Anda di halaman 1dari 17

KEPROTOKOLAN

DAN PENYUSUNAN ACARA

DI PENGADILAN NEGERI RANTAU


JUMAT, 7 OKTOBER 2022
KEPROTOKOLAN DAN PENYUSUNAN ACARA

Pengertian
Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau
acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara,
dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan
kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau
kedudukannya dalam Negara, pemerintahan, atau
masyarakat

Keprotokolan mengatur 3 hal utama yaitu:


 Tata Tempat,
 Tata Upacara dan
 Tata penghormatan.
Tujuan Keprotokolan

Sesuai dengan Undang-undang No.9 tahun 2010 tentang Keprotokolan, tujuan


adanya pengaturan Keprotokolan meliputi 3 hal, yaitu:

a. Memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan,


Perwakilan Negara asing dan/atau organisasi Internasional, serta Tokoh
Masyarakat tertentu, dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam
Negara pemerintahan, dan masyarakat.
b. Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi,
lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik
secara nasional maupun internasional; dan
c. Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antar bangsa.
DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI
Protokol adalah petugas yang mengatur pelaksanaan jalannya upacara
Protokoler adalah serangkaian aturan yang telah ditetapkan oleh
protokol menurut aturan yang baku atau kelaziman.

RUANG LINGKUP PROTOKOL


1. Penerimaan Tamu
2. Kunjungan Tamu
3. Perjalanan ke daerah / luarnegeri
4. Pengaturan Rapat / Sidang
5. Penyelenggaraan Resepsi/sidang
6. Penyelenggaraan Upacara
7. Pernyataan Selamat atau bela sungkawa
HUBUNGAN PA/MC DENGAN PROTOKOL

 PERBEDAAN PROTOKOL DAN PA/MC


Tugas Protokol adalah mengatur acara.
Tanggung jawab Protokol membawahi:
- PA/MC
- Dokumentasi
- Konsumsi
- Upacara
- Penerimaan tamu
- Hiburan
- Perlengkapan
- Dekorasi
- Keamanan, dll
 Tugas PA/MC adalah membawakan acara.
TUGAS UMUM PROTOKOL MELIPUTI 5 BIDANG
 1. TATA RUANG
 2. TATA TEMPAT
 3. TATA UPACARA
 4. TATA BUSANA
 5. TATA WARKAT

TATA RUANG
 Pengaturan ruangan (classroom, teater, conference, dsb). Lambang negara,
bendera, gambar Presiden dan Wakil Presiden. Meja, kursi, dan podium. Tata
cahaya. Tata suara. Dekorasi. Perlengkapan upacara (sirine, gong, prasasti, dll).
TATA TEMPAT
 Adalah norma yang berlaku dalam hal tata tempat duduk para pejabat yang
didasarkan atas kedudukannya dalam ketatanegaraan, kedudukan administratif /
struktural dan kedudukan sosialnya. Tata tempat duduk. Tata urutan memasuki
kendaraan. Tata urutankedatangan dan kepergian / pulang.
TATA UPACARA
 Adalah tata urutan kegiatan, yaitu bagaiamana acara harus dilaksanakan sesuai jenis
aktivitasnya. Yang perlu diperhatikan adalah: jenis kegiatan bahasa pengantar materi
aktivitas menyusun acara dengan urutan yang benar menyiapkan personil yang terlibat
dalam suatu acara menetapkan urutan dan menghubungi yang akan memberikan
sanbutan sesuai jenjang jabatannya, pejabat tertinggi memberikan sambutan terakhir.

TATA BUSANA
 Menetapkan pakaian yang harus dikenakan pada suatu kegiatan protokoler baik oleh
para pejabat / undangan maupun petugas pelaksana kegiatan.

TATA WARKAT
 Penataan administrasi surat menyurat dan undangan yang berkaitan langsung dengan
acara yang dilaksanakan.
CARA MENGATUR / MENETAPKAN TEMPAT DUDUK TAMU / PEJABAT VIP
 Menetapkan jumlah tamu / pejabat VIP
 Menentukan ranking tamu / VIP dari yg tertinggi sampai terendah dan memberi nomor
urut (1,2,3, dst)
 Menetapkan tempat duduk sesuai rumus / atauran yang berlaku yaitu orang paling utama
mempunyai urutan / nomor pertama, dst.

TATA URUTAN MEMASUKIKENDARAAN


 Pesawat Udara: seorang yg paling utama masuk pesawat paling akhir. Saat turun
mendahului / turun pertama.
 Kapal Laut: orang paling utama naik dulu, saat turun paling dahulu pula.
 Kereta Api/Mobil: orang paling utama baik saat naik ataupun saat turun mendahului /
terlebih dulu.
 Orang yang utama duduk di tempat sebelah kanan, sedangkan berikutnya di sebelah
kirinya.

TATA URUTAN KEDATANGAN DANKEPERGIAN /
PULANG
Pedoman umum yg berlaku dan perlu diingat adalah: dalam
peristiwa resmi, orang yang paling utama beserta rombongan
selalu datang paling akhir, dan apabila akan meinggalkan
ruangan paling dahulu. Oleh karena itu perlu disediakan ruang
transit atau ruang tunggu sebelum acara siap dimulai.

TATA URUTAN MEMBERIKAN SAMBUTAN


 Urutan dalam memberikan sambutan dalam acara resmi
adalah dimulai dari yang terendah tingkat kedudukan /
jabatannya dan yang terakhir yang tertinggi / paling utama.
JAJAR KEHORMATAN
 Orang yg paling dihormati harus datang dari arah sebelah kanan dari
pejabat yg menyambut.
 Apabila orang yg paling dihormati adalah yg menyambut tamu,
maka tamu akan datang dr sebelah kiri.
 Tata urutan dlm jajar kehormatan untuk penerimaan yaitu orang
yang paling utama adalah yg menjabat tangan / menyambut pertama
kali dan seterusnya sesuai dgn urutannya.
 Tata urutan dlm jajar kehormatan untuk pelepasan yaitu orang yg
paling utama adalah yg menjabat tangan / melepas paling akhir
LAMBANG-LAMBANG KEHORMATAN NEGARA
 1. BENDERA MERAH PUTIH (PP. No. 40. Tahun 1958).
 2. GAMBAR BURUNG GARUDA (PP. No. 66 Tahun 1951).
 3. LAGU INDONESIA RAYA (PP. No. 44 Tahun 1958).

 BENDERA MERAH PUTIH Ukuran panjang dibanding lebar = 3:2 (30:20, 80:60,
dst) Tinggi tiang= 5,5 panjang bendera Tinggi maksimum= 17 meter Waktu
pemasangan sejak matahari terbit sampai dengan matahari terbenam (pukul 06.00 -
18.00 WIB)
GAMBAR BURUNG GARUDA :
 Dipasang di gedung pemerintah. Untuk keperluan pembuatan paspor, lembaran
negara, stempel presiden dan wakilpresiden, menteri, ketua DPR, lembaga tinggi
negara, kepala daerah, notaris, dll. Mata uang. Meterai. Ijazah. Lencana delegasi
negara. Barang-barang milik negara; Dll.


LAGU INDONESIA RAYA
 Diperdengarkan atau dinyanyikan untuk:
 Menghormati kepala negara dan wakil kepala negara.
 Mengiringi pengibaran Bendera Merah Putih dan pada saat
upacara.
 Untuk menghormati tamu kepala negara asing.
 Sebagai pernyataan perasaan nasional.
 Dalam rangkaian pendidikan dan pengajaran.
ETIKET
 Adalah peraturan pergaulan antara seseorang dengan yang lain dalam
masyarakat. Dalam bahasa sehari-hari secara sederhana etiket diartikan sebagai
‘budi bahasa’ atau ’tata cara / tata krama’

BEDA ANTARA PROTOKOL DAN ETIKET


 Protokoler digunakan antar negara dan kalangan resmi.
 Etiket digunakan di dalam masyarakat itu sendiri, yang mengatur hubungan
antara sesama anggotanya.

PERSAMAAN PROTOKOL DAN ETIKET


Untuk menghormati sesamanya. Untuk menempatkan seseorang sesuai dengan
pangkat dan kedudukannya. Untuk lancarnya hubungan sosial. Kudua-duanya
membawa sangsi: Protokoler: mengurangi kewibawaan dan kepercayaan
Etiket: sangsi sosial
Susunan Acara Wisuda dengan Standar Nasional
Pendahuluan, Kegiatan pelaksanaan :
1. Prosesi Senat memasuki Ruangan diinformasikan Pedel-hadirin dimohon berdiri.
2. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya–Dirigen
3. Mengheningkan cipta diikuti oleh hadirin – dipimpin ketua senat
4. Pembacaan ayat suci alquran
5. Mars/Hymne Universitas.
Acara Inti:
1. Pembukaan Sidang Senat Terbuka
2. Pembacaan SK Tentang Kelulusan
3. Pelantikan
4. Penyerahan penghargaan untuk lulusan terbaik
5. Penyerahan Ijazah
6. Pembacaan janji wisudawan
7. Lagu bagimu negeri
8. Pidato wisudawan
9. Kesan dan pesan wisudawan
10. Sambutan-sambutan
11. Persembahan lagu
12. Pembacaan doa
13. Penutupan sidang senat terbuka

Penutup
1. Prosesi senat meninggalkan ruangan
2. Ramah tamah
PENANGANAN MEDIA

Perlu di Ingat :
1. Materi Acara
2. Hubungan Panitia dengan Wartawan
3. Publikasi (Konferensi Pers)
4. Dampak dari Pemberitaan
SELESAI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai