu
terhadap pertambahan badan harian maka kita akan peroleh data berat badan
untuk tiap tikus selama periode waktu penelitian/eksperimen. Karena berat tikus
diduga tergantung pada/dipengaruhi oleh perbedaan suhu maka suhu adalah
variabel independen sedangkan berat badan adalah variabel dependen.
Babi Landrace
istilah (lanjutan)
Acak (random) dalam statistika adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan bahwa setiap unsur atau anggota dari suatu populasi tertentu
mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi contoh/sampel dalam
stuatu riset (survei) atau eksperimen. Hewan yang digunakan dalam percobaan
disebut sampel karena dipilih untuk mewakili teman-teman hewannya yang tidak
terpilih menjadi satuan percobaan. Jadi semua hewan yang dipilih untuk
mendapatkan perlakuan atau mendapat perlakuan dalam kelompok kontrol dsebut
sampel.
Apapun hasil yang mereka berikan ketika kita mencatat datanya misalnya berat
badannya, ukuran2 morfometriknya, catatan-catatan metabolit darah sepert protein
darah, albumin darah, leukosit (macam2 jenisnya), kadar mineral tertentu dalam
darah, semuanya itu menggambarkan data tentang populasi. Jadi data yang
dikumpul dari sampel diharapkan dapat memberi gambaran tentang populasi.
Jika ternak yang digunakan adalah babi bangsa tertentu misalnya babi Landrace,
maka dengan misalnya hanya 20 babi seperti pada contoh sebelumnya dalam
percobaan dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan untuk melihat pengaruh pemberian
beberapa level air perasan buah pinang terhadap jumlah telur cacing dalam tinja
maka data itu juga diharapkan berlaku untuk populasi babi yang tidak diikutkan
dalam eksperimen (ekstrapolasi hasil penelitian)dalam hal ini babi Landrace pada
umur,jenis kelamin dan kondisi fisiologis yang sama dengan yang digunakan dalam
penelitian kita
Istilah
Pengacakan adalah langkah yang dilakukan untuk menjaminkan setiap satuan percobaan
dalam eksperimen adalah sampel acak yang mewakili anggota dari suatu populasi
Terdapat jenis pengacakan dalam rancangan percobaan dalam kedokteran hewan yaitu
acak sederhana (simple randomisation), acak bertingkat (stratified randomisation) dan
restricted randomisation (pengacakan terbatas)
Pengacakan sederhana adalah yang paling umum digunakan yaitu cukup menggunakan
sistem lottery (potongan2 kertas yang diberi catatan jenis perlakuan dan kontrol, nomor
telinga ternak, lalu dipasang-pasangkan secara acak apabila ternak telah memiliki
keseragaman yang tinggi (dilakukan melalui penimbangan berat badan). Berat badan
menjadi patokan ternak akan dipilih atau tidak dalam eksperimen). Dalam mencari ternak
yang akan dipakai, wajib mengetahui umur dan bangsa ternak secara baik, demikian pula
jenis kelaminnya. Jika menggunakan betina yakinkan agar tidak dalam keadaan bunting
misalnya.Pengacakan sederhana dapat juga menggunakan Tabel Angka Random (Random
Number Table) yang ditemukan banyak dibuku-buku teksbook statistika maupun yang dapat
diunduh secara gratis dari internet dengan mengetik di goggle search: Random Tables dan
Anda dapat langsung mengunduhnya.penggunaannya dapat saya ajarkan waktu praktikum
Istilah (lanjutan)
Percobaan pengaruh tannin pada tumbuhan tertentu pada jumlah telur cacing
dalam tinja ternak kambing
Istilah (lanjutan)
Pengacakan Terstrata (Stratified randomisation) adalah pengacakan yang dilakukan
menggunakan atau berdasarkan tingkatan yang ditemukan dalam sampel yang
digunakan misalnya kita akan menggunakan anjing dengan ukuran berbeda dan
bangsa yang berbeda tubuh besar (large breeds), sedang (medium breeds ) dan
kecil (“toy dogs”). Syarat eksperimen seperti ini adalah bahwa efek bangsa dan
ukuran anjing diminimalkan dengan cara memperbesar sampel tiap perlakuan dan
menyeragamkan sampel tiap bangsa anjing. Tetapi metode ini tidak sering
digunakan kecuali waktu dan biaya yang sangat terbatas atau apabila hanya ingn
mencoba pakan komersial yang telah belum teruji atau
Pengacakan berkelompok (restricted randomisation) adalah pengacakan dengan
memperkecil keragaman antar kelompok dengan meyakinkan bahwa variasi di tiap
perlakuan diperkecil dengan mengacak dalam kelompok
Istilah (lanjutan)
Pemberlakuan hasil eksperimen atau riset dengan sampel sedikit tetapi acak pada
populasi disebut ekstrapolasi hasil penelltian (kegunaan praktis hasil penelitian).
Mengapa demikian?Karena setiap riset memiliki kegunaan/manfaat. Jika tidak
bermanfaat maka riset tidak diperlukan. Itulah sebabnya jika suatu riset itu harus
bermanfaat praktis, maka harus sangat kecil biasnya.
Blinding adalah istilah yang digunakan untuk “mengelabui” (tidak memberi tahu)
subyek penelitian untuk tidak mengetahui tujuan penelitjan dan isi dari perlakuan yang
diberikan. Blinding hanya diperlukan jika manusia dijadikan subyek eksperimen. Pada
hewan (karena tidak dapat menyatakan perasaan dengan kata-kata), maka “blinding
tidak diperlukan
Inklusi dan eksklusi: adalah dua istilah yang terkait dengan memasukkan/melibatkan
atau tidak memasukkan/melibatkan obyek penelitian yang sebelumnya direncanakan
akan diikutkan dalam survei atau eksperimen. Kriteria ini juga banyak ditemukan
dalam riset menggunakan manusia sebagai subyek tetapi tidak jarang menjadi
pertimbangan dalam riset menggunakan hewan tetapi tergantung peneliti
Plasebo
Plasebo (Placebo) adalah pengobatan atau prosedur medis yang dirancang untuk
“mengelabui/menipu” peserta dari eksperimen klinis untuk menghindari bias
Placebo effect (efek plasebo) adalah efek menguntungkan yang dihasilkan oleh obat
atau pengobatan plasebo, yang tidak dapat dikaitkan dengan sifat plasebo itu
sendiri, dan oleh karena itu diduga disebabkan oleh keyakinan pasien akan
efektivitas “pengobatan” itu padahal perlakuan “obat” yang diterimanya bukan
obat yang sebenarnya sedang diujicoba; mereka hanya mendapatkan “perlakuan”
mengkonsumsi “semacam obat” yang dinilai hampir tidak ada pengaruhnya
terhadap hasil penelititian yang ingin dicapai
Blinding (Mengelabui)
Dalam uji klinis, pasien hewan dapat menerima intervensi spesifik sesuai dengan rencana
penelitian atau protokol (rencanapelaksanaan penelitian) yang dibuat oleh para peneliti.
Intervensi ini mungkin produk farmasi
(obat-obatan), atau mungkin berupa prosedur baru, dll.
Uji klinis dapat membandingkan pendekatan terapeutik baru dengan standar yang sudah
tersedia; ke plasebo yang tidak mengandung bahan aktif; atau tidak ada intervensi.
Beberapa uji klinis membandingkan intervensi yang sudah tersedia satu sama lain.
Sebagai contoh, uji klinis mungkin membandingkan 2 prosedur bedah yang berbeda
untuk pengobatan ligamen cranium tengkorak kranial, atau mungkin membandingkan
2 obat kemoterapi yang berbeda untuk jenis kanker tertentu
Uji Klinis (lanjutan)
Beda dari penelitian klinis, dalam studi atau penelitian observasional, para peneliti
ingin mengamati dan mencatat perkembangan hasil perawatan tertentu yang telah
diberikan pada pasien hewan misalnya jenis obat baru yang baru tersedia di pasar
sebagai alternatif dari obat lain yang dinilai kurang efektif. Hewan yang terlibat
dalam survei tidak mengikuti suatu studi klinis dengan prosedur yang ketat seperti
eksperimen. Namun pengambilan data dalam studi obervasional ini juga penting
dilakukan karena informasi yang diperoleh dapat menjadi dasar pertimbangan untuk
penggunaan obat baru tersebut atau ujicoba terapi tertentu tanpa prosedur
eksperimen.
Penelitian Eksperimental Menggunakan Dua Perlakuan
Artinya menguji perbedaan dua nilai rata-rata . Uji hopotesis untuk penelitian
dengan dua nilai rata-rata yaitu untuk dua perlakuan saja dapat menggunakan Uji T
Untuk Sampel yang independen, kita gunakan Independent T-test
Dalam uji t independen, sampel pada perlakuan yang satu berbeda dari sampel
yang digunakan dalam perlakuan kedua
Sedangkan untuk sampel berpasangan kita gunakan Paired T test (Uji T
berpasangan)
Pada penelitian eksperimental menggunakan dua perlakuan tetapi pada
hewan/ternak yang sama tetapi dilakukan pada selang waktu yang berbeda adalah
penelitian yang datanya hanya dpt dianalisis menggunakan uji T berpasangan
(Paired T test)