Materi Legal Aspek Stka
Materi Legal Aspek Stka
MEMPERHATIKAN:
1. keseimbangan antara kebutuhan
penyelenggaraan Upaya
PENYELENGGARAAN Kesehatan HASILKAN
Pendidikan NAKES
Tenaga 2. keseimbangan antara kemampuan BERMUTU
Kesehatan produksi dng sumber daya yg ada
3. IPTEK
Sejarah Pendidikan Penata Anestesi
SMA Akademi
SPK Anestesi
(POLTEKKES) AKPERNES
Prodi Anestesi PAMPERNES
(POLTEKKES JOGJA)
D IV
D IV KAR Keperawatan Anestesiologi
(D3 + Pengalaman) SMA
SMK
(D3 + Pengalaman)
gelar Sarjana Terapan (ST.Kep.An).
Program Pendidikan Seharusnya
Domain Utama
SMA Skill Tindakan
Anestesi
Program Studi (> SKS )
D-IV Keperawatan
Anestesiologi
Komplemen dasar
Keperawatan
SMK Kesehatan
Permendikbud No.154 Thn 2014
Nomenklatur Pendidikan Tinggi
Program pendidikan
D-IV Keperawatan Anestesiologi
Durasi 4 tahun = 8 semester
1 2 3 4 5 6 7 8
Magang (Orientasi)
1 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknakes
2 UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
Permen PAN&RB No 11 ttg JABATAN FUNGSIONAL PA
3 UU N0 12 tahun 2012 ttg Pendidikan Tinggi
DASAR
6
KKNI Bidang Pendidikan Tinggi
7 Kepmenkes No.230/Menkes/SK/2010 tentang
Kurikulum
HUKUM 8
Permenkes No. 519/Menkes/SK/I2011 tentang
Pedoman Pelayanan Anestesi dan Reaminasi di RS
Permenkes No.83 tahun 2019 tentang Registrasi
9 Tenaga Kesehatan.
11
2
19
9 • Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),
(KKNI) adalah
penjenjangan capaian pembelajaran yang menyetarakan, luaran
bidang pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman
8 kerja dalam rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan di berbagai sektor
7 • Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian
pembelajaran yang disepakati secara nasional,
6 disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan
dan/ atau pelatihan yang diperoleh melalui
5 pendidikan formal, nonformal, informal, atau
4
pengalaman kerja
• KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia
3 terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang
dimiliki Indonesia
2 • KKNI terdiri dari 9 (sembilan) jenjang kualifikasi,
kualifikasi dimulai dari
Kualifikasi – 1 sebagai kualifikasi terendah dan Kualifikasi – 9
sebagai kualifikasi tertinggi
1
Pencapaian Level pada KKNI Melalui Berbagai Jalur
: S
I N UN N K N
N
A MI
DU GS ER
S3 A
JA RS TIH
KU LA
F
K
DI ADE
B A US A
ST I JA
I 9
PE
RI
TA DA N
N D K
:
P E AR A S1
L 8 T
GE
7
D1
O
6
Z-
U 4
th
M
P 3
y-
:
PR IF U
th
A AN
SE SI N
OF I K R PI I
2 D
I M
PR
R T N Y AL
D
IN ESIO
ES AT
O L A I AN
OF
I:
T
O GA HL S
X-
1 N A SU
th
E
P KE HU
K
Illustrasi dari PII
SEBUTAN :
S3 S3T SPESIALIS 2
9
S2 S2T SPESIALIS 1 AHLI AHLI
8
PROFESI
7
S1 DIV/
DIV/ S1T
S1T
6 TEKNISI/ TEKNISI/
DIII
DIII ANALIS ANALIS
5
DII
DII 4
DI
DI
3
SMU SMK OPERATOR OPERATOR
2
1
Visi Pendidikan Indonesia 2035
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 17
Perekonomian Gambaran
Indonesia pasar kerja
yang berubah Indonesia yang
berbeda- beda
1
3
Bagaimana Pendidikan
PENATA ANESTESI
di Indonesia
2
4
NEW NORMAL LIFE
Perubahan
sosiokultural Visi
dan demografi Indonesia
Indonesia 2045
Legal Aspek:
Standar
UU Sisdiknas
UU Dikti KB Pelayanan
Permenkes
K
Pendidikan Profesi
Berkelanjutan(CPD) UJI
KOMPETENSI Kognitif
Peningkatan Afektif
Mutu Tenaga
Kesehatan Psikomotor
Alur Registrasi Penata Anestesi melalui Uji Kompetensi
SERTIFIKASI
STR SIP
Serkom
Perguruan Pemerintah
KTKI Daerah
Tinggi *
Undang-Undang No.36 Tahun 2014
TENAGA KESEHATAN
No. KELOMPOK TENAGA KESEHATAN JENIS TENAGA KESEHATAN No. KELOMPOK TENAGA KESEHATAN JENIS TENAGA KESEHATAN
17 Fisioterapis
I PSIKOLOGI KLINIS 1 Psikologi Klinis
18 Okupasi Terapis
II PERAWAT 2 Perawat VIII TENAGA KETERAPIAN FISIK
19 Terapis Wicara
III BIDAN 3 Bidan 20 Akupuntur
4 Apoteker 21 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
IV KEFARMASIAN
5 Tenaga Teknis Kefarmasian
22 Teknik Kardiovaskuler
6 Epidemiolog Kesehatan 23 Teknisi Pelayanan Darah
7 Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku IX TENAGA KETEKNISIAN MEDIS 24 Refraksionis Optisien/Optometris
25 Teknisi Gigi
8 Pembimbing Kesehatan Kerja 26 Penata Anestesi
V TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT 9 Tenaga Administrasi dan Kebijakan Kesehatan 27 Terapis gigi dan mulut
28 Audiologis
29 Radiografer
10 Tenaga Biostatistik dan Kependudukan
30 Elektromedis
30
Peran & Kedudukan PA Dalam Fasyankes
Dr Operator Dr Anestesi
Tugas
Perawat Penata
Kamar Bedah
Anestesi
Pra, Intra dan Pasca Anestesi
32
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPROFESIAN
Penata Anestesi
(Sesua Pasal 10 - 11 PMK No.18 tahun 2016)
Bagian Kesatu
Wewenang
Pasal 10
Penata Anestesi dalam menjalankan praktik keprofesiannya
berwenang untuk melakukan pelayanan asuhan kepenataan
anestesi pada:
a. praanestesi;
b. intraanestesi; dan
c. pascaanestesi.
Pasal 11
(1) Pelayanan asuhan kepenataan praanestesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 huruf a yaitu melakukan pengkajian penatalaksanaan pra anestesia yang
meliputi:
a. persiapan administrasi pasien;
b. pemeriksaan tanda-tanda vital;
c. pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai kebutuhan pasien baik secara inspeksi,
palpasi, maupun auskultasi;
d. pemeriksaan dan penilaian status fisik pasien;
e. analisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah pasien;
f. evaluasi tindakan penatalaksanaan pelayanan pra anestesia, mengevaluasi
secara mandiri maupun kolaboratif;
g. mendokumentasikan hasil anamnesis/ pengkajian;
h. persiapan mesin anestesia secara menyeluruh setiap kali akan digunakan dan
memastikan bahwa mesin dan monitor dalam keadaan baik dan siap pakai;
i. pengontrolan persediaan obat-obatan dan cairan setiap hari untuk memastikan
bahwa semua obat-obatan baik obat anestesia maupun obat emergensi tersedia
sesuai standar rumah sakit; dan
j. memastikan tersedianya sarana prasarana anestesia berdasarkan jadwal, waktu,
dan jenis operasi tersebut.
(2) Pelayanan asuhan kepenataan intraanestesi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b,
terdiri atas:
a. pemantauan peralatan dan obat-obatan sesuai
dengan perencanaan teknik anestesia;
b. pemantauan keadaan umum pasien secara
menyeluruh dengan baik dan benar; dan
c. pendokumentasian semua tindakan yang
dilakukan agar seluruh tindakan tercatat baik dan
benar.
(3) Pelayanan asuhan kepenataan pascaanestesi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf c meliputi:
a. merencanakan tindakan kepenataan pasca tindakan anestesia;
b. penatalaksanaan dalam manajemen nyeri sesuai instruksi dokter spesialis
anestesi.
c. pemantauan kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural;
d. pemantauan kondisi pasien pasca pemberian obat anestetika regional;
e. pemantauan kondisi pasien pasca pemberian obat anestetika umum;
f. evaluasi hasil kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural;
g. evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan anestesia
regional;
h. evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan anestesia
umum;
i. pelaksanaan tindakan dalam mengatasi kondisi gawat;
j. pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan yang
dipakai; dan
k. pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai pada tindakan anestesia
selanjutnya.
Bagian Kedua
Pelimpahan Wewenang
kepada Penata Anestesi
(Pasal 12-16 PMK No.18 tahun 2016)
ASN/NON ASN/TNI/POLRI
PNS
PPPK
JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENATA
ANESTESI
MENTERI KESEHATAN