Anda di halaman 1dari 23

REKLAMASI DAN TATA AIR

LAHAN BASAH DAN


GAMBUT

Survey Investigasi dan Desain


Pemanfaatan Lahan Gambut untuk
Tanaman Sayur-sayuran
Anggota kelompok kami
Eka Anisa
Ficky Annisatus Sa’adah C1051201008 Yani
C1051201004 C1051201012

Dodi Markus
Priska C1051201066
C1051201042

Yakobus Juliandri Kristiana Winda Lamere


C1051201054 C1051201052
Survei, Investigasi
dan Desain

Lokasi : Rasau Jaya


Koordinat : 109˚11’06”BT -109˚31’02”BT
dan 0˚12’36” LS - 0˚32’07”LS
Vegetasi : Semak
Tahapan Proses Survei,
Investigasi dan Desain (SID)
• Pengumpulan data-data
• Menyusun rencana survei
• Survei lapangan
• Pengolahan data
• Konsultasi dengan petani dan institusi terkait usulan tata guna
lahan
• Persiapan pilihan pengembangan
• Konsultasi dengan petani dan institusi terkait usulan rencana
• Desain
• Analisis kelayakan
• Penilaian dampak lingungan hidup
• Pengumpulan data-data
Peta Topografi
Kabupaten Kubu Raya secara umum merupakan
daerah dataran yang relatif datar dengan kemiringan
lahan 0 – 3% seluas 792.320 Ha (98%), Daerah
lereng 3 – 15 % seluas 7.205 Ha dan kelerengan
diatas 40 % seluas 850 Ha. Luas wilayah lautan
seluas 2.197 Km2 dari keseluruhan luas wilayah
Kabupaten, yaitu 6.985,20 Km2, yang terdiri dari
1.437 Km2 Luas Laut dan 760 Km2 Luas Perairan
Umum dengan garis pantai sepanjang 149 Km dan
memiliki 39 pulau-pulau kecil. Sedangkan luas
wilayah daratannya adalah 4.785 Km2.
• Pengumpulan data-data

Peta Jenis Tanah


Jenis Tanah Luas Lahan (Ha)

Sulfic Endoaquepts 3.995,47

Terric Haplosaprists 5.951,22

Typic Haplohemists 10.296,36

Typic Sulfaquents 2.966,08


• Pengumpulan data-data
Kondisi Lingkungan
Iklim di Kubu Raya termasuk dalam type Iklim A (Schmit & Ferguson) yaitu
iklim sangat basah dengan curah hujan bulanan diatas 100 mm dengan total curah
hujan tahunan rata-rata berkisar 3000mm. Suhu rata-rata maksimum 33,40 C terjadi
pada bulan mei dan suhu minimum rata-rata 22,50 C terjadi pada bulan Agustus.
Kondisi topografi dan iklim di Kubu Raya sangat menunjang untuk investasi
agrikultur.
2. Menyusun Rencana
Survei
Sasaran survei teknis ini adalah untuk mendapatkan data-
data/informasi kondisi/situasi awal lokasi lahan yang
sebenarnya. Jenis data/informasi yang diperlukan tergantung
pada jenis pertanian yang akan dibuat.
Survei ini dilakukan untuk mempelajari potensi, kemampuan
serta kesesuaian lahan dalam rangka upaya peningkatan
usaha pertanian di daerah survei.
3. Survei Lapangan
1 Studi Pustaka dan Literatur untuk tanaman sayuran di tanah gambut

2 Penentuan lokasi yang digunakan dengan penginderaan jarak jauh


sebaran lahan gambut

3 Tanaman pangan dan holtikultura diarahkan pada gambut


dibawah100cm dan bukan gambut dengan kematangan fibrik
(Departemen Pertanian, 2008)
4. Pengolahan
Data
Data yang telah diperoleh dan
dikumpulkan, kemudian dijadikan basis
data untuk diolah dan dianalisa lebih
lanjut, contohnya
• Potensial untuk irigasi pasang surut
• Drainase dan bahaya banjir
• Adanya tanah gambut atau sulfat
masam
5. Konsultasi dengan petani dan institusi terkait
usulan tata guna lahan, preferensi dan apirasi
petani

Kebutuhan lahan yang semakin meningkat mengakibatkan


semakin langkanya lahan pertanian yang mendukung budidaya
pertanian yang unggul sehingga memerlukan optimalisasi
penggunaan sumberdaya lahan yang memungkinkan tetap
tersedianya lahan untuk pertanian secara berkelanjutan Tantangan
ini merupakan salah satu masalah dan tantangan serius dalam
pertanian di Indonesia (Ahmadi dan Irsal Las, 2006) yang
ditambah lagi dengan adanya persaingan penggunaan lahan untuk
sektor non pertanian.
6. Persiapan pilihan pengembangan

Rencana tata Lokasi, ukuraan Pembukaan lahan Tujuan dan


01 02 03 04
guna lahan yang layout yang dan jalur hijau pembatasan
sudah disetujui mantap manajemen air
dalam area

(Perbaikan) (Perbaikan) Lokasi Kebutuhan Dampak dari


05 Jaringan saluran 06 dan tipe struktur 07 pemeliharaan 08 pengembangan
primer, sekunder, pengendalian air sistemnya area terhadap
tersier (tanggung jawab lingkunggan fisik,
untuk biologi dan sosial
pemeliharaan
Potensi pengembangan pertanian pada tanah 25

gambut sangat ditentukan oleh tingkat manajemen


usaha tani yang akan diterapkan. Pada pengelolaan 20

tanah gambut pada tingkat petani, tingkat manajemen


usaha taninya dinilai rendah (low inputs) sampai sedang 15

(medium inputs). Produktivitas tanah gambut akan


berbeda, apabila diterapkan tingkat manajemen tinggi 10

(high inputs), seperti yang biasanya dilaksanakan oleh


swasta atau perusahaan yang bertujuan komersial. 5

0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5
7. Konsultasi dengan petani dan
institusi terkait usulan rencana

Masukan diskusi Rencana Dalam konsultasi


pengembangan dapat lainnya dapat
diperbaiki lagi diperlukan diskusi
perencanaan baru
8. Desain
Pengelolaan lahan gambut harus mampu
mencegah terjadinya ancaman kelestarian
lahan gambut berupa pengeringan berlebih
(over drainage) dan kebakaran.
Terdapat desain pengelolaan lahan gambut berisiko kecil
karhutla dapat dirancang berdasarkan aspek berikut :

1 pengembangan pertanian integratif guna mendukung kemandirian


desa dan membangun keterpaduan fisiografi tanggul sungai, rawa
belakang dan kubah gambut pada manajemen Kesatuan Hidrologi
Gambut (KHG);

2 Mengurani praktek pertanian tanpa pembakaran dan tanpa limbah


melalui pemanfaatan Kompos, Arang, Lindi, Abu, Mikroorganisme
(KALAM)
3 pemanfaatan tehnik mineral dan organik dressing guna mendapatkan
abu sebagai bahan amelioran.

4 Pengembangan sistem agroforestri guna mendukung perekonomian


masyarakat

Pengembangan sistem peringatan dini berbasis fluktuasi Tinggi Air


5
Muka guna pencegahan kebakaran gambut

6 Pengembangan Peta Tataguna Lahan sebagai unit terkecil


pengelolaan lahan di desa

7 Penyusunan sinergisme pengembangan konektivitas KHG dilakukan


melalui analisis Sistem Sinergisme Komprehensif.
9. Analisis Kelayakan

Estimasi biaya
01 Prediksi Kelayakan
konstruksi untuk 02 03
keuntungan finansial dan
operasi dan
proyek ekonomi proyek
pemeliharaan
harus di evaluasi
10. Penilaian dampak lingkungan

Transformasi lahan gambut menjadi kebun sayuran yang subur bukan


hanya tentang penanaman awal, tetapi juga tentang pemeliharaan jangka
panjang. Menekankan pentingnya pengelolaan air di lahan gambut dan juga
memastikan ketinggian air di lahan tetap berada pada level yang tepat
dengan memanfaatkan saluran air dan pengaturan pintu air. Hal ini
membantu menjaga kelembaban tanah dan mencegah kerusakan akibat
kekeringan atau genangan air yang berlebihan.
Pengelolaan tanah juga menjadi aspek penting dalam
pemeliharaan lahan gambut. Teknik pengolahan tanah
harus yang sesuai dengan karakteristik lahan gambut,
menghindari penggunaan alat berat yang berat sehingga
tidak merusak struktur tanah. Sebagai gantinya,
menggunakan cangkul dan garpu tangan untuk
mengerjakan tanah secara hati-hati agar tetap terjaga
kelestariannya.
Tanaman
Sayuran di
Lahan
Gambut
Ficky | Eka | Yani | Priska | Winda | Yakobus | Dodi

Terima kasih!
Kelompok 2 | Survey Investigasi dan Desain Pemanfaatan Lahan
Gambut untuk Tanaman Sayur-sayuran
Ada yang ingin bertanya ??

Anda mungkin juga menyukai