1. ONKOLOGI DASAR
2. PRINSIP DASAR DIAGNOSTIK DAN PENANGANAN
TUMOR
3. DASAR-DASAR PENGOBATAN ONKOLOGI BEDAH
3
ONKOLOGI DASAR
09/24/23
4
09/24/23
5
09/24/23
7
09/24/23
8
09/24/23
9
SEL TUMOR
Sel tumor ialah sel tubuh kita sendiri yang mengalami transformasi
(perubahan) sehingga tumbuhnya di dalam tubuh menjadi autonom yaitu
tumbuhnya tersendiri, terlepas dari kendali pertumbuhan tubuh normal.
Sel tumor terdiri dari :
Perbedaan sifat tumor jinak dengan sel ganas tergantung dari jauhnya
penyimpangan dari bentuk sel normal dalam hal derajat diferensiasinya,
autonominya dan kemampuannya mengadakan infiltrasi dan metastasis.
09/24/23
10
09/24/23
11
PERTUMBUHAN KANKER
Pertumbuhan kanker dibagi atas dua bagian, yaitu :
1. Pertumbuhan lokal yang terdiri dari :
– Lokal in situ
– Lokal invasive
2. Pertumbuhan / penyebaran ke organ lain / metastase :
– Ke kelenjar limfe regional
– Ke organ jauh
09/24/23
12
PERTUMBUHAN LOKAL
Kanker mulai tumbuh dari satu sel kanker pada satu tempat di dalam organ
(unisentris). Jarang kanker tumbuh dari beberapa sel di dalam organ
(multisentris) atau dari beberapa organ (multilokuler).
Bila sel kanker tumbuh bersamaan dalam satu tahun disebut Synchronous
dan bila tumbuh dalam waktu berbeda disebut Metachronous.
09/24/23
13
09/24/23
14
09/24/23
15
1. Waktu siklus : Waktu yang perlu untuk 1 sel menjadi 2 sel dan seterusnya
2.Derajat diferensiasi : Makin jelek derejat diferensiasi sel, makin cepat
pertumbuhan sel kanker.
3. Populasi kanker : Populasi sel kanker terdiri dari 3 macam bentuk yaitu :
a. Sel yang dapat tumbuh
b. Sel yang tidak dapat tumbuh
c. Sel yang hilang atau mati
Pertumbuhan kanker cepat bila populasi sel yang dapat tumbuh lebih besar dan
cepat.
09/24/23
16
09/24/23
17
ETIOLOGI KANKER
Cara atau mekanisme terjadinya kanker yang disebut Karsinogenesis
belum diketahui secara pasti. (Karsinogenesis).
Perubahan dari sel normal menjadi sel kanker dipengaruhi oleh
banyak faktor (multifaktor) dan bersifat individual atau tidak sama
pada setiap orang.
09/24/23
18
09/24/23
19
09/24/23
20
09/24/23
21
09/24/23
Table of Contents
23
Anatomi tyroid
09/24/23
24
09/24/23
25
09/24/23
26
09/24/23
STRUMA
Etiologi
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan
faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain:
a.Defisiensi iodium
b.Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid
c.Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia
d.Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan
e.Faktor genetic
09/24/23
29
Manifestasi klinis
1. Pembengkakan secara berlebihan pada leher
2. Kesulitan menelan (nyeri saat menelan)
3. Kesulitan dalam bernafas dan suara bising pada waktu bernafas
4. Suara parau karena tekanan pada saraf suara
09/24/23
30
Patofisiologi
Struma terjadi karena kegagalan sintesa hormon yang berhubungan dengan pengurangan
hormon tiroidotironium dan tiroksin. Pengurangan ini mencegah inhibisi umpan balik TSH yang
normal. Kadar TSH yang meningkat akan menyebabkan peningkatan massa tyroid. Pembesaran
tyroid dapat menimbulkan hyperplasia tetapi tidak semuanya menunjukkan adanya kadar TSH.
Hipotesis lain menyatakan bahwa struma disebabkan karena stimulus kelenjar tyroid oleh
growth imunoglobin, stuma dapat berupa difus atau noduler dan nodul disebabkan oleh
adenoma, karsinoma atau proses inflamasi. Pembesaran tyroid yang tidak berhubungan
dengan hypertiroidisme, malignasi atau inflamasi sering kali terjadi pada wanita yang timbul
pada saat pubertas atau selama kehamilan disebut dengan simpel goiter.
Pada tiap orang dapat dijumpai masa dimana kebituhan terhadap tiroxin bertambah terutama
masa pertumbuhan, menstruasi pubertas, kehamilan, laktasi, menopause, infeksi dan stres.
Pada masa tersebut akan menimbulkan modularitas kelenjar tyroid serta kelainan yang dapat
berlanjut pada berkurangnya aliran darah.
09/24/23
31
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan sidik tiroid (TSH/t3/t4)
2. Pemeriksaan fisik meliputi jumlah nodul, konsistensi, nyeri tekan dan
pembesaran kelenjar getah bening
3. Pemeriksaan USG
4. Biopsi aspirasi jarum halus/FNAB
5. Termografi
09/24/23
32
09/24/23
33
Tiroidektomi
Tiroidektomi adalah tindakan pembedahan pengangkatan sebagian atau seluruh
jaringan tiroid( 2 nodul)
Tiroidektomi dibedakan menjadi:
1.Tiroidektomi total yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klien yang menjalani
tindakan ini harus mendapat terapi hormone pengganti yang besar dosisnya
beragam pada setiap individu dan dapat dipengaruhi oleh usia, pekerjaan, dan
aktifitas (Rumahorbo,1999).
2.Tiroidektomi subtotal yaitu mengangkat sebagian kelenjar tiroid. Lobus kiri atau
kanan yang mengalami pembesaran diangkat dan diharapkan kelenjar yang masih
tersisa masih dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan hormone-hormon tiroid
sehingga tidak diperlukan terapi penggantian hormon (Rumahorbo,1999).
09/24/23
34
Indikasi operasi
Karsinoma tiroid yang masih operable.
Struma endemik, kedua lobus kanan dan kiri patologis semua.
09/24/23
37
Meja mayo
09/24/23
38
Meja instrument
09/24/23
39
Tyroidectomy set
09/24/23
40
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa pre operasi:
1.Cemas berhubungan dengan rencana tindakan operasi
2.Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan saluran nafas oleh tiroid
09/24/23
41
Prosedure operasi
• Pasien masuk ke preproom OT
• Dilakukan sign in sebelum pasien di anestesi
• Masuk kamar operasi, dilakukan general anestesi oleh dokter anestesi, ett
biasanya dimasukan dihidung
• Posisi pasien supine, kepala ekstensi di bawah pundak, kepala diletakkan
diatas donut baloon, diberikan ganjalan di bawah pundak dan pastikan
posisi dagu sejajar dengan long axis tubuh pada aris median, pasang savety
belt
09/24/23
42
Diberi ganjalan
donat jeli dibawah
kepala pasien,
dibawah bahu linen
os diberi bantalan
(buntalan kain berisi
nacl)
09/24/23
43
09/24/23
44
lanjutan
• Tim melakukan cuci tangan bedah dilanjutkan dengan gowning, gloving
• Perawat instrumen menyiapkan instrumen operasi
• Desinfeksi
• Drapping
• Time out
09/24/23
45
09/24/23
46
Drapping
Drapping bentuk segitiga seperti
kerudung dan difokuskan pada
daerah yang akan dioperasi
(leher), dengan keadaan kepala
sampai mata tertutup,
09/24/23
47
09/24/23
48
09/24/23
49
09/24/23
50
09/24/23
51
09/24/23
52
09/24/23
53
09/24/23
54
09/24/23
55
09/24/23
56
09/24/23
57
09/24/23
58
09/24/23
59
09/24/23
60
09/24/23
61
09/24/23
62
09/24/23
63
09/24/23
64
VIDEO
09/24/23
65
09/24/23
66
09/24/23