Anda di halaman 1dari 40

PRAKTEK PEMERIKSAAN TERSANGKA/SAKSI

DALAM PEMBERKASAN PERKARA YANG TERKAIT


DENGAN TINDAK PIDANA KEAMANAN NEGARA

Disampaikan Dalam Acara


Upgrading Hukum Udara Bagi Perwira TNI AU Dengan Tema:
”Kesiapann TNI AU Sebagai Penyidik Tindak Pidana Pengelolaan
Ruang Udara”
Jakarta, 27 September 2023
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : KHUNAIFI ALHUMAMI
Tempat/Tgl. Lahir : Gresik, 03 Nopember 1974
Riwayat Pendidikan:
1.Sarjana Hukum Universitas Airlangga (1999).
2.Magister Hukum Universitas Indonesia (2007).
3.Doktor Ilmu Hukum Universitas Hasanuddin (2020).
4.Kursus singkat di Vree University BeLanda (2018)
5.Kursus singkat di Leiden University Belanda (2018)
Riwayat Pekerjaan:
6.Koordinator pada Asisten Tindak Pidana Umum
Kejaksaan Tinggi Bali (2016 – 2018).
2. Kepala Kejaksaan Negeri Sawahlunto (2018 – 2020)
3. Kepala Kejaksaan Negeri Ponorogo (2020 – 2021)
4. Kabid Sentra Diklat pada Pusat DTF (2021 – sekarang).

2
I. PENDAHULUAN
TAHAPAN PERADILAN PIDANA
MENURUT KUHAP

PENYELIDIKAN DAN
PENYIDIKAN PELAKSANAAN PTSN
PENGADILAN

PRA
PENUN-
TUTAN PENUNTUTAN PEMERIKSAAN SIDANG
JAKSA) PENGADILAN

4 4
PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN

adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan


menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
PENYELIDIKAN pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini (Pasal 1 butir 5 KUHAP)

adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan


menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk
PENYIDIKAN mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan
guna menemukan tersangkanya (Pasal 1 butir 5 KUHAP)

5 5
PRAPENUNTUTAN DAN PENUNTUTAN

• PU mempunyai wewenang mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan


pada penyidikan dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan Ayat
(4) dengan memberi petujuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari
PRA penyidik (Pasal 14 huruf b KUHAP)
PENUNTUTAN • adalah tindakan jaksa untuk memantau perkembangan penyidikan setelah
menerima pemberitahuan dimulainya penyidikan dari penyidik, mempelajari
atau meneliti kelengkapan berkas perkara hasil penyidikan yang diterima dari
penyidik serta memberikan petunjuk guna dilengkapi oleh penyidik untuk
dapat menentukan apakah berkas perkara tersebut dapat dilimpahkan atau tidak
ke tahap penuntutan. (Pasal 30 ayat 1 huruf a UU Kejaksaan)

adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke


PENUNTUTAN pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus
oleh hakim di sidang pengadilan (Pasal 1 butir 7 KUHAP)

6
TINDAK PIDANA
TERHADAP
KEAMANAN NEGARA
PENGATURANNYA
DALAM KUHP (BAB I BUKU KEDUA)

PENYEBARAN AJARAN
KOM/MARX/LENINISME DAN
MAKAR MENGGANTI PANCASILA LAIN-LAIN

1. Pasal 104: Menghalangi 1. Pasal 1047a: dengan tulisan 1. Pasal107f huruf a: Merusak
Presiden dan Wapres mapun lisan menyebarkan instalasi negara atau militer
Memerintah ajaran 2. Pasal 107f huruf b: meng-
2. Pasal 106: agar wilayah 2. Pasal 107c: mengakibatkan halangi pengadaan atau
negara jatuh ke tangan kerusuhan, korban jiwa atau distribusi bahan pokok
musuh atau memisahkan kerugian harta benda 3. Pasal 108: melakukan
sebagaian wilayah dari 3. Pasal106b: Mengganti pemberontakan
negara Pancasila 4. Pasal 08: Permufakatan Jahat
3. Pasal 107: mengguling- 4. Pasal 107d: menyebarkan melakukan T.P dalam
kan Pemerintah ajaran kom, marx & leninisme Pasal104,106, 107 dan 108
untuk mengganti Pancasila
8 8
SAKSI DAN TERSANGKA
SEBAGAI ALAT BUKTI
JENIS ALAT BUKTI YG SAH
PASAL 184 AYAT (1) KUHAP

KETE-
KETE-
KETERANG RANGAN
RANGAN SURAT PETUNJUK
AN SAKSI TERDAKWA
AHLI

10
ALAT BUKTI KETERANGAN SAKSI

SAKSI KETERANGAN SAKSI


• orang yang dapat memberikan • salah satu alat bukti dalam
keterangan guna kepentingan perkara pidana yang berupa
penyidikan, penuntutan dan
peradilan tentang suatu perkara keterangan dari saksi mengenai
pidana yang ia dengar sendiri, ia suatu peristiwa pidana yang ia
lihat sendiri dan ia alami sendiri dengar sendiri, ia lihat sendiri
(Pasal 1 butir 26) dan ia alami sendiri dengan
• Putusan MK No. menyebut alasan dari
65/PUU-VIII/2010, ia lihat pengetahuannya itu di sidang
sendiri dan ia alami sendiri Pengadilan (Psl.1 butir 27 Jo.185
ayat (1))

11
Lihat, dengar,
rasakan, alami sendiri
(Pasal 1 butir 27) Bukan pendapat
Kesaksian atau rekaan (185
Berantai (Pasal ayat 5)
185 ayat (4)
KUHAP)

BAP di penyidikan Ket saksi Lebih dari seorang


bernilai atau di dukung alat
yg telah disumpah
Pembuktian bukti lain (Pasal 184
(Pasal 162
ayat (2) dan (3)
KUHAP)

Dinyatakan di Mengucapkan
sidang Pengadilan sumpah / janji
Psl 185 ayat (1) (Pasal 160 ayat 3)

12
KETERANGAN SAKSI YANG
TDK BERNILAI ALAT BUKTI
Keterangan Keterangan
“pendapat”
saksi yang di lebih dari
atau “rekaan” Keterangan Keterangan
peroleh dari seorang saksi
yang saksi seorang saksi yang
orang lain akan tetapi
peroleh dari saksi saja tidak
atau berdiri sendiri
hasil (Psl.183 (Psl.185
testimonium dan tidak
pemikiran ayat (2) ayat (7)
de auditu terhubung sama
(Psl. 185 ayat KUHAP) KUHAP)
(Psl.185 ayat sekali (Psl.185
(5) KUHAP)
(1) KUHAP) ayat (4))

13
TIDAK DPT SBG SAKSI & DPT MUNDUR
(Pasal 168 KUHAP)
saudara dari terdakwa
keluarga sedarah atau atau yg bersama-sama
semanda dalam garis sbg terdakwa, saudara suami atau isteri
lurus ke atas atau ke ibu atau saudara bapak, terdakwa maupun
juga mereka yg
bawah sampai derajat mempunyai hubungan sudah bercerai atau
ketiga dari terdakwa karena parkawinan dan yang bersama-sama
atau yang bersama- anak-anak saudara sebagai terdakwa
sama sebagai terdakwa terdakwa sampai
derajat ketiga

14
DAPAT MEMINTA UNTUK TDK JADI SAKSI
(Pasal 170 KUHAP)

Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau


jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia,

SYARAT : Pekerjaan atau jabatan yang


menentukan adanya kewajiban untuk menyimpan
rahasia ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan

JIKA TDK ADA UU : hakim yang menentukan sah


atau tidaknya alasan yang dikemukakan untuk
mendapatkan kebebasan tersebut

15
SAKSI TANPA DI SUMPAH DAN
BERNILAI PETUNJUK (Psl.171)

Anak yang umurnya belum cukup


lima belas tahun dan belum pernah
kawin

Orang sakit ingatan atau sakit jiwa


meskipun kadang-kadang
ingatannya baik kembali
16
ALAT BUKTI KETERANGN AHLI
Keterangan ahli adalah
keterangan yang diberikan
oleh seorang yang
Seseorang yang memiliki
memiliki keahlian khusus
Keahlian Khusus : Penyidik Dapat Meminta
tentang hal yang
. Riwayat Pendidikannya Pendapat Ahli (Psl.120
diperlukan untuk membuat
. Riwayat Pekerjaannya Kuhap dan Pasal 133
terang suatu perkara
. Keterampilan, atau Kuhap)
pidana guna kepentingan
. Pengalamannya
pemeriksaan disidang
Pengadilan (Psl. 1 angka
28 dan 186 KUHAP)

17
UNTUK DAPAT DINILAI SEBAGAI
ALAT BUKTI KET. AHLI
SYARAT MATERIL
harus mempunyai pengetahuan
SYARAT FORMIL yang khusus/ spesifik,
Diberikan di sidang Pengadilan keterampilan, pengalaman,
pelatihan atau pendidikan yang
Di sumpah memadai (special knowledge,
skill, experience, training, or
education sufficient)

18
PERBEDAAN SAKSI DAN AHLI

Saksi Memberikan Ketrangan Berdasarkan Apa Yang Ia


Lihat Sendiri, Ia Dengar Sendiri, dan Ia Alami Sendiri

Ahli Memberikan Keterangan Berdasarkan Pendapat


yang Didasari Keilmuan dan Ketrampilan Yang
dimilikinya

19
ALAT BUKTI KETERANGAN
TERDAKWA

• Terdakwa adalah seorang Keterangan terdakwa ialah


tersangka yang dituntut, diperiksa
dan diadili di sidang pengadilan apa yang terdakwa nyatakan
(Pasal 1 butir 15 KUHAP) di sidang tentang perbuatan
• Tersangka adalah seorang yang yang ia lakukan atau yang ia
karena perbuatannya atau
keadaannya, berdasarkan bukti ketahui sendiri atau alami
permulaan patut diduga sebagai
pelaku tindak pidana (Pasal 1 butir sendiri (Pasal 189 ayat (1)
15 KUHAP) KUHAP)

20
ANCAMAN BAGI YANG TIDAK
BERSEDIA MENJADI SAKSI ATAU
AHLI
Pasal 224 KUHP
Barang siapa dipanggil sebagai saksi,
Pasal 522
ahli atau juru bahasa menurut undang- Barang siapa menurut
undang dgn sengaja tidak memenuhi undang-undang dipanggil
kewajiban berdasarkan undang-undang
yang harus dipenuhinya, diancam: sebagai saksi, ahli atau juru
1. dalam perkara pidana, dengan bahasa, tidak datang secara
pidana penjara paling lama melawan hukum, diancam
sembilan bulan; dengan pidana denda paling
2. dalam perkara lain, dengan pidana
penjara paling lama enam bulan. banyak sembilan ratus rupiah
21
ALAT BUKTI SURAT
Pasal 187 KUHAP
Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas
sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:
a. berita acara dan surat lain dlm bentuk resmi yg dibuat oleh pejabat umum
yg berwenang atau yg dibuat dihadapannya, yg memuat keterangan ttg
kejadian atau keadaan yg didengar, dilihat atau yg dialaminya sendiri,
disertai dgn alasan yg jelas dan tegas tentang keterangannya itu
b. surat yg dibuat menurut ketentuan peraturan perUUan atau surat yg
dibuat oleh pejabat mengenai hal yg termasuk dlm tata laksana yg
menjadi tanggung jawabnya dan yg diperuntukkan bagi pembuktian
sesuatu hal atau sesuatu keadaan;
c. surat keterangan dari seorang ahli yg memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta
secara resmi dari padanya;
d. surat lain yg hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari
alat pembuktian yg lain.
22
ALAT BUKTI PETUNJUK
Pasal 188 KUHAP

• Perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya,


baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak
pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu
tindak pidana dan siapa pelakunya
• Sebagai pelengkap alat-alat bukti yang diajukan sebelumnya
• Tidak dapat berdiri sendiri, keberadaannya tergantung dari alat
bukti lain (keterangan saksi, surat dan keterangan terdakwa)
• Penilaian kekuatan pembuktiannya diserahkan kepada hakim
23
ALAT BUKTI KETERANGAN
TERDAKWA

• Terdakwa adalah seorang Keterangan terdakwa ialah


tersangka yang dituntut, diperiksa
dan diadili di sidang pengadilan apa yang terdakwa nyatakan
(Pasal 1 butir 15 KUHAP) di sidang tentang perbuatan
• Tersangka adalah seorang yang yang ia lakukan atau yang ia
karena perbuatannya atau
keadaannya, berdasarkan bukti ketahui sendiri atau alami
permulaan patut diduga sebagai
pelaku tindak pidana (Pasal 1 butir sendiri (Pasal 189 ayat (1)
15 KUHAP) KUHAP)

24
KETERANGAN TERDAKWA DI
LUAR SIDANG

Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat


digunakan untuk membantu menemukan bukti di sidang, asalkan
keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang
mengenai hal yang didakwakan kepadanya (Pasal 189 ayat (2)
KUHAP)

25
TATA CARA
PEMERIKSAAN SAKSI
DAN TERSANGKA
HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN
DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN SAKSI DAN
TERSANGKA
MATERIL
FORMIL
Apakah
Bagaimana Cara
Keterangan Yang
Pemanggilan dan
Diberikan Ada
Pemeriksaannya
Kaitannya dgn T.P.
27
KETENTUAN FORMIL DALAM
PEMERIKSAAN SAKSI
• Dipanggil dengan surat panggilan yang sah (ditandatangani pejabat yang
berwenang) dan menyebutkan alasannya (Psl 112 ayat (1) KUHAP)
• Tenggang waktu yg wajar antara panggilan diterima dgn waktu pemeriksaan
(Psl 112 ayat (1) KUHAP). Paling lambat 3 hari (Psl 227 ayat (1) KUHPA)
• Harus bertemu langsung, dan meminta tanda tangan (Psl 227 ayat (2) KUHAP)
• Bila tidak ada ditempat kediamannya, Surat Panggilan disampaikan melalui
Kepala Desa atau pejabat lainnya (Psl 227 ayat (3) KUHAP)
• Bila ada di Luar Negeri, Melalui Perwakilan R.I (Psl 227 ayat (3) KUHAP)
• Bila Belum Juga disampaikan, ditempel di Kantor Pejabat Yang Mengeluarkan
Panggilan (Psl 227 ayat (3) KUHAP)

28
Lanjutan ...........
• Jika tidak datang tanpa alasan yg patut dan wajar, dipanggil sekali lagi
sekaligus dengan perintah untuk membawanya (Pasal 112 ayat (2) KUHAP)
• Jika tidak datang dengan alasan yang patut dan wajar, Penyidik datang ke
tempat kediamannya (Pasal 113 KUHAP)
• Saksi diperiksa dengan tidak disumpah, Kecuali bila dikhawatirkan tidak bisa
hadir di persidangan (Pasal 116 ayat (1) KUHAP)
• Saksi diperiksa secara tersendiri (Pasal 116 ayat (2) KUHAP)
• Tidak boleh ada tekanan dalam bentuk apapun dan dari siapapun (Pasal 117
ayat (1) KUHAP)
• Jika tidak bisa bahasa Indonesia, agar disiapkan juru bahasa (Pasal 177
KUHAP)
• Keterangan Saksi dicatat dalam BA yg ditandatangani pemeriksa dan pemberi
keterangan, bila tidak mau penyidik mencatat dalam BA (Pasal 118 KUHAP)
29
KETENTUAN FORMIL DALAM
PEMERIKSAAN TERSANGKA
• Kalau terdakwa tidak ditahan, maka tata cara pemanggilannya dilakukan sebagaimana
yang berlaku kepada saksi.
• Wajib diberitahu haknya untuk didampingi penasehat hukum (Psl 114 KUHAP)
• Wajib didampingi PH bila ancaman pidananya di atas 5 Tahun. Penyidik wajib
menunjuk PH bila tersangka tidak Punya PH (Psl 56 KUHAP)
• Untuk T.P. Keamanan Negara, PH dpt hadir melihat, tetapi tidak dapat mendengar
pemeriksaan (Psl 115 ayat (2) KUHAP)
• Tersangka tidak disumpah (Psl 227 ayat (3) KUHAP)
• Tidak boleh ada tekanan (Pasal 117 ayat (1) KUHAP
• Jika tidak bisa bahasa Indonesia agar disiapkan juru bahasa (Pasal 17 KUHAP)
• Dicatat dalam BA dan ditandatangani (Pasal 118 KUHAP)
30
MATERI PEMERIKSAAN SAKSI DAN
TERDAKWA

Pemeriksaan Pendahuluan
1. Identitas tersangka/saksi: nama lengkap, tempat/tanggal
lahir, umur, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal
(sesuai ΚΤΡ dan domisili), agama, pekerjaan, dan nomor
telepon yang dapat dihubungi;
2. Kesehatan tersangka/saksi
3. Pengetahuan saksi terkait pemanggilan
4. Pekerjaan, jabatan dan tugas fungsinya
PEMERIKSAAN POKOK
SIADIBIBA + KENAPA

BILAMANA BAGAI-
SIAPA APA DIMANA KENAPA
/KAPAN MANA

1. Siapa Yang 1. Apa 1. Tempat 1. Waktu 1. Cara 1. Motif


Melakukan perbuatan Perbuatan Perbuatan
Perbuatan pelaku
2. Siapa yang yg dilakukan dilakukan
Memikul dilakukan Dilakukan melakukan
2. Masuk (locus 2. Pemenuhan Perbuata
Pertang- (tempus
tindak unsur delik
gungjawaban
pidana apa
delicti) delicti) 2. Berat
pidana 3. Peran ma-
3. Kompetensi 3. Pasal apa 2. Kompeten 2. Daluarsa sing-masing Ringannya
absolut yang si Relatif Penuntutan pelaku Hukuman
disangkakan
32
PEMBERKASAN DAN
PEMERIKSAAN BERKAS
PERKARA OLEH JPU
PENGERTIAN
PEMBERKASAN

• Pemberkasan berasal dari kata berkas yang


memiliki arti sekumpulan dokumen yang
diperoleh dari hasil permintaan keterangan atau
pemeriksaan dan penyitaan yang dilakukan oleh
penyidik dalam rangka penyusunan laporan hasil
kegiatan (Penyelidikan atau Penyidikan)
• Hasil dari kegiatan penyidikan perkara pidana
yang dilakukan pemberkasan disebut dengan
Berkas Perkara
34
TATA URUTAN BERKAS
PERKARA
1. Cover Berkas Perkara
2. Sampul Berkas Perkara
3. Foto Tersangka
4. Identitas Tersangka
5. Daftar Isi Berkas Perkara
6. Daftar saksi
7. Daftar Saksi
8. Daftar ahli
9. Daftar Tersangka
10. Berita Acara Pendapat (Resume)
11. Laporan Terjadinya Tindak Pidana
12. Surat Perintah Penyidikan
35
13. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
14. Surat Panggilan Saksi
15. Berita Acara Pemeriksaan Saksi
16. Berita Acara Penyumpahan Saksi
17. Surat Panggilan Ahli
18. Berita Acara Pemeriksaan Ahli
19. Berita Acara Penyumpahan Ahli
20. Surat Panggilan Tersangka
21. Berita Acara Pemeriksaan Tersangka
22. Surat Kuasa Tersangka Kepada Penasehat hukum/Surat Penunjukan Penasehat
Hukum oleh Penyidik/Berita Acara Penolakan didampingi Penasehat Hukum
23. Berita Acara Konfrontasi
24. Berita Acara Rekronstruksi
25. Surat Perintah Penangkapan
26. Berita Acara Penangkapan
27. Surat Perintah Penahanan/Pengalihan Jenis Tahanan
28. Berita Acara Penahanan/Pengalihan Jenis Tahanan
36
29. Surat Permintaan Perpanjangan ke Kejaksaan/Ketua PN
30. Surat Perpanjangan dari Kejaksaan/Ketua PN
31. Berita Acara Perpanjangan Penahanan
32. Surat Penolakan Perpanjangan Penahanan dari Kejaksaan/Ketua PN
33. Surat Perintah Penangguhan Penahanan/Pengeluaran dari Tahanan/
Pencabutan Penangguhan Penahanan/Pembantaran
34. Berita Acara Penangguhan Penahanan/Pengeluaran dari Tahanan/
Pencabutan Penangguhan Penahanan/Pembantaran
35. Surat Pemberitahuan Penahanan Orang Asing kepada Kantor Perwakilan
Negara (Kedutaan Besar, Konsulat Jenderal, Konsulat atau Perutusan
Tetap)
36. Permintaan Ijin Penggeledahan/Penyitaan
37. Surat Perintah Penggeledahan/Penyegelaan/Penyitaan
38. Berita Acara Penggeledahan/Penyegelaan/Penyitaan
39. Laporan untuk mendapatkan persetujuan penggeledahan/penyitaan
37
30. Permintaan Ijin Penggeledahan/Penyitaan
31. Surat Perintah Penggeledahan/Penyegelaan/Penyitaan
32. Berita Acara Penggeledahan/Penyegelaan/Penyitaan
33. Laporan untuk mendapatkan persetujuan
35. Surat Perintah Pengembalian Barang Bukti
36. Berita Acara Pengembalian Barang Bukti
37. Surat Perintah Penitipan Barang Bukti
38. Berita Acara Penitipan Barang Bukti
39. Surat Permintaan Bantuan kepada Interpol Indonesia atau Instansi Penegak Hukum
Negara Lain untuk Melakukan Pencarian, Penangkapan, dan Penyitaan Barang Bukti di
Luar Negeri
40. Berita Acara Permintaan Bantuan kepada Interpol Indonesia atau Instaansi Penegak
Hukum Negara Lain untuk Melakukan Pencarian, Penangkapan, dan Penyitaan Barang
Bukti di Luar Negeri
41. Daftar Barang Bukti
42. Daftar Pencarian Orang
43. Berita Acara Tindakan Lain
38
PELIMPAHAN BERKAS PERKARA
DAN PRA PENUNTUTAN

JPU
• Sprindik • Penerimaan SPDP • Tahap II
• SPDP • P-16 (Mengikuti • Tgg jwb Tsk +
• Berkas Perkara perkembangan Dik) BB
• Koordinasi dgn
Penyidk
• BA 4 & BA5

Penyidi • Tahap I / berkas • Dakwaan


• P-18 & 19
JPU
k • P- 21

39
BADAN PENDIDIKAN & PELATIHAN KEJAKSAAN
WBK/WBBM REPUBLIK INDONESIA

NEVER STOP LEARNING DIGITAL ACADEMY

TERIMA KASIH

Badandiklatkejaksaan_ri@yahoo.com www.badiklat.kejaksaan.go.id

Badan Diklat Kejaksaan #badiklatkejaksaan Diklat Kejaksaan badandiklatkejaksaan 021 - 7806004

40

Anda mungkin juga menyukai