Anda di halaman 1dari 33

Penutupan luka operasi

( Dressing )
Erwin Dishantoso, S.Kep Ners
Tujuan Umum

Memahami :
Anatomi kulit,Jenis-
jenis luka,Proses
penyembuhan luka dan
Jenis-jenis dressing
Tujuan Khusus
Menyebutkan:
anatomi
kuli,jenis-jenis
luka,proses
penyembuhan
luka dan
jenis-jenis
dressing
Anatomi & Fisiologi sistem integumen
Lapisan epidermis
A. Stratum corneum
B. Stratum lucidum
C. Stratum granulosum
D. Stratum Spinosum
E. Stratum germinativum

Lapisan Dermis
Terdiri atas Fibrosit yang membentuk
jaringan kolagen & elastin,
Saraf tepi dan sirkulasi darah perifer

Lapisan subkutan
Terdiri atas lapisan adiposa/ lemak,
dan
pembuluh darah arteri & vena
Fungsi Kulit r
Epidermis :
Berfungsi sebagai pelindung dari gangguan mekanis, zat
kimiawi, mikroba dan air
Dermis :
Berfungsi dalam regulasi temperatur dan sensitifitas kulit
( saraf ) dan perlindungan dari gangguan mekanis
Subkutan :
Berfungsi dalam penyimpanan energi, ,metabolisme
vit D, sensasi nyeri, sentuhan, suhu, menjaga temperatur
Luka
Adalah : Kerusakan fungsi kulit serta hilangnya
kontinuitas jaringan epitel tanpa mempengaruhi
rusaknya jaringan lain seperti tulang, otot dan
nervus (Ryan, 2014)
Klasifikasi Luka
• Luka Akut : Luka baru saja terjadi, waktu
penyembuhan luka dapat diperkirakan. Ex :
Luka jahit, luka tusuk, luka sayat.

• Luka Kronik : Luka berlangsung lama dan


sering gagal sembuh dgn waktu yang telah
ditentukan. Ex : Luka Bakar, Luka Diabetes.
Jenis-Jenis Luka
Tipe/Proses Penyembuhan
Luka
1. Penyembuhan luka Primer
Primary Intention:
- Luka bersih,Luka sayat
- penutupan luka mudah dilakukan
Ex : Dijahit
2.Penyembuhan Luka Sekunder
Secondary Intention::
- Kehilangan jaringan kulit yang
luas,
Granulasi, Epitelisasi
- Luka infeksi atau terkontaminasi
3. Penyembuhan Luka Tersier
Tertiary Intention::
- Penundaan penutupan karena
infeksi atau gangguan
hemostasis, Ex :Luka op
terinfeksi
Proses penyembuhan luka

1. Proses Inflamasi /Fase


defensif
 Berlangsung pd hari 0 -5
 Respon vaskuler ( respon
hemostatic dlm tubuh dgn waktu 5
detik saat erjadi luka )dan inflamasi
(reaksi tubuh yang tidak spesifik utk
bertahan serta mencegah nya benda
asing masuk ke dalan tubuh.
Aktivasi faktor pembekuan,
pembentukan fibrin &
agregasi platelet
Proses penyembuhan luka
2. Fase proliferasi
Hari ke 5 – 7 setelah tertutupnya luka selama 3 hari dengan
tanda keluarnya makrofag dan neutrofil sehingga luka dapat
melakukan remodeling dan sintesis terhadap matriks dalam
sel ekstra selluler
Pembentukan jaringan baru melalui proses granulasi &
epitelisasi
Proses penyembuhan luka

3. Fase maturasi / remodeling

 Terjadi dihari ke 8 – 1 atau 2 tahun


 Proses pembentukan jaringan kolagen yang dapat
menyembuhkan perlukaan, sehingga terbentuk jaringan
fibrosis dan jaringan baru
Faktor yang menghambat
penyembuhan luka

• 1. Faktor sistemik :
Umur,genetik,nutrisi,defisiensi protein,
vitamin, diabetes, steroid
• 2. Faktor lokal :
Ukuran luka ,kedalaman luka,lokasi
luka, lokal infeksi, pengobatan
Definisi infeksi nosokomial

Infeksi yang didapat setelah dirawat


sekurangnya 72 jam di RS , tidak sedang
dalam masa inkubasi, gejala dapat
timbul di RS atau setelah pulang
Jenis infeksi Noskomial pada luka operasi :

1. Infeksi luka
operasi superfisial
2.Infeksi luka
operasi profunda
/deep insicional
3.Infeksi luka
operasi organ
/rongga
Infeksi luka operasi superfisial

Kriteria :
1. Terjadi dalam waktu 30 hari paska operasi atau 1 tahun untuk
implant
2. Meliputi jaringan kulit epidermis,dermis dan subkutan
3. Ditemukan salah satu tanda dibawah ini :
- Pus keluar dari luka operasi
- Positif ditemukan pada hasil kultur pus/jaringan luka
- Adanya salah satu tanda : panas didaerah sekitar luka,
nyeri lokasi,kecuali hasil biakan negatif
- Dinyatakan sebagi ILO oleh dokter bedahnya
Infeksi luka operasi dalam
( profunda )
Kriteria :
1. Terjadi dalam waktu 30 hari setelah operasi atau 1 tahun bila
implant
2. Meliputi jaringan dalam : otot, fasia
3. Ditemukan salah satu tanda :
- Pus keluar dari luka operasi
- Demam > 38 derajat Celsius, nyeri lokal,
kecuali bila hasil biakan negatif
- Adanya abses dalam hasil pemeriksaan histopatologi
- Dinyatakan sebagai ILO oleh dokter bedahnya
Infeksi luka operasi organ/ rongga

Kriteria :
1. Terjadi dalam waktu 30 hari paska bedah atau 1 tahun bila
implant
2. Terjadi pada organ tubuh
3. Ditemukan sedikitnya salah satu tanda :
- Pus keluar dari drain yang berasal dari organ
- Hasil biakan cairan/pus positif
- Ditemukan abses pada pemeriksaan langsung atau
pemeriksaan histopatologi
- Dokter bedahnya menyatakan sebagai ILO organ
Manajemen penyembuhan luka
1. Pertahankan proses hemostasis
2. Jaga kebersihan luka :
~ Cara kimia
~ Cara mekanis
~ Cara pembedahan
3. Mengurangi area luka yang mati
4. Drainage
5. Perekatan luka
6. Penggunaan dressing
7. Pertahankan kelembaban luka
Tujuan penggunaan dressing
• Menutup & melindung luka dari trauma
& kontaminasi
• Menyerap cairan
• Membalut & mengimobilisasi daerah/
area insisi
• Membantu proses hemostasis,
mengurangi edema melalui proses
penekanan
• Mengurangi nyeri & memberikan
kenyaman pada pasien.
Ketentuan pemilihan jenis dressing
1. Jenis luka
2. Proses penyembuhan luka : primary,
Secondary atau Tertiary intention
3. Jumlah cairan eksudat
4. Lokasi luka
Klasifikasi dressing untuk luka
post operasi

• Gauze ( Kassa )
• Transparent
Adhesive Film
• Kombinasi
Rekomendasi CDC (Career Development Center)
: Penyembuhan luka post operasi tertutup
(primary intention )

• Gunakan dressing steril untuk menutup luka selama


24 – 48 jam post operasi.
• Gunakan tekhnik steril dalam penggantian dressing.
• Tidak ada rekomendasi diteruskan penggunaan
dressing setalah 24 – 48 jam, dan tidak ada
rekomendasi batasan waktu kapan luka boleh
terkena air ( mandi ) pada luka yang tidak tertutup.
Dressing yang dianjurkan

• Dressing dengan
daya serap/
absorpsi minimal
• Mencegah luka
terkontaminasi dari
luar
• Mencegah
terjadinya trauma
saat dressing
dibuka/diganti
Gauze Dressings
( Kain Kassa )
Bahan :
• Katun atau sintetis
• Berupa anyaman atau bukan anyaman
• Berupa bantalan , lembaran atau gulungan

Sifat:
• Berbagai bentuk
• Menyerap
• Permiabel

Kegunaan :
• Untuk insisi tertutup
• “Basah ke kering”
• Bahan penutup diatas luka
Dressing transparan
Kriteria
1. Tipis dan transparan
2. Terbuat dari bahan yang
dapat dilalui oleh oksigen
dan uap air, bukan air atau
bakteri.(mis; poliuretan)
3. Daya rekat kuat, hipoalergi
dan tahan air ( mis : akrilat)
4. Bantalan dapat menyerap
darah & eksudat, tetapi tidak
lengket ( Mis : polietilen)
5. Kertas penutup harus kuat
agar tidak mudah
sobek/bocor
Keuntungan penggunaan
dressing Transparan

• Mengurangi nyeri, meningkatkan


kenyamanan
• Mempercepat penyembuhan luka
• Menghemat waktu & biaya

Ref: Rubio, P.A., “Use of Semiocclusive, Transparent Film


Dressings for Surgical Wound Protection; INTERNATIONAL
SURGERY, 1991:76
Yang harus diperhatikan dalam perawatan luka
dengan dressing

Cuci tangan Gunakan


antiseptik sebelum dan
sesudah mengganti
dressing.
Pilihlah antiseptik dengan
bahan aktif chlorhexidine 2
%, dengan bahan dasar
alkohol, serta mengandung .
pelembab.
( Rekomendasi AORN )
Kesimpulan
Prinsip dalam perawatan luka post operasi :
• Kaji keadaan luka
• Seleksi jenis dressing yang diperlukan
• Seleksi jenis perekat & care penggunaan
perekat
• Beri edukasi/ pendidikan bagi pasien
Daftar Pustaka

– Kaplan NE, Hentz VR,Emergency Management of Skin and Soft Tissue Wounds,
An Illustrated Guide, Little Brown, Boston, USA, 1992.
– Oswari E, Bedah dan perawatannya, Gramedia, Jakarta, 1993.
– Thorek P, Atlas Teknik Bedah, EGC , Jakarta, 1994.
– Saleh M, Sodera VK, Ilustrasi Ilmu Bedah Minor, Bina rupa Aksara, Jakarta
1991.
– Wind GG, Rich NM, Prinsip-prinsip Teknik Bedah, Hipokrates Jakarta, 1992.
– Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S, Pedoman Tindakan Medik dan
Bedah, EGC Jakarta 2000.
– Bachsinar B, Bedah Minor, Hipokrates, Jakarta, 1995.
- Puruhito, Dasar-daasar Teknik Pembedahan, AUP Surabaya, 1987. 9. - -
Zachary CB, Basic Cutaneous Surgery, A Primer in Technique, Churchill
Livingstone, London GB, 1990

Anda mungkin juga menyukai