Anda di halaman 1dari 24

PERSEPSI & PENGAMBILAN

KEPUTUSAN
“Definisi Persepsi”
Adalah Proses individu didalam mengatur dan
menginterprestasikan kesan-kesan sensoris agar
memberikan arti dalam lingkungan.
Atau
Setiap individu bisa melihat hal yang sama
namun mengartikannya secara berbeda
“Mengapa Persepsi Penting
dalam Perilaku Organisasi?”
Karena DUNIA YANG DIPERSEPSIKAN
INDIVIDU adalah DUNIA YANG
MEMENTINGKAN PRILAKU
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi”

Faktor-faktor pada penilai:


1. Sikap
2. Motif
3. Minat
4. Pengalaman
5. ekspektasi
Faktor-faktor pada situasi:
1. Waktu
Persepsi
2. Latar kerja
3. Latar sosial
Faktor-faktor pada target:
1. Inovasi
2. Pergerakan
3. Suara
4. Ukuran
5. Latar belakang
6. kesamaan
“Persepsi Seseorang dalam
Membuat Penilaian atas Orang Lain”
1. Teori Atribut

 Teori atribut adalah sebuah percobaan untuk menentukan apakah


perilaku seorang individu disebabkan dari faktor internal atau eksternal.
 3 faktor yang mempengaruhi teori atribut:
1. kekhususan
2. Konsensus
3. konsistensi
1. Kekhususan
yaitu apakah seorang individu memperlihatkan
prilaku yang berbeda dalam situasi yang berbeda

Saya hanya tertawa saat menonton penampilannya


Cak Lontong dan tidak tertawa saat melihat
lawakannya Tukul Arwana atau pelawak yang
lain, maka keunikan tinggi. Namun kalau saya
selalu tertawa menonton lawakan dari siapapun,
maka keunikan rendah.
. Konsensus
yaitu apabila semua individu yang
menghadapi situasi yang sama merespon cara
yang sama

• Saya selalu tertawa atau lebih sering tertawa


saat menonton lawakannya Cak Lontong,
maka konsistensi tinggi.
Konsistensi
yaitu apakah individu tersebut selalu
merespon dalam cara yang sama

• Saat saya tertawa menonton lawakan Cak


Lontong, teman lain juga tertawa, maka
konsensus tinggi. Sebaliknya, jika hanya saya
yang tertawa, maka konsensus rendah
Kesalahan/Bias dalam Teori Atribut

Kesalahan Atribusi Fundamental (fundamental attribution error)


Þ sebuah kecenderungan untuk meremehkan pengaruh faktor - faktor
eksternal dan melebihkan pengaruh faktor-faktor internal atau pribadi
ketika membuat penilaian mengenai perilaku orang lain.
Bias Pemikiran Diri Sendiri (Self-Serving Bias)
Þ Sebuah kecenderungan untuk mengatribusikan kesuksesan mereka
pada faktor - faktor internal seperti kemampuan atau usaha, tetapi
menyalahkan kegagalan pada faktor-faktor eksternal.
2. Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain

1. Persepsi Selektif (Selective Perception): Sebuah kecenderungan untuk secara selektif


menginterpretasikan apa yang seseorang lihat dalam basis minat, latar belakang,
pengalaman dan sikap seseorang.
2. Efek Halo (Halo Effect): Yaitu Evaluasi tentang karakteristik-karakteristik seseorang yang
dipengaruhi oleh perbandingan-perbandingan dengan orang lain yang baru ditemui yang
mendapat nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik-karakteristik yang sama
3. Efek Kontras(Contrast Effect): Evaluasi atas karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh
perbandingan dengan orang lain yang baru muncul yang berperingkat lebih tinggi atau
rendah dalam karakteristik yang sama.
4. Stereotip (Stereotype): Menilai seseorang berdasar persepsi mengenai kelompok asalnya.
Satu masalah dari stereotip adalah adanya generalisasi yang menyebar luas, meskipun
mungkin tidak mengandung kebenaran ketika Diaplikasikan Pada Prang Atau Situasi
Tertentu.
Persepsi selektif
• Contoh: Manajer pemasaran yang mengkritisi
keadaan perusahaannya karena mengalami
penurunan. Yang kita tahu bahwa manajer itu
mengkritisi sesuai dengan bidangnya yaitu
pemasaran. (Sesuai pengertian bahwa
Persepsi Selektif ini terjadi karena seseorang
menginterpretasikan secara selektif apa yang
dilihat seseorang berdasarkan minat,latar
belakang, pengalaman, dan sikap seseorang.)
Contoh hallo effect
• Halo Effect : ketika dijalan anda bertemu
pertama kali dengan seseorang yang ketika dia
melihat anda, dia seketika tersenyum dan saat
itu pula anda persepsikan orang itu orang yang
ramah atau murah senyum walaupun baru
saat itu bertemu pertama kalinya. Itulah yang
dinamakan Halo Effect yang dimana persepsi
anda pertama kali saat melihat orang yang
baru anda temui.
Contrast effect
• Contohnya, dalam interview suatu pekerjaan,
seorang kandidat akan
cenderung mendapatkan evaluasi yang baik
jika ia dibandingkan dengan kandidat lain yang
sedang-sedang saja.
Aplikasi Spesifik dari
Jalan Pintas dalam Organisasi

Sedikit orang yang direkrut tanpa melalui wawancara. Namun,


Wawancara
Kerja
pewawancara membuat penilaian perseptual yang sering kali tidak
akurat.

Ekspektasi Prediksi pemenuhan diri dan efek pygmalion menjelaskan bagaimana


Kinerja perilaku seorang individu ditentukan oleh ekspektasi orang lain.

Evaluasi kinerja sangat tergantung pada proses perseptual. Evaluasi


yang bersifat subjektif meskipun kadang perlu , adalah problematik
Evaluasi
Kinerja
karena kesalahan yang kita diskusikan-persepsi selektif, efek kontras,
efek halo dan seterusnya.
Pengambilan Keputusan
Individual
Sebuah perbedaan antara situasi sekarang dan yang diinginkan.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas masalah
(problem).
“Pengambilan keputusan dalam
Organisasi”
1. Pengambilan Keputusan Rasional
=> Pengambil keputusan harus membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten dalam
batas-batas tertentu.

lima langkah pengambilan keputusan rasional:


• Menetapkan masalah,
• Mengidentifikasi kriteria keputusan,
• Mengalokasikan bobot pada kriteria,
• Mengevaluasi alternatif,
• Memilih alternatif terbaik.
2. Rasionalitas Terbatas

Para individu mengambil keputusan


dengan merancang bangun model-model
yang disederhanakan yang menyuling
ciri-ciri hakiki dari masalah tanpa
menangkap semua kerumitannya.
3. Pengambilan Keputusan Intuitif
Penggunaan intuisi untuk mengambil
keputusan tidak lagi dianggap tak rasional atau
tak efektif. Perlu dilihat bahwa definisi intuitif
dari para ahli adalah suatu proses tak sadar yang
diciptakan dari dalam pengalaman yang
tersaring. Intuisi ini juga saling melengkapi
dengan analisis rasional.
Pengaruh Pengambilan Keputusan

PERBEDAAN INDIVIDU BATASAN ORGANISASI

1. Kepribadian 1. Evaluasi Kinerja

2. Jenis Kelamin 2. Sistem Imbalan

3. Kemampuan Mental 3. Peratura Baku

4. Perbedaan Budaya 4. Batasan Waktu Akibat Sistem

5. Contoh Historis
Etika dalam Pengambilan
Keputusan

1. UTILITARIANISME

2. WHISTLE-BLOWER

3. ETIKA PERILAKU
UTILITARIANISME
Pembuatan keputusannya semata mata berdasarkan
outcome/keluaran, untuk menghasilkan sesuatu yang baik
dalam jumlah yang besar dan umumnya dapat ditemukan
dalam pembuatan keputusan berbisnis. Kelebihan yang
dimiliki oleh kriteria ini ialah pencapaian efisiensi dan
produktivitas, sementara kelemahannya ialah
mengesampingkan hak-hak yang dimiliki oleh individu.
WHISTLE-BLOWER
• Pembuatan keputusan yang didasarkan pada hak-hak yang dimiliki, seperti saling menghargai dan
melindungi hak-hak dasar tiap individu. Hal ini diterapkan untuk memberikan kepada whistle-blower,
yaitu individu yang membuka masalah organisasi secara tidak pantas pada media atau pemerintah
menggunakan hak untuk berbicaranya. Kelebihan yang dimiliki oleh kriteria ini ialah  perlindungan pada
individu dari kecelakaan dan mengutamakan kebebasan dan privasi, sementara kelemahannya ialah
mencegah tercapainya efisiensi dan produktivitas.
ETIKA PERILAKU

• Pembuatan keputusannya berdasarkan melaksanakan tiap peraturan yang dibuat


secara adil dan fair, atau adanya keseimbangan dalam distribusi keuntungan dan
biaya. Umumnya digunakan oleh Serikat pekerja, agar mereka mendapatkan upah
yang sama dengan job desk yang dilaksanakan. Kelebihan yang dimiliki oleh kriteria
ini ialah perlindungan pada individu yang lebih lemah, sementara kelemahannya
ialah mengurangi inovasi, produktivitas dan pengambilan resiko.

Anda mungkin juga menyukai