Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan Pada

Kesehatan Jiwa Dan Psikososial


Korban Perkosaan
Kelompok. III
Nama-nama Kelompok : III

Andika Rahman Saputra Astri Yunita Nur’aeni Bima Putra Perdana Fathiyatul Maturoh
210115001 210115003 210115005 210115122

Nabillah Safa’a Aryani Penda Metalia Qesya Reastu Angela


210115024 210115029 210115032

Taufik Ramadani
Rizka Ayu Oktaviani Syifa Nurfauziyah
210115042
210115034 210115041
PENGERTIAN

Perkosaan adalah tindakan kekerasan atau kejahatan seksual berupa


hubungan seksual yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan
dengan kondisi atas kehendak dan persetujuan perempuan, dengan
persetujuan perempuan namun dibawah ancaman,dengan persetujuan
perempuan namun melalui penipuan.Dalam KUHP pasal 285 disebutkan
perkosaan adalah kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa seseorang
perempuan bersetubuh dengan laki-laki diluar pernikahan.
 Resiki Psikis Dan Kesehatan Reproduksi

 Penyebab Terjadinnya Pemerkosaan 1. Korban Perkosaan Biasanya Mengalami Trauma


2. Rasa Takut Yang Berkepanjangan
1. Kemarahan
3.Tidak Mampu Kembali Berinteraksi Secara Sosial Dengan
2. Mencari kepuasan seksual
Masyarakat Secara Normal
3. Prilaku wanita-wanita yang menggoda
4.Tak Jarang Dikucilkan Dan Buang Oleh Lingkungannya Karena
4. Gambar atau filmporno
Dianggap Membawa Aib
5.Resiko Tinggi Menjadi Tidak Mampu Melakukan Aktivitas
Seksual Secara Normal Pada Kehidupannya Dimasa Datang
Pelaku Pemerkosaan

 perkosaan yang diakui dan orang yang dikenal (bapak,paman,dan saudara)


 perkosaan oleh orang yang tak dikenal
perkosaan oleh oarang asing (tak dikenal) perkosaan jenis ini sering kali disertai dengan tindak
kejahatan lain seperti perampokan, pencurian, penganiayaan ataupun pembunuhan
 perkosaan oleh orang temana tau pacar (dating rape)
perkosaan ini terjadi ketika korban berkencan dengan pacarnya, sering kali diawali dengan cumbuan
yang diakhiri dengan pemaksaan hubungan seks.
 perkosaan oleh orang yang dikenal
 perkosaan dalam pernikahan (marital rape) biasanya terjadi terhadap istri yang punya
ketergantungan sosial ekonomi pada suami berupa pemaksaan hubungan yang tidak dikehendaki
oleh pihak istri
 perkosaan oleh atasan ditempat kerja
Perempuan Yang Rentan Terhadap Korban Pemerkosaan

 Kekurangan Pada Fisik Dan Mental, Adanya Suatu Penyakit Atau


Permasalahan Berkaitan Dengan Fisik Sehingga Perempuan
Duduk Diatas Kursi Roda, Bisu, Tuli, Buta Atau Keterlambatan
Mental. Mereka Tidak Mampu Mengadakan Perlawanan.
 Pengungsi , Imigran, Tidak Mempunyai Rumah Anak Jalanan
Atau Gelandangan,didaerah Perperangan
 Korban Tindak Kekerasan Suami Atau Pacar
Dampak Dari Pemerkosaan

1. tindak pemerkosaan membawa dampak emosional dan 2. Secara fisik,korban mengalami


fisik pada korbannya, secara emosional korban hal-hal berikut :
pemerkosaan bisa mengalami : a. Penurunan nafsu makan
a. perasaan mudah marah b. Merasa lelah, tidak ada gairah,
b. takut,cemas dan gelisah sulit tidur dan sakit kepala
c. rasa bersalah c. Selalu ingin muntah
d. malu,reaksi-reaksi lain yang bercampur aduk d. Perut dan vagina selalu merasa
e. merasa menyalahkan dirisendiri sakit
f. menangis bila mengingat peristiwa tersebut e. Beresiko tertular pms
g. ingin melupakan peristiwa yang telah terjadi f. Luka ditubuh akibat perkosaan
h. merasa takut hubungan intim dengan kekerasan dan lainnya
i. mersa diri tidak normal,kotor,berdosa dan tidak
berguna
j. stress depresi dan guncangan jiwa
k. ingin bunuh diri
Fase Reaksi Psikolog Terhadap Perkosaan

1. Fase Disorganisasi Akut Penatalaksanaan


Fase Yang Dimanifestasikan Dalam 2 Cara :

a) Keadaan Terekspresi Yaitu Syok, Tidak Percaya, Takut,


 Tujuan Penatalaksanaan Adalah
Rasa Memalukan,marah Dan Bentuk Emosi Yang Memberikan Dukungan Simpatis, Untuk
Lainnya. Menurunkan trauma, Emosional Pasien Dan
b) Keadaan Terkontrol, Dimana Perasaan Tertutup Atau
Tersembunyi Dan Korban Tampak Tenang Mengumpulkan Bukti Yang Ada Untuk

2. Fase Menyangkal Dan Tanpa Keinginan Untuk Bicara Tentang Kemungkinan Tindakan legal.
Kejadian, Diikuti Tahap Cemas Yang Meningkat, Takut - Hormati privacy dan sensitifitas pasien,
Mengingat Kembali, Gangguan Tidur, Terlalu Waspada Dan
Reaksi Psikosomatik. bersikap baik dan memberikan dukungan.

3. Fase Reorganisasi - Yakinkan pasien bahwa cemas adalah


Dimana Kejadian Ditempatkan Pada Perspektif, Beberapa sesuatu yang dialami.
Korban Tidak Benar-benar Pulih Dan Mengembangkan
- Terima reaksi emosi pasien,misalnya
Gangguan Stress Kronik.
terlalu perasa.
- Jangan tinggalkan pasien sendiri
 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. pengakjian
1. identitas klien
terdiri dari nama, alamat, umur, pekerjaan, status perkawinan, agama, tanggal
masuk,diagnosa,tanggal didata,dll
2. riwayatkesehatan
a). riwayat kesehatan sekarang Pohon Masalah
b). riwayat kesehatan keluarga
c). riwayat kesehatan dahulu
B. Pemeriksaan fisik Isolasisosial = Menarik Diri
A). kepala :bagaimana kepala dan rambut
B). mata :bagaimana keadaan palpebra,conjungtiva,sklera,pupil,
C). mulut :tonsil,keadaan lidah dan gigi geligi
D). leher :apakah mengalami pembesaran kelenjer tyroid Msalah
E). dada :jenis pernafasan Gangguan Konsep Diri = Utama
Harga Diri
E). abdomen :apakah simetris,oedema,lesi,dan bunyi bising usus
F). genitalia :bagaimana alat genitalianya
G). Ekstremitas :kegiatan dan aktivitas

Koping Individu Tidak Efektif


Diagnosa Yang muncul

 Gangguan konsep diri: harga diri


rendah berhubungan koping individu Kriteria hasil 1:
tidak efektif
 Gangguan rasa nyaman nyeri  Klien mampu duduk berdampingan dengan perawat
berhubungan dengan perkosaan (luka  Klien mampu berbincang-bincang dengan perawat
bekas perkosaan).  Klien mampu merespon tindakan perawat
 Cemasberhubungandenganstatussosia
l,krisissituasi.

Perencanaan Intervensi 1:
 Lakukan pendekatand engan baik,menerima klien
Dx1: Gangguan konsep diri :
apaadanya dan bersikap empati
harga diri rendah berhubungan koping individu tidake fektif  Cepat Mengendalikan perasaan dan reaksi
perawatan Diri sendiri misalnya Rasa marah,
Tujuan umum 1:
empati
 Klien dapat melakukan keputusan yang efektifu ntuk
 Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina
mengendalikan situasi kehidupan yang demikian menurunkan
hubungan yang sopan
perasaan rendah diri
 Berikan kesempatan kepada klien untuk merespon
 Klien dapat membina hubungan terapeutik dengan perawat
Lanjutan Diagnosa Yang Muncul

Tujuan Umum 2:

Klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya

Kriteria hasil 2:

Klien dapat mengungkapkan perasaannya


Klien mampu mengenali emosinya dan dapat mengekspresikannya

Intervensi2:

 Tunjukan Emosional Yang Sesuai


 Gunakan Teknik Komunikasi Terapeutik Terbuka
 Bantu Klien Mengekpresikan Perasaannya
 Bantu Klien Mengidentifikasi Situasi Kehidupan Yang Tidak Berada Dalam
Kemampuandanmengontrolnya
 Dorong Untuk Menyatakan Secara Verbal Perasaan-perasaan Yang Berhubungan
Dengan Ketidak Mampuan
Lanjutan…

Tujuan umum 3: Kriteria hasil 3: Intervensi3:

 Diskusikan masalah yang dihadapi klien dengan memintanya


Klien dapat memodifikasi  Klien dapat mengidentifikasi untuk menyimpulkannya
pola kognitif yang negatif pemikiran yang negatif  Identifikasi pemikiran negatif klien dan bantu untuk
 Klien dapat menurnkan penilain menurunkan melalui interupsi dan substitusi
yang negatif pada dirinya  Evaluasi ketetapan persepsi logika dan kesimpulan yang
dibuat klien
 Kurangi penilaian klien yang negatif terhadap dirinya
 Bantu klien menerima nilai yang dimilikinya atau perilakunya
atau perubahan yang terjadi pada dirinya
● ● Dx3: Cemas Berhubungan Dengan
Dx2: Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Berhubungan Dengan Perkosaan (Luka Statussosial, Krisis Situasi.
● Tujuan: Cemas Teratasi
Bekas Perkosaan).
● ● Kriteria Hasil: Klien Tidak Cemas Lagi
Tujuan: Rasa Nyaman Terpenuhi
● ● Intervensi:
Kriteria Hasil: Nyeri Hilang, Klien
 Berikan Pasien Atau Orang Terdekat
Tampak Rilek
●  Kaji Tingkat Cemas Dan Diskusikan
Intervensi:
 Kaji Tipe Atau Lokasi Nyeri. Penyebabnya Bila Mungkin

  Kembangkan Hubungan Pasien-perawat


Dorong Dengan Menggunakan Teknik
 Rujuk Pada Pelayanan Sosial Atau Lembaga
Manajemen Stress,contoh Nafas Dalam
 Atur Posisi Klien Kearah Yang Nyaman Lain Yang Sesuai Untuk Bantuan

 Memberikan Obat Sesuai Indikasi, Contoh


Analgesik
Implementasi & Evaluasi

Implementasi Evaluasi
Tindakan yang langsung yang
Evaluasi merupakan tahap akhir
dilakukan pada klien baik yang sesuai
dari proses keperawatan yang
dengan yang direncanakan Maupun
terdiri dari soap
Yang Tidak Direncanakan.
(subjective,objective,analisadan
Implementasi Ini Dilakukan Untuk
planning).
Mencapai tujuan yang diharapkan.
Kesimpulan

 Perkosaan Adalah Kejahatan Serius Yang Dapat Menyebabkan Dampak Traumatis Dan Merusak
Kesehatan Jiwa Dan Psikososial Korban.
 Dukungan Kesehatan Jiwa Dan Psikososial Sangat Penting Dalam Membantu Korban Perkosaan
Pulih Dan Mengatasi Trauma Yang Dialami.
 Dukungan Tersebut Meliputi Aspek Emosional, Psikologis, Hukum, Dan Medis, Serta Perlu
Dilakukan Dengan Pendekatan Yang Holistik.

Saran

 Menyediakan Dukungan Konseling Dan Terapi Trauma: Korban Perkosaan Perlu Mendapatkan Dukungan Emosional Dan
Psikologis Yang Memadai. Konseling Dan Terapi Trauma Yang Dilakukan Oleh Profesional Terlatih Dapat Membantu Mereka
Dalam Memproses Dan Mengatasi Trauma.
 Memberikan Informasi Yang Tepat: Penting Untuk Memberikan Korban Perkosaan Informasi Yang Tepat Tentang Hak-hak Mereka
Dan Proses Hukum Terkait Dengan Perkosaan. Hal Ini Memungkinkan Korban Untuk Memahami Dan Mengambil Keputusan Yang
Tepat, Serta Membantu Mereka Merasa Didukung Dan Mendapatkan Keadilan.
Lanjutan Saran…

 Melibatkan Keluarga Dan Teman-teman: Dukungan Dari Orang Terdekat Korban, Seperti Keluarga Dan Teman-teman, Sangat
Penting Dalam Membantu Korban Pulih. Mereka Dapat Memberikan Dukungan Moral Dan Emosional, Serta Membantu
Korban Memulihkan Kepercayaan Terhadap Orang Lain.
 Dukungan Medis: Korban Perkosaan Perlu Mendapatkan Perawatan Medis Untuk Cedera Fisik Yang Disebabkan Oleh
Perkosaan. Selain Itu, Pemberian Obat-obatan Atau Vaksin Yang Mungkin Diperlukan, Seperti Pengobatan Profilaksis HIV
Atau Pengobatan Infeksi Menular Seksual, Juga Harus Diberikan.
 Pendekatan Holistik: Penting Untuk Melibatkan Berbagai Profesional Kesehatan, Seperti Psikolog, Psikiater, Pekerja Sosial,
Dan Ahli Hukum, Dalam Memberikan Dukungan Kesehatan Jiwa Dan Psikososial Kepada Korban Perkosaan. Pendekatan
Holistik Ini Akan Memberikan Dukungan Yang Komprehensif Dan Terkoordinasi Kepada Korban.
 Pentingnya Pemulihan Jangka Panjang: Dukungan Kesehatan Jiwa Dan Psikososial Bagi Korban Perkosaan Tidak Sebatas Pada
Fase Akut, Tetapi Juga Dalam Pemulihan Jangka Panjang. Korban Mungkin Membutuhkan Akses Ke Dukungan Yang
Berkelanjutan, Seperti Kelompok Dukungan Atau Layanan Kesehatan Mental Jangka Panjang.

Kami Dari Kelompok III
Mengucapkan

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai