SEBAGAI TANGGAPAN
ATAS KARYA
KESELAMATAN ALLAH
• Minggu yang lalu, kita sudah belajar tentang hidup beragama sebagai
tanggapan manusia atas karya keselamatan Allah.
• Dalam hidup beragama itu, yang paling pokok adalah sikap batin.
• Agama yang bersifat lahiriah, dengan sendirinya menjadi formalisme semata
dan kosong.
• Tidak semua orang yang beragama memiliki iman yang mendalam.
• Agama itu merupakan pengungkapan iman dalam arti yang luas.
• Dalam agama, iman mendapat bentuk yang khas, sesuai dengan ajaran agama
yang dianut.
• Karena itu, perlu kita pahami kekhasan iman kita masing-masing sesuai
dengan agama yang kita anut.
Dalam hidupnya, manusia mengalami dan merasakan bahwa Allah senantiasa hadir
menyapa dirinya.
Allah menghibur, membimbing, dan menguatkan manusia, baik dalam suka maupun
duka, baik dalam kepastian maupun dalam keraguan, baik dalam untung maupun malang.
Allah setia menyertai manusia, karena Allah menghendaki HIDUP MANUSIA SELAMAT.
Untuk memahami lebih mendalam tentang iman, maka kita harus juga memahami tentang
wahyu. Iman tidak dapat dilepaskan dari wahyu.
Karena, iman merupakan tanggapan manusia terhadap Allah yang mewahyukan diri.
WAHYU dan IMAN
Wahyu adalah pernyataan diri Allah kepada manusia melalui kata-kata (Sabda), tindakan,
dan peristiwa-peristiwa alam.
Dalam hal ini, Allah memperkenalkan diri-Nya dan memberikan diri-Nya untuk dikasihi.
Allah yang menyapa manusia, yang berbicara dengan manusia, yang berhubungan secara
pribadi dengan manusia.
Jika WAHYU adalah Allah sendiri yang menyapa manusia, maka dari pihak manusia
diharapkan tanggapan atas sapaan itu. Tanggapan inilah yang disebut IMAN.
Maka, sangat jelas hubungan keduanya, yaitu WAHYU adalah tindakan Allah yang
menyapa manusia dan manusia menanggapi sapaan tersebut dengan IMAN-nya.
MAKNA BERIMAN
Beriman tidak hanya sekedar tahu atau sekedar percaya, tetapi berani melakukan apa
yang diketahui dan dipercayai.
Dengan kata lain, beriman kepada Allah, berarti MENYERAHKAN DIRI SECARA
TOTAL KEPADA ALLAH.
Penyerahan diri secara total itu muncul berdasarkan keyakinan bahwa Allah pasti akan
memberikan dan melakukan yang terbaik bagi manusia.
Yang dikehendaki Allah semata-mata adalah KEBAHAGIAAN DAN KESELAMATAN
MANUSIA.
Sikap penyerahan diri secara total tersebut memungkinkan manusia tidak tawar-
menawar, apalagi memaksakan kehendak sendiri, tidak ragu-ragu.
IMAN DAN PERBUATAN
Iman yang merupakan relasi dengan Tuhan akan lebih nyata jika manusia memberikan
jawaban atas panggilan Allah berupa tindakan yang nyata.
Relasi manusia dengan Allah akan menjadi lebih nyata jika iman tidak hanya
diungkapkan melalui doa maupun puji-pujian saja, melainkan juga diwujudkan dalam
hidup sehari-hari, terutama MELALUI PERBUATAN BAIK YANG MENYELAMATKAN
DAN MEMBAHAGIAKAN SESAMA.
Orang dapat disebut betul-betul beriman bila ia sungguh-sungguh menghayati dan
mewujudkan imannya dalam hidup sehari-hari.
Karena, jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah
mati (bdk. Yakobus 2:26).
Dan ingat, Yesus pernah berkata bahwa “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan!, akan masuk Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21).
Bagaimana dengan kamu? Apakah imanmu sudah kamu tunjukkan dalam perbuatanmu?