Anda di halaman 1dari 13

09/28/2023 Footer Text 1

FILSAFAT TIMUR
MENGENAL FILSAFAT TIMUR
• Ada dalam keseharian kita  dan seringkali kita praktikkan
(ajaran-ajaran filsuf timur dan juga filsfuf jawa)  melalui
pesan-pesan kebijakan berikut ini.
Berpengar
uh
terhadap
Perilaku,
Hidup, dan
Kondisi
Psikologis
kita..
_
Makna
Filsafat
Filsafat Jawa?
Pengaruh pada Psikologi Jawa
• Psikologi Jawa (terkait dengan Filsafat Jawa)  tidak lepas
dari pengaruh ajaran Hindu-Budha pada masyarakat Jawa.
• Ajaran Hindu yang terkandung adalah Tri Hita Karana, yaitu
parahyangan, pawongan, dan palemahan. Parahyangan berarti
hubungan manusia dengan Tuhan yang diwujudkan melalui
jalan catur marga. Catur Marga ialah empat cara mengamalkan
agama Hindu dalam kehidupan dan dalam bermasyarakat
(sembahyang/ kasih sayang pada mahkluk hidup,
darma/kebajikan, menyebarkan agama, dan mengamalkan
agama: puasa, semedi  ketenangan batin).
• Masyarakat Jawa: dibangun di atas pondasi gotong-royongan,
sikap hidup nerimo, ketentraman batin, patuh terhadap norma-
norma yang berlaku di masyarakat, dan hidup selaras dengan
alam  sesuai ajaran Hindu-Budha.
Filsafat dan Psikologi Jawa
• Dalam kehidupan orang Jawa, ajaran tersebut diwujudkan,
salah satunya melalui filosofi narimo ing
pandum (menerima apapun telah diberikan Tuhan).
• Filosofi tersebut berarti segala yang ada dalam kehidupan
ini telah digariskan oleh Tuhan, manusia hanya bisa
menerima, tetapi harus tetap berusaha dan berdoa.
• Hindu mengajarkan pula bahwa setiap orang yang lahir telah
dibekali dengan potensi masing-masing yang harus
dikembangkan selanjutnya dalam kehidupan nyata.
• Oleh karena semua aspek kehidupan ditentukan oleh
Tuhan melalui hukum karma-Nya, maka manusia
diharuskan untuk selalu ber-karma (bertindak) sesuai
dengan dharma, dan semua karma itu dilakukan sebagai
persembahan (yajna) kepada Tuhan.
Filsafat dan Psikologi Jawa
• Hindu mengajarkan bahwa sikap dan etika harus dilakukan
berdasarkan tri kaya parisudha, yakni pikiran, perkataan,
dan tindakan.
• Ajaran Hindu tersebut menekankan pada internalisasi nilai
etika, bukan sekedar menjadi bungkus saja.
•  Jadi, pikiranlah yang menentukan perkataan dan
perbuatan.
• Oleh karena itu, pikiran harus diusahakan untuk tidak
menginginkan milik orang lain, mengasihi semua makhluk,
dan percaya pada hukum karmaphala (prinsip kausalitas).
• Dalam budi pekerti jawa, hal tersebut diterjemahkan
dalam terminologi : ojo demen darbeking wong liyo (jangan
menginginkan milik orang lain), welas asih marang
sesomo (cinta kasih pada sesama), ngunduh wohing
pakarti sopo kang nandur bakal ngunduh (bahwa setiap
perbuatan yang dilakukan akan mendatangkan hasil, siapa
yang menanam pasti akan memetiknya).
Filsafat dan Psikologi Jawa
• Perkembangan Pengaruh Ajaran Islam terhadap Masyarakat
Jawa.
• Seperti filsafat Hindhu-Buddha pada perkembangannya
filsafat jawa juga menekankan pentingnya kesempurnaan
hidup  Manusia berfikir dan merenungi dirinya dalam
rangka menemukan integritas dirinya dalam kaitannya
dengan Tuhan.
• Dimensi ini merupakan karakteristik dan kecenderungan
hidup manusia Jawa  Pemikiran-pemikiran Jawa
merupakan suatu usaha untuk mencapai kesempurnaan
hidup.
Filsafat dan Psikologi Jawa
• Ketika Islam masuk  dan kemudian menyesuaikan pemahaman:
bahwa kesempurnaan hidup hanya dapat dicapai dengan taat
kepada Allah, dimana Dia adalah satu-satunya Tuhan yang berhak
disembah dan dipatuhi.
• Mengenalkan dan mengajarkan tatanan agama tersebut berupa
syariat, tarekat, hakikat dan makrifat.
• Ciptoprawiro (1986) menyebutkan bahwa para wali pada zaman kerajaan
Demak, lebih menekankan ke-Esa-an Tuhan dengan nama Allah.
• Gerak kembali manusia kepada Allah digambarkan dalam empat
tingkat, yaitu syariat berupa hukum menjalankan rukun Islam, tarikat
merupakan jalan menuju Allah, hakikat merupakan kebenaran, dan
makrifat merupakan pengetahuan dan manunggal.
• Ilmu kesempurnaan hidup ditunjukkan oleh Islam bahwa
pelaksanaan ilmu Tuhan dalam hidup ada empat hal, yaitu syariat,
tarekat, makrifat, dan hakikat wirid. Syariat wirid dalam menyebut
kalimat Lailaha ilallah (tiada Tuhan selain Allah).
Filsafat dan Psikologi Jawa
• Islam datang setelah adanya ajaran Hindhu-Buddha  dalam
perkembangannya terjadi sinkretisme dalam masyarakat
jawa.
• Sinkretisme adalah paham (aliran) baru yang merupakan
perpaduan dari beberapa paham (aliran) yang berbeda untuk
mencari keserasian, keseimbangan, dan ketenangan dalam
hidup.
• Salah satu contoh perpaduan dari ajaran Hindhu-Buddha
dan Islam yang begitu popular di kalangan orang jawa
adalah Tirakat.
Filsafat dan Psikologi Jawa : TIRAKAT

• Tirakat merupakan kegiatan berpuasa pada hari-hari


tertentu dengan cara-cara tertentu .
• Walaupun puasa merupakan ritual dalam Islam, tetapi
orang jawa yang bukan Islam biasanya juga melaksanakan
puasa, walaupun tidak melaksanakan syariat yang lain.
• Inti dari ritual tirakat adalah latihan untuk menjalani
kesukaran-kesukaran hidup dan mendapatkan
keteguhan iman terhadap Sang Pencipta.  Jadi tirakat
merupakan ritual keagamaan yang disengaja agar
seseorang menjalani kesukaran, kesulitan, dan
kesengsaraan.
• Pemeluk Agami Jawi yang merupakan non-Islam atau
Islam kejawen, percaya bahwa ritual ini berpahala dan
bermanfaat dalam melatih keteguhan pribadi.
Filsafat dan Psikologi Jawa : TIRAKAT

• Berbagai jenis Tirakat dalam masyarakat jawa:


• mutih, siyam, nglowong, ngepel, ngebleng dan pati geni.
• Mutih : seseorang berpantang makan selain nasi putih yang
dilakukan pada hari senin dan kamis.
• Siyam : menjalani puasa pada bulan ramadhan sebulan penuh.
• Nglowong : puasa beberapa hari menjelang hari-hari besar
Islam.
• Ngepel : membiasakan makan dalam jumlah sedikit, yaitu tidak
lebih dari satu genggam tangan selama satu atau dua hari.
• Ngebleng : berpuasa dan menyendiri dalam ruangan tertentu
dengan tidak makan atau minum selama tenggang waktu
tertentu, seperti 40 hari.
• Patigeni : berpuasa di dalam suatu ruangan yang gelap pekat
yang tak dapat ditembus cahaya.
Makna Tirakat dalam Konsep Hindu-Budha-Islam
pada Masyarakat Jawa

• Tirakat  Jenis ritual tersebut sangat dekat dengan praktik-


praktik yoga dalam Hindu-Budha.
• Praktik yoga ditengarai sebagai benih bagi kemunculan
praktik-praktik tapa-brata dan semedi.
• Tapa brata: merupakan bentuk pendisiplinan diri secara keras
dengan berbagai bentuk kegiatan yang sulit seperti puasa.
• Semedi: merupakan cara pemusatan konsentrasi untuk
mencapai penyatuan terhadap Sang Hyang Widhi.
• Pada intinya, tirakat merupakan latihan laku prihatin bagi
seseorang untuk terbiasa menghadapi kesukaran-
kesukaran hidup. Dengan praktik prihatin ini, seseorang
berharap semakin dekat pada Tuhan (sisi Psikologis 
menjadi tenang secara jiwa, sehat secara mental).

Anda mungkin juga menyukai