Pada tahun 1992 Thoby Mutis mensinyalir bahwa kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto
berkisar antara 3 sampai 5 persen dan hal ini diperkirakan masih tetap berlangsung untuk beberapa tahun
yang akan datang. Bahkan menurut Ropke (1992) kontribusi tersebut masih lebih rendah daripada itu, yaitu
kurang dari 3 persen pertahun. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap koperasi jauh lebih
rendah dibandingkan perusahaan perusahaan non koperasi. Banyak orang beranggapan bahwa usaha sendiri
atau usaha dengan non koperasi lebih baik dibanding dengan koperasi.
Sampai saat ini banyak yang menganggap bahwa koperasi adalah organisasi usaha yang tidak efisien
sehingga kalah bersaing dengan organisasi non koperasi, tetapi tidak sedikit juga yang menganggap bahwa
koperasi dapat diusahakan secara efisien seperti halnya organisasi usaha lain. Perbedaan anggapan ini
disebabkan konsepsi dasar teoritis yang berbeda dalam mendudukkan koperasi sebagai badan usaha.
Ada 3 pengertian dasar yang bisa digunakan untuk mengartikan koperasi,
yaitu pengertian normatif, legalitas dan positifis.
Pada pasar persaingan monopolistik, oligopoli dan monopoli, prinsip keuntungan maksimum dapat
dicapai dengan menentukan harga pada saat marginal revenue sama dengan marginal cost (MR=MC).
Pada pasar monopoli akan menghasilkan output keseimbangan yang lebih kecil dibanding dengan
pasar yang bersaing secara sempurna.
JENIS EFISIENSI KOPERASI
Dalam penjelasan teori ekonomi mikro klasik diperkenalkan efisiensi teknik dan
efisiensi ekonomi :
Alat ukur keragaan koperasi yang selalu mengiringi ukuran efisiensi adalah efektivitas yang diartikan
sebagai perbandingan antara tujuan dengan input ,atau :
Dalam hal ini secara operasional bisa saja terjadi output tidak sama dengan tujuan sehingga sesuatu
yang efisien belum tentu efektif , atau sebaliknya sesuatu yang belum efektif belum tentu efisien.
Kunci utama efisiensi koperasi adalah pelayanan usaha kepada
anggotanya.
Efisiensi jika diartikan secara luas, yaitu sebagai keadaan dimana kita bisa mencapai sasaran tertentu
dengan biaya minimal atau bisa mencapai sasaran Sasaran tersebut bisa berupa trilogi pembangunan
khususnya pemerataan, sedangkan biayanya setinggi-tingginya dengan biaya tertentu,berupa semua sumber
daya, dana waktu, pikiran dan apa saja yang berharga untuk mencapai sasaran tersebut Efisiensi koperasi
dapat diukur dengan jumlah anggota yang bisa diangkat dari bawah garis kemiskinan, atau distribusi
peningkatan penghasilan para anggotanya, atau besarnya cooperative effects yang bisa disebarkan kepada
anggotanya (Boediono, 1986).
Menurut Hanel (1988) efisiensi ekonomi usaha koperasi dapat diukur dengan mempergunakan ukuran :
A. Efisiensi dalam operasional usaha yang terlihat dari validitas keuangan (financial viability) dan
keragaan kewirakoperasian (entrepreneurship performance)
B. Efisiensi yang dihubungkan dengan pengembangan
C. Efisiensi yang dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan anggota
Pembahasan mengenai efisiensi Thoby Mutis (1992) menunjukkan 5 lingkup efisiensi
koperasi .Pengertian efisiensi tersebut adalah:
A).Efisiensi intern masyarakat merupakan perbandingan terbaik dari excess cost (ekses biaya) dengan
actual cost (biaya yang sebenarnya)
B).Efisiensi alokatif adalah efisiensi yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya dan dana dari
semua komponen koperasi tersebut.Misalnya penyaluran tabungan anggota untuk pinjaman anggota
penyaluran simpanan sukarela untuk investasi jangka panjang dan pendek.
C).Efisiensi ekstern menunjukkan bagaimana efisiensi pada lembaga-lembaga dan perseorangan di luar
koperasi yang ikut memacu secara tidak langsung efisiensi di dalam koperasi.
D).Efisiensi dinamis (dinamye efficiency) adalah elbuensi yang buna dikaitkan dengan tingkat optimasi
karena ada perubahan teknologi yang dipakai
E).Efisiensi sosial sering dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya dan dana secara tepat, karena tidak
menimbulkan biaya-biaya atau beban sosial.
Pengukuran efisiensi alokatif yang disarankan Thoby Mutis (1992) tersebut senada dengan yang
dikemukakan oleh Ima Suwandi (1986) dalam mengukur efisiensi organisasi dan usaha koperasi, yaitu
bahwa tingkat efisiensi usaha dapat diketahui dengan menentukan rasio-rasio tertentu dari laporan
keuangan sepeni neraca dan catatan-catatan keragaan lain yang dimiliki koperasi
Rasio-rasio yang menggambarkan efisiensi usaha lebih lengkap dijelaskan oleh Bambang Riyanto (1995)
sebagai berikut:
A. Tingkat perputaran aktiva (modal usaha), untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan
melihat kepada kecepatan perputaran operating asset dalam suatu periode tertentu
B. Profit margin, untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba
usaha yang melekat pada penjualan.
B. Rentabilitas Modal Sendiri, untuk mengukur efisiensi penggunaan modal sendiri yang dimiliki
perusahaan.
Pengukuran efisiensi berdasarkan kriteria tertentu akan sangat cocok untuk perusahaan kapitalis yang
berorientasi laba. Pada koperasi yang berorientasi non profit sudah barang tentu tidak akan cocok. Oleh
karena itu harus diubah sbb:
Tingkat perputaran modal usaha digunakan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
kepada kecepatan perputaran operating asset dalam suatu periode tertentu.
Rumus yang digunakan untuk mengukur Tingkat Perputaran adalah sebagai berikut :
TPMU = Penjualan Bersih
Modal Usaha
B. Profit Margin
Profit margin adalah perbandingan antara net operating income (NOI) dengan net sales (NS)
dalam persen Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
kepada besar kecilnya laba usaha yang melekat pada penjualan. Rumus yang digunakan untuk
mengukur profit margin adalah sebagai berikut :
PM = SHU sebelum pajak + manfaat langsung X 100 %
Penjualan
Kriteria Efisiensi Koperasi
Lanjutan:
C. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas Ekonomi menggambarkan kemampuan Perusahaan (termasuk koperasi) dengan modal usaha
yang dimiliki menghasilkan laba usaha sebelum pajak (SHU sebelum pajak). Semakin besar tingkat rentabilitas
ekonomis, akan semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan modal usaha tersebut. Rumus yang digunakan untuk
mengukur rentabilitas ekonomis (RE) adalah sebagai berikut :
1. Secara Langsung : RE = SHU sebelum pajak + manfaat langsung X 100 %
Modal Usaha
2. Secara Tidak Langsung : RE = PM X TPMU
Keterangan PM = Profit Margin
TPMU = Tingkat Perputaran Modal Usaha
D. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan Perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya
untuk menghasilkan keuntungan bersih setelah pajak. RMS digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan
modal sendiri yang dimiliki Perusahaan. Semakin tinggi RMS berarti semakin efisien dalam penggunaan modal
sendiri.
Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) dicari dengan rumus : RMS = SHU setelah pajak + manfaat langsung X
100 %
Modal Sendiri
Pengukuran Efisiensi modal kerja
pada koperasi
Salah satu faktor yang perlu diperhitungkan dalam pengukuran efisiensi perusahaan adalah pengukuran efisiensi
modal kerja, sebab modal kerja adalah modal yang selalu berputar dalam perusahaan dan setiap perputaran akan
menghasilkan pendapatan yang berguna bagi perusahaan. Dengan demikian efisiensi modal kerja pada koperasi
diukur dengan :
A. Tingkat Perputaran Modal Kerja
Modal kerja selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan dalam keadaan usaha. Semakin tinggi tingkat
perputaran modal kerja akan semakin banyak pendapatan yang diperoleh. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat
perputaran modal kerja akan semakin efisien dalam penggunaan modal kerja tersebut.
Tingkat Perputaran Modal Kerja (TPMK) dicari dengan rumus : TPMK = Penjualan
Modal Kerja
B. Return on Working Capital
Return on working capital (RWC) atau rasio laba usaha dengan modal kerja mengukur efisiensi modal kerja
dengan melihat besarnya kemampuan modal kerja dalam menghasilkan laba usaha
Return on working capital (RWC) dicari dengan rumus : RWC = SHU sebelum pajak + manfaat langsung X 100
%
Modal Kerja rata-rata
Hal-hal yang perlu dilakukan dalm kegiatan operasional
untuk mencapai efisiensi koperasi
Metode Kebijakan
01 Ditetapkannya metode-metode 02 Penetapan kebijakan (policy making)
oleh para anggota atau wakil-wakil
administrasi dan manejemen
perusahaan bisnis yang dipilih
Manajemen Staf/Pegawai
03 Manejemen diserahkan kepada
tenaga-tenaga terpilih dan bekerja
04 Pekerjaan dilakukan oleh staf
yang terdidik dan sudah terlatih
penuh seharian(full time) dan
dengan menerima gaji
Hal-hal yang perlu dilakukan dalm kegiatan operasional
untuk mencapai efisiensi koperasi
Dana Transaksi
05 Tersedianya alat pembiayaan 06 Transaksi dengan bukan hanya
dan dana yang cukup anggota sebagai tambahan, jika
diperlukan
Efisiensi Koperasi Yang Terintegrasi
Secara Struktural, koperasi sebagai organisasi ekonomi juga dituntut agar berkembang
secara efisien. Pengertian struktur disini adalah sesuatu yang menggambarkan hubungan-
hubungan yang relatif tetap diantara orang-orang yang bergabung dalam suatu
organisasi. Besar kecilnya suatu organisasi akan mempengaruhi strukturnya, sehingga
nilai efisiensi structural akan berubah secara relatif jika organisasi koperasi tersebut
tumbuh dan berkembang.
Mengurangi Resiko
Reduksi Biaya Transaksi
Ketidakpastian
Koperasi akan terhindar dari Ketidakpastian muncul karena tidak ada
kerugian-kerugian yang timbul hubungan kepemilikan antara pemilik
karena perilaku oportunitis rekan input dengan pengguna input tersebut.
berkontrak bila tanpa integritas Ketidakpastian ini akan terkurangi jika
vertikal para pemilik input juga memiliki
perusahaan pengguna (pemroses)
tersebut melalui integrasi vertikal
Don't
f orget