MADZHAB-MADZHAB

DALAM HUKUM ISLAM

MATA KULIAH
ISLAM LINTAS DISIPLIN ILMU
PENGERTIAN MADZHAB
 Kata-kata madzhab adalah merupakan shighat (bentuk)
isim makan (kata yang menunjukkan tempat) yang
terambil dari Fi’il Madhi Dzahaba (‫ )ذهب‬yang memiliki
arti pergi.
 madzhab berarti: tempat pergi atau jalan. Adapun kata
lain yang semakna dengan madzhab ini adalah: Maslak
( ‫) مسلك‬, tharîqah ( ‫ ) طريقة‬dan sabîl (‫ )سبيل‬yang
kesemuanya berarti jalan atau cara.
MAZHAB SECARA ISTILAH

Sejumlah fatwa-fatwa dan pendapat-

pendapat seorang alim besar di dalam
urusan agama, baik ibadah maupun
lainnya. Sedangkan menurut Siradjuddin
Abbas madzhab adalah “Fatwa atau
pendapat seorang imam mujtahid”
HUKUM ISLAM PASCA WAFATNYA ROSULULLAH
 PADA MASA SAHABAT TERJADI PENAFISRAN HUKUM DALAM BEBERAPA KASUS.
 PERBEDAAN PENDAPAT DI KALANGAN SAHABAT TERSEBUT TIDAK MENYEBABKAN
TIMBULNYA GOLONGAN-GOLONGAN/MADZHAB-MADZHAB DALAM ISLAM.
 KOKOHNYA PRINSIP MUSYAWARAH DI KALANGAN SAHABAT, MUDAHNYA TERCAPAI
IJMA’.
 TERDAPAT PERTENTANGAN DI MASA USMAN DAN ALI
 MUNCULNYA KHAWARIJ DI MASA ALI
 MUNCULNYA GOLONGAN SYI’AH DAN SUNNI
SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM
 MASA FONDASI, MASA NABI MUHAMMAD (609-632 M).
 MASA PEMBENTUKAN, MASA KHULAFAURRASYIDIN, SEJAK WAFATNYA NABI
MUHAMMAD SAMPAI PERTENGAHAN ABAD KE-7 M (632-661 M).
 MASA PEMBANGUNAN, SEJAK MASA BANI UMAYYAH 661 M SAMPAI
KEMUNDURANNYA PADA PERTENGAHAN ABAD X M.
 MASA PERKEMBANGAN, DARI BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH PASCA
PERTENGAHAN ABAD KE-10.
 MASA KONSOLIDASI, RUNTUHNYA DINASTI ABBASIYAH SEJAK SEKITAR 960 M SAMPAI
PEMBUNUHAN KHALIFAH ABBASIYAH TERAKHIR DI TANGAN ORANG MONGOL PADA
PERTENGAHAN ABAD KE-13 M
 STAGNANSI DAN KEMUNDURAN, SEJAK PENJARAN KOTA BAGHDAD 1258 M SAMPAI
SEKARANG.
PERBEDAAN SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
DALAM MADZHAB
 MAZHAB HANAFI, IMAM HANAFI (703-767 M): AL-QUR’AN, SUNAH, IJMA’
SAHABAT, PENDAPAT SAHABAT PRIBADI, QIYAS (DEDUKSI:ANALOGIS)
ISTIHSAN (PREFERENSI), URF (TRADISI LOKAL).
 MAZHAB MALIKI, IMAM MALIK (717-801 M), MERUMUSKAN SUMBER HUKUM
ISLAM DIURUTKAN SESUAI DENGAN TINGKATANNYA: AL-QUR’AN, SUNAH,
PRAKTEK MASYARAKAT MADINAH, IJMA’ SAHABAT PENDAPAT INDIVIDU
SAHABAT, QIYAS, TRADISI MASYARAKAT MADINAH, ISTILAH
(KEMASLAHATAN), DAN URF (TRADISI).
 MAZHAB SYAFI’I, IMAM SYAFI’I (769-820 M) PERUMUSANNYA DENGAN: AL-
QUR’AN, SUNAH, IJMA’, PENDAPAT INDIVIDUAL SAHABAT, QIYAS, DAN
ISTISHAB.
 MAZHAB HANBALI, IMAM AHMAD (778-855 M) SUMBER HUKUMNYA DENGAN
MERUMUSKAN MELALUI: AL-QUR’AN, SUNAH, IJMA’ SAHABAT, PENDAPAT
INDIVIDU SAHABAT, HADITS DHOIF, DAN QIYAS.
PENTINGNYA BERMADZHAB
 PARA AHLI USHUL BERKATA SEORANG MUJTAHID YANG MEMENUHI
KRITERIA BERIJTIHAD DALAM SUATU MASALAH HUKUM DILARANG UNTUK
BERTAKLID DALAM HUKUM ITU.
 PARA ULAMA BERSELISIH PENDAPAT MENJADI DUA GOLONGAN:
 PERTAMA, SEGOLONGAN ULAMA USHUL BERPENDAPAT BAHWA
BERMADZHAB ITU HARAM. SEMUA UMAT ISLAM HARUS MENGIKUTI
APA YANG ADA DI DALAM AL-QUR`AN DAN AS-SUNNAH. DI ANTARA
ULAMA YANG BERPENDAPAT DEMIKIAN ADALAH SYEIKH KHAJANDI,
SYEIKH NASHIRUDIN ALBANI, IBNU HAZM DARI GOLONGAN SYI’AH.
 KEDUA, JUMHUR ULAMA USHUL BERPENDAPAT BAHWA BERMADZHAB
BAGI ORANG AWAM ITU BOLEH HUKUMNYA, BAHKAN BAGI ORANG
AWAM MURNI BERMADZHAB ITU WAJIB.