Anda di halaman 1dari 65

BAB 14.

REAKSI HIPERSENSITIVITAS
 Respon imun pd umumnya menguntungkan,
berfungsi protektif ttp kadang dpt
menimbulkan hal yg tdk menguntungkan bagi
tubuh  reaksi hipersensitivitas
 Hipersensitivitas→ p↑ reaktivitas atau
sensitivitas thd antigen yg pernah dipajankan
atau dikenal sebelumnya.
Pembagian Rx hipersensitivitas
menurut waktu
A .Rx cepat
 tjd dlm hitungan detik, hilang dlm 2 jam.
 Ikatan silang antara alergen dan IgE pd sel mast 
menginduksi pelepasan mediator vasoaktif.
 Manifestasi : anafilaksis sistemik atau lokal.

B. Rx Intermediet
 Tjd beberapa jam dan menghilang 24 jam.
 Melibatkan pembentukan kompleks imun IgG dan
kerusakan jar melalui aktivasi komplemen dan atau
sel NK/ ADCC
 Manifestasi rx intermediet:
- Rx tranfusi darah, eritroblastosis fetalis dan
anemia hemolitik autoimun.
- Rx Arthus lokal dan rx sistemik spt serum
sickness, vaskulitis nekrosis, dan LES
 Rx intermediet diawali o/ IgG dan kerusakan
jaringan pejamu yg disebabkan o/ neutrofil
dan sel NK
C. Reaksi lambat

• Terjadi setelah 48 jam  akibat aktivasi sel Th

• Pada DTH yang berperan adalah sitokin yang dilepas


sel T yang mengaktifkan makrofag & menimbulkan
kerusakan jaringan

• Contoh : dermatitis kontak, reaksi TB, reaksi


penolakan tandur
II. Pembagian Reaksi Hipersensitivitas
Menurut Gell dan Coombs

• Reaksi hipersensitivitas oleh Robert Coombs dan


Philip HH Gell (1963) dibagi 4 tipe reaksi.

• Pembagian ini dibuat sebelum analisis yg detil


mengenai subset dan fungsi sel T diketahui.

• Rx tipe I, II dan III dianggap sbg rx humoral tp rx


tsb masih memerlukan bantuan sel T atau peran
selular.
Rx hipersensitivitas Gell dan Coombs
tipe I atau Rx alergi
 Alergen yg masuk  menimbulkan respon imun brp
produksi IgE dan peny alergi (tinitis alergi, asma,
dermatitis atopi.

 Urutan kejadian reaksi Tipe I sbb :


1. Fase sensitisasi: waktu yang dibutuhkan untuk
pembentukan IgE sampai diikat oleh reseptor spesifik
(Fcε-R) pada permukaan sel mast/ basofil

2. Fase aktivasi: waktu yang diperlukan antara pajanan


ulang dengan antigen spesifik & sel mast/basofil melepas
isinya yang berisi granul yang menimbulkan reaksi. Hal
ini tjd ikatan silang antaara antigen dan IgE
3. Fase efektor: waktu terjadi respons kompleks
(anafilaksis) sebagai efek mediator yang dilepas sel
mast/basofil dengan aktivitas farmakologik
1. Sel mast dan mediator pd Rx tipe I

A. Histamin
 Puncak rx tjd dlm 10-15 menit
 Fase aktivasi→ perubahan dlm membran sel mast akibat
metilasi fosfolipid yg diikuti influks Ca
→ aktivasi fosfolipase
 Dlm fase ini energi lepas akibat glikolisis dan bbrp
enzim diaktifkan dan menggerakkan granul2 ke
permukaan sel.
 Degranulasi di pengaruhi kadar cAMP dan CGMP,
anafilatoksin , C3a dan C5a
 Histamin → komponen utama granul sel mast dan
10 % dr berat granul
 Histamin akan diikat o/ reseptornya
 Ada 4 reseptor histamin ( H1,H2, H3, H4)
B. PG dan LT
 Mediator sekunder yg dibentuk dr
metabolisme asam arakidonat atas pengaruh
fosfolipase A2
 Efek lebih lambat dan berlangsung lebih lama
dr histamin
 LT → bronkokontriksi, ↑ permeabilitas
kapiler, dan produksi mukus
C. Sitokin
 Sel mast dan basofil melepas IL-3, IL-4, IL-5,IL-
6, IL-10, IL-13, GM-CSF dan TNF –α 
berperan dlm manifestasi klinis rx tipe I.
 Sitokin tsb mengubah lingkungan mikro dan
mengerahkan sel inflamasi spt neutrofil dan
eosinofil
 IL-4 dan IL-13 ↑ prod IgE o/ sel B

 IL-5  aktivasi eosinofil

 TNF-α berperan dlm renjatan anafilaksis


2. Manifestasi rx tipe I
 Bervariasi dr lokal, ringan sampai berat dan
keadaan yg mengancam nyawa spt anafilaksis
dan asma berat.
 Rx lokal
 Terbatas pd jar atau organ spesifik yg biasanya
melibatkan permukaan epitel tempat alergen masuk.
 Atopi → kecenderungan untuk menunjukan rx tipe I
dan diturunkan
 20 % populasi →menunjukkan peny yg tjd mel IgE
(rinitis alergi, asma, dan dermatitis )
 IgE diikat o/ sel mast/ basofil→ menetap u/ bbrp
minggu
 sensitisasi pasif : serum orang alergi dimasukkan ke
dlm kulit/sirkulasi org normal
b. Rx sistemik - anafilaksis
 Dpt fatal dan bbp menit
 Anafilaksis  rx hipersensitivitas Gell dan
Coombs tipe I, ditimbulkan IgE yg dpt
mengancam nyawa.
 Sel mast dan basofil → sel efektor melepas
berbagai mediator
 Dipacu berbagai alergen: makanan , obat,
sengatan serangga, lateks, latihan jasmani dan
bahan diagnostik lain.
 2/3 pemicu tdk dpt diidentifikasi
C. Rx pseudoalergi atau anafilaktoid
 Adl rx sistemik umum yg melibatkan penglepasan
mediator o/ sel mast yg tidak tjd melalui IgE
 Mekanisme Jalur efektor nonimun
 Secara klinis mirip rx tipe I: syok, urtikaria,
bronkospasme, anailaksis, pruritus, tetapi tdk
berdasarkan rx imun
 Tdk memerlukan pajanan terlebih dahulu u/
menimbulkan sensitasi.
 Ditimbulkan o/ antimikroba, protein, kontras dg
yodium,AINS, etilenoksid, taksol, penisilin dan
pelemas otot.
d. Perbedaan anafilaksis dan
anafilaktoid
B. Rx tipe II atau sitotoksik atau sitolitik

 Terjd krn dibentuk ab jenis IgG atau IgM thd antigen


yg merupakan sel pejamu
 Rx diawali o/ rx antara ab dan determinan ag yg
merup bag dr membran sel tgt apakah komplemen
atau molekul asesori dan metabolisme sel dilibatkan.
 Istilah sitolitik lebih tepat  rx yg tjd disebabkan
lisis dan bukan efek toksik.
 Ab mengaktifkan sel yg memiliki reseptor Fcy_R
dan juga sel NK yg berperan sbg sel efektor dan
menimbulkan kerusakan mel ADCC.
 Rx tipe II menunjukkan berbagai manifestasi klinik
I. Rx transfusi
 Protein dan glikoprotein pd membran SDM disandi o/
berbagai gen.
 Individu gol drh A ditranfusi gol drh B tjd rx tranfusi→ anti
B isohemaglutinin berikatan dg sel drh B → kerusakan
darah direk o/ hemolisis masif intravaskular
 Rx dpt cepat atau lambat
 Rx cepat→ inkompatibilitas gol drh ABO yg dipacu IgM
 Dlm bbrp jam hemoglobin bebas dpt ditemukan dlm plasma
dan disaring mel ginjal  hemoglobinuria
 Bbrp hemoglobin diubah mjd bilirubin  kadar tinggi
toksik
 G/ khasnya : demam, menggigil, nausea, bekuan
dlm pemb darah, nyeri pinggang bwh dan
hemoglobinuria
 Rx transfusi lambat→ pd individu yg pernah
mendapat tranfusi berulang dg darah yg kompatibel
ABO namun inkompatibel gol drh lainnya.
 Rx tjd 2-6 hr
 Darah yg ditranfusikan memacu pembentukan IgG
thd berbagai antigen membran gol drh
tersering :Rhesus, Kidd, Kell dan Duffy
2. Penyakit hemolitik bayi baru lahir
 Ditimbulkan o/ inkompabilitas Rh dlm
kehamilan→ ibu Rh(-) dan janin Rh (+)

c. Anemia hemolitik
 Antibiotik tt spt penicillin, sefalosforin, dan
streptomisin dpt diabsorbsi non spesifik pd
membran SDM yg membentuk komplek serupa
kompleks molekul hapten pembawa.
 Pd org tt kompleks membentuk antibodi yg
selanjutnya mengikat obat pd membran SDM dan
dg bantuan komplemen menimbulkan lisis dg dan
anemia progresif.
C. Rx Tipe III atau komplek imun

 Normal kompleks imun dalam sirkulasi diikat &


diangkut eritrosit ke hati, limpa  dimusnahkan oleh
sel fagosit mononuklear tanpa bantuan komplemen.
 Kompleks yang besar mudah dimusnahkan o/ makrofag.
 Kompleks kecil & larut sulit dimusnahkan  dapat
lebih lama berada dalam sirkulasi
 Gangguan fungsi fagosit salah satu sebab kompleks sulit
dimusnahkan
 Meskipun kompleks imun berada di dlm sirkulasi u/
jangka waktu lama tp tdk berbahaya.
 Masalah  kompleks imun mengendap di jaringan
1. Kompleks imun mengendap di dinding pem.darah
 Ag dpt berasal dr infeksi kuman patogen yg
persisten (malaria), bahan yg terhirup (spora jamur
yg menimbulkan alveolitis alergik ekstrinsik) atau
dr jaringan sendiri ( peny autoimun).
 Infeksi dpt disertai ag dlm jmlh berlebihan, ttp
respon ab tdk efektif.
 Makrofag yg diaktifkan kadang blm dpt
menyingkirkan kompleks imun shg makrofag
dirangsang terus u/ melepas berbagai bahan yg dpt
merusak jar.
 Kompleks imun( Ag dan IgM/IgG dpt jg IgA)
diendapkan di membran basal vaskular dan
membran basal ginjal yg menimbulkan rx
inflamasi lokal dan luas  agregasi trombosit,
aktivasi makrofag, perubahan permeabilitas
vaskular, aktivasi sel mast, produksi dan
penglepasan mediator inflamasi dan bhn
kemotaktik serta influk neutrofil.
 Bahan toksik yg dilepas neutrofil dpt
menimbulkan kerusakan jaringan setempat.
2 . Kompleks imun mengendap di jaringan
 Hal yg memungkinkan tjd pengendapan
kompleks imun di jaringan ukuran kompleks
imun yg kecil dan ↑ permeabilitas vaskular yg
meningkat krn histamin.
3 . Bentuk reaksi
a. Rx lokal atau fenomen Arthus
 Arthus→ menyuntikkan serum kuda ke dlm kelinci
intradermal berulang kali ditempat yg sama  rx yg
makin menghebat ditempat suntikan.
 Mula- mula terjadi eritem ringan dan edem dlm 2-4 jam
sesudah suntikan, hilang esok harinya→ suntikan
kemudian menimbulkan edem yg > besar→ suntikan 5-
6 menimbulkan perdarahan dan nekrosis yg sulit
sembuh fenomena Arthus (btk rx dr komplek imun).
 Ab yg dibentuk  jenis presipitin
 Mikroskopik  neutrofil menempel pd
endotel vaskular dan bermigrasi ke jaringan
tempat kompleks imun diendapkan.
 Rx yg timbul  kerusakan jar lokal dan
vaskular akibat akumulasi cairan (edem) dan
SDM (eritema) sampai nekrosis.
 Rx dpt tjd intrapulmoner yg diinduksi kuman,
spora jamur atau protein fekal kering 
pneumonitis/alveolitis/Farmer’s lung.
• C3a & C5a (anafilaktoksin)  meningkatkan
permeabilitas pemb darah shg edem dan sebagai faktor
kemotaktik
• Neutrofil & trombosit mulai dikerahkan di tempat reaksi
 timbul stasis & obstruksi total aliran darah
• Sasaran anafilaktoksin  pemb darah kecil, sel mast,
otot polos dan leukosit perifer  kontraksi otot polos,
degranulasi sel mast, peningkatan permeabilitas vaskular
dan respon tripel thd kulit.
• Neutrofil yang diaktifkan memakan kompleks imun &
bersama dengan trombosit yang digumpalkan 
melepas protease, kolagenase & bahan vasoaktif 
terjadi perdarahan yang disertai nekrosis jaringan
setempat.
b. Rx tipe III sistemik – serum sickness

 Ag dlm jumlah besar yg masuk dlm sirkulasi


drh  membentuk komplek imun.
 Ag >>> ab  kompleks yg dibtk kecil  tdk
mudah dibersihkan  kerusakan jaringan Tipe
III di berbagai tempat.
 Rx Tipe III sistemik  pd pemberian
antitoksin yg mgd serum asing spt antitetanus
atau antidifteri asal kuda.
 Ab yg berperan biasanya IgM dan IgG
 Komplemen yg diaktifkan melepas anafilatoksin
( C3a dan C5a) → memacu sel mast dan basofil
melepas histamin
 Mediator lainnya dan MCF (C3a, C5a, C5,
C6,C7) mengerahkan polimorf yg melepas enzim
proteolitik dan protein kationik.
 Kompleks imun lebih mudah diendapkan pd
tempat dg tekanan drh yg meninggi dan putaran
arus mis: kapiler glomerulus, bifurkasi
pemb.drh, pleksus koroid dan korpus silier mata
 LES  endapan kompleks imun di ginjal.
 RA, sel plasma dlm sinovium membentuk anti-
IgG (FR brp IgM)  komplek imun di sendi
 Komplemen menimbulkan agregasi trombosit
 membentuk mikro-trombi dan melepas
amin vasoaktif  vasodilatasi, peningkatan
permeabilitas vaskular dan inflamasi.
 Neutrofil dikerahkan dan menyingkirkan
komplek imun.
 Neutrofil yg terkepung di jar  sulit
menangkap dan makan kompleks  melepas
granul (angry cell)  kerusakan jar >>>
 Bbrp hari-mg stlh pemberian serum asing  panas,
gatal2, bengkak, kemerahan dan sakit di bbrp bag
tubuh, sendi dan KGB  vaskulitis sistemik
(arteritis), glomerulonefritis, artritis  rx Pirquet dan
Schick.
 Rx Herxheimer  serum sickness yg tjd sesudah
pengobatan thd penykt infeksi kronis (sifilis,
tripanosomiasis, bruselosis).
 Bila m.o dihancurkan dlm jumlah besar  melepas
sejumlah Ag yg cenderung bereaksi dg Ab yg sdh ada
dlm sirkulasi.
 Rx Herxheimer adl serum sickness yg tjd
sesudah pengobtan thd penykt infeksi kronis
 Bila m.o dihancurkan dlm jumlah besar juga
melepas sejumlah Ag yg cenderung bereaksi
dg Ab yg sdh ada dlm sirkulasi.
D. Reaksi hipersensitivitas tipe IV

 CD4+ dan CD8+ berperanan.


 Sel T melepas sitokin, dg produksi mediator
sitotoksik lainnya  timbul respon inflamasi  peny
kulit hipersensitivitas lambat  dermatitis kontak yg
diinduksi etilendiamine, neomisin, anestesi topikal,
antihistamin topikal dan steroid topikal.
 Reaksi hipersensitivitas tipe IV  dibagi dalam DTH
yang terjadi melalui sel CD4+ & T cell mediated
cytolysis yang terjadi melalui sel CD8+
1. Delayed Type Hypersensitiv Type IV
 Hipersensitivitas granulomatous
 Biasanya pd bhn yg tdk dpt disingkirkan dr
rongga tubuh spt talkum dlm rongga
peritoneum dan kolagen sapi dr bawah kulit.
 2 fase  fase sensitasi dan fase efektor
 Dimulai Fase sensitisasi→1-2 mgg stlh kontak
primer→ Th diaktifkan o/ APC melalui MCH II
2. Sitokin yg berperan pd DTH
 Th1 berperan dlm menarik dan mengaktifkan
makrofag ke tempat infeksi.
 IL-3 dan GM-CSF  menginduksi hematopoesis
likal dr sel garis granulosit –monosit
 IFN-γ dan TNF-β , TNF-α dan IL-1 → memacu
sel endotel untuk memudahkan ektravasasi sel spt
monosit dan sel non spesifik lainnya.
 Neutrofil dan monosit dlm sirkulasi menempel pd
molekul adhesi sel endotel dan bergerak keluar dr
vaskular menuju jar.
 Neutrofil pada rx dini, puncak 6 jam.
 Monosit : 24-48 jam  masuk ke jar  makrofag
ditarik ke tempat DTH o/ kemokin
(MCP-1/CCL2).
 MIF  mencegah makrofag u/ bermigrasi keluar
dr lokasi rx DTH.
 Pd DTH kerusakan jar disbkan prod makrofak yg
diaktifkan spt enzim hidrolitik, oksigen reaktif
intermediet, oksida nitrat dan sitokin proinflamasi.
 IL-18 dan IL-12→makrofag→IFN-γ
3. Manifestasi klinik rx tipe IV
a. Dermatitis kontak→ peny CD4+ yg dpt tjd ok
kontak dg bhn yg tdk berbahaya mis:
formaldehid, nikel, terpentin, bahan aktif cat
rambut  dermatitis kontak melalui sel Th1.
a. Hipersensitivitas tuberkulin
 Btk alergi bakterial spesifik thd produk filtrat
biakan M.TBC.
 Yg berperan  sel limfosit CD4+ T.

b. Rx Jones Mote
 Rx thd Ag protein yg berhubungan dg infiltrasi
basofil mencolok di kulit di bwh dermis 
hipersensitivitas basofil kutan.
 Rx > lemah dibanding rx tipe IV lain dan timbul
bbrp hari.
 Tdk tjd nekrosis dan dpt diinduksi dg suntikan ag
larut (ovalbumin dg ajuvan Freund)
d. T cell Mediated Cytolysis ( peny CD8+)
 Kerusakan melalui CD8+/ CTL/Tc yg langsung
membunuh sel sasaran.
 Cenderung terbatas pd bbrp organ saja dan tdk sistemik
 Sel CD8+ yg spesifik u/ Ag atau sel autologus dp
membunuh sel dg langsung.
 Pd peny autoimun yg tjd melalui mekanisme seluler,
biasanya ditemukan CD4+ dan CD8+ spesifik u/ self
Ag dan kedua jenis sel tsb dpt menimbulkan
kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai