Anda di halaman 1dari 14

KEBIJAKAN & PERAN PMI

PADA PENDEKATAN
PENDIDIKAN REMAJA
SEBAYA (PRS)
Oleh:
Maulana Malik Ibrahim
Tujuan
Adapun tujuan penyampaian
materi ini adalah:
“Mengetahui kebijakan dan peran
PMI dalam kesehatan reproduksi,
khususnya bagi remaja.”
LINTAS SEJARAH ADANYA
MATERI PRS
● Sejak tahun 1996, melalui wadah pembinaan generasi muda, PMI telah
melaksanakan program YOUTH PEER EDUCATION atau PENDIDIKAN
REMAJA SEBAYA (PRS). Program ini dinilai cukup berhasil, khususnya dalam
lingkup penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia.
● Ketika diadakan evaluasi terhadap program ini pada tahun 2000,
direkomendasikan untuk merevisi buku pedoman PRS ini. Perubahan itu antara
lain mengenai pembuatan bab tersendiri tentang Gender dan Napza.
PENGEMBANGAN
POTENSI DIRI

NORMA SOSIAL
PENDIDIKAN
DAN PERILAKU
REMAJA SEBAYA
BERISIKO

MATERI DI PRS
NAPZA GENDER

MASALAH KESEHATAN
KESEHATAN LAIN REPRODUKSI

HIV dan AIDS


KEBIJAKAN PMI DALAM
PENCEGAHAN HIV/AIDS (1)
● Di akhir tahun 1994, PMI bergabung dengan Gugus Tugas HIV Palang Merah Bulan Sabit
Merah Asia/ Asian Red Cross and Red Crescent HIV Task Force (ART) bersama dengan
anggota Perhimpunan Nasional lain.
● Dalam ART, PMI memulai program Pendidikan Remaja Sebaya sebagai titik awal partisipasi
dalam usaha mencegah penyebaran HIV dan AIDS antar kelompok-kelompok remaja.
● Sejak tahun 2000 PMI telah meluaskan program ke cabang-cabang yang dinilai memiliki
kapasitas dan kemampuan untuk menerapkan program tersebut. Secara bertahap, PMI
meningkatkan program intervensi HIV & AIDS sebagai tindak lanjut Deklarasi Jenewa
(2001).
KEBIJAKAN PMI DALAM
PENCEGAHAN HIV/AIDS (2)
● Kasus HIV dan AIDS saat ini sudah menjadi pandemi di Indonesia. Data Kementrian
Kesehatan, hingga 30 September 2010 diperkirakan jumlah kasus HIV di Indonesia
mencapai 330.000. Jika program pencegahan masih terbatas, diperkirakan pada 2020
mendatang, jumlah penderita bisa mencapai 16 juta.
● Saat ini Indonesia adalah satu dari lima besar negara dengan jumlah infeksi HIV di Asia,
bersama India, Thailand, Myanmar, dan Nepal. Sehingga tidak bisa dihindari lagi bagi
Indonesia untuk menerapkan kesepakatan tingkat Internasional yang diikuti kebijakan
nasional.
Kebijakan
PMI Menanggulangi HIV
dan AIDS di Indonesia
Berpartisipasi aktif dalam penanggulangan HIV & AIDS melalui tiga
pendekatan yakni pencegahan, perawatan & dukungan
terhadap Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA), anti stigma &
diskriminasi terhadap ODHA, serta berupaya melibatkan ODHA
pada tiap tahapan kegiatan.
Berupaya untuk mengembangkan jaringan kerja dengan instansi dan
lembaga terkait yang juga terlibat dalam program penanggulangan HIV &
AIDS, termasuk dengan jaringan ODHA”.
Jenis-Jenis kegiatan penanggulangan HIV sesuai dengan kebijakan PMI adalah:

Pencegahan
1. Pendidikan Sebaya dan Mobilisasi Masyarakat;
2. Pendistribusian KIE untuk kelompok rentan sasaran program;
3. Rujukan untuk Konseling dan Tes Sukarela/ Volunteer Counselling and
Testing (VCT);
4. Keterampilan personal, termasuk penggunaan kondom bagi meraka yang
melakukan aktivitas bersiko penularan HIV dan IMS (Infeksi Menular
Seksual).
Perawatan dan Dukungan
1. Membantu memberikan rujukan untuk mendapatkan pengobatan,
dukungan dan perawatan bagi ODHA khususnya di rumah;
2. Membuat kelompok dukungan dan jejaring dalam masyarakat atau
memperkuat kelompok yang sudah ada;
3. Mengembangkan kelompok dukungan masyarakat dan jejaring
ODHA dan kemitraan dengan organisasi ODHA.
Anti Stigma dan Diskriminasi
terhadap ODHA
1. Memastikan bahwa PMI memiliki
kebijakan HIV lingkungan kerja dan
program HIV untuk semua staf dan
relawan;
2. Mengintegrasikan isu kesetaraan gender
dan kekerasan seksual berbasis gender
dalam program / kegiatan PMI;
3. Pendidikan sebaya, mobilisasi masyarakat
dan KIE berbasis masyarakat.
Rumah AIRA
THANKS!
Do you have any questions?
maulanamalik624@gmail.com
+62 8580-2211-850
PMI Kota Semarang

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai