Anda di halaman 1dari 39

LISTRIK DINAMIS

Saat ini, banyak sisi kehidupan kita yang bergantung pada listrik.
Untuk penerangan, kita memerlukan lampu yang ditenagai oleh
listrik. Untuk menyimpan makanan, kita memiliki kulkas yang
tersambung dengan listrik agar dapat menjaga makanan tetap
dingin. Bahkan ketika kita menghibur diri dengan mengakses
internet dihandphone atau laptop, kedua perangkat tersebut harus
diisi daya dulu dengan listrik. Sekarang, di kehidupan sehari–hari
tidak mungkin tidak menggunakan listrik, betul tidak?

Nah, listrik yang kita gunakan sehari–hari namanya adalah listrik


dinamis. Listrik yang umumnya kita manfaatkan dalam kehidupan
adalah listrik dinamis. Ditinjau dari gerak muatannya, listrik
dinamis adalah listrik dengan muatan bergerak. Muatan bergerak
menyebabkan munculnya arus listrik.Arus listrikadalah aliran
muatan listrik yang terjadi karena adanya perbedaan potensial
dalam medan listrik. Beda potensial dapat dihasilkan oleh sumber
tegangan yang mengakibatkan arus listrik mengalir dalam
rangkaian.
ARUS LISTRIK

Arus listrik didefinisikan sebagai aliran muatan listrik melalui


sebuah konduktor. Arus ini bergerak dari potensial tinggi ke
potensial rendah, dari kutub positif ke kutub negatif, dari anoda
ke katoda. Arah arus listrik ini berlawanan arah dengan arus
elektron. Muatan listrik dapat berpindah apabila terjadi beda
potensial. Beda potensial dihasilkan oleh sumber listrik, misalnya
baterai atau akumulator.
Jika muatan (Q) mengalir pada suatu penampang konduktor
dalam selang waktu t, besar kuat arus listrik (I)yang mengalir
dalam konduktor tersebut adalah

Dengan : Q = muatan listrik (coulomb (C))


t = Waktu (s)
I = Kuat arus listrik (C/s atau Ampere (A))
HUKUM OHM DAN HAMBATAN LISTRIK
Pada tahun 1827 George Simon Ohm melalui sebuah percobaan
menemukan hubungan antara arus listrik ( I ) yang mengalir melalui
suatu rangkaian dengan tegangan yang dipasang dalam rangkaian
(V). Secara matematis Ohm menyatakan hubungan antara V dan I :

atau
Hukum OHM

Dengan :
V = Tegangan (volt)
I = Arus listrik (Ampere)
R = hambatan listrik ( ohm, Ω)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HAMBATAN LISTRIK
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya hambatan listrik pada
sebuah kawat penghantar adalah :
1.Jenis kawatnya (Hambatan jenisnya (ρ))
2.Panjang kawat (l)
3.Luas penampang kawat (A)
4.Suhu (T)
Hambatan suatu penghantar bergantung pada luas penampang
kawat (A) dan panjang kawat (l), dan hambatan jenisnya. Jika
diasumsikan suhu tetap, dalam bentuk persamaan :
Dengan :
R = Hambatan kawat ( ohm)
ρ = hambatan jenis kawat (Ω m)
l = Panjang kawat (m)
A = Luas penampang kawat (m2)

Hambatan jenis bahan merupakan karakteristik suatu bahan


Hambatan jenis kawat konduktor akan berubah jika terjadi
perubahan suhu sesuai persamaan

Dengan :
ρT = Hambatan jenis pada suhu T (Ωm)
ρo = Hambatan jenis pada suhu To (Ωm)
 = koefisien suhu hambatan jenis (/oC)
ΔT = Perubahan suhu (oC)
Δρ = Perubahan hambatan jenis (Ωm)

Jadi hambatan jenis kawat bergantung pada jenis kawat dan


suhu kawat.
Karena hambatan jenis kawat mengalami perubahan saat suhunya
berubah, maka hambatan listriknya pun akan mengalami
perubahan saat suhunya berubah, karena hambatan listrik (R)
berbanding lurus dengan hanbatan jenis (ρ), maka berlaku :

Dimana :
Rt = Hambatan pada suhu T (Ω)
R0 = Hambatan pada suhu mula-mula (Ω)
ΔR= Perubahan hambatan Listrik (Ω)
HUKUM I KIRCHHOFF
Hukum I kirchoff menyatakan bahwa : “ Jumlah arus listrik yang
memasuki suatu titik simpul (percabangan)sama dengan jumlah
arus listrik yang keluar dari titik simpul (percabangan) tersebut.

Imasuk = Imasuk
Dengan:
I = arus listrik (Ampere (A))
I1

I2
I = I1 + I1
CONTOH SOAL
1. Dalam seutas kawat penghantar mengalir arus 20 Ampere selama 2
sekon. berapakah muatan listrik yang mengalir dalam kawat
tersebut.
2. Sebuah peralatan listrik yang dipakai pada tegangan 220 volt
memiliki hambatan 22 ohm. Berapakah kuat arus yang dipakai
peralatan tersebut.
3. Sebuah kawat panjang 10 meter dengan diameter 2 mm dan
hambatan jenisnya 3,14 x 10-6ohmmeter. Tentukan hambatan kawat
tersebut!
4. Sebuah termometer hambatan platina mempuyai hambatan 40 ohm
pada suhu 20oC. Ketika termometer tersebut dicelupkan kedalam
bejana yang berisi logam aluminium yang sedang melebur,
hambatannya menjadi 126 ohm. Tentukan suhu akhir platina (=
3,92 x 10-3/0C) DIK :
5. I1
P I3 I1 = 5 A
I2 = 4 A
I2
I4 I3 = 2 A
6. Sebuah kawat mempunyai panjang 180 m dan diameter
1,5mm. jika hambatan jenisnya 6,28 x 10-8 Ωm, tentukan :
a. Hambatan kawat
b. Hambatan kawat, jika dari bahan yang sama, berat yang
sama, tetapi diameternya lebih besar 4 kali.

7. Sebuah logam mempunyai hambatan jenis 9 x 10-8Ωm dan


volume 5 cm3 digunakan untuk membuat resistor 16 Ω,
hitunglah panjang dan luas penampang logam yang
diperlukan.
RANGKAIAN SERI DAN RANGKAIAN PARALEL RESISTOR
 Susunan Seri Resistor
R1 R2
a b c a RS c

V1 =I R1 V2 =I R2
I I I
I
+ -

(b)
(a)
Susunan Seri : komponen-komponen listrik tersebut dihubungkan secara
berderet sehingga kuat arus yang mengalir melalui tiap-tiap resistor sama
besar, meskipun hambatan dari kedua resistor tidak sama
Dari rangkaian di atas (a) tegangan pada ujung R 1 dan R2 adalah

Jadi, tegangan antara a dan c :

. . . . . . . . . (1)
Jika hambatan seri (R1 dan R2) ini diganti dengan hambatan
pengganti seri (Rs), maka
. . . . . . . . . (2)

Subtitusikan Persamaan 2 ke persamaan 1


 Susunan Paralel Resistor
R1 RP
a b
I1
R2
a
I2
b I I
I V I V
+ -
(a) (b)
Susunan paralel adalah komponen-komponen listrik yang
dihubungkan sejajar, sehingga tegangan pada tiap-tiap
komponen sama besar. Meskipun besar hambatan
masing-masing komponen tidak sama
Jumlah arus yang masuk pada titik percabangan a adalah :
I = I 1 + I2
Sehingga tegangan pada tiap-tiap komponen :

. . . . . . (1)
Apabila susunan paralel kedua hambatan pada gambar (a) diganti
dengan hambatan pengganti paralel (RP)seperti pada gbr (b),
maka :
. . . . . . . . . (2)

Subtitusikan Persamaan (2) ke dalam persamaan (1)

Untuk n buah resistor


SOAL

1. Tentukan besarnya :
I1 R1 = 2Ω
a. Hambatan pengganti (RAB)
12A R2 = 3Ω b. VAB
A I2 B c. I1, I2, dan I3
R3 = 6Ω
I3

2. Lima buah resistor yang hambatannya seperti pada gambar


dibawah ini di susun seri dan paralel. Tentukan hambatan pengganti
antara P dan Q .
R

½R ½R R
P Q
R
3. Perhatikan rangkaian dibawah ini, Tentukan beda potensial
pada hambatan 4Ω

16 Ω 1Ω
I
12,5 V 8Ω 3Ω

5Ω 4Ω
GAYA GERAK LISTRIK (GGL) dan TEGANGAN JEPIT
ε;r s

A B Pada gambar disamping sakelar (s) terbuka


atau rangkaian terbuka sehingga tidak ada
arus listrik yang mengalir dari sumber
R
tegangan (I = 0)
Keterangan gambar : Tegangan antara titik A dan B (VAB) pada
R = Hambatan luar saat I = 0 disebut dengan Gaya gerak
r = Hambatan dalam sumber listrik (GGL)
tegangan
ε = Sumber tegangan atau gaya
gerak listrik
s = Sakelar
Jadi GGL adalah tegangan dari sutu sumber tegangan
sebelum mengalirkan arus
ε;r Pada Rangkaian tertutup seperti pada gambar,
s
A B arus listrik akan mengalir dari sumber tegangan
(I ≠ 0). Tegangan antara titik A dan B (VAB) pada
R saat I ≠ 0 disebut tegangan jepit (Vj ).

Setiap sumber tegangan mempunyai


hambatan dalam ( r ), sehingga ketika
sumber tegangan mengeluarkan arus,
tegangannya akan menurun, besarnya
penurunan tegangan (ΔV) adalah :
Susunan Seri Sumber Tegangan
ε1 ; r1 ε2 ; r2 εs ; rs
ε3 ; r3

I
I
R R

Sumbar tegangan pengganti seri: Jika terdapat n buah GGL


εs = ε1 + ε2 + ε3 + . . . εn yang masing-masing
besarnya sama yaitu ε dan
Dan hambatan dalam pengganti seri:
hambatan dalamnya = r,
rs = r1 + r2 + r3 + . . . rn yang disusun seri, maka :
Dengan demikian kuat arus yang
mengalir kebeban (resistor) :
Susunan Paralel Sumber Tegangan
ε1 ; r1
I1
ε2 ; r2 εP ; rP
I I
I2 ε ; r
3 3

I3
R
R

Jika beberapa sumber tegangan dihubungkan secara paralel,


maka gaya gerak listrik dari rangkaian tersebut adalah :

Sedangkan hambatan dalam pengganti sumbertegangan yang


disusun paralel :

rP = hambatan dalam pengganti


pada rangkaian paralel (Ω)
Jika terdapat n buah sumber tegangan sejenis dengan GGL yang
masing-masing besarnya = ε dan hambatan dalamnya = r yang disusun
paralel, maka:

Sumber tegangan pengganti akan memiliki GGL paralel sebesar :

Dan hambatan dalam pengganti paralel sebesar :

Jadi kuat arus yangmengalir melalui hambatan luar (resistor) :


SOAL
1. Tiga buah baterai yang disusun seri kemudian dihubungkan
dengan sebuah lampu pijar yang hambatnnya 1Ω. Jika masing-
masing baterai memiliki GGL 1,5 Volt dan hambatan dalam 0,5 Ω,
tentukan kuat arus yang mengalir melalui lampu.

2. Beberapa baterai disusun paralel dan dihubungkan dengan


sebuah lampu dengan hambatan 1,2 Ω. Tiap-tiap baterai
mempunyai GGL 1,5 V dan hambatan dalam 0,2 Ω. Apabila kuat
arus yang mengalir melalui lampu sebesar 1,2 A. berapakah
banyaknya baterai yang disusun paralel tersebut.

3. Tiga bauh hambatan 4 Ω, 8 Ω dan 16 Ω disusun paralel kemudian


dipasang pada sumber tegangan ternyata kuat arus yang keluar
dari elemen 1,8 A. Akan tetapi jika disusun seri dan dipasang pada
elemen yang sama ternyata arus yang keluar 0,32 A. tentukan
besarnya GGL dan hambatan dalam sumber tegangan tersebut.
Hukum II Kirchhoff
Hukum II Kirchhoff berkaitan dengan tegangan dan GGL pada
rangkaian listrik tertutup.

“ Didalam suatu rangkaian tertutup jumlah aljabar


gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (I R)
adalah sama dengan nol”

Secara matematis :

Persamaan di atas digunakan untuk memecahkan masalah pada


rangakaian tertutup, dimana suatu rangkaian dapat tersusun dari
satu atau lebih rangkaian tertutup (loop)
Penggunaan hukum II Kirchoff pada rangkaian tertutup (loop)
tersebut terdapat beberapa aturan yang perlu diperhatikan :

a.Pilih loop untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah


tertentu ( arah loop bebas , tetapi jika memungkinkan usahakan
searah dengan arus)

b.Jika arah loop searah dengan arus listrik maka penurunan


tegangan (IR) adalah bertanda positif (+)dan bertanda negatif (-) jika
berlawanan dengan arah loop yang ditentukan.

c.Jika saat mengikuti arah lintasan loop, kutub positif dijumpai lebih
dahulu daripada kutub negatifnya, GGL (ε) bertanda positif(+).
Sebaliknya jika kutub negatif dijumpai lebih dahulu , GGL (ε)
bernilai negatif (-)
Rangkaian Dengan Satu Loop
ε2 ; r2
b c Dalam rangkaian dengan satu loop, kuat arus
yang mengalir adalah sama, yaitu sebesar I.
R4 Arah R3
loop Jadi pada rangkaian di atas dibuat loop a-b-c- d–a,
I maka sesuai hukum II Kirchoff :
a d
ε1 ; r1
Rangkaian Dengan Dua Loop
Pada rangkaian dua loop yang perlu diperhatikan adalah kuat arus pada
setiap percabangannya. Adapun langkah- langkahnya dapat dilakukan
sebagai berikut:
1. Tentukan kuat arus ( simbol dan arahnya) pada setiap percabangan
yang dianggap perlu.
2. Tentukan arah loop masing-masing
3. Tentukan persamaan kuat arus untuk tiap titik percabangan dengan
menggunakan hukum I kirchoff.
4. Tuliskan persamaan setiap loop dengan menggunakan hukum II
Kirchoff.
ε1 ; r1 ε2 ; r2
a I b I2 c
Kuat Arus pada bade = I
R1 R2 2 R3
1 pada efcb = I2
I I1 I2
d f pada eb = I1
e
ε1 ; r1 ε2 ; r2
I b I2 Bila kita tinjau titik b
a c
I b I2
R1 R2 2 R3
1
I1 I2 I1
I
d e f

Hukum I Kirchoff :
I1 + I2 = I

Hukum II Kirchoff :
Loop 1 Loop 2
CONTOH SOAL
1. Tiga buah baterai dihubungkan seperti gambar, hambatan dalam tiap
baterai 1Ω. Tentukan kuat arus I dan beda potensial antara C dan D.
ε1 = 12 V ε2 = 4 V
A B

C D
R = 5Ω ε3 = 6 V
2. Perhatika gambar dibawah ini tentukan kuat arus yang melalui R 2

ε1 R1
Dik ε1 = 16 V, ε2 = 8 V, ε3 = 10 V
R1 = 12Ω dan R2 = R3 = 6Ω
R2 ε2

ε3 R3
3. Perhatikan gambar dibawah ini dan tentukan kuat arus yang
mengalir pada tiap cabang
2Ω 5Ω

6 V, 1 Ω 3Ω 6 V, 1 Ω
ENERGI DAN DAYA LISTRIK
 Energi Listrik
I A Energi listrik merupakan besar usaha untuk
memindahkan muatan Q selama waktu t
V R akibat beda potensial V. sehingga besar
energi listrik dapat dinyatakan :
B dimana
maka

dan

dimana
 Daya Listrik
Daya listrik adalah besarnya energi listrik yang digunakan
oleh suatu peralatan listrik tiap satuan waktu.

dimana

dengan
P = daya listrik (watt) atau J/s
I = kuat arus listrik (ampere)
V = tegangan listrik (volt)
t = waktu (sekon)
W = energi listrik (joule)
Apabila hambatan peralatan konstan, maka daya sebanding
dengan kuadrat tegangan

dimana
P2 = daya sesungguhnya (watt)
P1 = daya yang tercantum pada alat listrik (watt)
V2 = tegangan sesungguhnya (volt)
V1 = tegangan yang tercantum pada alat listrik (volt)
 Hubungan satuan energi dan daya
Dalam SI daya listrik dinyatakan dalam watt sedangkan energi listrik
dinyatakan dalam joule, sehingga dari hubungan daya dan energi

atau

1 watt = 1 J/s atau 1 Joule = 1 Watt sekon

Dalam kehidupan sehari-hari energi listrik dinyatakan dalam satuan


kWh (kilowatt jam), dimana
1 kWh = (1000 W ) (1 jam)
1 kWh = 3,6 x 106 W s
Karena 1 W s = 1 Joule, maka
1kWh = 3,6 x 106 joule
 Kesetaraan Kalor Dengan Energi Listrik
Pada pemanas listrik terjadi proses perubahan energi listrik
menjadi kalor, dalam hal ini kesetaraan energi listrik dengan kalor
dapat dinyatakan dengan persamaan :

Dengan :
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg0C)
ΔT = Perubahan suhu zat (oC)
Q = Kalor (joule)
Soal-soal
1. Suatu elemen pemanas listrik mempunyai hambatan 20 Ω dan
dialiri arus 2 Ampere selama 1 menit. Berapakah besar energi
listrik yang digunakan .

2. Pada sebuah lampu tertulis 25 W, 220 V, maka berapakah


hambatan dalam lampu tersebut

3. Lampu pijar dari 100 W, 220 V, dipasang pada tegangan 110 V


selama satu jam, maka berapakah energi yang terpakai?

4. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan


tegangan 110 V. jia untuk penerangan keleurga itu
menggunakan lampu 100 W, 220 V, maka berapakah jumlah
lampu maksimum yang dapat dipasang !
 Alat ukur
listrik
Terdapat beberapa macam alat ukur listrik, diantaranya :

a. Amperemeter
• amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
kuat arus listrik yang melalui suatu rangkaian listrik
• Amperemeter harus dipasang secara seri dengan komponen listrik
yang akan diukur kuat arusnya
• Sebuah amperemeter mempunyai batas ukur tertentu, untuk
memperbesar batas ukurnya, pada amperemeter harus
ditambahkan suatu hambatan yang dipasang paralel dengan
amperemeter. Hambatan tersebut dinamakan hambatan shunt (Rsh)
Rsh
IA = batas ukur amperemeter
Is I = arus yang akan diukur
A
rA Is = I – IA = arus pada hambatan shunt
I IA
Is = nIA – IA = IA (n - 1)

Hambatan shunt (Rsh) dipasang paralel dengan hambatan dalam


amperemeter (rA), maka berlaku :

Dimana :
Rsh : hambatan shunt
rA : hambatan dalam
amperemeter
n : kelipatan batas ukur
amperemeter yang
dikehendaki
b. Voltmeter
• Voltmeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tegangan listrik pada suatu rangkaian listrik
• Voltmeter harus dipasang paralel dengan bagian rangkaian atau
komponen listrik yang akan diukur tegangannya
• Agar batas ukur voltmeter dapat diperbesar, maka pada voltmeter
harus dipasang hambatan depan yang disusun seri dengan
voltmeter.
V : batas ukur voltmeter
Rd
Vab : tegangan yang akan diukur
V
I rV
Vab = n V
Dimana :
Rd : hambatan depan Vd = Vab - V
rv : hambatan dalam voltmeter Vd = nV – V
n : kelipatan batas ukur voltmeter Vd = V (n – 1)
yang dikehendaki I Rd = I rv (n – 1)
SOAL

1. Batas pengukuran maksimum pada sebuah amperemeter


sebesar 500 mA yang mempunyai hambatan dalam 30 ohm.
Berapakah hambatan shunt yang harus dipasang untuk
mengukur arus pada rangkaian sebesar 3 Ampere.

2. Sebuah voltmeter yang hambatnnya 60 ohm akan mengalami


simpangan maksimum jika dilalui arus 0,02 A. Agar dapat
digunakan untuk mengukur tegangan hingga 120 volt,
berapakah hambatan depan yang harus dipasang .

Anda mungkin juga menyukai