Anda di halaman 1dari 42

Diklat Manajemen Waka Kesiswaan MA/MTs

Departemen Agama Prov. Jatim 2008

Diklat Manajemen Waka Kesiswaan Oleh:


Abdul Main, M.Hum.
MA dan MTs Departemen Agama
BDK Surabaya
Prov. Jatim 2008

Oleh:
Drs. Abdul Main, SS, M.Hum
Oleh:
(BDK M.Hum.
Abdul Main, Surabaya)
BDK Surabaya
WAKA KESISWAAN
HARAP TENANG …
TUJUAN PENBELAJARAN UMUM

peserta diharapkan Mampu:


Memahami dan menerapkan
mampu memahami dan
menerapkan
Tata Upacara Bendera di
Sekolah dengan benar, baik
sebagai pejabat upacara
maupun penanggung jawab.
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Mampu menjelaskan: 1. Pengertian dan ruang lingkup Tata


Upacara Sipil dan Tata Upacara
Sekolah
2. Dasar hukum tata upacara sipil dan
upacara bendera
3. Tata tempat, tata upacara dan tata
penghormatan dalam upacara resmi
4. Proses pelaksanaan, susunan acara,
kelengkapan, dan perlengkapan
upacara resmi.
BEBERAPA PENGERTIAN

 Upacara (ceremony): formal


act or series of formal act
performed on a religious or
public occasion (seperangkat
tindakan/aturan formal yang
diselenggarakan pada acara-
acara keagamaan atau acara
umum). (Webster English
Dictionary)
PENGERTIAN TUS
 Tata Upacara Sipil (TUS) adalah
aturan untuk melaksanakan upacara
dalam acara kenegaraan atau acara
resmi (sesuai dengan PP No.
62/1990), yang dalam
pelaksanaannya diatur oleh
Pedoman Tata Upacara Sipil, yang
mencakup perencanaan dan
pelaksanaan upacara untuk
menjawab apa, siapa yang harus
berbuat, di mana dan bilamana tata
caranya serta bentuk dan jenisnya.
 Pedoman umum pelaksanaan
upacara meliputi kelengkapan dan
perlengkapan upacara, langkah-
langkah perispan, petunjuk
pelaksanaan dan susunan acaranya.
PENGERTIAN UPACARA BENDERA
DI SEKOLAH
 Kegiatan pengibaran atau
penurunan bendera kebangsaan
RI Sang Merah Putih, yang
dilaksanakan pada saat-saat
tertentu atau saat yang telah
ditentukan, dihadiri oleh siswa,
diselenggarakan secara tertib dan
khidmat, di sekolah.
(Direktorat Pembinaan Kesiswaan,
Dikdasmen Dikbud, 1998).
DASAR HUKUM PELAKSANAAN TUS
1. PP/66/1951/TTG LAMBANG NEGARA
2. PP/40/1958/TTG BENDERA KEBANGSAAN
3. PP/44/1958/ TTG LAGU KEBANGSAAN IND RAYA
4. KEPPRES NO 23/1971 TTG PROTOKOL NEGARA
5. INPRES/14/1981/TTG PENYELENGGARAAN PENGIBARAN
BENDERA MERAH PUTIH
6. UU No 8/1987 TTG PROTOKOL
7. PP/No. 62/1990 TTG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI
TATA TEMPAT, TATA UPACARA, DAN TATA PENGHORMATAN
8. KMA/71/1993 TTG PETUNJUK PELAKSANAAN
KEPROTOKOLAN DI LINGK. DEPAG
9. PMA No. 3/2006 TTG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPAG;
A.L: MEMUAT WEWENANG PROTOKOL DI LINGKUNGAN
DEPAG
10. KEPMENDIKBUD/0461/U/1984/ TTG PEMBINAAN
KESISWAAN
11. KEPDIRJEN DIKDASMEN/226/KEP/0/1992/TTG PEDOMAN
PEMBINAAN KESISWAAN
12. SE. DIRJEN DIKDASMEN/11208/C/U/87/1987/ TTG
UPACARA BENDERA
1. Membiasaskan bersikap tertib dan
disiplin
2. Membiasakan berpenampilan rapi
3. Meningkatkan kemampuan
memimpin
4. Membiasakan kesediaan dipimpin
5. Membina kekompakan dan
kerjasama
6. Mempertebal rasa semangat
kebangsaan
(Direktorat Pembinaan Kesiswaan,
Dikdasmen, Dikbud, 1998).
RUANG LINGKUP Upacara secara umum di lapangan
TUS yang urut-urutan acaranya telah
ditentukan di instansi/
perkantoran resmi pemerintah,
misalnya upacara HUT
Kemerdekaan, upacara hari-hari
UPACARA UMUM besar Nasional, upacara
sertijab, upacara pembukaan
dan penutupan kegiatan, dll.

TUS

UPACARA KHUSUS
RUANG LINGKUP
TUS

UPACARA UMUM

Upacara yang tidak memerlukan


TUS pejabat-pejabat upacara dan
susunan acara upacara secara
lengkap seperti pada upacara
umum. Contohnya, laporan
UPACARA KHUSUS kegiatan di kelas, apel
pagi/siang, dll.
TATA TEMPAT DALAM ACARA RESMI
(PP/No. 62/1990)
 Tata tempat adalah aturan
mengenai urutan bagi pejabat
negara, pejabat pemerintah, dan
tokoh masyarakat tertentu
(TOMASTU) dalam acara
kenegaraan atau upacara resmi.
 Tata tempat pada hakikatnya
mengandung unsur-unsur:
 Siapa yang berhak didahulukan/
diprioritaskan dalam urutan tata tempat.
 Orang mendapat tempat prioritas
karena jabatan, pangkat atau derajat di
dalam negara, pemerintahan atau
masyarakat.
TATA TEMPAT PEJABAT NEGARA
DAN PEMERINTAH
Urut-urutannya sbb:
 Presiden;
 Wakil Presiden;
 Ketua Lembaga Tinggi Negara;
 Menteri Negara, Pejabat yang diberi kedududkan
setingkat dengan Menteri Negara, Wakil Ketua
Lembaga Tinggi Negara, Panglima Angkatan
Bersenjata, Kepala Staf Angkatan dan Kepala
Kepolisian RI;
 Ketua Muda Mahkamah Agung, Anggota Lembaga
Tinggi Negara, termasuk Hakim Agung dan Mahkamah
Agung;
 Pimpinan Lembaga Pemerintah non-Departemen dan
Pejabat Pemerintah tertentu.
TATA TEMPAT BAGI TOMASTU
Urut-urutannya sbb:
A. Tomastu tingkat nasional, meliputi:
1. Mantan Presiden dan mantan Wakil
Presiden
2. Perintis Pergerakan Kebangsaan/
Kemerdekaan
3. Ketua Umum Partai Politik
4. Pemilik Tanda Kehormatan Republik
Indonesia berbentuk bintang sebagaimana
dimaksud UU/4/1972.
5. Ketua Umum MUI, Ketua Presidium
Konferensi Wali Gereja Indonesia, Ketua
Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia,
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia,
Ketua Perwalian Umat Budha Indonesia;
6. Tokoh lain yang ditentukan oleh
Pemerintah.
B. Tomastu tingkat Daerah
TATA TEMPAT BAGI PEJABAT
DI LINGKUNGAN DEPAG
Menurut KMA/No.18/1975 (yang disempurnakan), Tata
urutan pejabat di Lingkungan Departemen Agama
adalah sebagai berikut:
• Menteri Agama Republik Indonesia
• Pejabat Eselon I
• Pejabat Eselon II
• Pejabat Eselon III
• Pejabat Eselon IV.
KEDUDUKAN PROTOKOLER

(PN, PP, TOMASTU, ISTERI/SUAMI)

HAK PROTOKOLER
ISTERI/SUAMI YANG MENDAMPINGI
SUAMI/ISTERI SEBAGAI PEJABAT NEGARA
ATAU PEJABAT PEMERINTAH ATAU
TOMASTU DALAM ACARA KENEGARAAN
ATAU ACARA RESMI MENDAPAT TEMPAT
SESUAI DENGAN URUTAN TATA
TEMPAT/PRESEANCE SUAMI/ISTERI.
(PENJELASAN PSL 4 (2) UU 8 TH 1987 DAN PSL
10 (1) (2) PP NO. 62 TH 1990)
PETUNJUK PENEMPATAN
TAMU
• Apabila Menteri Agama hadir bersama istri, maka istri Menteri
ditempatkan sesuai kedudukan suami.
• Apabila yang hadir mantan Menteri atau pensiunan pejabat tinggi,
maka beliau mendapat tempat setingkat lebih rendah daripada
sewaktu masih aktif. Tetapi pada tempat setingkat lebih rendah
tersebut, ditempatkan pada tempat utama.
• Apabila undangan diwakilkan, yang mewakili mendapat tata tempat
sesuai dengan jabatan yang dimilikinya. Oleh karena itu yang
bersangkutan tidak dapat menduduki tempat yang telah disediakan
untuk pejabat yang diwakili.
DENAH TATA TEMPAT DALAM
UPACARA RESMI
UPACARA DALAM RUANGAN:
1. Jika menghadap meja, maka tempat utama adalah yang
menghadap ke pintu (keluar) dan tempat terakhir adalah
tempat yang paling dekat dengan pintu keluar. Tamu
membelakangi pintu keluar.
2. Jika berjajar pada garis yang sama, maka tempat yang
paling utama adalah tempat sebelah kanan luar.
3. Penyusunan kursi tergantung pada jumlah undangan,
macam upacara, keserasian dan kelancaran keluar masuk.
DENAH TATA TEMPAT DALAM
UPACARA RESMI
UPACARA DI LAPANGAN TERBUKA
Hal-hal yang harus memperhatikan adalah:
1. Keadaan dan bentuk lapangan yang dipakai
2. Macam dan sifat upacara
3. Pemasangan tenda dan kursi perlu
memperhatikan sinar matahari, arus keluar
masuk dan bentuk lapangan.
CONTOH
TATA TEMPAT PADA UPACARA PELANTIKAN DAN SERTIJAB
UNTUK YANG BERAGAMA ISLAM

MC

Pj. Pengambil Sumpah


Pembaca SK
Meja penanda
Saksi-saksi tanganan

Pembaca Kitab Suci

Saksi-saksi

Pembaca Doa
Pj yg Mengangkat Rohaniwan Saat Peng.
Sumpah Sumpah

Rohaniwan
Undangan yg setaraf Sebelum/sesudah
Dg pengambil sumpah Peng. Sumpah
Dan yg setingkat lbh rendah Tempat Undangan Lainnya
CONTOH
TATA TEMPAT PADA UPACARA PELANTIKAN DAN SERTIJAB
UNTUK YANG BERAGAMA HINDU DAN BUDHA

MC

Pj. Pengambil Sumpah


Pembaca SK
Meja penanda
Saksi-saksi tanganan

Saksi-saksi PEMBACA DOA

Pj yg Mengangkat Rohaniwan Saat Peng.


Sumpah Sumpah

Rohaniwan
Undangan yg setaraf Sebelum/sesudah
Dg pengambil sumpah Peng. Sumpah
Dan yg setingkat lbh rendah Tempat Undangan Lainnya
CONTOH
TATA TEMPAT PADA UPACARA PELANTIKAN DAN SERTIJAB
UNTUK YANG BERAGAMA KRISTAN KATHOLIK DAN
PROTESTAN

MC

Pj. Pengambil Sumpah


Pembaca SK
Meja penanda
Saksi-saksi tanganan

Saksi-saksi PEMBACA DOA

Rohaniwan Saat Peng. Pj yg Mengangkat


Sumpah Sumpah

Rohaniwan
Undangan yg setaraf Sebelum/sesudah
Dg pengambil sumpah Peng. Sumpah
Dan yg setingkat lbh rendah Tempat Undangan Lainnya
CONTOH
TATA TEMPAT PADA UPACARA BENDERA
Pim barisan karywan
Pim barisan krywati

Barisan karyawan Barisan karyawati


Pim barisn pj eselon IV
Barisan karyawan

Barisan pj. Eselon IV


Pim Upacara

PARA
PETUGAS
& MC Eselon Eselon Paduan
Eselon III Bina Up
Pengibar
I II suara
doa
bendera
Pim barisn esln III
TATA UPACARA

Hal-hal yang harus dipersiapkan


dalam penyelenggaraan
upacara, adalah:
• Undangan
• Kelengkapan upacara
• Perlengkapan upacara
• Urutan acara dalam upacara
• Denah tempat upacara
• Tempat duduk
• Konsumsi
• Kebersihan
• Rapat koordinasi persiapan
• Gladi kotor
• Gladi bersih
KELENGKAPAN UPACARA
Kelengkapan Upacara MELIPUTI:
1. Pembina upacara
2. Peserta upacara
3. Pembaca naskah
4. Pembawa acara
5. Pembaca kitab Suci
6. Pembaca Do’a
7. Pemimpin lagu Kebangsaan Indonesia Raya
8. Penerima tamu
9. Petugas keamanan
10. Pengerek bendera
11. Pemimpin upacara
12. Penanggungjawab upacara
13. Pemimpin barisan.
PERLENGKAPAN UPACARA
BENDERA
Meliputi :
1. Tiang bendera dengan tali
2. Bendera
3. Mimbar upacara
4. Naskah yang akan dibaca seperti: Teks
Pancasila; Teks Pembukaan UUD 45; Teks
Panca Prasetya KORPRI; Teks Do’a.
5. Pengeras suara.
PERLENGKAPAN UPACARA
DALAM RUANGAN
Meliputi :
1. Bendera Merah Putih
2. Bendera KORPRI
3. Bendera Departemen Agama
4. Bendera Organisasi
5. Podium
6. Naskah yang akan dibaca/ditandatangani, seperti: Surat Keputusan;
Berita Acara; Teks Do’a
7. Pengeras suara
8. Lampu penerangan
9. Meja kursi
10. Gambar Presiden dan Wakil Presiden
11. Peralatan khusus dalam peresmian/pembukaan, alat pengguntingan
pita, gong/palu/kentongan/sirine/bedug
12. Dekorasi sesuai dengan letak tata tempat, jenis upacara dan ciri identitas
Departemen Agama
13. Buku tamu.
PERLENGKAPAN UPACARA
DI LUAR RUANGAN
Meliputi :
1. Podium
2. Naskah yang akan dibaca/ditandatangani, seperti: Surat
Keputusan; Berita Acara; Teks Do’a
3. Pengeras suara
4. Lampu penerangan
5. Meja kursi
6. Tenda
7. Peralatan khusus dalam peresmian/pembukaan/peletakan batu
pertama, alat pengguntingan pita, gong, palu, kentongan, sirine,
bedug
8. Dekorasi sesuai dengan letak tata tempat, jenis upacara dan ciri
identitas Departemen Agama
9. Buku tamu.
UKURAN BENDERA MERAH PUTIH
•Perbandingan lebar dan panjang= 2:3
Ukuran terkecil= 1 X1,5 m
Ukuran terbesar = 2x3 m.

1m

1,5 m
PELAKSANAAN/PROSESI UPACARA
(Upacara Bendera rutin tanggal 17 atau Tiap Hari Senin)
1. Pemimpin upacara memasuki lapangan
2. Penghormatan pemimpin barisan kepada pemimpin upacara
3. Laporan pemimpin barisan kepada pemimpin upacara
4. Pembina upacara memasuki lapangan upacara, pasukan disiapkan
5. Penghormatan kepada pembina upacara yang dipimpin oleh pemimpin upacara
6. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara siap dimulai
7. Pengibaran bendera merah putih diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh seluruh peserta
uacara
8. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara
9. Pembacaan teks pancasila oleh petugas upacara yang diikuiti oleh peserta upacara
10. Pembacaan teks UUD 1945 oleh petugas
11. Pembacaan teks Panca Prasetya Korpri oleh petugas
12. Amanat pembina upacara, pasukan diistirahatkan
13. Pembacaan doa oleh petugas
14. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara telah selesai
15. Penghormatan kepada pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara
16. Pembina upacara meninggalkan lapangan upacara
17. Penghormatan pemimpin barisan kepada pemimpin upacara
18. Pemimpin upacara membubarkan barisan
19. Pemimpin upacar meninggalkan lapangan upacara
20. Upacara selesai
PELAKSANAAN/PROSESI UPACARA
(Upacara Hari Amal Bakti Depag, tanggal 3 Januari)

Prosesinya sama dengan upacara bendera


tanggal 17, tapi bisa ditambah beberapa acara
sebelum amanat HAB Depag, seperti :
1. Penyerahan tanda jasa/piagam bagi pegawai
yang mendapatkannya
2. Penyerahan hadiah kepada pegawai teladan/
pemenang perlombaan
TATA BENDERA DALAM
UPACARA BENDERA
 Bendera dikibarkan sampai saat
matahari terbenam.
 Tiang bendera didirikan di atas
tanah di halaman depan gedung.
 Penghormatan dilakukan pada
saat pengibaran atau penurunan
bendera.
TATA LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA
DALAM UPACARA RESMI

 Apabila diperdengarkan dengan musik, maka lagu


Kebangsaan Indonesia Raya dibunyikan lengkap satu kali.
 Apabila dinyanyikan, maka dinyanyikan lengkap satu bait,
yaitu bait pertama dengan dua kali ulangan.
 Pada saat lagu Kebangsaan Indonesia Raya
diperdengarkan, seluruh peserta upacara mengambil
sikap sempurna dan memberikan penghormatan menurut
keadaan setempat.
 Pada waktu mengiringi pengibaran/penurunan bendera
tidak dibenarkan dengan menggunakan musik dari tape
recorder atau piringan.
 Jika tidak ada korps musik/genderang dan atau sangkala,
maka pengibaran/ penurunan bendera diiringi dengan
nyanyian bersama lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
TATA BUSANA DALAM UPACARA
RESMI
 Busana upacara dalam acara
kenegaraan atau acara resmi
disesuaikan menurut jenis upacara.
 Dalam acara kenegaraan digunakan
pakaian sipil lengkap; pakaian dinas
upacara kebesaran atau pakaian
nasional yang berlaku sesuai dengan
jabatannya atau kedudukannya dalam
masyarakat.
 Dalam acara resmi digunakan pakaian
sipil harian atau seragam KORPRI
atau seragam resmi lainnya yang
telah ditentukan.
Upacara Hari Upacara Hari Besar
Senin/Sabtu Nasional
 Siswa: pakaian  Siswa: pakaian seragam

seragam sekolah dan sekolah dan topi pet.


topi pet (SK Dirjen  Petugas upacara:
Dikdasmen No. pakaian yang telah
100/C/Kep/D/1991) ditentukan oleh sekolah
 Guru dan perangkat  Guru dan perangkat
sekolah: pakaian yang sekolah: pakaian yang
telah ditentukan oleh telah ditentukan oleh
daerah/ sekolah daerah/ sekolah masing-
masing-masing. masing.
TATA PENGHORMATAN
Tata penghormatan meliputi:
• Pemberian tata tempat
• Penghormatan bendera
kebangsaan
• Penghormatan lagu
kebangsaan
• Penghormatan terhadap
jenazah pejabat negara,
pejabat pemerintah,
tomastu (BERKABUNG)
PENGIBARAN BENDERA SETENGAH TIANG
 Selama tujuh hari bagi Presiden dan Wakil Presiden;
 Selama lima hari bagi Ketua Lembaga Tinggi Negara;
 Selama tiga hari bagi Menteri Negara, Pejabat
setingkat Menteri Negara, Wakil Ketua Lembaga Tinggi
Negara, Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan dan
Kepala Kepolisian RI;
 Selama tujuh hari bagi mantan Presiden dan mantan
Wakil Presiden;
 Hari-hari selama pengibaran setengah tiang bendera
kebangsaan merah putih tersebut dinyatakan sebagai
hari berkabung nasional dan dikabarkan ke seluruh
pelosok tanah air;
 Dua hari bagi pejabat negara lainnya.
Ketua/Kepala/Dirjen dari LPND, atau Tomastu lainnya
PENGIBARAN BENDERA SETENGAH TIANG
 Sejak tanggal kedatangan jenazah di Indonesia, bagi
jenazah Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah dan
Tomastu yang meninggal di LN;
 Pelaksanaan pengibaran setengah tiang bendera
kebangsaan merah putih dilakukan sejak pengibaran
upacara sampai terbenam matahari;
 Apabila pengibaran setengah tiang bendera
kebangsaan merah putih tersebut berlangsung
bersamaan dengan penyelenggaraan peringatan hari
nasional, maka bendera kebangsaan merah putih
dikibarkan secara penuh;
 Penghormatan berupa pengantaran atau penyambutan
jenazah, persemayaman dan pemakaman jenazah bagi
pejabat negara, pejabat pemerintah dan Tomastu
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
baginya.
BAGAIMANA SIKAP PEJABAT/PETUGAS
UPACARA?

SMART
 SIKAP YANG TENANG, TIDAK
MUDAH PANIK/GROGI
 MATURE (SIKAP YANG
MATANG/DEWASA)
 ABILITY & PRO-ACTIVE
(MAMPU DAN PROAKTIF)
 RESPONSIVE (CEPAT
TANGGAP)
 TANGGUNG JAWAB
(RESPONSIBLE)
IF YOU DO THE RIGHT THING…
NO ONE WILL REMEMBER,
BUT IF YOU DO THE WRONG THING…
NO ONE WILL EVER FORGET.

JIKA ANDA MELAKUKAN SESUATU DENGAN BENAR… TIADA ORANG YANG AKAN MENGINGATNYA,
TAPI JIKA ANDA MELAKUKAN SUATU KESALAHAN… TAK ADA YANG AKAN PERNAH MELUPAKANNYA.
42

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

36

Anda mungkin juga menyukai