Anda di halaman 1dari 31

Etika dan Hukum Keperawatan

oleh
Sudaryatmo (YLKI)

Program Magister Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Keperawatan UI
Tentang penyaji ;
• Sudaryatmo, lahir di Klaten (1965). Lulus
program S-I ilmu hukum UNDIP (1991).
Jabatan formal : Ketua Pengurus Harian
YLKI. Publikasi dalam bentuk buku :
Masalah perlindungan konsumen di Ind.
(1996); Hukum dan advokasi konsumen
(1999) ; Memahami hak anda sebagai
konsumen (2001). E-mail :
sudar.ylki@gmail.com
Outline presentasi

• Tentang YLKI;
• Regulasi praktik keperawatan ;
• Praktik keperawatan dan UU Perlindungan
Konsumen ;
• Ragam pelanggaran praktik keperawatan ;
• Arti penting UU Praktik Keperawatan;
Tentang YLKI
• Berdiri 11 Mei 1973 ( Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta No. D.V-b.1/1/37/73 tentang
Pengukuhan berdirinya Yayasan Lembaga Konsumen);
• 1974 bergabung dengan Cosumers International (CI);
• Legal aspek :
(1) Pengesahan sbg badan hukum berdasarkan Kep Menteri
Hukum dan HAM No. AHU-2554. AH.01.02 th 2008;
(2) Sbg Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
Masyarakat (LPKSM) dg Tanda Daftar lembaga Perlindungan
Konsumen (TDLPK ) dari Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Pemda DKI Jakarta No. 4470/1.824.221 th
2005;
Tujuan perlindungan konsumen
(1/2)
• Konsumen : (1) meningkatkan kesadaran konsumen
akan hak dan kewajibannya ; (2) mengangkat harkat
dan martabat konsumen dg cara menghindari ekses
negatif pemakaian barang / jasa; (3) meningkatkan
pemberdayaan konsumen dlam memilih, menentukan
dan menuntut hak2 nya;
• Pelaku usaha : menumbuhkan kesadaran pelaku
usaha sehingga tumbuh sikap yg jujur dan
bertangggung jawab ;
• Sistem perlindungan konsumen : mencipakan sistem
perlindungan konsumen yg mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta
akses untuk mendapatkan informasi
Tujuan perlindungan konsumen
(2/2)
• Kualitas barang / jasa : meningkatkan
kualitas barang / jasa yang menjamin : (1)
kelangsungan usaha produksi barang /
jaasa; (2) kesehatan, kenyamanan,
keamanan dan keselamatan ( pasal 3 UU
No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen )
Tugas lembaga perlindungan
konsumen swadaya masyarakat
• Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan
kesadaran hak dan kewajiban konsumen ;
• Memberikan nasihat kepada konsumen;
• Membantu konsumen dalam memperjuangkan
haknya, termasuk menerima keluhan / pengaduan
konsumen;
• Bekerjasama dengan instansi terkait dalam upaya
mewujudkan perlindingan konsumen;
• Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan
masyarakat terhadap pelaksanaan perlindungan
konsumen ( pasal 44 ayat 3 UU No. 8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen );
Top ten consumer complaint 2010
( sumber : YLKI, n = 590)
no komoditas jml %
1 fin services 111 18.81
2 tel services 101 17.12
3 perumahan 84 14.24
4 listrik 80 13.56
5 transportasi 39 6.61
6 pdam 30 5.08
7 elektronik 20 3.39
8 sales methode 17 2.88
9 otomotif 11 1.86
10 makanan 11 1.86
Regulasi praktik keperawatan (1/4)
UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan (1a)
1. Penjelasan pasal 21 : ... Tenaga kesehatan dpt dikelompokkan sesuai dg
keahlian dan kualifikasi yg dimiliki, antara lain meliputi tenaga medis,
tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenanga kesehatan masyarakat
dan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisan
medis dan tenaga kesehatan lainnya;
2. Pasal 21 ayat (3) : Ketentuan mengenai tenaga kesehatan diatur dengan
Undang-undang ;
3. Pasal 24 ayat (1) : tenaga kesehatan harus memenuhi ketentuan kode etik,
standar profesi, hak pengguna pelayanan, standar pelayanan dan standar
prosedur operasional ;
4. Pasal 24 ayat (2) : keentuan mengenai kede etik dan standar profesi diatur
oleh organisasi profesi ;
5. Pasal 24 ayat (3) : ketetnuan mengenai hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan dan standar prossedur operasional l diatur
dengan Peraturan Menteri ;
UU No. 36 tahun 2009 :Kesehatan (1b)

• Pasal 27 ayat (1) : Tenaga kesehatan berhak


mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya ;
• Pasal 28 ayat (1) : untuk kepentingan hukum, tenaga
kesehatan wajib melakukan pemeriksaan atas
permintaan penegak hukum dengan biaya ditanggung
oleh negara;
• Pasal 29 : dalam hal tenaga kesehatan diduga
melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya,
kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu
melalui mediasi;
UU No. 36 tahun 2009 : kesehatan (1c)

• Pasal 108 ayat (1) : Praktik kefarmasian yg


meliputi pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi , pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat dan
obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yg mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dg ketentuan
perundang-undangan;
UU No. 36 tahun 2009 : Kesehatan
(1d)

• Penjelasan pasal 108 ayat (1) : Yg dimaksud dg


“tenaga kefarmasian” dlm ketentuan ini adalah
tenaga kefarmasian sesuai dengan keahlian dan
kewenangannya. Dlm hal tdk ada tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan tertentu dpt
melakukan praktik kefarmasian secara terbatas,
misalnya antara lain dokter dan/atau dokter gigi,
bidan dan perawat yg dilaksanakan sesuai dg
peraturan perundang-undangan;
UU No. 36 tahun 2009 : kesehatan (1e)

• Pasal 190 ayat (1) : pimpinan fasilitas


pelayanan kesehatan dan/atau tenaga
kesehatan yg melakukan praktik atau
pekerjaan pada fasilitas pelayanan
kesehatan yg dengan sengaja tdk
memberikan pertolongan pertama thd
pasien yg dlm keadaan darurat dipidana
dg pidana paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak Rp 200 juta :
Regulasi praktik keperawatan (2/4)
KEPMENKES No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang
registrasi dan praktik perawat :

Pasal 16 : tenaga perawat dalam menjalankan tugas


profesi berkewajiban :
a. Menghormati hak pasien ;
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ;
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan per-UU-
an yang berlaku ;
d. Memberikan informasi ;
e. Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan
dilakukan ;
f. Melakukan catatan keperawatan dengan baik ;
Regulasi praktik keperawatan (3/4)
KEPMENKES No. 1239/Menkes/SK/XI/2001
tentang registrasi dan praktik perawat :
Pasal 17 : perawat dalam menjalakan praktik
keperawatan harus sesuai dengan kewenangan
yang diberikan berdasarkan pendidikan dan
pengalaman serta dalam memberikan
pelayanan berkewajiban memenuhi standar
profesi ;
Pasal 18 : perawat dalam menjalankan praktik
harus membantu program pemerintah dalam
meningkatkan derajad kesehatan masyarakat ;
Regulasi praktik keperawatan (4/4)
• Keputusan Men PAN No.
94/KEP/M.PAN/11/2001 : Jabatan
fungsional perawat dan angka kreditnya ;
Ketentuan UU (1/2)
KUH Pidana :
Pasal 50 : barang siapa melakukan suatu perbuatan untuk
melaksanakan ketentuan undang-undang tak boleh dihukum ;

Pasal 224 : barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang


untuk menjadi saksi, ahli atau juru bahasa, dengan sengaja tidak
melakukan suatu kewajiban menurut undang-undang, yang ia
sebagai demikian harus melakukan :
• Dalam perkara pidana, dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya sembilan bulan ;
• Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya enam bulan ;
Ketentuan UU (2/2)
KUH Pidana :
Pasal 322 (1) : barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu
rahasia yang ia wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau
pekerjannya baik yang sekarang maupun yang dahulu, dihukum
dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau
denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah ;

RIB :
Pasal 227 :
(1) barang siapa karena jabatan atau pekerjaannya, diwajibkan
menyimpan rahasia, boleh menolak memberi kesaksian, tetapi
hanya dan melulu mengenai hal-hal yang diketahuinya karena
dipercayakan kepadanya karena jabatan atau pekerjaanya ;
(2) pertimbangan, apakah penolakan untuk memberi kesaksian
beralasan atau tidak, diserahkan kepada pengadilan negeri
Praktik keperawatan & UU PK (1/2)

Coverage UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen (UUPK) :

• Barang ;
• Jasa :
a. Jasa komersial ;
b. Jasa non-komersial ;
c. Jasa professional ;
Praktik keperawatan & UU PK (2/2)

• Product liability ;
• Contractual liability ;
• Criminal liability ;
• Professional liability ;
Arti penting profession act

• Memberi perlindungan dan kepastian


hukum, baik bagi penerima dan pemberi
jasa pelayanan keperawatan ;
• Sebagai dasar dalam pengembangan
manajemen risiko melalui instrumen
asuransi ( professional liability
insurance ) ;
Profession act di Indonesia (1/2)
• UU No. 18 tahun 2003 tentang Advokat ;
• UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran ;
• UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
• UU No. 5 tahun 2011 ttg akuntan publik;

Dalam proses (RUU)


• pharmacist act ;
• praktik keperawatan ;
• engineer act :
• Veteriner act ;
Profession act di Indonesia (2/2)
• UU No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
• Mahkamah Pelayaran  memberi sanksi
berupa tindakan disiplin profesi kepada
awak kapal,dalam hal terjadikan
kecelakaan, antara lain mencabut
sertifikasi profesi pelaut.
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (1/4)

• Disiplin profesi keperawatan : aturan


penerapan keilmuan keperawatan ;
• Etika profesi keperawatan : aturan
penerapan etika keperawatan ;
• Hukum keperawatan : aturan hukum
keperawatan
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (2/4)
Kategori pelanggaran Jenis sanksi Lembaga

Disiplin profesi Tindakan disiplin Organisasi profesi


keperawatan Keperawatan

Etika profesi Sanksi moral Majelis Kehormatan Etik


keperawatan Keperawatan

Hukum keperawatan Pidana, perdata dan pengadilan


administrasi
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (3/4)
• Contoh kasus 1 : kurang teliti pengawasan, tidak
melapor kepada dokter (1989).
Seorang pasien yang dirawat di rumah sakit menunjukkan
gejala kehilangan peredaran darah pada kaki. Perawat
telah membuat catatan yang kurang jelas pada rekam
medis, seperti kaki dingin, pasien mengeluh sangat sakit
pada kaki dan lengan, bahkan juga kaki tampak
membiru. Namun tidak ada pengecekan neuro-vaskular.
Juga tidak ada cacatan bahwa telah dilaporkan kepada
dokternya.
Perawat dianggap lalai karena tidak secara baik
mengawasi keadaan pasien dan melapor hasil
pengawasan kepada dokternya. ( J Guwandi : Malpraktik
Medik, 1993, p.74-75 ).
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (4/4)
Contoh kasus 2 : Kelalaian – anastesi (1959 ).
Seorang perawat dianggap bertanggungjawab
karena kelalaian sewaktu memberikan anastetik.
Tidak ada pengecekan apakah pasien
sebelumnya telah makan atau tidak, beberapa
waktu sebelum diberikan nitrous oksida.
Perawat juga tidak mengecek masker yang
sebagaimana biasanya untuk mengetahui
tanda-tanda apakah isi lambung ada yang
keluar. Pasien ternyata tersumbat saluran
napasnya dengan muntah ( J Guwandi,
Malpraktik Medik, 1993. p. 79 )
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (5/6)
• Kasus 3 : Menggunakan Alat Tidak Steril, Suster Florida Dijerat Hukum
• Seorang suster di Florida harus terjerat hukum karena dituduh
menggunakan peralatan medis dengan tidak steril. Akibatnya, 1.851 pasien
pun harus mengikuti tes HIV dan hepatitis karena dikhawatirkan terinfeksi
virus dari alat tersebut;

• Polisi menemukan adanya unsur kriminal yang dilakukan oleh Qui Lan (59
tahun), suster yang sudah bekerja selama 37 tahun di suatu rumah sakit di
Florida. Lan diduga dengan sengaja menggunakan IV tube (selang untuk
memberi cairan atau obat pada pasien) dan juga kantung garam secara
berulang-ulang pada banyak pasiennya.

• Lan menggunakan selang tersebut untuk keperluan tes bagi orang-orang


stres yang memiliki penyakit jantung. Menurut keterangan kepolisian, hal itu
sudah ia lakukan sejak Januari 2004 dan baru diketahui pihak rumah sakit
awal September 2009 ( Detik Health,09/10/2009).
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (5/6)
• Kasus 4 : Malapraktik Dilakukan Dua Perawat RSUD;

• Kasus malapraktik menimpa Novita Eliana (28) warga Kecamatan Magersari, Kota
Mojokerto , Jumat (29/5), dilakukan oleh SY dan PW, dua perawat Rumah Sakit
Umum Daerah dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Mojokerto;

• Direktur RSUD dr Wahidin Sudirohusodo dr Ambar Sutrisno MS memastikan bahwa


malapraktik yang menimpa Novita itu dilakukan SY dan PW, dua perawat rumah
sakit;

• Tindakan operasi yang dilakukan SY dan PW sama sekali keluar dari kaidah dan
prosedur medis karena yang dihadapi adalah kanker ganas. Operasi itu dilakukan di
rumah perawat di Sidoarjo;

• SY dan PW saat ini diskors oleh pihak rumah sakit untuk waktu yang belum
ditentukan. Namun, untuk tuntutan hukum atau sanksi etis dari organisasi profesi
belum bisa ditentukan karena akan sangat tergantung tuntutan pihak keluarga
( Kompas.com, 29 Mei 2009 ).
Aksi advokasi
Terima kasih
atas perhatian Anda

Sampai berjumpa lagi


Di lain kesempatan

Anda mungkin juga menyukai