Anda di halaman 1dari 26

PERSEPSI & PENGAMBILAN

KEPUTUSAN INDIVIDU

KELOMPOK 1
KORI SUBAGYO 2021511041
“Definisi Persepsi”
Adalah Proses individu didalam mengatur dan
menginterprestasikan kesan-kesan sensoris agar memberikan
arti dalam lingkungan.
Atau
Setiap individu bisa melihat hal yang sama namun
mengartikannya secara berbeda
“Mengapa Persepsi Penting dalam
Perilaku Organisasi?”

Karena DUNIA YANG DIPERSEPSIKAN


INDIVIDU adalah DUNIA YANG
MEMENTINGKAN PRILAKU
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi”

 Faktor-faktor pada penilai:

 Faktor-faktor pada situasi: 1. Sikap

1. Waktu 2. Motif
3. Minat
2. Latar kerja
4. Pengalaman
3. Latar sosial
5. ekspektasi

Faktor-faktor pada target:


1. Inovasi
2. Pergerakan
3. Suara
4. Ukuran
5. Latar belakang
6. Proksimitas
7. kesamaan
Contoh Persepsi

1. Kondisi kerja yang menyenangkan


2. Penugasan pekerjaan yang menarik
3. Bayaran yang bagus
4. Tunjangan yang sangat bagus
5. Manajemen yang pengertian dan bertanggung jawab
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

1. FAKTOR-FAKTOR DALAM DIRI SENDIRI


2. FAKTOR-FAKTOR DALAM DIRI ORANG LAIN
FAKTOR-FAKTOR DALAM DIRI SENDIRI

1. SIKAP
2. KEPRIBADIAN
3. MOTIF
4. MINAT
5. PENGALAMAN MASA LALU
6. HARAPAN-HARAPAN SESEORANG
FAKTOR-FAKTOR DALAM DIRI ORANG LAIN

1. Sesuatu yang baru


2. Gerakan
3. Suara
4. Ukuran
5. Latar Belakang
6. Kedekatan
7. Kemiripan
“Persepsi Seseorang dalam Membuat Penilaian atas Orang
Lain”

1. Teori Atribut
 Teori atribut adalah sebuah percobaan untuk menentukan apakah
perilaku seorang individu disebabkan dari faktor internal atau
eksternal.
 3 faktor yang mempengaruhi teori atribut:
1. Kekhususan
2. Konsensus
3. konsistensi
1. Kekhususan
yaitu apakah seorang individu memperlihatkan prilaku yang berbeda
dalam situasi yang berbeda
2. Konsensus
yaitu apabila semua individu yang menghadapi situasi yang sama
merespon cara yang sama
3. Konsistensi
yaitu apakah individu tersebut selalu merespon dalam cara yang sama
Kesalahan/Bias dalam Teori Atribut

 Kesalahan Atribusi Fundamental (fundamental attribution error)


Þ sebuah kecenderungan untuk meremehkan pengaruh faktor - faktor
eksternal dan melebihkan pengaruh faktor-faktor internal atau pribadi ketika
membuat penilaian mengenai perilaku orang lain.

Bias Pemikiran Diri Sendiri (Self-Serving Bias)


Þ Sebuah kecenderungan untuk mengatribusikan kesuksesan mereka pada
faktor - faktor internal seperti kemampuan atau usaha, tetapi menyalahkan
kegagalan pada faktor-faktor eksternal.
2. Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain

1. Persepsi Selektif (Selective Perception): Sebuah kecenderungan untuk secara selektif


menginterpretasikan apa yang seseorang lihat dalam basis minat, latar belakang, pengalaman dan sikap
seseorang.
2. Efek Halo (Halo Effect): Yaitu Evaluasi tentang karakteristik-karakteristik seseorang yang
dipengaruhi oleh perbandingan-perbandingan dengan orang lain yang baru ditemui yang mendapat nilai
lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik-karakteristik yang sama
3. Efek Kontras(Contrast Effect): Evaluasi atas karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh
perbandingan dengan orang lain yang baru muncul yang berperingkat lebih tinggi atau rendah dalam
karakteristik yang sama.
4. Proyeksi: Menghubungkan karakteristik-karakteristik diri sendiri dengan orang lain.
5. Stereotip (Stereotype): Menilai seseorang berdasar persepsi mengenai kelompok asalnya. Satu masalah
dari stereotip adalah adanya generalisasi yang menyebar luas, meskipun mungkin tidak mengandung
kebenaran ketika Diaplikasikan Pada Prang Atau Situasi Tertentu.
Pengambilan Keputusan Individual

Sebuah perbedaan antara situasi sekarang dan


yang diinginkan. Pengambilan keputusan
terjadi sebagai reaksi atas masalah (problem).
“Pengambilan keputusan dalam
Organisasi”

1. Pengambilan Keputusan Rasional


=> Pengambil keputusan harus membuat pilihan
memaksimalkan nilai yang konsisten dalam
batas-batas tertentu.
Enam langkah pengambilan keputusan rasional:
• Menetapkan masalah,
• Mengidentifikasi kriteria keputusan,
• Mengalokasikan bobot pada kriteria,
• Mengembangkan alternatif,
• Mengevaluasi alternatif,
• Memilih alternatif terbaik.
2. Rasionalitas Terbatas

Para individu mengambil keputusan dengan


merancang bangun model-model yang disederhanakan
yang menyuling ciri-ciri hakiki dari masalah tanpa
menangkap semua kerumitannya.
3. Pengambilan Keputusan Intuitif
Penggunaan intuisi untuk mengambil keputusan
tidak lagi dianggap tak rasional atau tak efektif.
Perlu dilihat bahwa definisi intuitif dari para ahli
adalah suatu proses tak sadar yang diciptakan dari
dalam pengalaman yang tersaring. Intuisi ini juga
saling melengkapi dengan analisis rasional.
Bias dan Kesalahan Umum dalam
Pengambilan Keputusan

1. Bias Terlalu Percaya Diri 4. Bias Ketersediaan 7. Aversi Resiko

2. Bias Jangkar 5. Eskalasi Komitmen 8. Bias Restropeksi

3. Bias Konfirmasi 6. Kesalahan Acak


1. Bias terlalu percaya diri : Tidak ada masalah dalam penilaian dan keputusan yang lebih umum dan
berpotensi menimbulkan bencana besar dari pada kepercayaan diri yang berlebih..
2. Bias Jangkar : Kecenderungan untuk bertahan pada informasi awal dan gagal menyesuaikan dengan
informasi selanjutnya.
3. Bias konfirmasi : Kecenderungan untuk mencari informasi yang membenarkan pilihan-pilihan masa
lampau dan untuk mengurangi informasi yang menentang penilaian masa lampau.
4. Bias ketersediaan : kecenderungan orang untuk mendasarkan penilaian pada informasi yang siap
tersedia bagi mereka.
5. Eskalasi komitmen : Komitmen yang meningkat pada sebuah keputusan sebelumnya meskipun
adanya informasi negatif.
6. Kesalahan acak : Kecenderungan individu untuk percaya bahwa ia mampu memprediksi hasil dari
peristiwa acak.
7. Aversi resiko : Kecenderungan untuk lebih memilih hasil yang pasti dari jumlah yang menengah
daripada hasil yang lebih beresiko, bahkan sekalipun hasil yang lebih beresiko itu memiliki
ekspektasi payoff lebih tinggi.
8. Bias retropeksi : Kecenderungan yang salah dalam mempercayai, sesudah hasil dari suatu peristiwa
sebenarnya diketahui, bahwa seorang tadinya akan dapat memprediksinya secara akurat.
Etika dalam Pengambilan Keputusan

1. UTILITARIANISME

2. WHISTLE-BLOWER

3. ETIKA PERILAKU
UTILITARIANISME
Pembuatan keputusannya semata mata berdasarkan outcome/keluaran,
untuk menghasilkan sesuatu yang baik dalam jumlah yang besar dan
umumnya dapat ditemukan dalam pembuatan keputusan berbisnis.
Kelebihan yang dimiliki oleh kriteria ini ialah pencapaian efisiensi dan
produktivitas, sementara kelemahannya ialah mengesampingkan hak-
hak yang dimiliki oleh individu.
WHISTLE-BLOWER
• Pembuatan keputusan yang didasarkan pada hak-hak yang dimiliki, seperti saling
menghargai dan melindungi hak-hak dasar tiap individu. Hal ini diterapkan untuk
memberikan kepada whistle-blower, yaitu individu yang membuka masalah
organisasi secara tidak pantas pada media atau pemerintah menggunakan hak
untuk berbicaranya. Kelebihan yang dimiliki oleh kriteria ini ialah perlindungan
pada individu dari kecelakaan dan mengutamakan kebebasan dan privasi,
sementara kelemahannya ialah mencegah tercapainya efisiensi dan produktivitas.
ETIKA PERILAKU
• Pembuatan keputusannya berdasarkan melaksanakan tiap peraturan
yang dibuat secara adil dan fair, atau adanya keseimbangan dalam
distribusi keuntungan dan biaya. Umumnya digunakan oleh Serikat
pekerja, agar mereka mendapatkan upah yang sama dengan job desk
yang dilaksanakan. Kelebihan yang dimiliki oleh kriteria ini ialah
perlindungan pada individu yang lebih lemah, sementara
kelemahannya ialah mengurangi inovasi, produktivitas dan
pengambilan resiko.

Anda mungkin juga menyukai