PENGUJIAN SUBSTANTIF
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Auditing 1
Dosen Pengajar: Adang Sudrajat, M. Ak, CA, CPA
Kelompok 4:
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“PENGUJIAN SUBSTANTIF dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tujuan dari penulisan makalah ini secara umum yaitu untuk menjelaskan secara detail
tentang perancangan pengujian substantif, pengembangan program audit untuk pengujian
substantif, dan pertimbangan khusus dalam perancangan pengujian substantif..
Kami selaku yang menyusun makalah ini menyadari bahwa karya ini tidak sempurna
dari segi konten atau teknologi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sangat diharapkan,
serta kontribusi dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Makalah 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Perancangan Pengujian Substantif 3
2.2 Pengembangan Program Audit untuk Pengujian Substantif 5
2.3 Pertimbangan Khusus dalam Perancangan Pengujian Substantif 7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
substantif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Contoh efektifitas pengujian detil saldo
Risiko Deteksi Pengujian Detil Saldo-saldo
Tinggi Periksa sekilas (scan) rekonsilisasi bank yang dibuat klien dan
verifikasi ketelitan perhitungan dalam rekonsilisasi.
Ringkasan Hubungan antara Komponen Risiko Audit dengan Sifat, Saat, & Luasnya
Pengujian Substantif
5
terjadi atau tidak. Masalah atau penyimpangan tersebut tidak lain adalah firm audit
objectives (FAO). Dalam penyusunan program audit untuk pengujian substantif terdiri
dari tiga tahap, yaitu :
a. Menentukan audit khusus untuk setiap pernyataan yang berkaitan dengan saldo akun.
b. Menentukan prosedur audit dalam pengujian substantif untuk mencapai tujuan audit
khusus yang telah ditetapkan.
c. Menyusun program audit dengan mengelompokkan prosedur audit dalam
pengujian substantif menurut proses audit.
Sifat pengujian substantif mencakup jenis dan efektifitas prosedur audit yang
dilakuan oleh auditor. Jika tingkat resiko deteksi dapat diterima adalah rendah, auditor
harus menggunakan prosedur audit yang lebih efektif, dan biasanya memerlukan biaya
yang lebih tinggi. Apabila tingkat resiko deteksi dapat diterima adalah tinggi, auditor
dapat menggunakan prosedur audit kurang efektif, dan biasanya memerlukan biaya yang
lebih rendah. Auditor dapat menggunakan pengujian substantif berikut ini (Mulyadi,
2002:237) :
1. Prosedur analitik
Prosedur analitik dapat digunakan auditor pada tahap perencanaan audit untuk
mengindentifikasi bidang audit yang memiliki resiko salah saji yang tinggi, tahap
pengujian proses audit sebagai suatu pengujian substantif untuk memperoleh bukti audit
tentang asersi ( representasi manajemen mengenai kewajaran laporan keuangan)
tertentu, tahap pengujian dalam pendekatan terutama substantif.
2. Pengujian terhadap transaksi rinci
Dalam pengujian terhadap transaksi rinci, fokus perhatian auditor adalah
menemukan kemungkinan kekeliruan atau salah saji moneter, bukan penyimpangan dari
pengendalian itern. Pengujian terhadap transaksi rinci terutama berupa prosedur
pengusutan dan pemeriksaan bukti pendukung.
3. Pengujian terhadap saldo rinci
Pengujian terhadap saldo rinci difokuskan untuk memperoleh bukti secara
langsung tentang saldo akun, bukan pendebitan dan pengkreditan secara individual ke
akun tersebut. Dalam pengembangan program audit untuk pengujian substantif kerangka
umum yang dapat dipakai sebagai acuan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan prosedur audit
6
Pengusutan saldo pos yang tercantum di dalam neraca ke saldo akun yang
bersangkutan di dalam buku besar.
Penghitungan kembali saldo akun yang bersangkutan di dalam buku besar.
Pengusutan saldo awal akun yang bersangkutan ke kertas kerja tahun lalu.
Pengusutan posting pendebitan dan atau pengkreditan akun termasuk ke dalam
jurnal yang bersangkutan.
Melakukan rekonsiliasi akun kontrol tersebut dalam buku besar ke buku
pembantu yang bersangkutan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengujian substantif merupakan prosedur audit yang dirancang guna
menemukan kemungkinan kesalahan moneter secara langsung mempengaruhi kewajaran
penyajian laporan keuangan. Pengujian substantif menghasilkan bukti audit tentang
kewajaran setiap laporan keuangan. Keputusan bukti audit untuk pengujian substantif
transaksi dan pengujian terperinci saldo adalah prosedur audit yang dilakukan, jumlah
sampel yang akan diambil, item sampel yang akan diambil, serta waktu pelaksanaan
pengujian tersebut. Hasil dari pengujian substantif tersebut akan dievaluasi untuk
mengetahui apakah terdapat bukti-bukti audit yang terdapat salah saji yang material.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat,
menambah wawasan luas dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca. Apabila ada
kesalahan di makalah ini segala kritik dan saran yang membangun dari teman teman
semua akan diterima dengan ucapan terimakasih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Farahaul 2012 Risiko Deteksi dan Perancangan Uji Substantif. (online) (http://farah-
aul.blogspot.com/2012/10/audit-risiko-deteks-dan-perancangan.html. Diakses Pada Tanggal 4
November 2014).
11