Anda di halaman 1dari 32

POISONING

KERACUNAN (POISONING)
• Keracunan adalah suatu kondisi yg disebabkan
oleh obat-obatan, ramuan dan substansi biologik
manakala digunakan secara tidak wajar atau
tidak sesuai dengan petunjuk dokter.
• Beberapa contoh keracunan (poisoning) adalah;
- dosis yg salah akibat suatu error
- kesalahan minum obat yg diberikan kpd pasien
- overdosis
- obat sesuai resep dan diminum bersama alkohol
- obat sesuai resep yg diminum bersama obat
OTC (bebas) tanpa resep dokter
Keracunan Makanan
• Keracunan makanan adalah kondisi yang muncul akibat
mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh
organisme menular, seperti bakteri, virus, dan parasit.
Kontaminasi dapat terjadi saat makanan sedang
diproses atau dimasak dengan tidak benar.
• Kontaminasi yang umumnya terjadi pada kasus
keracunan makanan disebabkan oleh:
 Bakteri Campylobacter, Salmonella, Escherichia
coli (E. coli), Listeria, Clostridium botulinum
( botulinum) dan Shigella.
 Norovirus dan rotavirus.
 Parasit Cryptosporidium, Entamoeba histolytica,
dan Giardia.
• Berikut ini adalah beberapa contoh
makanan
 Daging mentah
 Susu
 Makanan siap saji, misalnya potongan
daging matang, keju lembut,
dan roti isi kemasan.
 Makanan dalam kaleng
 Telur mentah.
 Kerang-kerangan dan makanan laut
mentah
Gejala Keracunan Makanan

• Merasa mual dan muntah-muntah.


• Mengalami diare.
• Sakit atau kram perut
Keracunan Obat

• Keracunan obat adalah kondisi yang


disebabkan oleh adanya kesalahan
dalam penggunaan obat.
• Baik dosis yang berlebihan, maupun
kesalahan dalam mengombinasikan
obat.
Keracunan Obat
• Keracunan obat yang disebabkan oleh salah mengombi-
nasikan obat biasanya terjadi pada pasien yang
mengkonsumsi obat lebih dari satu atau polifar-
masi.
• Hal ini dapat terjadi pada pasien usia lanjut yang
mengalami beragam masalah kesehatan, sehingga
memerlukan beragam jenis obat.
• Keracunan obat juga dapat terjadi jika obat yang
diminum didampingi oleh minuman atau
makanan lain yang menjadi pemicunya. Sementara, kera-
cunan obat yang disebabkan oleh kelebihan dosis dapat
terjadi secara sengaja atau tidak sengaja.
Gejala Keracunan Obat
• Sakit pada bagian dada.
• Mual dan muntah.
• Sakit perut dan diare
• Kesulitan bernapas, bau napas tidak
normal.
• Pusing atau sakit kepala.
• Kejang atau bahkan tidak sadarkan diri.
• Batuk-batuk.
• Bibir kebiruan.
Keracunan Opiate
• Mengalami gejala dan tanda klinis
seperti
 Pupil atau mengecil atau konstriksi
 napas melambat,
 lemas,
 mual,
 muntah,
 perubahan detak jantung
 kurang waspada.
Kelebihan Dosis
• Gejala yang muncul antara lain
 Sakit pada bagian dada,
 sakit perut,
 diare,
 muntah,
 mual,
 kebingungan,
 mengantuk.
 Keracunan yang cukup parah dapat
menyebabkan masalah pada tekanan darah,
tingkat pernapasan, suhu tubuh, dan denyut nadi.
 Gangguan pada denyut nadi sendiri bisa
mengancam jiwa penderita.
ORGANOFOSFAT
• Keracunan adalah masuknya zat racun ke
tubuh, baik melalui saluran cerna, napas,
maupun kulit dan mukosa sehingga
menimbulkan gejala keracunan
• Organofosfat adalah zat kimia sintesis yang
terkandung pada pestisida untuk
membunuh hama (serangga, jamur, atau
gulma).
• Organofosfat juga digunakan dalam produk
rumah tangga, seperti pembasmi nyamuk,
kecoa, dan hewan pengganggu lainnya.
ORGANOFOSFAT
• Keracunan organofosfat dapat terjadi melalui kulit, mata,
mulut jika tertelan, dan hidung jika terhirup dengan do-
sis berlebih.
• Keracunan organofosfat melalui kulit terjadi jika zat
ini berbentuk cairan dan tumpah di kulit, atau melalui
pakaian yang terpapar organofosfat. Gas dan
partikel semprotan yang sangat halus (<10 mikron)
dapat masuk ke paru, sedangkan partikel yang
lebih besar (>50 mikron) akan menempel di se-
laput lendir atau kerongkongan.
• Keracunan melalui saluran pencernaan dapat
terjadi karena makanan terpapar organofosfat
atau jika zat ini terbawa angin masuk ke mulut.
GEJALA
• Timbul dalam waktu 6-12 jam setelah paparan.
• Gejalanya bervariasi, dari yang ringan hingga kema-
tian.
• Gejala awal adalah ruam dan iritasi pada kulit, mual/
rasa penuh di perut, muntah, lemas, sakit kepala, dan
gangguan penglihatan.
• Gejala lanjutan, seperti keluar ludah berlebihan, keluar
lendir dari hidung (terutama pada keracunan
melalui hidung), berkemih berlebihan dan diare, keringat
berlebihan, air mata berlebihan, kelemahan
yang disertai sesak napas, dan akhirnya kelumpuhan otot
rangka, sukar berbicara, hilangnya refleks, ke-
jang, dan koma.
Keracunan karbon monoksida
• Keracunan karbon monoksida adalah
kondisi di mana seseorang menghirup gas
karbon monoksida dalam jumlah yang
banyak.
• Secara singkat, karbon monoksida (CO)
adalah gas beracun yang dihasilkan dari
proses pembakaran.
Misalnya dari mesin dan knalpot
kendaraan, generator set (genset), kompor gas
atau minyak, water heater, serta alat
pemanggang yang menggunakan arang.
KARBON MONOKSIDA
• Gas ini tidak memiliki rasa atau bau
tertentu, dan berbahaya apabila terhirup
dalam jumlah banyak.
• Jika terhirup, karbon monoksida akan
berikatan dengan hemoglobin, yaitu
bagian sel darah merah yang seharus-
nya mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
• Akibatnya, bila karbon monoksida
terhirup dalam jumlah banyak, akan
terjadi hipoksia.
Gejala
• Pada awalnya, gejala keracunan karbon
monoksida tidak tampak jelas karena mirip
dengan keracunan makanan atau gejala flu
• Gejala biasanya mereda saat penderita
menjauhi sumber gas. Gejala tersebut di
antaranya adalah:
 Sakit kepala tegang.
 Pusing.
 Mual dan muntah.
 Rasa lelah.
 Linglung.
 Sakit maag.
Penderita terus terpapar gas karbon
monoksida
• Timbul gejala berupa:
 Kehilangan keseimbangan dan koordinasi
 Gangguan penglihatan.
 Penurunan fungsi memori.
 Perubahan perilaku.
 Kejang.
 Vertigo.
 Sesak dan takikardia.
 Angina pektoris.
 Kehilangan kesadaran.
Komplikasi Keracunan
Karbon Monoksida
• Terdapat 10-15% penderita keracunan karbon monoksida (CO) yang men-
galami komplikasi jangka panjang. Beberapa komplikasi
yang dapat terjadi meliputi:
Kerusakan otak. Kondisi ini dapat mengganggu kemam-
puan melihat atau mendengar, gangguan memori dan konsentrasi, serta
memicu parkinsonisme, yaitu penyakit yang memiliki gejala
mirip dengan penyakit Parkinson, namun bukan disebabkan
oleh penuaan.
Penyakit jantung. Penyakit jantung koroner merupakan komp-
likasi yang berkembang akibat paparan CO jangka panjang.
Pembuluh darah koroner merupakan pembuluh darah pada jan-
tung, yang bila tersumbat dapat mengakibatkan
serangan jantung.
 Efek buruk pada Keracunan CO pada wanita hamil dapat berakibat ke
janin yang dikandungnya, seperti lahir dengan berat badan rendah, memi-
liki kelainan perilaku, atau bahkan meninggal di dalam
rahim.
Sindrom Steven-Johnson
• Sindrom Stevens-Johnson adalah suatu sin-
drom (kumpulan gejala) langka yang terjadi
karena kulit dan membran mukosa
menimbulkan reaksi berlebihan terhadap
suatu obat atau infeksi.
• Membran mukosa adalah lapisan kulit
dalam yang melapisi berbagai rongga
tubuh yang memiliki kontak dengan
lingkungan luar dan organ internal tubuh.
• Di beberapa bagian tubuh, membran
mukosa menyatu dengan kulit, misalnya
pada lubang hidung, bibir, pipi dalam,
telinga, daerah kemaluan, dan anus.
Tanda dan gejala
• Sindrom ini diawali dengan gejala mirip
flu seperti demam, batuk, mata terasa
panas, dan radang tenggorokan.
• Namun setelah beberapa hari akan diikuti
ruam merah atau keunguan di kulit yang
terasa sakit dan menyebar atau bahkan
melepuh, nyeri persendian, hingga
pembengkakan di wajah dan lidah.
• Dalam berbagai kasus, sel-sel di lapisan
kulit terluar akan mati sehingga kulitnya mu-
lai mengelupas.
Penyebab Steven-Johnson
• Obat-obat anti-asam urat, misalnya allopurinol
• Obat-obat Anti Inflamasi Non-Steroid (AINS) yang banyak dipakai untuk
meredakan nyeri, misalnya asam mefenamat, ibuprofen, asam salisilat,
piroxicam
• Obat antibiotik, khususnya Penicillin
• Obat kejang, biasanya dipakai oleh pengidap epilepsi.

Meski demikian, gejala Steven-Johnson pada sebagian orangg bisa juga


dipicu oleh infeksi virus atau kuman tertentu, antara lain sebagai
berikut.
• Herpes (herpes simplex maupun herpes zoster)
• Influenza
• HIV
• Diphtheria
• Typhoid
• Hepatitis A
• Pneumonia
Steven-Johnson
Gigitan ular
Diagnosis
• Gejala umum meliputi syok, muntah dan sakit kepala. Periksa
jejas gigitan untuk melihat adanya nekrosis lokal, perdarahan
atau pembesaran kelenjar limfe setempat yang lu-
nak.
• Tanda spesifik bergantung pada jenis racun dan
reaksinya, meliputi:
– Syok
– Pembengkakan lokal yang perlahan meluas dari tempat gigitan
– Perdarahan: eksternal: gusi, luka; internal: intrakranial
– Tanda neurotoksisitas: kesulitan bernapas atau paralisis otot perna-
pasan, ptosis, palsi bulbar (kesulitan menelan dan berbicara),
kelemahan ekstremitas
– Tanda kerusakan otot: nyeri otot dan urin menghitam.
• Periksa Hb (bila memungkinkan, periksa fungsi pembekuan
darah).
SNAKE

NON-VENOMOUS VENOMOUS

Cardiotoxin Hemotoxin Neurotoxin

Necrotoxin Nephrotoxin
SNAKE
FANGS
HUMAN LYMPHATIC DRAINAGE
CLINICAL MANIFES-
TATION
Digigit Serangga

• Serangga biasanya menggigit,


menyengat, atau mengeluarkan racun un-
tuk digunakan sebagai pertahanan dirinya.
• Digigit serangga merupakan salah satu ben-
tuk dermatitis kontak iritan, yaitu
reaksi peradangan kulit sebagai respon dari
kontak dengan alergen.
•Lebah. Lebah menyengat hanya sekali, setelah menyengat lebah akan mati. Sen-
gatan lebah sangat beracun, apabila tidak segera dicabut, racun akan semakin banyak
masuk kedalam tubuh sehingga dapat memicu reaksi alergi yang berat.
•Tawon. Sengatan tawon juga mengandung racun, tapi tawon dapat menyengat beber-
apa kali.
•Kalajengking. Sengatan kalajengking mengandung racun, tapi jarang berbahaya.
Tanda dan gejalanya berupa nyeri yang dapat terus menerus terjadi, mati rasa, dan
bengkak. Namun, sengatan kalajengking pada anak dan lansia dapat menimbulkan
reaksi alergi seluruh tubuh sampai reaksi alergi berat.
•Semut api. Semut api dapat menggigit beberapa kali dan gigitannya dapat mengelu-
arkan racun yang biasanya hanya menimbulkan reaksi lokal. Contohnya seperti nyeri
hebat di tempat gigitan, rasa seperti terbakar, bengkak, dan kemerahan. Namun, dapat
pula menyebabkan reaksi alergi seluruh tubuh dan reaksi alergi berat.
•Laba-laba. Umumnya laba-laba tidak berbahaya, tapi beberapa jenis laba-laba mem-
punyai racun yang dapat menimbulkan reaksi lain. Misalnya berupa nyeri, pem-
bengkakan disekitar luka, dan dapat menyebar ke perut, punggung atau dada, kram pe-
rut, menggigil, mual, dan keringat dingin.
•Tomcat. Umumnya racun akibat gigitan tomcat atau kumbang Paederus tidak berba-
haya dan tidak menyebabkan reaksi seluruh tubuh. Biasanya hanya lokal pada kulit
berupa kulit melepuh seperti herpes, kemerahan, rasa panas bercampur gatal, dan nyeri.
Gejala Digigit Serangga
Gejala digigit serangga dapat berupa reaksi lokal, terbatas pada
tempat gigitan atau sengatan berupa:
•Gatal.
•Rasa nyeri atau tidak nyaman di tempat gigitan atau sengatan.
•Panas seperti terbakar.
•Bengkak atau kulit melepuh di sekitar tempat gigitan atau
sengatan.
Orang yang terkena sengatan ubur-ubur
umumnya mengalami beberapa gejala
seperti kulit yang terasa gatal, perih
seperti terbakar, berdenyut, hingga
kulit melepuh.

Anda mungkin juga menyukai