A. PEMBUANGAN PUPUK 98 %
C. PENCUCIAN PERALATAN/DESINFEKSI
D. PENCUCIAN KANDANG/DESINFEKSI 2%
H. SETTING BROODING
2 HARI
DESINFEKSI TERAKHIR
25 HARI 40 HARI
UMU DENSITY LUAS LEBAR PANJANG POP. FEEDER RATIO NI4PPL RATIO
(HR) (E/M2) (M2) (M) (M) (E.) (SET) E
0 40 576 12 48 23040 356 90 960 24
1 40 576 12 48 23040 356 90 960 24
2 35 655 12 55 23040 391 79 1091 21
3 35 655 12 55 23040 291 79 1091 21
4 35 655 12 55 23040 291 79 1091 21
5 28 823 12 69 23040 291 63 1371 17
6 28 823 12 69 23040 366 63 1371 17
7 28 823 12 69 23040 366 63 1371 17
8 21 1108 12 92 23040 366 47 1846 12
9 21 1108 12 92 23040 492 47 1846 12
10 16 1440 12 120 23040 640 36 2400 10
TABEL PENETUAN TARGET SUHU EFEKTIF BERDASARKAN KELEMBABAN .
PADA SAAT DOC DATANG LAKUKAN PENGUKURAN Rh UNTUK MENENTUKAN TARGET SUHU.
MISAL :
RH ACTUAL SAAT DOC DATANG ADALAH 70%.
MAKA SUHU YANG HARUS DICAPAI BERDASARKAN TABEL DIATAS ADALAH 30 C.
JIKA RH 70%, MAKA SUHU YG HARUS DICAPAI YAITU 29,5 C.
JIKA RH 60%, MAKA SUHU YG HARUS DICAPAI YAITU 30,5
KECEPATAN ANGIN ,TEMPERATUR DAN
KELEMBABAN
Brooder
Sketsa Sebaran Anak Ayam
0-7 20
8-14 25
15-21 30
22-28 35
STANDAR KUALITAS UDARA DALAM KANDANG BROILER .
NO PARAMETER UKURAN STANDARD
1. OKSIGEN > 19,6 %
2. KARBON DIOKSIDA < 0,3%
SAMPLING! chick in
Lakukan sampling 6 jam
setelah chick in
6 jam
50%
10 jam
98%
PT . KMS GROUP.
1. Infectious Bursal Disease (IBD)
Gumboro atau Avian nephrosis atau Avian infectious bursitis
Virus
• (Bawah) Diagram sebaran
polipeptida dan genom virus
dalam partikel.
Infectious Bursal Disease (IBD)
gumboro, avian nephrosis, avian infectious bursitis
bakteri
parasit Koksidiosis (Eimeria sp)
• Colibasilusis yang disebabkan oleh Escherchia coli
• Salmonellosis (Salmonella typurium)
• Stafilokokosis (Staphylococcus aureus)
Bakte
SIFAT SIFAT VIRUS GUMBORO:
1. BISA BERTAHAN HIDUP DENGAN STABIL PADA LINGKUNGAN KANDANG, AIR DAN PAKAN.
2. BERTAHAN 122 HARI PADA KOTORAN AYAM
3. KEJADIAN IBD HANYA PADA AYAM
4. TINGKAT KEJADIANNYA SANGAT TINGGI.
PERTAMA DI LAPORKAN :
DI DELAWARE PADA TAHUN 1962.
SERING MENYERANG AYAM PADA UMUR 3-6 MINGGU DENGAN ONSET KEJADIA 4-7 HARI.
JARANG TERLIHAT TERJADI PADA AYAM DI BAWAH UMUR 2 MINGGU.
MORTALITAS BISA MENCAPAI 8-10%.
GEJALA KLINIS :
5. TREMOR RINGAN
6. WATERY DAN MUCOID DIARE
7. NAPSU MAKAN TURUN
8. AYAM YANGTERSERANG SERING MEMATUK ANUSNYA.
9. AYAM TERSERANG TENDENCY TO SIT.(LEBIH CENDRUNG DIAM TAK BERGERAK)
10. DEPRESI
11. INTERNAL ORGAN BURSA : MEMBESAR 2-3 KALI NORMAL.
12. BURSA BERISI CAIRAN ODEMATOUS/CAIRAN KEMERAHAN
13. BERSIFAT IMMMUNOSUPRESSANT (SIFAT YANG MEMBAHAYAKAN)
TRANSMISI:
9. KONTMINASI AIR, PAKAN, SEPATU KOTOR YG MASIH MENGANDUNG VIRUS IBD.
10. AYAM MENGELUARKAN VIRUS PADA KOTORAN 12 HARI POST INFEKSI.
DIAGNOSA :
1. BERDASARKAN BURSAL LESION DAN PENEGUHAN DIAGNOSA LAB.
2. EMBRIO INOKULASI
VIRUS DIAMBIL DARI BURSA F DAN SPLEEN. INOKULASI KE EMBRIO TERTUNAS.
3. SEROLOGICAL TEST.
AGP ( AGAR GEL PRECIPITATION, SN ( SERUM NEUTRALIZATION TEST).
4. HISTOPATHOLOGY
SECARA HISTHOPATHOLOGY LESI BURSA F ADALAH SPECIFIK.
KONTROL :
1. KONTROL DAPAT DILAKUKAN DENGAN VAKSINASI DOC UNTUK MENCEGAH
INFEKSI IBD.
BURSITIS
2. Newcastle Disease (ND)
Gejala Gangguan pernafasan, pencernaan dan syaraf disertai
mortalitas yang sangat tinggi.
Vir
Newcastle Disease (ND)
. Agent : Paramyxovirus
• Peka terhadap panas, cepat mati pada suhu di atas 50°C
• Tetapi tahan 1 mingggu pada suhu 37°C
• 2 bulan pada suhu 22°C-28°C
• Berbulan-bulan pada karkas beku
• Tahan pada perubahan pH 2 - pH 10
• Peka terhadap sinar ultra violet dan sinar matahari
. Air borne transmission, burung liar, orang,peratan, tidak
menurun vertical.
1. Formalin (1-2%)
2. Phenol (1:20) dan kalium permanganate
(KMnO4) dalam Larutan 1 : 5000
3. Fumigasi
4. Alkohol 70%
5. Kresol 3%.
• Kematian 0-100%
umumnya terjadi karena.... • Memiliki 3 strain
Perubahan lingkungan 1. Velogenik: virulensi tinggi, penyebab
• Kenaikan jumlah populasi yang tidak banyak kematian, sering
kebal
• Perubahan iklim
menimbulkan wabah
• Perubahan musim 2. Mesogenik: virulensi kurang,
• Makanan kurang baik menyebabkan pertumbuhan
• Sanitasi dan tatalaksana yang kurang terhambat
baik. 3. Lentogenik: avirulen
Sifat virus...
GEJALA KLINIS
Kerugian ekonomi
Konversi pakan
Laju pertumbuhan
Mutu karkas Bakt
GEJALA KLINIS
a b c
Horizontal Horizontal
6 m
Pakan,
minuman, debu,
alat kandang, Vertikal
dsb
Morbiditas Tinggi
Mortalitas 30%
Sensitif eritromicin, bacitracin, tylosin, dan oleh
terhadap sinar matahari
Infeksi kombinasi dengan agen lain, seperti Infectious Bursal
Disease (IBD), Newcastle Disease (ND), Infectious Brochitis (IB),
E. coli, dan Haemophilus gallinarum
PENGARUH LINGKUNGAN
1. Outbreaks IBD, ND, IB, ILT, Reaksu Vaksin live. 3. H.I TEST.
2. Poor temperature control during brooding. 4. EXAMINATION OF PIIPED EMBRYO.
3. Dam litter dan Amonia. PARU-PARU BILA DITEMUKAN LESI
4. Poor ventilation PADA PARU-PARU – ADALAH TANDA
5. Intoxications as aflatoxicosi CRD. TIDAK ADA PENYAKIT YG DI
KATAHUI YG MENYABABKAN AIR SAC
DIAGNOSI: LESION PADA IN CHICK EMBRIO.
1. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI LAB. KONTROL :
SPECIMEN : SWAB TRACHEA DAN 1. PEMBERIAN ANTIBIOTIK DI BREEDER.
INOKULASI KE SPCIAL MEDIA, 2. EGG DIPPING
COLONI IDENTIFIKASI HINGGA 3. TREATMEN ANTIBIOTK PADA DOC.
SEROTYPE DENGAN UJI FAT.
2. SERUM PLAT AGLUTINATION TEST
AMBIL DARAH—SEPARATE SERUM
DAN RBC. AMBIL SERUMNYA
KEMUDIAN DICAMPUR KE RBC
--------- AGLUTINASI (POSITIP CRD).
TEST ULANG 10 HARI KEMUDIAN.
BILA TEST KE 2 NEGATIF---FREE
PAT O L O G I
• Radang sekresi hidung yg bersifat katar
dalam rongga hidung, sinus sampai
kantong udara
• Kantong udara keruh dan bereksudat Pericarditis dan Perihepatitis
kasar
• Bila terjadi komplikasi dengan bakteri,
perubahan hebat ditemukan berupa
perikarditis, perihepatitis fibrinosa atau
fibrino purulenta disertai dengan radang
masif kantong udara
• Selain gangguan alat pernafasan telah
dilaporkan terjadi salpingitis Eksudat pada kantung udara
pada ayam umur minggu
Pengobatan.
Tylosin Untuk mencegah
Spiramycin terjadinya radang pada
Oxytetracyclin kantong udara atau
Streptomycin
Spektinomisin sinovitis, sebaiknya diberi
Linkomisin pengobatan suportif
Golongan seperti pemberian
kuinolon
(enrofloksasin
vitamin yang bertujuan
dan norflosasin) untuk mempercepat
proses kesembuhan.
Pengobatan ini hanya akan bermanfaat
pada tahap permulaan penyakit
Ukuran 0,5 x 1.0 – 3,0 mikrometer
Bentuk Basil, motil, menghasilkan spora
Sifat Gram NEGATIF
Ketahanan • Tahan beberapa hari sampai
beberapa minggu di feses
• Tidak tahan kering & desinfektan
biasa
• Tidak tahan asam
• Mati pada suhu 60°C selama 30 menit
Serotipe O l, K l, 02, K1, K l, HS dan 078, K8
Horizontal Horizontal
Vertikal
debu, alat salphingitis, kantong
kandang, dsb kuning telur merupakan titik
pusat infeksi pada ungags.
Faktor
01 Ayam muda lebih rentan.
Pendukung
02 Sanitasi & desinfeksi kurang.
Pewarnaan Giemsa
menghasilkan warna
merah 05 Imunosupresi (gumboro).
• Mungkin tidak ditemukan kelainan post infeksi mati yang
PAT O L O G I berarti (enteric-toxamic dan septicemic).
• Hemoragic ptechial dari submukosa ataupun subserosa,
gastritis maupun enteritis (kejadian hebat).
• Cairan berfibrin dalam persendian dan ruang-ruang
serosa.
• Pnemonia.
• Meningitis.
• Omphalitis (cerebrospinal tampak keruh)
• Enteric Colibacillosis, kelainan yang tampak hanya
berupa gastroenteritis saja.
• Pada unggas kelainan yang dapat ditemukan antara lain
pericarditis berfibrin, peritonitis, kantong hawa yang
menebal dan ditutupi cairan fibrin, salphingitis, opthalmia
• Pada anak ayam ditemukan omphalitis, enteritis serta
synovitis.
Diagnosa banding
Diagn
Peneguhan diagnosa pada kejadian
• Salmonellosis
osa
colibacillosis tidak mudah, mengingat
• Pasteurellosis manifestasi penyakitnya mirip dengan
• Staphylococcosis penyakit sepsis yang lain. Oleh karena itu,
isolasi dan identifikasi agen penyebabnya
mutlak diperlukan
P E N G O B ATA N
1.
• Antibiotik: Perlu dilakukan uji
sensitivitas bakteri, karena antibiotik
yang efektif pada satu kasus belum tentu
dapat efektif pada kasus yang lainnya.
PENCEGAHAN
5. COCCIDIOSIS.
Replikasi pada
Protozoa Eimeria epitel kripta
sp. saluran intestinal
Kerusakan pada
Enteritis
saluran intestinal
dehidrasi, anemia,
dan penurunan
absorbsi nutrisi
pakan
Skema siklus hidup Emeria sp
Cara penularan
• Ayam (menelan) Oocyst infektif dalam pakan
terkontaminasi atau air minum.
• Tidak ada vektor biologis yang membantu penyebaran
penyakit ini, namun terdapat vektor mekanik berupa
lalat yang membantu menyebarkan oocyst dalam feses.
• Fasilitas peternakan yang terkontaminasi dan migrasi
burung liar juga dapat membantu penyebaran penyakit.
• Oocyst bersporulasi yang tertelan akan berkembang biak
di dalam sel epitel saluran pencernaan usus halus dan
menghasilkan oocyst yang belum bersporulasi akan
dikeluarkan ke lingkungan bersama feses.
Faktor predisposisi
• Kelembaban litter/sekam yang melebihi 30 %.
• Periode penggantian litter/sekam.
• Kejadian imunosupressi akibat penyakit Marek,
Gumboro, dan Mycotoxin.
• Ketidak-merataan distribusi anticoccidial sebagai feed
additive di dalam pakan.
• Pergantian pemakaian anticoccidia secara periodik.
• Lingkungan dan tingkat stres hewan akibat terlalu padat
dan minimnya ventilasi.
• Kering kandang.
GEJALA
• Setelah 4 hari infeksi, sekum
akan membesar membentuk
• Anoreksia caecal core dan berisi darah yang
• Depresi telah membeku.
• bulu berdiri • Caecal core kemudian semakin
• kepucatan pada pial dan jengger mengeras dan mengering
• Kekurusan setelah 6 hari infeksi.
• Kematian • Dinding sekum akan mengeras
• Diare berdarah karna akibat terjadi edema dan infiltrasi
pendarahan pada usus. sel-sel radang dan kemudian
• Erosi yang parah pada mukosa diikuti dengan terjadinya nekrotik
usus halus. jaringan.
• Dehidrasi
• Kematian terjadi setelah 4
sampai 6 hari post infeksi. PAT O L O G I
Pencegahan, pengendalian, dan
pemberantasan
• Biosecurity.
• Vaksin dan /atau obat koksi secara teratur.
• Perbaikan manejemen.
• Meningkatkan sanitasi dan kebersihan kandang. Sanitasi
difokuskan pembuangan atau pembersihan peralatan kandang
yang tercemar karena oocyst. Coccidia resisten terhadap
desinfektan. Tempat minum ditinggikan agar unggas tidak
tercemar ekskreta unggas saat defekasi.
• Pembersihan dan kontrol litter/sekam. Litter sebaiknya diganti
atau ditambah secara teratur dengan tujuan mengurangi
konsentrasi feses atau cemaran oocys dalam litter. Litter
diusahakan selalu dalam keadaan kering untuk mencegah oocyst
bersporulasi.
OOCYST
SPOROCYST SCHIZONTS
DAYS 1
DAYS 4
SPOROZOID
MEROZOITES
TROPOZOITES
DAYS 3 OOCYST
TROPOZOITES
KLINIS DAYS 6
PENGOBATAN
1. AMPROLIUM
2. MONENSIN
3. SULFONAMIDE
SULFADIMETHOXINE SULFACHLOROPYRAZINE
PT . KMS GROUP.