reaksi tubuh berupa respons imun yang berlebihan terhadap sesuatu yang dianggap sebagai benda asing (Dorland, Edisi 30) HIPERSENSITIVITAS TIPE 1 HIPERSENSITIVITAS TIPE 1
Mekanisme Hipersensitivitas Tipe 1 :
● Paparan pertama : ○ Allergen mengaktivasi sel T helper 2 (Th2) & T helper folikuler (Tfh) sehingga menghasilkan IL- 4, IL-5, & IL-13 ( More info : IL-13 menyebabkan motilitas intestinal & sekresi mukus berlebihan, IL-5 menyebabkan inflamasi eosinofilik) ○ IL-4 merangsang Limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma yang memproduksi IgE. ○ IgE berikatan dengan reseptor FcεRI sel mast ● Paparan kedua : ○ Alergen berikatan pada 2/lebih IgE yang sudah berikatan dengan reseptor FcεRI sel mast ○ Terjadi pelepasan mediator inflamasi oleh sel mast : ■ Histamin : meningkatkan permeabilitas vaskular, vasodilatasi, kontraksi sementara otot polos bronkial dan intestinal ■ Prostaglandin : vasodilatasi ■ Leukotrien : kontraksi berkepanjangan otot polos bronkus ■ TNF & IL-4 : menyebabkan inflamasi yang banyak neutrofil dan eosinofil yang melepaskan protease yang merusak jaringan HIPERSENSITIVITAS TIPE 1 HIPERSENSITIVITAS TIPE 2 HIPERSENSITIVITAS TIPE 2
Mekanisme Hipersensitivitas Tipe 2 :
● Inflamasi diperantarai komplemen dan reseptor Fc : ○ IgG terikat pada reseptor Fc neutrofil dan makrofag kemudian mengaktifkannya ○ IgM terikat pada sel kemudian mengaktivasi sistem komplemen yang menginduksi aktivitas neutrofil dan makrofag ○ Aktivitas neutrofil dan makrofag menimbulkan inflamasi dan kerusakan jaringan akibat enzim lisosomal dan ROS ● Opsonisasi dan Fagositosis : ○ Antibodi IgG IgM mengopsonisasi sel ○ Sel yang diopsonisasi difagosit ● Respons seluler abnormal : ○ Antibodi menyebabkan penyakit tanpa mencetuskan langsung kerusakan jaringan, misalnya : ■ Anemia pernisiosa : autoantibodi terhadap protein yang diperlukan untuk absorpsi vitamin B12 ■ Penyakit graves : antibodi pada reseptor untuk TSH (Thyroid Stimulating Hormone) sehingga mengaktifkan sel tiroid tampa hormon TSH ■ Miastenia gravis : antibodi pada reseptor asetilkolin yang menghambat transmisi neuromuskular sehingga terjadi paralisis HIPERSENSITIVITAS TIPE 2 HIPERSENSITIVITAS TIPE 3 HIPERSENSITIVITAS TIPE 3
Mekanisme Hipersensitivitas Tipe 3 :
1. Pembentukan kompleks imun: a. Paparan antigen endogen atau eksogen memicu pembentukan antibodi. b. Kemudian antigen berikatan dengan antibodi, membentuk kompleks imun yang bersirkulasi (Jika sedikit akan difagosit, namun jika banyak, masuk ke tahap selanjutnya) 2. Deposisi kompleks imun: a. Kompleks antigen-antibodi bermuatan positif sehingga dapat berikatan kuat dengan membran basalis pembuluh darah dan glomerulus yang bermuatan negatif 3. Reaksi inflamasi: a. Setelah terdeposisi, regio Fc antibodi akan mengaktifkan komplemen dan berikatan dengan reseptor Fc pada neutrofil, mengaktifkan sel untuk melepas protease perusak dan ROS. HIPERSENSITIVITAS TIPE 3 JALUR AKTIVASI KOMPLEMEN
C3 terdiri dari sekitar 70% dari total protein
dalam sistem komplemen dan merupakan pusat aktivasi jalur klasik dan alternatif.
Jalur Alternatif : Dipicu secara spontan oleh
hidrolisis C3
Jalur Klasik : Dipicu ketika antibodi IgM/IgG
berikatan dengan antigen
Jalur Lektin : Dipicu ketika mannosebinding-
lectin melekat dengan mannose FUNGSI KOMPLEMEN 1. Opsonisasi dan Fagositosis : sel yang dilapisi C3b akan dikenali oleh fagosit sehinga akan difagosit 2. Sitolisis : hasil akhir aktivasi komplemen C1-C9 membentuk Membrane Attack yang mencetuskan lisis osmotik sel 3. Inflamasi : komplemen C3a dan C5a mengaktivasi leukosit kemudian menginduksi inflamasi HIPERSENSITIVITAS TIPE 4 HIPERSENSITIVITAS TIPE 4 HIPERSENSITIVITAS TIPE 4 TERIMA KASIH Referensi : ● Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 30 ● Imunologi Dasar Abbas Edisi Keenam ● Usman N, Annamaraju P. Type III Hypersensitivity Reaction. [Updated 2023 May 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559122/ ● https://www.labcorp.com/tests/006452/complement-c-sub-3-sub