Anda di halaman 1dari 28

Pertemuan 2

Keterkaitan perubahan usia dengan


faktor risiko penyakit
Dr. Erry Yudhya Mulyani, SGz, MSc
dan Tim
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
Faktor risiko penyakit

• Parameter terukur tertentu dan karakteristik


gaya hidup sebagian memprediksi dan
kemungkinan individu menderita atau
meninggal karena penyakit tertentu atau mati
sebelum waktunya
Faktor risiko penyakit lansia
• Overweight and underweight
• Reduce glucose tolerance
• Inactivity
• High plasma/serum cholesterol
• Alcohol consumption
• Cigarette Smoking
• Beberapa parameter yang diukur dan gaya hidup (lifestyle) dapat dijadikan
acuan untuk memprediksi seseorang kemungkinan akan menderita suatu
penyakit.
1. Peningkatan konsentrasi kolesterol serum akan
meningkatkan resiko orang tersebut mengalami
penyakit jantung dan pembuluh darah.
2. Tekanan darah tinggi berkaitan dengan penyakit
gagal ginjal, penyakit jantung, dan stroke.
3. Overweight berkaitan dengan perkembangan
maturaty onset, atau non-insulin-dependent diabetes
melitus (NIDDM)
Perbedaan antara hubungan dan
sebab (penyebab)
• Hubungan antara faktor resiko/lifestyle dan penyakit
bukanlah sesuatu yang penting artinya, ketiganya
memiliki hubungan sebab akibat yg saling berkaitan.
• Secara statistik dapat dikatakan marker resiko dan
penyakit mungkin dapat dijadikan alasan karena
lifestyle dan faktor resiko dan penyakit saling berkaitan
ketiganya, hal ini dikenal dengan confounding variabel
(variabel pembauran).
• Contoh: jika dipikirkan lebih jauh, alkohol mungkin
tidak secara langsung menjadi penyebab kanker
lambung, namun uji statistik memperlihatkan
terdapat hubungan atau kaitan antara konsumsi
alkohol dengan kanker lambung terutama terjadi
pada peminum dan perokok berat.
Contoh lainnya:
• alkohol mungkin secara tidak langsung menjadi
penyebab kanker lambung, akan tetapi secara statistik
memberikan alasan kuat bahwa bagi peminum berat
dan perokok berat beresiko mengalami kanker
lambung.
• Penelitian lain: hubungan timbal balik antara kelompok
masyarakat yang mengkonsumsi makanan tinggi serat
dan lemak dengan penyakit bowel cancer.
• Para ahli epidemologis selalu berusaha untuk mencoba
mengidentifikasi efek confounding variable yang
menunjukan hubungan antara a risk marker dan
penyakit.
• Diketahui statistik kurang akurat kebenarannya untuk
mengetahui keberadaan comfounding Variable (Leon,
1990)
Umur adalah Confounding Variable
(Age as a confounding variable)
Penurunan faktor resiko
• Faktor resiko adalah fakta yang dapat mengarah
kepada perkembangan suatu penyakit atau
beberapa penyakit.
• Menurunkan faktor resiko dapat dilakukan dengan
meningkatkan pendidikan (pengetahuan) gizi.
pendekatan yang essensial dapat dilakukan untuk
tujuan tersebut yaitu:
1. Pendekatan Populasi: memberikan penyuluhan
dalam bentuk nasehat terhadap seluruh masyarakat,
jika kegiatan ini sukses maka akan dapat menurunkan
faktor resiko yang mengarah kepada penyakit tertentu.
2. Pendekatan individu: mengidentifikasi faktor resiko
yang paling besar dari semua faktor resiko kemudian
dilakukan intervensi terhadap target, khususnya
kepada individu dengan resiko paling tinggi.
“suatu program diharapkan untuk menurunkan serum
kolesterol untuk menurunkan tingkat kesakitan dan kematian
dari penyakit jantung dan pembuluh darah”:
1. Pendekatan populasi: Pesan secara langsung diberikan kepada
populasi lansia, jika hal ini berlangsung sukses maka diharapakan
strategi penurunan kolesterol rata-rata dalam serum pada populasi
lansia tersebut dapat diturunkan.
2. Mencari individu: yang memiliki konsentrasi kolesterol serum yang
tinggi dengan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah yang
tinggi. Kemudian ditetapkan sebagai target khusus untuk diberikan
intervensi untuk menurunkan kolesterol serumnya.
• Dari dua pendekatan yg sering digunakan tersebut
diketahui pendekatan populasi lebih baik digunakan
dan terbukti sukses dalam mencegah berbagai
penyakit yang menyertai faktor resiko tersebut.
Beberapa Faktor resiko Spesifik
• Berat badan lebih dan berat badan kurang (overweight and underweigt).
• Sejumlah penyakit dan masalah yang berkaitan dengan faktor resiko diatas adalah:
1. Penyakit cardiovaskular
2. Maturity onset diabetes
3. Hipertensi
4. Hernia
5. Increase surgical risk
6. higher accident rate
7. Gall bllader disease
8. Gout
9. Arthritis
10. Penurunan mobilitas
Klasifikasi
• Pengukuran BMI (Body Mass Index) secara
antropometri dijadikan acuan untuk
mengklasifikasikan berat badan yaitu:
Rentang BMI Klasifikasi
<<< 20 kg/m2 Underweight
20 – 25 kg/m2 Ideal range
25 – 30 kg/m2 Overweight
>>>30 kg/m2 Obese
Tabel 4.1. Perbandingan rata-rata dan distribusi persentase dari BMI s dari beberapa
kelompok umur pada masyarakat inggris dewasa. Sumber data: white et al. (19930

Age BMI (kg/m2


mean <20 20-25 25-30 30+
Male
All 16+ years 25,6 6 42 40 13
25-34 years 24,9 5 52 35 8
55-64 years 26,9 4 29 48 19
65-74 years 26,4 3 37 45 14
75+ years 25,7 8 38 47 7
Female
All 16+ years 25,4 9 47 29 16
25-34 years 24,2 14 54 19 12
55-64 years 27,3 4 37 34 25
65-74 years 26,3 6 34 41 19
75+ years 25,9 7 41 36 16
Overweight and underweight.
• Tabel tersebut memperlihatkan jumlah lansia yang overweight dan
obese di Inggris sangat tinggi, 60% pada laki-laki dan wanita umur
65-74 tahun termasuk overweigt dan obese. Namun hal tersebut
menurun ketika usianya di atas 75 tahun.
• Salah satu yang menyebabkan overweight dan obese adalah
makanan padat energi, karena itu dengan mengurangi konsumsi
makanan padat energi akan dapat menurunkan resiko overweight
dan obese (Nance, 1983).
• Makanan padat energi dapat dikurangi dengan cara
mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak, karbohidrat
dan kaya serat.
Lanjutan
• Peningkatan aktivitas diusia muda dan pemeliharaan
aktivitas fisik ketika lansia akan berkontribusi terhadap
pencegahan overweight dan obese dan memberikan
keuntungan bagi kesehatan.
• A bulkier diet adalah makanan dengan kandungan kalori
yang rendah dan dapat digunakan untuk mengontrol berat
badan. Dengan mengkonsumsi makanan dengan kepadatan
energi rendah akan mengurangi produksi lemak dalam
tubuh . Makanan dengan kategori tersebut adalah starchy
dan makanan kaya serat.
• Lehmann (1991) mengatakan” Lansia dengan berat badan
sedang tidak memiliki keterkaitan dengan meningkatnya
angka kematian, namun pada lansia dengan berat badan
rendah berkaitan dengan:
1. Meningkatnya angka kematian; hasil pengukuran
thd lansia yg hidup dirumah atau yg mengaku
pernah dirawat dirumah sakit.
2. Meningkatnya resiko patah tulang pinggul
3. Meningkatnya resiko kena infeksi
4. Meningkatnya resiko defisiensi gizi spesifik
Penurunan Toleransi Glukosa
• Non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM) adalah
penyakit yang sering dinamakan “Diseases of indutrialisation”
atau penyakit negara industri, suatu penyakit yang
prevalensinya ditemukan pada kota yang kaya dimana bahan
makanannya melimpah, dengan aktivitas fisik yang rendah,
sehingga banyak mengalami overweight dan obese.
• Bagi mereka yang memiliki riwayat keturunan (faktor genetik)
penyakit ini, resikonya menjadi lebih tinggi, karena selain
faktor genetik yang diwarisinya juga dipercepat oleh faktor
lingkungan.
Kurangnya aktivitas (inactivity)
• Allied Dunbar National Fitness Survey (1992) dan
the Health Survey for England 1991 menemukan
fakta adanya hubungan penurunan aktivitas bagi
masyarakat Inggris dengan pertambahan usia
(White, et al. 1993).
• Banyak studi telah membuktikan aktivitas fisik dan
fitness berkaitan panjang usia dan memberikan
keuntungan bagi kesehatan.
Lanjutan
• Aktivitas fisik dapat bermanfaat untuk:
1. aktivitas fisik berkaitan dengan menurunnya resiko
patah tulang akibat osteoforosis pada usia lanjut
(Wickham et al, 1989)
2. Menurunkan angka kematian, hasil penelitian
terhadap 17.000 sampel laki-laki usia 35-74 terbukti
aktivitas fisik dapat memberikan hidup hingga umur
80 tahun (Paffenbarger et al, 1986).
Inactivity
Tabel 4.3. distribusi tingkat aktivitas Lansia di
Activity inggris
Jenis Kel. umur
level kelamin
16-34 35-44 45-64 65-74 75+
4 and 5 Laki 37 24 9 2 -
wanita 22 11 8 1 -

3 Laki 23 29 38 31 13
wanita 28 34 42 21 10
1 and 2 Laki 31 33 33 36 27
Wanita 39 48 34 35 26
0 Laki 8 15 20 31 60

Wanita 10 8 16 43 65
Tekanan darah tinggi
• Tingginya
populasi lansia
yang
mengonsumsi
garam dapat
berkontribusi
terhadap
tekanan darah.
• Olehkarenanya
anjuran
konsumsi
garam perhari
adalah 6g
(NRC 1989,
NACNE 1983).
Tingginya plasma/serum kolesterol

Tingginya konsentrasi plasma


kolesterol meningkatnya
risiko CHD (coronary heart
disease)
Hal ini tergantung dari etnis
British Asian memiliki rata-
rata CHD lebih tinggi dari
populasi lain yang rendah
terekspos makanan rendah
lemak jenuh dan kolesterol
(makanan tradisional)

Anda mungkin juga menyukai