Anda di halaman 1dari 67

PENGANGGARAN MODAL

CAPITAL BUDGETING
PENDAHULUAN
• Salah satu bentuk keputusan bisnis adalah
keputusan penganggaran modal (capital budgeting).
Keputusan ini terkait dengan bagaimana
menentukan pilihan investasi terbaik dan
menguntungkan diantara berbagai alternatif
investasi yang ada.
• Outline pembahasan capital budgeting akan
meliputi:
1. Arti penting keputusan penganggaran modal
2. Estimasi aliran kas
3. Metoda-metoda penilaian investasi
2
ARTI PENTING KEPUTUSAN
PENGANGGARAN MODAL

• Capital budgeting terdiri dua kata kunci yaitu:


1. capital yang artinya aset-aset jangka panjang yang
digunakan dalam investasi (produksi),
2. budget yang berarti suatu rencana yang berisi rincian
aliran kas masuk (cash inflow) dan kas keluar (cash outflow).
• Capital budgeting bisa diartikan sebagai keseluruhan proses
analisis proyek-proyek dan pemilihan proyek yang akan
dijadikan pilihan investasi, yang berbasis pada analisis aliran
kas masuk dan kas keluar proyek.

3
ARTI PENTING KEPUTUSAN
PENGANGGARAN MODAL
• Mengapa Capital budgeting penting?:
1. Melibatkan jumlah dana investasi yang biasanya cukup besar
dan jangka waktu yang cukup panjang.
2. Keputusan penganggaran modal yang tidak tepat bisa
membawa konsekuensi yang sangat serius. Jika
terlalu tinggi, akan memunculkan kapasitas
investasi (produksi) yang menganggur (iddle
capacity). Jika terlalu kecil, mungkin
kehilangan pangsa pasar atau kapasitas yang tidak penuh
3. Keputusan penganggaran modal mengandung muatan
keputusan stratejik (misal: keputusan pembuatan produk baru
atau keputusan untuk memasuki pasar baru).
4
JENIS PROYEK

Ada dua sifat proyek yang perlu diperhatikan


dalam capital budgeting:
1. Proyek yang saling meniadakan (mutually
exclusive projects), berarti bahwa
jika suatu proyek sudah terpilih, maka
alternatif proyek yang lainnya akan ditolak.
2. Proyek yang independen (independent projects),
proyek-proyek yang aliran kasnya tidak
terpengaruh oleh keputusan diterima atau
ditolaknya suatu proyek yang lain.
5
Estimasi Aliran Kas

• Estimasi aliran kas (cash flow estimation) merupakan


tahap yang paling penting dan sekaligus paling ‘sulit’
dalam proses capital budgeting.
• Keputusan dalam capital budgeting harus didasarkan
pada aliran kas bukan laba bersih. Investor maupun
pihak manajemen lebih tertarik pada aliran kas bersih
yang benar-benar diterima,karena aliran kas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar investasi yang telah dikeluarkan,
membayar deviden, dan investasi dimasa datang

6
HAL PENTING DALAM ESTIMASI
ALIRAN KAS

1. Keputusan dalam capital budgeting harus


didasarkan pada aliran kas setelah pajak.
2. Hanya memperhatikan aliran kas yang timbul
karena keputusan investasi, aliran kas dari
keputusan pendanaan tidak perlu diperhatikan (ex:
bunga, cicilan, deviden)
3. Hanya memperhatikan incremental cash flow yang
relevan.

7
TIGA KELOMPOK UTAMA ALIRAN KAS
• Initial investment outlay atau arus kas investasi: kelompok
aliran kas yang terjadi pada awal proyek (sebelum proyek
beroperasi). Misalnya: pembelian tanah, gedung, mesin,
peralatan dan modal kerja.
• Operating cash flow: kelompok aliran kas yang terjadi selama
proyek beroperasi (umur proyek).
• Terminal year cash flow: kelompok aliran kas yang terjadi
pada saat proyek dianggap berakhir (terminate). Misalkan:
nilai sisa bersih (penjualan aktiva tetap) dan pengembalian
modal kerja

8
3 KELOMPOK UTAMA ALIRAN KAS
Operating
Terminal
cash flow
Initial inv. year cash
outlay flow
0 1 2 3 4 5 6

• Tanah, gedung Penjualan


• Nilai sisa bersih
• Mesin, Harga pokok penjualan -
• Pengembalian
perlengkapan Laba kotor modal kerja bersih
• Modal kerja bersih B. Administrasi
B. Depresiasi

-
Laba sebelum pajak
Pajak
9
Contoh:
PT. Angin Sepoi-sepoi sedang mempertimbangkan untuk
melakukan investasi pada sebuah proyek baru yang
memerlukan dana Rp. 2000 juta. Investasi diperkirakan
berusia ekonomis 4 tahun dan memiliki nilai sisa pada akhir
proyek Rp. 400 juta. Diperkirakan penjualan bersih dari
investasi ini Rp. 2.000 juta tahun 1 dan 2, Rp.2.500 juta untuk
tahun 3 dan 4. Biaya tunai Rp. 1000 juta pada tahun 1 dan 2,
serta Rp. 1.250 untuk tahun 3 dan 4. Jika tingkat pajak 35%
dan metode penyusutan garis lurus, buatlah aliran kas dari
usulan investasi ini.

10
Laba Rugi dan Aliran kas operasi
Keterangan Laporan Laba Rugi Aliran kas
(Rp. 000.000) (Rp. 000.000)
1 dan 2 3 dan 4 1 dan 2 3 dan 4
Penghasilan 2.000 2.500 2.000 2.500
Biaya Penyusutan (400) (400)
Biaya Tunai (1.000) (1.250) (1.000) (1.250)
Laba Sebelum Pajak 600 850
Pajak 210 297,5 (210) (297,5)
Laba setelah Pajak 390 552,5
Operating CF 390+400=790 552,5+400=952,5 790 952,5

11
Aliran Kas
Tahun Initial Operating Terminal Net
Investment Cash Flow Cash Cash
Outlay Flow Flow
0 (2.000) (2.000)

1 790 790

2 790 790

3 952,5 952,5

4 952,5 400 1.352,5

12
METODA PENILAIAN
INVESTASI

1. Average Rate Return (ARR)


2. payback period
3. Discounted payback period.
4. Net Present Value (NPV)
5. Profitability Index (PI)
6. Internal Rate of Return (IRR)
7. Modified internal rate of return (MIRR).
13
Average Rate Return (ARR)
• Metode ini menggunakan laba bersih menurut
akuntansi bukan berdasarkan aliran kas.
rata - rata laba setelah pajak
ARR  x100%
rata - rata investasi
• Semakin tinggi ARR, semakin menarik usulan
investasi.

14
Contoh

ARR PT. Angin Sepoi-Sepoi


• Rata rata laba bersih
= (Rp 390+390+ 552,5+552,5)/4 = 471,25
• Rata-rata investasi
= (Rp 2000+Rp 400)/2= 1200
471,25
ARR  x100%  39,27%
1200

15
Average Rate Return (ARR)

• Kelemahan metode ini:


– Menggunakan laba akuntansi, bukan arus kas
– Tidak ada standar untuk suatu tingkat ARR yang
dianggap layak untuk seluruh investasi
– Mengabaikan nilai waktu uang

16
PAYBACK PERIOD

• Merupakan metoda formal tertua dibanding metoda penilaian


investasi lainnya. Kriteria yang dipakai adalah seberapa cepat
suatu investasi bisa kembali. Jika waktu pengembalian (payback
period) proyek tersebut lebih pendek daripada umur proyek,
maka proyek akan diterima, dan sebaliknya.
• Kelebihan metode payback
– Mudah mengoperasikan
– Memperlihatkan likuiditas perusahaan (PP : Likuiditas )
– Memperlihatkan risiko (PP : Risiko )
– Menjawab kebutuhan berapa lama pengembalian investasi

17
Contoh:
• PP = tahun Sebelum pengembalian + (Kekurangan Aliran kas
Tahun Aliran Kas Aliran kas
untukpengembalian/
Bersih Aliran kas untuk tahun yang
Komulatif
bersangkutan)
• PP = 2 th + 420/952,5
0 (2.000) (2.000)
• PP = 2 th + 5,29 bulan
1 790 (1.210)
2 790 (420)
3 952,5 532,5
4 1.352,5

18
Kelemahan

• Masalah utama yang dihadapi oleh metoda ini


adalah:
1. Tidak adanya suatu standar yang dapat
digunakan untuk menentukan payback period
maksimum yang disyaratkan sebagai angka
pembanding.
2. Diabaikannya nilai waktu uang (time value of
money) dan tidak mempertimbangkan
penerimaan kas setelah periode payback.
19
Discounted payback period.

• Misal: Tingkat keuntungan yang disyaratkan pemodal/ Biaya


modal 16%
• PP = 3 tahun + 121,64/746,94 = 3 tahun 1,95 bulan

Tahun Aliran Present Aliran kas


Kas Value Aliran Kumulatif
Bersih Kas Bersih
0 (2.000) (2.000) (2.000)
1 790 681,03 (1.318,97)
2 790 587,10 (731,87)
3 952,5 610,23 (121,64)
4 1.352,5 746,94 625,33

20
NET PRESENT VALUE
• Kriteria yang dipergunakan adalah membandingkan nilai
sekarang investasi (initial investment) dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih (operational dan
terminal cash flow).
• Apabila Net Present Value (NPV) lebih besar dari nol (positif)
maka proyek tersebut akan diterima, dan jika NPV lebih kecil
dari nol (negatif) maka proyek tersebut ditolak. Untuk
menghitung nilai sekarang (present value), kita perlu
menentukan tingkat bunga (discount factor) yang dianggap
relevan (berupa tingkat keuntungan yang di syaratkan
pemodal)

21
NET PRESENT VALUE
Dengan contoh soal yang sama: NPV+ maka proyek diterima

Tahun Aliran Kas Present


Bersih Value Aliran
Kas Bersih (16%)
0 (2.000) (2.000)
1 790 681,03
2 790 587,10
3 952,5 610,23
4 1.352,5 746,94
Net Present Value 625,33
22
Kelemahan NPV
• Tidak bisa memperlihatkan return
(pengembalian) dalam persentase, padahal
investor membutuhkannya.
• Tidak bisa memperlihatkan rangking investasi,
muncul Profitability index dan Project
Selection Index (PSI)
• PSI = NPV
Initial Investment Outlay

23
Profitability Index

• Merupakan modifikasi dari Net Present value (NPV),


yang memperlihatkan perbandingan antara present
value kas masuk dengan present value kas keluar
• PI = PV kas masuk
PV kas keluar
• Jika PI besar dari 1, maka proyek diterima dan jika
kecil dari 1, maka proyek ditolak
• PI bisa memperlihatkan ranking investasi

24
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)

• Dasar keputusan yang dipergunakan adalah membandingkan


hasil perhitungan tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang
investasi (present value of initial investment) dengan nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di waktu yang akan
datang.
• Suatu usulan proyek akan diterima apabila tingkat bunga hasil
perhitungan IRR lebih besar daripada tingkat bunga relevan
(keuntungan yang disyaratkan). Metoda ini walaupun sudah
mempertimbangkan nilai waktu uang, namun dalam aplikasinya
masih terdapat beberapa kelemahan jika dibandingkan dengan
metoda NPV.

25
INTERNAL RATE OF RETURN

Berdasarkan data-data proyek diatas, maka besarnya IRR adalah:

0 = -Rp2.000 + 790 790 952,5 1352,5


  
(1  IRR ) (1  IRR ) 2
(1  IRR ) 3
(1  IRR ) 4

Perhitungan IRR secara manual dapat menggunakan metode


Interpolasi. Metode ini membutuhkan dua tingkat bunga, yaitu
tingkat bunga yang menghasilkan NPV+ dan NPV- yang dapat
dicari secara trial and error (coba-coba)

26
Metode interpolasi (IRR)

NPV 
IRR  i' (i' 'i' )
(NPV  )  (NPV )

Keterangan:
i’= tingkat bunga yang memberikan NPV+
i’’= tingkat bunga yang memberikan NPV-

27
…(IRR)
Dengan tingkat bunga 29% (yang memberikan NPV
19,24) dan tingkat bunga 30%(yang memberikan
NPV -17,24), maka

19,24
IRR  29%  (30%  29%)
(19,24)  (17,76)
= 29% + 0,52% = 29,52%
Karena IRR lebih besar dari biaya modal 16%, maka
usulan investasi diterima

28
Kelemahan metode IRR
• Metode ini menganggap tingkat bunga (i) tidak
berubah selama perhitungannya, sehingga tidak
memungkinkan untuk menghitung IRR dengan bunga
yang berbeda setiap tahunnya
• Jika aliran kas tidak normal, bisa memperoleh i yang
lebih dari 1 (multiple IRR). Aliran kas normal, awal
negatif, kemudian positif. Aliran kas tidak normal,
awal negatif, kemudian+, dan kemudian-

29
METODA MODIFIED INTERNAL RATE
OF RETURN (MIRR)

• Dari pembandingan kedua metoda NPV dan IRR,


metoda NPV secara teoritis terbukti sebagai
metoda yang lebih baik dibanding metoda IRR.
Akan tetapi, dalam kenyataannya banyak praktisi
yang lebih senang menggunakan metoda IRR dalam
pemilihan proyek, meskipun metoda ini secara
teoritis tidak lebih baik dibanding metoda NPV.
Untuk itulah kemudian dikembangkan metoda yang
merupakan modifikasi atas metoda IRR, yang
disebut sebagai metoda Modified Internal Rate of
Return (MIRR).
30
MIRR
• MIRR: suatu tingkat bunga yang menyamakan PV
aliran kas keluar dengan PV nilai terminal (nilai
yang akan datang dari kas masuk) yang
digandakan dengan biaya modal
• Rumus untuk menghitung MIRR adalah:
PV Cost = PV Terminal Value
PV Cost = TV
(1  MIRR) n
n
n t
 t
CIF (1  k)
PV Cost =t 1
(1  MIRR)n
31
MIRR: Contoh

• Contoh: soal yang sama


0
1
2 3
k = 16%
4
k = 16%
Proyek ABC - 2.000 790
k = 16%
790 952,5 1352,5
MIRR= 24,167%

1104,9

32
LATIHAN
1. Sebagai analis keuangan anda diminta untuk
menganalisis 2 proposal investasi modal, proyek X
dan Y. Setiap proyek memerlukan biaya sebesar $10
juta, dan biaya modal untuk kedua proyek adalah 12
%. Arus kas bersih yang diharapkan pada ke 2 proyek
adalah sebagai berikut:
Tahun Proyek X Proyek Y
0 (10 juta) (10 juta)
1 6,5 3,5
2 3 3,5
3 3 3,5
4 1 3,5
LATIHAN
a. Hitunglah PP, DPP, NPV, PI, IRR, dan MIRR untuk
kedua proyek
b. Proyek mana yang dipilih jika kedua proyek
bersifat independen
c. Proyek mana yang dipilih jika kedua proyek
bersifat mutually exclusive

2. PT Rajawali membeli mesin lima tahun yang lalu


dengan harga Rp 100 juta dengan usia ekonomis
10 tahun. Nilai sisa diharapkan sebesar Rp 10 juta
pada akhir tahun kesepuluh. Mesin tersebut telah
LATIHAN
didepresiasikan dengan metode garis lurus. Jika dijual saat ini
mesin tersebut laku dengan harga Rp 65 juta. Saat ini ada
tawaran mesin baru dengan usia ekonomis 5 tahun seharga
Rp 150 juta termasuk biaya pemasangan. Penggantian ini
memerlukan tambahan modal kerja sebesar Rp 5 juta. Jika
mesin lama diganti dengan mesin baru maka akan ada
penghematan biaya operasional tunai sebelum pajak sebesar
Rp 50 juta pertahun selama 5 tahun. Penjualan diperkirakan
tidak mengalami perubahan. Mesin baru didepresiasi dengan
metode tahun digit. Tarif pajak perusahaan 34% dan biaya
modal 15%. Atas dasar informasi tersebut analisislah apakah
penggantian tersebut layak dilakukan.
Beberapa Variasi Dalam Capital Budgeting

1. Metode penyusutan yang dipercepat


2. Masalah keterbatasan dana
3. Masalah modal kerja dalam capital
budgeting
4. Masalah pemilihan aktiva
5. Masalah penggantian aktiva
6. Pengaruh inflasi pada penilaian investasi
modal
1. Metode depresiasi
1. Garis Lurus
2. Double Declining balance
3. Sum of the years digits
4. MACRS (modified accelerated cost recovery
system) di AS
Contoh:
Suatu mesin senilai Rp 30 juta memiliki umur
ekonomis 3 tahun tanpa nilai sisa. Hitunglah
depresiasi mesin tersebut pertahun!
Metode depresiasi
1. Depresiasi Menurut Metode Garis Lurus
tahun 1 : 1/3 x 30 juta = 10 juta
tahun 2 : 1/3 x 30 juta = 10 juta
tahun 3 : 1/3 x 30 juta = 10 juta
30 juta

2. Depresiasi Menurut Metode Double Declining balance :


penyusutan pertahun = 2/n x nilai buku
tahun 1 : 2/3 x 30 juta = 20 juta
tahun 2 : 2/3 x 10 juta = 6,7 juta
tahun 3 : sisa = 3,3 juta
30 juta
Metode depresiasi
3. Depresiasi Menurut Metode Sum of the years
digits
tahun 1 : 3/6 x 30 juta = 15 juta
tahun 2 : 2/6 x 30 juta = 10 juta
tahun 3 : 1/6 x 30 juta = 5 juta
30 juta
4. Metode MACRS menghitung depresiasi aktiva
tetap yang telah dikategorikan menjadi:
3,5,7,10, 27 ½ dan 31 ½.
Metode Depresiasi MACRS

Untuk kategori 27 ½ dan 31 ½ tahun


digunakan metode garis lurus tanpa
memperhitungkan apakah ada nilai sisa atau
tidak. Untuk kategori 3, 5, 7 dan 10 dihitung
dengan daftar berikut:
Metode Depresiasi MACRS
Tahun 3 tahun 5 tahun 7 tahun 10 tahun
1 33% 20% 14% 10%
2 45 32 25 18
3 15 19 17 14
4 7 12 13 12
5 11 9 9
6 6 9 9
7 9 7
8 4 7
9 7
10 6
1
Metode depresiasi MACRS
Contoh:
Suatu mesin senilai $ 30 juta di depresiasi menurut
kategori MACRS. Investasi digolongkan ke dalam 3
tahun.
Depresiasi setiap tahun sbb:
Tahun 1 : 33% x 30 juta = 9,9 juta
Tahun 2 : 45% x 30 juta = 13,5 juta
Tahun 3 : 15% x 30 juta = 4,5 juta
Tahun 4 : 7% x 30 juta = 2,1 juta
30,0 juta
Tahun Kelas Properti
Pemulihan 3 tahun 5 tahun 7 tahun 10 tahun
1 33,33% 20,00% 14,29% 10,00%
2 44,45% 32,00% 24,49% 18,00%
3 14,81% 19,20% 17,49% 14,40%
4 7,41% 11,52% 12,49% 11,52%
5 11,52% 8,93% 9,22%

6 5,76% 8,92% 7,37%

7 8,93% 6,55%

8 4,46% 6,55%

9 6,56%

10 6,55%

11 3,28%

Total 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Soal

Misalkan suatu perusahaan akan membeli suatu


mesin, dengan harga beli mesin Rp 60 juta. Usia
ekonomis 3 tahun, tanpa nilai sisa. Tentukan
besarnya penyusutan menurut metode penyusutan:
a. Garis lurus
b. Sum of Year’s digit method
c. Double decline balance method
d. MACRS
Jawab
Metode penyusutan Penyusutan
Th 1 Th 2 Th 3
Garis lurus Rp 20 jt Rp 20 jt Rp 20 jt
Sum of year’s digit Rp 30 jt Rp 20 jt Rp 10 jt
DDB Rp 40 jt Rp 13,33 Jt Rp6,67jt
MACRS Rp 20 jt Rp 26,67jt Rp8,89 jt
2. Masalah keterbatasan dana
• Dalam keadaan terdapat keterbatasan dana,
maka perusahaan seharusnya memilih proyek-
proyek yang memaksimumkan NPV dengan
dana yang tersedia
• Misalkan perusahaan menghadapi beberapa
proyek yang disusun peringkatnya
berdasarkan Profitability Index (PI) proyek-
proyek tersebut sbb
Proyek 1 2 3 4
PI 1,13 1,11 1,15 1,08
Io Rp125 jt Rp175jt Rp 200jt Rp150jt
NPV Rp16,25jt Rp19,25 Rp 30 jt Rp12jt

Apabila dana terbatas Rp300 juta, maka proyek yang


diambil sebaiknya adalah proyek 1 dan 2, bukan proyek
3. Mengapa?
Hal ini disebabkan karena meskipun PI proyek 3 yang
tertinggi, tapi dengan mengambil proyek 1 dan 2
perusahaan diharapkan akan memperoleh NPV yang
lebih besar (yaitu 16,25 + 19,25= 35,5 jt)
3. Masalah modal kerja dalam Capital Budgeting
• Setiap investasi modal umumnya akan
memerlukan tambahan modal kerja. Tidak
mungkin suatu investasi hanya akan
memerlukan pembelian aktiva tetap tanpa
harus memiliki aktiva lancar
• Selama berjalannya usia investasi, jumlah
aktiva lancar akan meningkat dari tahun ke
tahun ( karena penjualan diharapkan
meningkat). Pada akhir usia proyek, modal
kerja tersebut akan kembali sebagai terminal
cash flow
Contoh
• Suatu rencana investasi modal diperkirakan memerlukan
pembelian aktiva tetap senilai Rp300 juta, usia ekonomis
3 tahun, metode penyusutan garis lurus tanpa nilai sisa.
Pada awal investasi diperkirakan akan diperlukan aktiva
lancar sebesar Rp200 juta. Jumlah aktiva lancar ini
dikaitkan dengan estimasi penjualan tahun pertama
sebesar Rp 1.000 juta, tahun kedua Rp 1,200, dan tahun
ketiga Rp 2.000. Proporsi aktiva lancar tahun-tahun
berikutnya diestimasi meningkat secara proporsional
dengan penjualan. Biaya-biaya tunai selama 3 tahun
berturut-turut ditaksir Rp 700, Rp 820, dan Rp 1.300. Bila
pajak 35%, buatlah taksiran Laba-Rugi dan arus kas
proyek.
Taksiran Laba-Rugi dan kas masuk operasional

Dalam juta rupiah


Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Penjualan 1.000 1.200 2.000
Biaya-Biaya
-Biaya tunai 700 820 1.300
-Penyusutan 100 100 100
Total Biaya 800 920 1.400
Laba operasi 200 280 600
Pajak (35%) 70 98 210
Laba bersih 130 182 390
Kas masuk operasional 230 282 490
0 1 2 3
Aktiva Lancar 200 240 400 0
Penambahan aktiva lancar 200 40 160 (400)

Arus Kas
0 1 2 3
Pembelian aktiva tetap -300 - - -
Penambahan aktiva lancar -200 -40 -160 -
Pengembalian Modal Kerja 400
Arus kas operasional 230 282 490
Total Arus Kas -500 190 122 890

Apabila r=18%, maka NPV = 290


4. Masalah pemilihan aktiva
• Masalah yang sering dihadapi perusahaan adalah memilih
aktiva yang mempunyai karakteristik yang berbeda, tapi
kapasitas sama. Maka kita tinggal melakukan analisis terhadap
faktor-faktor yang berbeda. Faktor-faktor tersebut biasanya
adalah 1. harga, 2. biaya operasi, 3. usia ekonomis.
• Pertimbangan kita adalah memilih present value kas keluar
yang paling kecil.
• Akan tetapi apabila usia proyek berbeda-beda, maka kita
dapat menggunakan pendekatan Annuitas tahunan yang
sama (Equivalent Annual Annuity = EAA)
• EAA adalah arus kas anuitas yang menghasilkan nilai sekarang
yang sama dengan PV Kas keluar proyek
• EAA=PV kas keluar / PV df
Contoh
Ada dua mesin yang mempunyai kapasitas yang sama, bedanya
adalah bahwa harga mesin A lebih mahal, yaitu $15 juta,
sedang mesin B hanya $10 juta, usia ekonomis mesin A adalah 3
tahun, dan mesin B adalah 2 tahun. Biaya operasi mesin A $ 4
juta/th, dan mesin B $ 6 juta/th. Mesin mana yang dipilih
seharusnya, kalau r=10%.

Mesin Kas keluar (dalam juta Rp) EAA


Th 0 Th 1 Th 2 Th 3 PV (r=10%)
A 15 4 4 4 24,95 10,03
B 10 6 6 - 20,41 11,76

EAA proyek A = 24,95 / 2,487 DF A : untuk I = 10% dan n = 3 tahun


EAA proyek B = 20,41 / 1,736 DF B : untuk I = 10% dan n = 2 tahun
EAA proyek A = 24,95 / 2,487 = 10,03
DF A : untuk r = 10% dan n = 3 tahun
adalah 2,487
EAA proyek B = 20,41 / 1,736 = 11,76
DF B : untuk r = 10% dan n =
2 tahun adalah 1,736

PV proyek A untuk n ∞ = 10,03 = 100,3


0,10
PV proyek B untuk n ∞ = 11,76 = 117,6
0,10
5. Masalah penggantian aktiva
• Perusahaan ingin mengganti mesin lama dengan mesin baru. Nilai buku mesin lama
Rp90 juta, usia ekonomisnya masih 3 tahun lagi tanpa nilai sisa. Harga mesin baru
Rp180 juta, usia ekonomis 3 tahun tanpa nilai sisa. Mesin baru dapat menghemat biaya
operasi Rp 50 juta per tahun. Pajak 15%. Depresiasi dengan metode garis lurus, r = 15%
• Arus kas

1 2 3
Penghematan Biaya 50 jt 50 jt 50 jt
Tambahan penyusutan: 30 jt 30 jt 30 jt
-Penyusutan MB -ML: (60 jt-30jt)
Tambahan laba sebelum pajak 20 jt 20 jt 20 jt
Pajak (15%) 3 jt 3 jt 3 jt
Tambahan laba setelah pajak 17 jt 17 jt 17 jt
Tambahan Arus Kas 47 jt 47 jt 47 jt

1 2 3
NPV= -90 jt + 47/(1,15) +47/(1,15) +47/(1,15) = 17,31 jt
Analisis Arus Kas Proyek Penggantian
PT Tekstil membeli mesin pintal 10 tahun yang lalu dengan $75.000. Mesin tersebut
memiliki usia ekonomis selama 15 tahun dan disusutkan dengan metode garis
lurus, tanpa nilai sisa. Jadi nilai buku mesin saat ini adalah $25.000. Perusahaan
merencanakan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru. Mesin baru yang
sejenis dapat dibeli dengan harga $120.000, dengan usia ekonomis 5 tahun,
disusutkan dengan MACRS. Nilai sisa mesin baru $6.912. Mesin lama dapat dijual
dengan harga $10.000. Jadi jika dijual rugi $15.000. Pajak perusahaan 40%. Apabila
penggantian itu dilakukan dapat menghemat biaya sebesar $50.000 per tahun.
Buatlah estimasi cash flow selama 5 tahun
Apakah proyek layak dijalankan, bila biaya dana 20%

Th Peyusutan Nilai buku


0 $120,000
1 20,00% x $120,000 = 24,000 $ 96,000
2 32,00% x $120,000 = 38,400 $ 57,600
3 19,20% x $120,000 = 23,040 $ 34,560
4 11,52% x $120,000 = 13,824 $ 20,736
5 11,52% x $120,000 = 13,824 $ 6,912
Tabel : Estimasi Arus Kas
Keterangan. Tahun
0 1 2 3 4 5
Initial Cash flow
-Harga Mesin baru -120.000
-Penjualan Mesin lama 10.000
-Tax saving (40%x$15.000) 6.000
Operating Cash Flow
-Penghematan biaya 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
-Dep Mesin baru 24.000 38.400 23.040 13.824 13.824
-Dep mesin lama 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
-Tambahan penyusutan 19.000 33.400 18.040 8.824 8.824
-Laba sebelum pajak 31.000 16.600 31.960 41.176 41.176
-Pajak 12.400 6.640 12.784 16.470 16.470
-Laba bersih 18.600 9.960 19.176 24.706 24.706
-Operating Cash Flow 37.600 43.360 37.216 33.530 33.530

Terminal Cash Flow:


-Nilai Sisa Mesin baru 6,912
Proyeksi Cash Flow -104.000 37.600 43.360 37.216 33.530 40.442
NPV (DF 15%) 11,404
Soal
• Scoty Corporation pembuat komponen elektronik. Scoty
mempertimbangkan untuk mengganti satu mesin perakit yang
dioperasikan dengan tangan dengan mesin baru yang otomatis.
Mesin perakit tersebut dibeli 5 tahun yang lalu dengan harga
$50,000, umur ekonomis 10 tahun. Harga mesin baru $60,000,
usia ekonomis 5 tahun, tanpa nilai sisa
Situasi sekarang Situasi yang diajukan
(mesin perakit manual) (mesin perakit otomatis)
Gaji operator $25,000 Gaji operator 0
Biaya perawatan/thn 2,000 Biaya pemasangan $3,000
Biaya kerusakan/thn 6,000 Biaya pengiriman $3,000
Depresiasi tahunan 5,000 Biaya perawatan/thn $3,000
Nilai jual sekarang 5,000 Biaya kerusakan/thn $3,000
Tingkat pajak 34% Usia yang diharapkan 5 thn
Nilai jual akhir tahun ke 5 20,000

Buatlah estimasi cash flows, apakah proyek layak dijalankan bila biaya dana 16%
Tabel : Estimasi Arus Kas
Keterangan. Tahun
0 1 2 3 4 5
Initial Cash flow
1.Harga Mesin baru -66.000
ditambah .pemasangan &pengiriman
2.Penjualan Mesin lama 5.000
3Tax saving 34%(25,000-5.000) 6.800

Operating Cash Flow


4.Pengurangan gaji operator 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000
5.Pengurangan biaya kerusakan 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000
6.Dep Mesin baru 13.200 13.200 13.200 13.200 13.200
7.Dep mesin lama 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
8.Tambahan penyusutan 8,200 8,200 8,200 8,200 8,200
9.Tambahan biaya perawatan 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
10.EBT (4+5-8-9) 18,800 18,800 18,800 18,800 18,800
11.Pajak (34%) 6,392 6,392 6,392 6,392 6,392
12.Laba bersih 12,408 12,408 12,408 12,408 12,408
13.Operating Cash Flow (12+8) 20,608 20,608 20,608 20,608 20,608

Terminal Cash Flow:


14. Nilai jual mesin baru 20,000
15.Pajak: 34%(20,000-0) -6,800
Proyeksi Cash Flow -54,200 20,608 20,608 20,608 20,608 33,808
NPV (DF 16%) 19,561
Latihan
• PT.A sedang mempertimbangkan pembelian panggangan
baru yang hemat energi. Panggangan ini berharga
$40,000 dan akan disusutkan menurut skedul MACRS 3
tahun. Panggangan ini akan dijual sebagai besi tua
setelah 3 tahun senilai $10,000. Panggangan ini tidak
berdampak pada penerimaan, tapi akan menghemat
biaya energi sebesar $20,000. Tingkat pajak 35%, dan
biaya modal 12%.
• Apakah panggangan ini seharusnya dibeli?
6. Inflation
Example
You own a lease that will cost you $8,000 next year,
increasing at 3% a year (the forecasted inflation rate) for
3 additional years (4 years total). If discount rates are
10% what is the present value cost of the lease?
1+nominal interest rate
1  real interest rate = 1+inflation rate
1+ 0,1
1  real interest rate = 1+ 0,03
1  real interest rate = 1,068

real interest rate  0,068


Inflation
Example - nominal figures

Year Cash Flow PV @ 10%


0 8000 8,000.00
1 8000x1.03 = 8,240 8240
1.10
 7,490.91
2 8000x1.032 = 8,487.20 8487.20
1.10 2
 7,014.22
3 3
8000x1.03 = 8,741.82 8741.82
1.103
 6,567.86
$29,072.98
Inflation
Example - real figures

Year Cash Flow PV@6.8%


0 8,000 8,000
1 8,000 8,000
1.068
 7,490.91
2 8,000 8,000
1.068 2
 7,014.22
3  6,567.86
8,000
3 8,000 1.068
= $ 29,072.98
Contoh

Seorang analis keuangan berpendapat bahwa tingkat bunga riil


untuk proyek A adalah 8%. Meskipun demikian, diperkirakan
akan terjadi inflasi 9% per tahun selama usia proyek. Arus kas
riil untuk proyek tersebut diperkirakan sbb
Th 0 Th 1 Th 2
Arus kas -500 300 350

Dengan menggunakan real interest rate:


NPV = -500 + 300/(1,08) + 350/(1,08) 2 = 77,8
Dengan menggunakan nominal interest rate:
NPV = - 500 + 300(1,09)/(1,1772) + 350(1,09) 2/(1,1772)2 = 77,8
Resiko dalam capital budgeting
Metode menilai resiko:

1. Metode ekuivalen kepastian (certainty equivalent)


Koefisien ekuivalen kepastian = αt

arus kas yang pasti


 = arus kas beresiko atau yang diharapkan
t
Resiko dalam capital budgeting
2. Tingkat diskonto yang disesuaikan dengan
resiko
Proyek Tingkat
Pengembalian
yang diharapkan
Keputusan penggantian 12%

Modifikasi atau perluasan lini produk sekarang 15%

Proyek yang tidak terkait dengan operasi sekarang 18%

Operasi penelitian dan pengembangan 25%


Contoh

1. V.Coles Corp sedang mempertimbangkan dua


proyek yang saling ekslusif. Nilai yang
diharapkan untuk masing-masing proyek
adalah sbb:

Anda mungkin juga menyukai