Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SISTEM IMUN


(Hipersensitifitas)

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 1
REAKSI ALERGI
 Tinjauan fisiologik
 Produksi Antibodi

- Antibodi dibentuk oleh lymfosit dan sel


plasma sebagai respon terhdp suatu
stimulus imunogenik yg merupakan
sekelompok protein yang disebut
imunoglobulin .

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 2
 Imunoglobulin dapat ditemukan
dalam kel limfe, tonsil, apendiks, dan
plak peyer pada traktus intestinal atau
beredar dalam darah dan dalam
cairan limfe.

 Kelas imunoglobulin ada 5:


- Ig E, Ig D, Ig G, Ig M, dan Ig A

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 3
 Kadar Ig E meninggi pd gangguan
alergi dan sebagian infeksi parasit
 Sel yg memproduksi Ig E terletak
dalam mucosa respiratorius dan
intestinal
 Dua atau lebih IgE mengikatkan
dirinya dgn alergen dan memicu sel
mast atau basofil untuk melepaskan
histamin, serotinin, kinin.
 Semua mediator ini menimbulkan
reaksi alergi kulit, asma, hay fever
hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 4
Mediator Primer
 Histamin
 Efek fisiologik histamin:
1. Kontraksi otot polos bronkhus yg
menimbulkan gejala mengi serta
bronkhospasme.
2. Dilatasi vena kecil dan konstriksi pemb.
Drh besar shg terjadi eritema
3. Peningkatan sekresi lambung serta sel
mucosa yg menyebabkan diare
hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 5
Bradikinin
 Bradikinin menyebabkan kontraksi
otot polos bronkhus dan pembuluh
darah.
 Substansi ini meningkatkan
permeabilitas kapiler kapiler yang
mengakibatkan edema.
 Bradikinin menstimulasi serabut sel
saraf dan menimbulkan nyeri

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 6
Serotinin.
 serotinin dilepas pada saat terjadi
agregasi trombosit dan menyebabkan
kontraksi otot polos bronkhus.

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 7
Prostaglandin
 Prostaglandin menimbulkan kontraksi otot
polos disamping vasodilatasi dan
peningkatan permeabilitas kapiler.
 Demam dan nyeri yang terjadi pada
inflamasi disebabkan sebagian oleh
prostaglandin.

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 8
Gangguan Hipersensitivitas

 Reaksi hipersensitifitas adalah respon


peradangan dan imun yang abnormal.
 Terdapat 4 jenis reaksi hipersensitifitas:

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 9
Reaksi Hipersensitifitas Tipe I
(Patofisiologi)
 Ini merupakan reaksi alergi yang
diperantarai oleh antibodi Ig E
 Pada reaksi tipe 1, antigen (penjamu
yang telah peka terhadapnya) terikat dgn
antibodi IgE.
 Kompleks antigen-antibodi (IgE)
menyebabkan degranulasi sel mast dan
pelepasan histamin serta mediator
peradangan lainnya

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 10
lanjutan
 Mediator-meditor kimia menyebabkan
vasodilatasi perifer dan pembengkakan ruang
interstitium.
 Gejala yang timbul bergantung pada dimana
respon alergi tersebut berlangsung.
 Pengikatan antigen disaluran hidung
menyebabkan rhinitis alergi disebut kongesti
nasal
 Pengikatan antigen disaluran cerna mungkin
menimbulkan diare atau muntah

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 11
lanjutan
Reaksi hipesensitifitas tipe I yang
parah adalah reaksi anafilaktik.
Reaksi anafilaktik melibatkan respon
cepat IgE – sel mast setelah pajanan ke
suatu antigen dimana individu sangat
peka terhadapnya
Dapat terjadi dilatasi seluruh sistem
pembuluh akibat histamin sehingga
tekanan darah kolaps.

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 12
Lanjutan
Penurunan hebat tekanan darah selama
reaksi anafilaktif disebut syok
anafilaktif.
Histamin adalah konstriktor kuat bagi
otot polos bronkiolus, maka anafilaktif
juga menyebabkan penutupan saluran
nafas (asma)

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 13
Etiologi & Faktor Risiko
Anafilaksis sebagai respon terhadap
beberapa obat, misalnya penisilin, atau
sebagai respon terhadap sengatan
lebah.
Gejala-gejala reaksi anafilaktif adalah
gatal, kram abdomen, kemerahan kulit,
gangguan saluran cerna, dan kesulitan
bernafas.

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 14
Patofisiologi
 Immediate reaction
Terpapar alergen

Rx antigen-antibodi dlm bbrp menit

Terbentuk Ig E

Mengaktivasi sel mast & basofil

Lipid & Cytokin jg teraktivasi

Kontraksi otot polos bronkhial, vasodilatasi kulit,


kongesti nasal, edema.
hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 15
hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 16
hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 17
Reksi Hipersentifitas Tipe II
(Etiologi)
• Reaksi hipersentifitas tipe II terjadi
sewaktu antibodi IgG atau IgM menyerang
antigen jaringan.
• Reaksi ini terjadi akibat hilangnya toleransi
diri dan dianggap suatu reaksi otoimun.
• Sel-sel sasarannya biasanya dihancurkan

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 18
Patofisiologi
• Pada reaksi tipe II , pengikatan antigen
antibodi menyebabkan pengaktifan
komplemen → degranulasi sel mast, →
edema → kerusakan jaringan dan lisis
sel.
• Reksi tipe 2 menyebabkan fagositosis
sel-sel penjamu oleh oleh makrofag.

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 19
Contoh yang termasuk
reaksi tipe II

• Penyakit otoimun tipe II adalah penyakit


grave dimana terjadi pembentukan antibodi
terhadap kelenjar tiroid,
• Anemia hemolitik, dimana antibodi
terbentuk terhdp sel darah merah yang
akan dilisis.
• Reaksi transfusi, ini melibatkan
pembentukan antibodi terhdp sel darah
donor, yang akan di lisis.

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 20
hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 21
Reaksi Hipersentifitas Tipe III
 Hal ini terjadi sewaktu kompleks antigen-
antibodi yang bersirkulasi dalam darah
mengendap di pembuluh darah atau
jaringan.
 Sebenarnya antibodi tidak ditujukan
kepada jaringan tersebut, tetapi
terperangkap dalam jaringan kapilernya

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 22
Patofisiologi
 Reaksi tipe III mengaktifkan sistem komplemen
dan terjadi degranulasi sel mast sehingga terjadi
kerusakan jaringan atau kapiler ditempat
terjadinya reaksi tersebut.
 Neutrofil tertarik kedaerah tersebut dan mulai
memfagositosis sel yang rusak sehingga terjadi
pelepasan enzim-enzim sel serta penimbunan
sisa sel.
 Hal ini menyebabkan siklus peradangan

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 23
Yang termasuk reaksi tipe III
 Jika kompleks antigen-antibodi
mengendap pada sistem pembuluh, sendi,
maka terjadi rheumatoid artritis
 Jika pada ginjal maka terjadi
glomerulonefritis

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 24
hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 25
Reaksi Hipersentifitas Tipe IV

 Pada reaksi diperantarai oleh sel T


 terjadi pengaktifan sel T penghasil
limfokin atai sitotoksik oleh suatu
antigen sehingga terjadi
penghancuran sel-sel yang
bersangkutan.
 Reaksi yang dioerantarai sel ini
bersifat lambat (delayad),
memerlukan waktu 24 jam sampai
72 jam untuk terbentuknya reksi.

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 26
Yang termasuk penyakitnya:

 Penyakit yang disebabkan oelh


rekasi tipe IV adalah Tiroiditis
otoimun (Hashimoto), dimana
terbentuk sel T terhadap
jaringan tiroid yang akan
menimbulkan reaksi alergi tipe
lambat.

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 27
hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 28
Daftar pustaka
For further information :
 Brunner & Suddarth. 1998. Keperawatan
Medikal-Bedah Vol 3. Jakarta: EGC
 Hudak & Gallo, 1996. Keperawatan Kritis
Vol.2. Jakarta: EGC
 Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta :FKUI
 Corwin, Elizabeth. 2000. Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta: EGC
hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 29
Alergi

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 30
Defenisi
• Alergi adalah rangsangan berlebihan
terhadap reaksi peradangan yang terjadi
sebagai respon terhadap alergen
lingkungan spesifik.
• Antigen yang menyebabkan alergi
disebut alergen.
• Orang yang mengidap alergi membentuk
banyak antibodi IgE terhdp alergen.

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 31
• Apabila antigen dijumpai oleh antibodi
tersebut, maka antibodi akan berespon
berlebihan sehingga terjadi degranulasi
sel mast yang luas, disertai pelepasan
histamin dan berbagai mediator
peradangan lainnya.
• Manisfestasi respon alergi tergantung
dimana alergen ditemukan, dalam
makanan (diare), dalam inhasi (terhirup)
asma, atau melalui kulit (dermatitis).

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 32
Etiologi
• Penyebab alergi tidak jelas, walaupun
terdapat faktor predisposisi diantaranya:
1. Pengikatan IgE yang berlebihan.
2. Mudahnya selt mast dipicu untuk degranulasi
3. Pajanan alergen berlebihan (setiap saat,
selama gestasi)

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 33
Gambaran klinis
• Pembengkakan lokal, gatal, dan kemerahan
kulit → alergi pada kulit
• Diare dan kram abdomen → pada
pencernaan
• Mata gatal dan pilek encer → rhinitis
• Terjadi pembengkakan dan kongesti,
terjadi kesulitan bernafas akibat
kontriksi otot polos bronkiolus pada jln
nafas →asma
hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 34
Penatalaksanaan
• Antihistamin dan obat yang menghambat
degranulasi sel mast, dpt mengurangi
gejala alergi
• Kortikosteroid yang dihirup atau
sistemik bekerja sebagai obat anti
peradangan

hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 35
hipersensitivitas/kmb/yuli/2006 36

Anda mungkin juga menyukai