Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SYSTEM IMUN : AIDS, DHF, SLE

YANG DISUSUN OLEH KELOMPOK : 4 ( EMPAT )


DENGAN ANGGOTA :

1. ARIDHO MEKA EKA PUTRA


2. REZA TRIANI
3. MARNI SUSILA
4. DESTI WIDIATUTI
5. LOLA VITALOKA
6. LENTRI PUTRI MARETHA
7. TIARA EFFENDI
8. RESTI
9. RINI HARTATI
10. ILAL KIYATI
11. ANITA RESSE
Patofisiologi Masalah Pada Sistem Imun Dan
Asuhan Keperawatan Pada Anak : AIDS, DHF, SLE
dan Dampaknya Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Manusia (Dalam Konteks Keluarga)
Patofisiologi Masalah Pada Sistem Imun

Pengertian imunologi
Imunologi adalah cabang biologi dari ilmu biomedis yang mencakup studi
tentang sistem kekebalan tubuh pada semua organisme. Bagan imunologi,
mengukur, dan mengontekstualisasikan fungsi fisiologis sistem kekebalan pada keadaan
kesehatan dan penyakit; kerusakan sistem kekebalan pada gangguan imunologis (seperti
penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, dan penolakan transplantasi); dan
karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis dari komponen sistem kekebalan tubuh in
vitro, in situ, dan in vivo. (Wikipedia)
Fungsi Sistem Imun
1. Pertahanan
2. Homeostasis
3. Surveilans

 Imunoglobulin: IgG, IgA, IgM, IgE dan IgD


IgG → paling banyak, dpt menembus plasenta
IgM → paling besar, bertanggung jawab dalam respon imun primer IgA
→ ada di air mata, kolostrum, air liur
IgE → paling sedikit, terlibat hipersensitif tipe 1
IgD → berfungsi sebagai reseptor imunogen
Penyakit imunologik:
• Penyakit imunodefisiensi: AIDS
• Penyakit hipersensitivitas: alergi
• Penyakit autoimune: Lupus eritematus sitemik
AIDS

Acquired immunodeficiency syndrom (AIDS) suatu gejala penyakit yang menunjukkan


kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh atau gejala penyakit infeksi tertentu /
DEFINISI
keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh (kekebalan)
oleh virus yang disebut dengan HIV.

Resiko HIV utama pada anak-anak yaitu:


• Air susu ibu yang merupakan sarana transmisi
ETIOLO • Pemakaian obat oleh ibunya
GI • Pasangan sexual dari ibunya yang memakai obat intravena
• Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi
– Virus AIDS menyerang sel darah putih ( limfosit T4 ) yang merupakan sumber
kekebalan tubuh untuk menangkal berbagai penyakit infeksi. Dengan memasuki sel
T4 , virus memaksa limfosit T4 untuk memperbanyak dirinya sehingga akhirnya
menurun, sehingga menyebabkan tubuh mudah terserang infeksi dari luar (baik virus
lain, bakteri, jamur atau parasit). Hal ini menyebabkan kematian pada orang yang
PATOFISIOLOGI terjangkit HIV / AIDS.
– Selain menyerang limfosit T4, virus AIDS juga memasuki sel tubuh yang lain, organ
yang sering terkena adalah otak dan susunan saraf lainnya. AIDS diliputi oleh selaput
pembungkus yang sifatnya toksik ( racun ) terhadap sel, khususnya sel otak dan
susunan saraf pusat dan tepi lainnya yang dapat menyebabkan kematian sel otak. Masa
inkubasi dan virus ini berkisar antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun, ada yang
mencapai 11 tahun, tetapi yang terbanyak kurang dari 11 tahun. (DEPKES 1997)
PATHW
AY
Stadium
HIV/AI
DS
1. Stadium HIV
Dimulai dengan masuknya HIV yang diikuti terjadinya perubahan serologik ketika antibodi
terhadap virus tersebut dan negatif menjadi positif. Waktu masuknya HIV kedalam tubuh hingga
HIV positif selama 1-3 bulan atau bisa sampai 6 bulan ( window period )
2. Stadium Asimptomatis ( tanpa gejala )
Menunjukkan didalam organ tubuh terdapat HIV tetapi belum menunjukan gejala dan
adaptasi berlangsung 5 - 10 tahun.
3. Stadium Pembesaran Kelenjar Limfe
Menunjukan adanya pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata ( persistent
generalized lymphadenophaty ) dan berlangsung kurang lebih 1 bulan
4. Stadium AIDS
Merupakan tahap akhir infeksi HIV. Keadaan ini disertai bermacam - macam penyakit infeksi
sekunder
Manifestasi klinis

GEJALA GEJALA
MAYOR MINOR

 Demam berkepanjangan lebih dari 3 • Batuk kronis selama 1 bulan


bulan • Infeksi pada mulut dan tenggorokan
disebabkan jamur candida albican
 Diare kronis lebih dan 1 bulan berulang • Pembengkakan kelenjar getah bening
maupun terus menerus diseluruh tubuh yang menetap
 Penurunan berat badan lebih dan 10% • Munculnya herpes zosters berulang
• Bercak – bercak dan gatal- gatal diseluruh
dalam 3 bulan ( 2 dan 3 gejala utama ).
tubuh (Depkes RI, 1997)
PENATALAKSANAAN
Perawatan Menurut Hidayat (2008) perawatan pada anak yang terinfeksi HIV antara lain:
• Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan mencegah

kemungkinan terjadi infeksi Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain

serta keganasan yang ada
Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti golongan dideosinukleotid,

yaitu azidomitidin (AZT) yang dapat menghambat enzim RT dengan berintegrasi ke DNA

virus, sehingga tidak terjadi transkripsi DNA HIV
Mengatasi dampak psikososial

Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV, perjalanan penyakit, dan
prosedur yang dilakukan oleh tenaga medis
Dalammenangani pasien HIV dan AIDS tenaga kesehatan harus selalu
ASKEP ADA DI WORD
memperhatikan perlindungan universal (universal precaution)
DHF

Denguae Hemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau
tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh
DEFINISI penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Betina, Hidayat 2006). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penyakit DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh
Arbovirus (arthro podborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
(Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty) nyamuk aedes aegepty.
ETIOLOGI Dengue Haemorhagic Fever (DHF) disebabkan
oleh arbovirus (Arthopodborn Virus) yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegepthy.
1. Badan kecil, warnaVirus
hitam dengan nyamuk
bintik-bintik putihaedes aegepty
2. Hidup didlam dan sekitar rumah
berbentuk batang, stabil pada suhu 37℃I.
3. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
Adapun ciri-ciri
4. Senang hinggap nyamuk
pada pakaian yang bergantung didalampenyebar
kamar demam
berdarah
5. Bersarang menurut (Nursalam,
dan bertelur digenangan air 2008) adalah
jernih didalam :
dan sekitar
rumah seperti bak mandi, vas bunga
PATOFISIOLOGI
– Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian
bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah komplek virus antibodi, dalam sirkulasi akan
mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi I 3 dan I 5 akan dilepas I 3 a dan I 5 a , dua peptida
yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu.

– Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagalasi


(protambin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan
hebat, teutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit
adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma,
terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut. Nilai
hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh
darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa
terjadi anoksia jangan asidosis dan kematian.
PATHWAY
Menurut Nursalam, 2008 tanda dan gejala penyakit DHF antara lain :
• Demam tinggi selama 5-7 hari
• Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
• Pendarahan, terutama pendarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma
MANISFESTASI
KLINIS
• Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri
• Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
• Sakit kepala
• Pembesarab hati, limpa dan kelenjar getah bening
• Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah)

Terapi :
PENATALAKSAN 1. DHF tanpa rejatan
AAN MEDIS 2. Pasien yang mengalami rejatan (syok)
Pembagian derajat menurut (Soegijanto,2006) :
1. Derajat I : Demam dengan uji torniquet positif
2. Derajat II : Demam dan perdarahan spontan, pada umumnya dikulit atau perdarahan lain
3. Derajat III : Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan
KLASIFIKAS
I gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun
(<20mmHg)/ hipotensi disertai eksremitas dingin dan anak gelisah
4. Derajat IV : Demam, perdarahan spontan disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan
gejala-gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur)

• Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih)


Pemeriksaan
trombositopeni (100.00/mm3 atau kurang).
diagnostik
• Serotogi : uji HI (Hemaaglutination Inhibition test).
• Rongten thorax : effusi pleura.

ASKEP ADA DI WORD


SLE

Lupus eritematosus sistemik (SLE) adalah radang kronis yang disebabkan oleh penyakit
autoimun (kekebalan tubuh) di mana sistem pertahanan tubuh yang tidak normal
DEFINISI melawan jaringan tubuh sendiri. Antara jaringan tubuh dan organ yang dapat terkena
adalah seperti kulit, jantung, paru-paru, ginjal, sendi, dan sistem saraf.
Lupus ditandai oleh peradangan kronis atau berulang mempengaruhi satu atau lebih
jaringan dalam hubungan dengan beberapa autoantibodi. Beberapa, seperti anti - sel merah
dan antibodi antiplatelet, jelas patogen, sedangkan yang lain mungkin hanya penanda
kerusakan toleransi. Etiologi tetap misteri, tetapi seperti dalam banyak penyakit kronis,
PATOGENE tampaknya mungkin bahwa penyakit ini dipicu oleh agen lingkungan dalam
SIS kecenderungan tiap individu (Malleson, Pete; Tekano, Jenny. 2007).
Banyak autoantibodi (terutama
biasanya 'tak terlihat' untuk sistem kekebalan tubuh. Hal ini menunjukkan
FAKTOR
ENDOGE
ANAs) yang berkembang,setidaknya
autoimunitas diarahkan terhadap antigen
dalam beberapa kasus, sebagai
konsekuensi dari kematian sel yang tidak normal atau disregulasi termasuk
N
intraseluler
kematian sel terprogram (apoptosis).

Bahkan sedikit yang diketahui tentang pemicu yang bertanggung jawab untuk sebagian
FAKTOR besar bentuk lupus. Obat seperti antikonvulsan dan antibiotik (khususnya minocycline)
EKSOGE dapat menyebabkan lupus. Sinar matahari dapat memicu kedua manifestasi kulit dan
N
sistemik lupus (dan neonatal lupus).
Klasifikasi

Ada tiga jenis type lupus :


1. Iutaneous Lupus  Tipe ini juga dikenal sebagai Discoid Lupus Tipe lupus ini hanya
terbatas pada kulit dan ditampilkan dalam bentuk ruam yang muncul pada muka,
leher, atau kulit kepala
2. Discoid Lupus  Tipe lupus ini dapatmenyebabkan inflamasi pada beberapa macam
organ
3. Drug-induced lupus  Tipe lupus ini sangat jarang menyerang ginjal atau sistem
syaraf
Gejala klinis 1. Gejala konstitusional: kelelahan, demam (tanpa bukti infeksi) dan penurunan berat badan
2. Muskuloskeletal: artritis, artralgia, myositis
3. Kulit: ruam kupu-kupu (butter• ly atau malar rash), fotosensitivitas, lesi membrane
mukosa, alopesia, fenomena Raynaud, purpura, urtikaria, vaskulitis.
4. Ginjal: hematuria, proteinuria, silinderuria, sindroma nefrotik
5. Gastrointestinal: mual, muntah, nyeri abdomen
6. Paru-paru: pleurisy, hipertensi pulmonal,lesi parenkhim paru.
7. Jantung: perikarditis, endokarditis, miokarditis
8. Retikulo-endotel: organomegali (limfadenopati, splenomegali, hepatomegali)
9. Hematologi: anemia, leukopenia, dan trombositopenia
10. Neuropsikiatri: psikosis, kejang, sindroma otak organik, mielitis transversus, gangguan
kognitif neuropati kranial dan perifer.
1. Pemeriksaan lab
• Pemeriksaan darah
Pemeriksaan
Diagnostik • Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein.
2. Radiology :
Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditi

1. Edukasi dan konseling


Therapy/ tindakan 2. Program rehabilitasi
penanganan 3. Pengobatan medikamentosa

ASKEP ADA DI WORD


Dampak Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Manusia (Dalam Konteks Keluarga)

Ketika diagnosis ditegakkan, kemampuan sumber daya keluarga dan dukungan sangat
diperlukan. Pendidikan sering merupakan langkah pertama dalam membantu keluarga merasa
bahwa mereka memiliki kontrol. Hal ini penting untuk diingat untuk tidak terlalu membebani
keluarga pada beberapa kunjungan pertama setelah diagnosis. Perawat dapat memainkan peran
kunci dalam membantu mereka dengan belajar tentang penyakit dengan sering dan kunjungan.
Informasi tertulis dan review dari penyakit dan efek samping pengobatan yang sering
diperlukan(Malleson, Pete; Tekano, Jenny. 2007).
Sebuah hubungan saling percaya dengan tim perawatan medis sangat penting dengan
komunikasi terbuka dan jujur dengan baik anak dan orang tua(Malleson, Pete; Tekano, Jenny.
2007).
Kesimpulan

Banyak gangguan yang dapat dirasakan anak ketika penyakit ini menyerang tubuh mereka,
salah satunya yaitu kebutuhan dasar manusia dari mulai kebutuhan fisiologis sampai
dengan aktualisasi diri dapat terganggu hingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan
berimbas pada keluarga.
Disinilah peran orang tua dan lingkungan dituntut untuk menciptakan suasana sehat dan
bersih sehingga bibit-bibit sumber penyakit dapat dihindari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai