Anda di halaman 1dari 21

HAKIM PKN

Alya Putri Ramadhani


12 IPA 2
Absen 5
DEFINISI
HAKIM
Kata hakim berasal dari Arab “hakima” = peraturan, kekuasaan, aturan, atau pemerintah. Pasal 1 angka 8 UU
No.8 Tahun 1981 tentang KUHAP,Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi
wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.

Pada UU Kekuasaan Kehakiman, Hakim adalah hakim pada Mahkamah Agung dan hakim pada
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, agama, militer, tata
usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada dalam lingkungan peradilan tersebut
DASAR HUKUM
I. Undang undang RI nomor 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman

II. Peraturan bersama Mahkamah agung republik indonesia dan Komisi


yudisial republik indonesia Nomo 02/PB/MA/IX/2012 02/PB/P.Ky/09/2012
Tentang Panduan penegakan kode etik dan pedoman perilaku hakim
Sejarah Peradilan
2.Masa Pemerintahan
1. Masa sebelum pemerintahan Hindia-belanda
Pada tahun 1602 Belanda mendirikan suatu
Hindia-Belanda
tata hukum di Indonesia mendapatkan pengaruh perserikatan dagang VOC, Sejak tahun 1684 VOC

dari hukum agama yaitu Hindu, Islam dan hukum banyak mengalami kemunduran, hal itu membuat

adat. VOC di hentikan pada tahun 1806 , untuk daerah


jajahan di Asia dimana dalam Pasal 86 charter
tersebut berisi bahwa susunan pengadilan untuk
bangsa Bumiputera akan tetap berdasarkan hukum
serta adat mereka.
3. Masa Pemerintahan Inggris (1811)
Letnan Jenderal untuk P. Jawa dan wilayah di bawahnya, Sir Thomass Stamford Raffles. Ia mengeluarkan
maklumat tanggal 27 Januari 1812 yang berisi bahwa susunan peradilan. Pada jaman rafles ini ada perbedaan
antara susunan pengadilan untuk bangsa Indonesia yang tinggal di kota-kota dan di pedalaman atau desa-desa.

4. Masa Kembalinya pemerintahan Hindia-Belanda

Pada masa ini Pemerintah Hindia-Belanda berusaha untuk mengadakan peraturan-peraturan di lapangan
peradilan pada 1 Mei 1848 ditetapkanReglement tentang susunan pengadilan dan kebijaksanaan kehakiman
1848 (R.O), ada perbedaan keberlakuan pengadilan antara bangsa Indonesia dengan golongan bangsa Eropa
dimana dalam Pasal 1 RO, disebutkan ada 6 macam pengadilan:

● Districtsgerecht, regenschapgerecht, landraad,rechtbank van omgang vjh ,raad van justisie’,


hooggerechtshof
5. Masa pemerintahan jepang
Masa pemerintahan Jepang di Indonesia dimulai pada 8 Maret 1942, Untuk proses peradilan Jepang menetapkan
UU 1942 No. 14 tentang Peraturan Pengadilan Pemerintah Balatentara Dai-Nippon. Macam macam peradilan Gun
Hoon,Ken Hooin , Keizai Hooin , Tihoo Hooin , Kooto Hooin, Saikoo Hooin .

6. Masa kemerdekaan indonesia (1945-1949)


sejak kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pengadilan di indonesia dilebur menjadi
Pengadilan Negeri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1947 Tentang Penghapusan Pengadilan
Raja (zelfbestuursrechtspraak), pengadilan pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, diganti menjadi
peradilan atas Nama Negara Republik Indonesia, dengan pembagian peradilan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Peradilan Agama 2. Peradilan Militer 3. Peradilan Administrasi.

Kemudian pada Tahun 1948 berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1948 Tentang Susunan Dan
Kekuasaan Badan-Badan Kehakiman, lingkungan peradilan dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
1.Peradilan Umum;
2.Peradilan Tata Usaha Pemerintahan;
3.Peradilan Ketentaraan.
7. 1949-1950 9. 1959-1970
Pada masa ini terdapat adanya beberapa
Pasal 192 Konstitusi RIS menetapkan
peradilan khusus di lingkungan pengadilan
bahwa Landgerecht diubah menjadi
Negeri yaitu adanya Peradilan Ekonomi (UU
Pengadilan Negeri dan Appelraad
Darurat No. 7 tahun 1955), peradilan
diubah menjadi Pengadilan Tinggi.
Landreform (UU No. 21 tahun 1964). Kemudian
pada tahun 1970 ditetapkan UU No 14 Tahun
1970 yang dalam Pasal 10 menetapkan bahwa
8. 1950-1959 ada 4 lingkungan peradilan yaitu:
Adanya UU Darurat No.1 tahun 1951 yang 1.Pengadilan Negeri
mengadakan unifikasi susunan, kekuasaan, dan 2.Pengadilan Agama
acara segala Pengadilan Negeri dan segala 3.Pengadilan Militer
Pengadilan Tinggi di Indonesia dan juga 4. Peradilan Tata Usaha Negara
menghapuskan beberapa pengadilan termasuk
pengadilan swapraja dan pengadilan adat. 10. Masa sekarang
UU 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan
kehakiman
TUGAS HAKIM wewenang HAKIM
1. Memimpin dan bertanggung jawab atas ketertiban dan 1. Mengatur pelaksanaan tugas
kelancaran pengadilan yg dipimpin. 2. Mengadakan hubungan kerja
2. Menetapkan hari sidang dan mendistribusikan berkas 3. Mengajukan usul/saran
perkara ke panitera 4. Mengambil keputusan suatu perkara
3. Diskusi dengan hakim anggota di saat ingin
menentukan isi putusan
4. Mempelajari Menandatangani , menyiapkan dan
membaca suatu putusan.  TUGAS POKOK HAKIM
5. memberikan kepastian hukum semua perkara yang UU NO 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN
masuk baik perkara yang telah diatur dalam undang- KEHAKIMAN, pasal 10 :
undang maupun yang tidak terdapat ketentuannya
harus bersifat objektif karena merupakan fungsionaris 1. Memeriksa
yang ditunjuk undang-undang untuk memeriksa dan 2. Mengadili
mengadili perkara dengan penilaian yang objektif tidak 3. Memutus Suatu Perkara
boleh memihak salah satu pihak
Macam macam Hakim
HAKIM KONSTITUSI HAKIM AGUNG HAKIM AD HOC

Hakim yang sifatnya sementara dan


Hakim pada mahkamah Hakim pada mahkamah
memiliki keahlian dan pengalaman
konstitusi agung
dibidang tertentu
MK memikili 9 orang anggota Calon hakim agung diajukan Hakim ad hoc ada pada pengadilan
hakim konstitusi. Yang diajukan oleh KY kepada DPR untuk pertama , banding dan kasasi (MA).
masing masing 3 orang oleh MA, mendapat persetujuan,dan KY hanya melakukan seleksi terhadap
3 orang oleh DPR, 3 orang oleh ditetapkan sebagai hakim hakim ad hoc di MA
presiden agung oleh presiden
Hakim ad hoc dapat diangkat pada
peradilan khusus, namun dalam
jangka waktu tertentu

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman


Perbedaan MA , MK ,KY
LEMBAGA
FUNGSI KEWENANGAN PUTUSAN
YUDIKATIF
MAHKAMAH Kekuasaan Menguji UU terhadap UUD 1945. Bersifat final
KONSTITUSI kehakiman Memutus sengketa kewenangan antar Tak berjenjang
lembaga negara
Memutus pembubaran partai politik.
Memutus perselisihan tentang hasil
pemilu.

MAHKAMAH Kekuasaan Mengadii pada tingkat kasasi, menguji Berjenjang dan


AGUNG kehakiman peraturan perundang-undangan Final namun dapat
peninjauan kembali
KOMISI Pengawasan hakim Merekrut calon hakim ad hoc, menjaga Usulan
YUDISIAL tidak termasuk hakim dan menegakkan pelaksanaan kode etik pemberhentian
mk hakim hakim pada MA
DENAH PERSIDANGAN
PIDANA
a. HAKIM KETUA
b. HAKIM ANGGOTA
c. PANITERA
d. KEROHANIAN
e. TERDAKWA
f. PEMBIMBING
MASYARAKAT
g. PENASEHAT HUKUM
(PENGACARA)
h. PENUNTUT UMUM
i. saksi
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Tahapan Persidangan
 PROSES PERSIDANGAN
 Persiapan memasuki proses persidangan
1. Dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum;
1. Pemeriksaan oleh pengadilan
2. Eksepsi (nota keberatan) oleh Terdakwa/Penasihat
2. ditetapkan 3 orang majelis hakim pada Pengadilan
Negeri untuk mengadili suatu perkara, di tentukan Hukum (jika ada);
hari sidang
3. Tanggapan atas Eksepsi oleh Jaksa Penuntut Umum
sistem pembuktian itu sendiri diatur dalam pasal 184
ayat (1), yakni:keterangan saksi, keterangan ahli, Surat (jika ada);
surat petunjuk, keterangan terdakwa.
4. Putusan sela (jika ada eksepsi);

5. Pembuktian (pemeriksaan alat bukti dan barang

bukti);
.
Tahapan Persidangan
6. Tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum;

7. Pledoi (nota pembelaan) oleh Terdakwa/Penasihat Hukum;

8. Replik (jawaban atas pledoi oleh Jaksa Penuntut Umum);

9. Duplik (tanggapan atas replik oleh Terdakwa/Penasihat Hukum);

10. Kesimpulan

11. Musyawarah Majelis : Majelis Hakim akan bermusyawarah untuk mengambil keputusan mengenai perkara yang

sedang diperiksa.

12. Putusan Hakim.

13. Adanya ajuan banding terhadap putusan


Tingkatan Lembaga Peradilan
1. Pengadilan tingkat pertama = pengadilan negeri (PN)
Kekuasaan hukum mencangkup satu kabupaten/kota. Fungsinya untuk memeriksa, memutus
dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan

2. Pengadilan tingkat kedua = pengadilan tinggi (PT)


Berkedudukan di ibu kota provinsi sebagai pengadilan tingkat banding terhadap perkara
perkara yang diputus oleh pengadilan negeri

3. Pengadilan tingkat ketiga = mahkamah agung (MA)


Lembaga tinggi negara yang memiliki fungsi peradilan, pengawasan, nasehat , mengatur dan
administratif .Serta berwenang dalam memeriksa dan memutus perkara tingkat pertama dan
terakhir.
Kode etik
PERATURAN BERSAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI YUDISIAL
REPUBLIK INDONESIA ,Nomor 02/PB/MA/IX/2012 / 02/PB/P.Ky/09/2012

Prinsip-Prinsip = Pasal 3

Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim didasarkan pada prins1p­prinsip:
independensi hakim dan pengadilan dalam memenuhi tugas peradilan ;
1. praduga tidak bersalah;
2. penghargaan terhadap profesi hakim dan pengadilan;
3. transparansi;
4. akuntabilitas;
5. kehati-hatian dan Kerahasiaan;
6. obyektivitas;
7. efektivitas dan efisiensi;
8. periakuan yang sama; dan
9. kemitraan.
Kode etik
PERATURAN BERSAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI YUDISIAL
REPUBLIK INDONESIA ,Nomor 02/PB/MA/IX/2012 / 02/PB/P.Ky/09/2012

Pasal 4 tentang Kewajiban dan larangan bagi Hakim dijabarkan dari 10 prinsip Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim, yaitu:
1. berperilaku adil;
2. berperilaku jujur;
3. berperilaku arif dan bijaksana;
4. bersikap mandiri;
5. berintegritas tinggi;
6. bertanggung jawab;
7. menjunjung tinggi harga diri;
8. berdisiplin tinggi;
9. berperilaku rendah hati: dan
10 bersikap profesional.
Sanksi Pelanggaran Kode etik
BAB V Pasal 19 Sanksi terdiri dari:
 Sanksi ringan : teguran lisan, teguran tertulis, pernyataan tidak puas secara tertulis.

 Sanksi sedang :
1. penundaan kenaikan gaji berkala paling lama 1 tahun
2. penurunan gaji sebesar 1 kali kenaikan gaji berkala paling lama 1 tahun;
3. penundaan kenaikan pangkat paling lama 1 tahun
4. Hakim non palu paling lama 6 bulan;
5. mutasi ke pengadilan lain dengan kelas yang lebih rendah;
6. pembatalan atau penangguhan promosi.

 Sanksi berat :
1. pembebasan dari jabatan;
2. Hakim nonpalu lebih dari 6 bulan dan paling lama 2 tahun;
3. penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 3 tahun;
4. pemberhentian tetap dengan hak pensiun;
5. pemberhentian tidak dengan hormat
Contoh kasus SIDANG PEMBUNUHAN MIRNA

Sejak ditetapkan sebagai terdakwa kasus


pembunuhan Wayan Mirna Salihin, atas racun
sianida di dalam kopi. Jessica Kumala Wongso
sudah menjalani 27 kali persidangan di PN Jakarta
Pusat. Proses sidang sudah berlangsung selama 4
bulan.

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui Ketua


Majelis Hakim, Kisworo, Kamis (27/10/2016)
memvonis Jessica Kumala Wongo, selama 20
tahun penjara.
Dokumentasi

Terdapat 37 barang bukti yang diajukan polisi


Diantaranya cctv , tablet obat , rekaman percakapan ,
gelas kopi saat kejadian dan lain lain .
Thank you

Anda mungkin juga menyukai