Anda di halaman 1dari 5

MODUL 2

FEBRI RIYANSYAH
3. Pilihan Udit dalam Rancangan Uji Substansif
uji substansif menjadi bagian penting dari
proses mendapatkan bukti memadai dan
kuat diharuskan oleh standar kerja lapangan.
a) Karakteristik uji substantif
Merujuk pada jenis dan efektifitas prosedur audit
yang dilakukan.
1) Prosedur awal
2) Prosedur analitis substantif
3) Uji detail transksi
4) Uji detail saldo
5) Uji detail estimasi akuntansi
6) Uji detail pengungkapan
b)Pemilihan waktu uji substantif
Level resiko dapat diterima memenuhi
pemilihan waktu uji substantif. Uji substantif
sebelum tanggal neraca tidak menghilangkan
akan uji substantif pada tanggal neraca. Uji
yang dilakukan selama sisa periode :
1)Perbandingan saldo rekening pada dua
tanggal untuk mengidentifikasi munculnya jumlah
yang tidak lazim dan menyelidikinya
2)Prosdedur analitis atau uji detail substantif
lain untuk memberikan landasan yang rasional
bagi perluasan kesimpulan audit hingga tanggal
neraca
c)Luasan Uji Substantif
Level resiko deteksi yang dapat diterima juga
mempengaruhi luasan uji substantif. Jika resiko
deteksi tinggi dapat dilakukan pengujian yang kurang
ekstensif. Sebaliknya jika resiko deteksi rendah,
sebaiknya menggunakan uji substantif yang lebih
ekstensif.
d) Pemilihan staf uji substantif
AU 230 Professional Care in the Performance of
Work (SAS No. 1 ; PSA No. 04) menyatakan bahwa
auditor harus dibebankan tugas dan pengawasan
yang sesuai dengan level pengetahuan, keahlian dan
kemampuan sehingga dapat mengefaluasi bukti yang
diperiksa.
4. Pertimbangan Khusus dalam Perancangan
Substantif
Ketika membuat keputusan audit tentang
rancangan uji subtantif, auditor menentukan
beberapa pertimbangan khusus relevan
dengan perancangan uji subtantif untuk jenis
rekening terpilih.
a)Audit rekening neraca dan laporan laba
rugi
b)Rekening yang melibatkan transaksi
pihak istimewa

Anda mungkin juga menyukai