Anda di halaman 1dari 77

Laporan Keuangan

dalam
Perusahaan Manufaktur
Wahyudi, S.Pd
SMK Kelas XII Akuntansi Keuangan dan Lembaga
Tahun 2023
Laporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur
Laporan Keuangan
Merupakan alat untuk mengukur seberapa
optimal strategi perusahaan dalam
mendapatkan Laba atau Rugi yang telah
dilakukan dalam satu periode dan menentukan
strategi untuk di masa depan perusahaan
Laporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur
1. Biaya Overhead Pabrik PerDepartemen Penyusunan Anggaran BOP Per Departemen dan Alokasi BOP
Departemen Pembantu ke Departemen Produksi

2. BOP Sesungguhnya dengan Metode Harga Pokok Perhitungan BOP dengan Metode Harga Pokok Pesanan dan Mencatat
Pesanan Selisih BOP

3. Perhitungan Harga Pokok Produk Satu Perhitungan Unit Ekuivalen Produk yang dihasilkan, Perhitungan
Departemen Produksi dengan Metode Harga harga pokok tiap unit produk yang dihasilkan, dan Pencatatan Biaya
Pokok Proses Tanpa Persediaan dalam Proses Produksi

4. Perhitungan Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Rata-Rata dan First In First Out (FIFO)
Persediaan Barang dalam Proses Pada Awal
Periode

5. Penyusunan Laporan Harga Pokok Pesanan dan Metode Harga Pokok Pesanan dan Metode Harga Pokok Proses
Harga Pokok Produksi

6. Laporan Laba Rugi dan Neraca Laporan Laba Rugi dan Neraca
1. BOP Per
Departemen
1. Penyusunan Anggaran BOP Per Departemen • Penaksiran BOP Langsung departemen atas dasar kapasitas tahun
anggaran (Gaji Mandor Departeemen Produksi, Biaya Depresiasi
Mesin, dll

• Penaksiran BOP Tidak Langsung (Biaya Depresiasi Gedung,


reparasi dan Pemeliharaan gedung, gaji pengawas departemen,
biaya bahan angkut bahan baku, dan Pajak Bumi Bangungan

• Distribusi BOP Tidak Langsung ke departemen yang menerima


manfaatnya

• Menjumlah BOP Per Departemen untuk mendapatkan anggaran


BOP Per Departemen

2. Alokasi BOP Departemen Pembantu ke Departemen • Metode Alokasi Langsung


Produksi
• Metode Alokasi Bertahap
2. BOP Sesungguhnya dengan

Metode Harga Pokok


1. Perhitungan BOP dengan Metode Harga Pokok Pesanan • Penetapan Tarif BOP (Biaya Bahan Baku, Biaya
Tenaga Kerja Langsung, dan Jam Kerja
Langsung

Pesanan • Pencatatan BOP (Mencatat BOP Sesungguhnya


dan Mencatan BOP yang dibebankan)

2. Mencatat Selisih BOP • Selisih BOP dapat dibebankan kepada akun harga
pokok penjualan atau ikhtisar laba rugi
2.1.a. Penetapan Tarif Biaya BOP
Biaya Bahan Baku (BBB)
Contoh Soal:

Dalam tiga Periode Produksi Normal Rata-rata Rp 30.000.000, Sementara rata-rata pemakaian BOP
yang sesungguhnya pada periode saat ini Rp 40.000.000, Dari data Tersebut BOP yang dibebankan
Produk:
X 100% = 75%
Rp 30.000.000
Rp 40.000.000

Apabila dalam Pelaksanaan Produksi harga pokok bahan baku yang digunakan suatu produk pesanan
sebsar Rp 20.000.000, 75%
maka BOP
x Rp yang dibebankan
20.000.000 kepada produk tersebut adalah:
= Rp 15.000.000
2.1.b. Penetapan Tarif Biaya BOP
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
Contoh Soal:

Dalam Kegiatan Produksi normal rata-rata pemakaian BTKL untuk satu periode sebesar Rp
60.000.000, sementara untuk bBOP Sesungguhnya pada periode-periode saat ini menunjukan rata-rata
Rp 30.000.000, Maka BOP yang dibebankan terhadap Produk:

Rp 30.000.000
X 100% = 50%
Rp 60.000.000

Apabila dalam Produksi BTKL untuk menyelesaikan produk Nomer 001 berjumlah Rp 20.000.000,
Maka BOP yang dibebankan ke Produk Pesanan:
50% x Rp 20.000.000 = Rp 10.000.000
2.1.c. Penetapan Tarif Biaya BOP
Jam Kerja Langsung (JKL)
Contoh Soal:

Dalam Kegiatan Produksi normal rata-rata JKL digunakan 20.000 Jam, Sementara rata-rata BOP yang
sesungguhnya pada periode saat ini Rp 15.000.000. Maka BOP yang dibebankan terhadap produk:

Rp 15.000.000
Tarif BOP Per JKL= = Rp 750
20.000

Apabila dalam Produksi BTKL untuk menyelesaikan produk Nomer 001 digunakan tenaga kerja
langsung 10.000 Jam, Maka BOP yang dibebankan ke Produk Pesanan:
10.000 x Rp 750.000 = Rp 7.500.000
2.1.a. Pencatatan BOP-
Mencatat BOP Sesungguhnya
BOP Sesungguhnya dicatat pada debit akun-akun yan terkait pada saat terjadi
atau pada saat Pengakuan, Contoh:

Jurnal Umum
Tanggal No. Bukti Akun No. Debit Kredit
Akun

Agt 31 BOP Sesungguhnya Rp 11.500.000


Gaji dan Upah Rp 6.500.000
B. Penyst. Gedung Pabrik Rp 1.000.000
B. Penyst. Mesin Rp 1.500.000
B. Listrik Rp 1.200.000
Persediaan Bahan Penolong Rp 1.300.000
2.1.b. Mencatat BOP yang
BOP yang dibebankan kepadaDibebankan
setiap produk pesanan dicatat didalam Kartu Harga
Pokok dengan berdasarkkan Jam Kerja yang diutamakan pada setiap produk,
Contoh:
Tanggal No. Bukti Akun No. Debit Kredit
Akun
Agt 31 BOP Sesungguhnya Rp 10.000.000
BOP Dibebankan Rp 10.000.000

Ketika memasuki akhir periode maka dipindahkan ke akun BOP Sesungguhnya


Tanggal No. Bukti Akun No. Debit Kredit
Akun
Agt 31 BOP Dibebankan Rp 10.000.000
BOP Sesungguhnya Rp 10.000.000
2.2 Mencatat Selisih BOP
Selisih BOP Selisih BOP dapat dibebankan kepada akun harga pokok
penjualan atau ikhtisar laba rugi , Contoh:
Selisih BOP yang merugikan

Tanggal No. Bukti Akun No. Debit Kredit


Akun
Agt 31 Harga Pokok Penjualan Rp 1.500.000
BOP Sesungguhnya Rp 1.500.000

Selisih BOP yang Menguntungkan


Tanggal No. Bukti Akun No. Debit Kredit
Akun
Agt 31 BOP Sesungguhnya Rp 1.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000
3. Perhitungan Harga Pokok Produk Satu
Departemen Produksi dengan Metode Harga
Pokok Proses Tanpa Persediaan dalam Proses
Harga Pokok Persatuan Produk

Dihitung dengan cara Membagi


jumlah
Biaya produksi dengan jumlah
satuan produk yang dihasilkan
sesuai dengan produk pada satu
Proses Produksi Akhir Periode
Barang yang belum siap diproses
=
persediaan barang dalam proses

Barang yang sudah selesai diproses


dihitung Pada Biaya Produksi tingkat penyelesaiannya
100%
Sedangkan
Produk yang belum selesai diproses
dihitung Pada Biaya Produksi tingkat penyelesaiannya
3.1.a. Perhitungan unit ekuivalen
produk
yang dihasilkan pada BBB

Produk jadi yang selesai diproses Produk dalam Proses Akhir Periode
Unit Ekuivalen Biaya Bahan
Baku
CONTOH:
Data Produksi Perusahaan Manufaktur Tahun 2019 pada jumlah produk masuk proses dalam
bulan Agustus sebanyak 12.000 unit, sedangkan Jumlah Produk selesai diproses sebanyak
10.000 unit, barang akhir prosr bulan agustus untuk tingkat penyelesaian BBB 100% dan
Biaya Konversi 50%,, Sebanyak 2.000 Unit. Maka Unit Ekuivalennya yaitu:

Unit Ekuivalen Produk selesai 100% x 10.000 unit = 10.000 unit


Unit Ekuivalen Produk dalam proses akhir periode 100% x 2000 unit = 2.000 unit
Jumlah 12.000 Unit
3.1.b. Perhitungan unit ekuivalen produk
yang dihasilkan pada BTK

CONTOH:
1. Dari data BBB untuk BTK pada produk jadi yang selesai diproses 10.000 unit sudah
mencapai keseluruhan 100%, sehingga biaya BTK ini sama dengan 100% x 10.000 unit =
10.000 unit
(Sudah diketahui untuk Biaya Tenaga Kerja pada Produk Jadi selesai diproses)

2. Dan untuk Produk dalam Proses Akhir Periode sebanyak 2.000 unit dan dikenakan Biaya
Konversi 50% untuk hasil produk jadi, Maka Perhitungan Unit Ekuivalennya:

Produk Jadi selesai diproses + (Biaya Konversi x Produk dalam Proses Akhir Periode)
= 10.000 unit + (50% x 2000 Unit) = 11.000 unit
3.1.c. Perhitungan unit ekuivalen
produk
CONTOH: yang dihasilkan pada BOP
1. Dari data BBB untuk BTK pada produk jadi yang selesai diproses 10.000 unit sudah
mencapai keseluruhan 100%, sehingga biaya BTK ini sama dengan 100% x 10.000 unit =
10.000 unit
(Sudah diketahui untuk Biaya Tenaga Kerja pada Produk Jadi selesai diproses)

Karena Biaya Konversi 50% untuk hasil produk jadi, Maka Perhitungan Unit Ekuivalennya:

Produk Jadi selesai diproses + (Biaya Konversi x Produk dalam Proses Akhir Periode)
= 10.000 unit + (50% x 2000 Unit) = 11.000 unit
3.2 Perhitungan Harga Pokok Tiap
unit Produk yang dihasilkan

Perhitungan menggunakan Rumus:

Harga Pokok Per Unit = jumlah biaya produksi : unit ekuivalen


biaya produksi
Harga Pokok Per Unit
CONTOH:
PT KARTINI JAYA Memproduksi satu jenis produk melalui satu departemen
produksi pada bulan Agustu 2019, terdapat data bagian produksi, Jumlah Produk
Masuk Proses 15.000 unit, Jumlah Produk selesai di proses 13.000 unit, dan jumlah
produk dalam proses akhir periode pada tingkat penyelesaian bahan bahan baku
100% dan Biaya Konversi 50% sebanyak 2000 unit.
Kemudian Pada Bagian Akuntansi memberikan data Biaya Produksi yaitu BBB dan
Pembantu sebanyak Rp 90.000.000, BTK sebanyak Rp 28.000.000, dan BOP
sebanyak Rp 21.000.000. Sehingga Total Biaya Produksinya yaitu Rp 139.000.000.

Hitunglah Biaya Produksi !


3.2.a. BBB dan Pembantu

Jawaban:
Diketahui BBB dan Pembantu sebesar Rp 90.000.000 dapat menghasilkan Produk
Selesai sebanyak 13.000 Unit dan Produk dalam Proses akhir periode dengan
persentase 100% x 2000 unit. Sehingga Unit Ekuivalen Produk yang dihasilkan
15.000 unit. Maka untuk perhitungan BBB dan Pembantu tiap unit yaitu:

Rp. 90.000.000 = Rp 6.000


15.000
3.2.b. Biaya Tenaga Kerja

Jawaban:
Diketahui BTK sebesar Rp 28.000.000 dapat menghasilkan Produk Selesai
sebanyak 13.000 Unit dan Produk dalam Proses akhir periode dengan persentase
50% x 2000 unit dengan total 1000 unit. Sehingga Unit Ekuivalen Produk yang
dihasilkan 14.000 unit. Maka untuk perhitungan BTK dan Pembantu tiap unit
yaitu:
= Rp 2.000
Rp. 28.000.000
14.000
3.2.c. BOP

Jawaban:
Diketahui BOP sebesar Rp 21.000.000 dapat menghasilkan Produk Selesai
sebanyak 13.000 Unit dan Produk dalam Proses akhir periode dengan persentase
50% x 2000 unit. dengan total sebanyak 1.000 unit. Sehingga Unit Ekuivalen
Produk yang dihasilkan 14.000 unit. Maka untuk perhitungan BOP tiap unit yaitu:

Rp 21.000.000 = Rp 1.500
14.000
3.3 Pencatatan Biaya Produksi
• Jurnal Akun BBB dan Pembantu
BDP- BBB Rp 90.000.0000
Persediaan BBB dan Pembantu Rp 90.000.0000

• Jurnal Akun BTK


BDP- BTK Rp 28.000.0000
Gaji dan Upah Rp 28.000.0000

• Jurnal BOP
BDP- BOP Rp 21.000.0000
Akun-akun yang kredit Rp 21.000.0000
3.3 Pencatatan Biaya Produksi
• Jurnal Akun harga produk selesai, contoh:
Penghitungan Biaya:
BBB dan Pembantu 13.000 x Rp 6.000 = Rp 78.000.000
BTK 13.000 x Rp 2.000 = Rp 26.000.000
BOP 13.000 x Rp1.500 = Rp 19.500.000
Jumlah Rp 123.000.000
• Jurnal:
Persediaan Produk Jadi Rp 123.000.000
BDP- BBB dan Pembantu Rp 78.000.000
BDP- BTK Rp 26.000.000
BDP-BOP Rp 19.500.000
3.3 Pencatatan Biaya Produksi
• Jurnal untuk mencatat harga pokok barang dalam proses akhir periode:
Persediaan barang dalam proses Rp 15.500.000
BDP- BBB dan Pembantu Rp 12.000.000
BDP- BTK Rp 2.000.000
BDP-BOP Rp 1.500.000
4. Perhitungan Harga Pokok Proses
dengan Persediaan Barang dalam
Proses Pada Awal Periode
Departemen Produksi

Produk yang belum selesai


diproses pada akhir periode

Persediaan Produk dalam proses


pada awal periode berikutnya

Harga Pokok PerSatuan Baru,


Kemungkinan Berbeda dengan periode
4.1 Metode Harga Pokok Rata-
rata
HPR = HPP dalam proses awal
+
Biaya Produksi saat ini
4.1.a. Contoh Soal HPR - 1
Departememen
PT Kartini di Tahun 2022 memproduksi satu jenis produk melalui satu departemen dengan
menggunakan Pehitungan HPR. Data Produksinya terdiri dari Persediaan dalam Proses awal
periode dengan persentase 100%, Biaya konversi 30% sebanyak 4.000 unit. Jumlah produk
dalam proses pada bulan Desember 21.000 Unit. Jumlah Produk selesai diproses sebanyak
20.000 Unit dan produk dalam akhir proses periode dengan tingkat BBB dan Bahan Penolong
100% dan Biaya Konversi 50% sebanyak 5.000 Unit.
Jenis Biaya Harga Pokok BDP Awal Biaya Produksi terjadi Pada
Periode (Rp) Desember 2022 (Rp)
BBB 10.000.000 45.000.000
BTK 5.500.000 35.000.000
BOP 3.500.000 19.000.000
JUMLAH 19.000.000 99.000.000

Hitunglah HPR nya!


Jawaban
1. BBB = 20.000 + (100% x 5.000) Unit = 25.000 Unit
HPR = (10.000.000 + 45.000.000) = Rp 2.200
25.000
2. BTK = 20.000 + (50% x 5.000) Unit = 22.500 Unit
HPR = (5.500.000 + 35.000.000) = Rp 1.800
22.500

3. BOP = 20.000 + (50% x 5.000) Unit = 22.500 Unit


HPR = (3.500.000 + 19.000.000) = Rp 1.000
22.500

HPR tiap unit (BBB + BTK + BOP) =


Rp 2.200 + Rp 1.800 + Rp 1.000

= Rp 5.000
Perhitungan Biaya Produksi
Harga Pokok Produk Selesai = Jumlah Produk selesai diproses x HPR tiap Unit
20.000 X Rp 5.000 = Rp
100.000.000

Harga Pokok barang dalam proses akhir periode:


BBB 100% X 5.000 X Rp. 2.200 = Rp 11.000.000
BTK 50% X 5.000 X Rp. 1.800 = Rp 4.500.000
BOP 50% X 5.000 X Rp. 1.000 = Rp 2.500.000
Jumlah Rp 18.000.000
Jumlah Biaya Produksi Rp 118.000.000
Pencatatan Biaya Produksi
1. Jurnal untuk Harga Pokok BDP Awal Periode
BDP- BBB Rp 10.000.000
BDP- BTK Rp 5.500.000
BDP- BOP Rp 3.500.000
Persediaan BDP Rp. 19.000.000

2. Jurnal untuk Biaya Produksi pada Bulan Desember 2022


BDP- BBB Rp 45.000.000
BDP- BTK Rp 35.000.000
BDP- BOP Rp 19.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp 45.000.000
Gaji dan Upah Rp 35.000.000
Akun-akun yang di kreditkan Rp 19.000.000
Jurnal Pencatatan HPP Selesai
# Perhitungan HPP Selesai:
BBB 20.000 x Rp 2.200 = Rp 44.000.000
BTK 20.000 x Rp 1.800 = Rp 36.000.000
BOP 20.000 x Rp 1.000 = Rp 20.000.000

#Jurnalnya:
Persediaan Produk Jadi Rp 100.000.000
BDP- BBB Rp 44.000.000
BDP- BTK Rp 36.000.000
BDP- BOP Rp 20.000.000
Jurnal Pencatatan HDP Akhir
Jurnalnya:
Periode
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 18.000.000
BDP- BBB Rp 11.000.000
BDP- BTK Rp
4.500.000
BDP- BOP Rp 2.500.000
4.1.a. Contoh Soal HPR - 2
1. PerhitunganDepartememen
HPP Departemen 1&2
a) Perhitungan Dep 1
Jumlah Satuan Harga Pokok Dep 1

Produk Proses awal periode 3.000 Unit Rp 16.000.000

Produk diterima dari Dep 1 Bulan Agt 2022 11.000 Unit Rp 75.000.000

TOTAL 14.000 Unit Rp 91.000.000

HPR Dep 1:
HPR = 91.000.000 = Rp 6.500
14.000
b) Perhitungan Dep 2
Jenis Produk yang dihasilkan Per Biaya BDP Biaya Produksi Biaya Produksi Rata-rata
Biaya Unit Awal Periode yang ditambah (HPR) yang ditambahkan
Bulan Agt

BTK 10.000 + (50% x 4.000)= 12.000 5.000.000 10.000.000 1.250

BOP 10.000 + (50% x 4.000)= 12.000 2.000.000 7.000.000 750

TOTAL 7.000.000 17.000.000 2.000

HPR Total (Dep 1 & 2)


= HPR 1 + HPR 2
= 6.500 + 2.000
= Rp 8.500
Perhitungan Harga Produk yang
HPP Selesai diproses:
dihasilkan
10.000 x Rp 8.500 = Rp 85.000.000
HPP dalam proses akhir periode:
- HPR Dep 1
4.000 x Rp. 6.500 = Rp 26.000.000
- HPR Dep 2
BTK (50% x 4.000) x Rp 1.250 = Rp 2.500.000
BOP (50% x 4.000) x Rp 750 = Rp 1.500.000
Jumlah Rp 30.000.000
Total Biaya Produksi Kumulatif Dep 2 Rp 115.000.000
Laporan Biaya Produksi
PT KARTINI
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN II
Bulan Agustus 2022
DATA PRODUKSI:
Produk dalam proses awal periode dengan tingkat penyelesaian biaya konversi 75% 3.000 unit
Jumlah Produk diterima dari Departemen I 11.000 unit
Jumlah Produk yang di Proses dalam Bulan Agustus 2022 14.000 unit

Jumlah Produk selesai diproses 10.000 unit


Produk dalam proses awal periode dengan tingkat penyelesaian biaya konversi 50% 4.000 unit
14.000 unit
Biaya Produksi dibebankan di Departemen II
Harga Pokok dari Departemen I:

Total Biaya Biaya Per unit


- Harga Pokok bulan lalu yang melekat pada produk dalam proses Rp 16.000.000 -
Awal Periode
- Harga Pokok produk yang diterima dari Departemen I Bulan Rp 75.000.000 -
Agustus (11.000 unit)
- Harga Pokok produk yang dibawa dari Departemen I (14.000 unit) Rp 91.000.000 6.500
Laporan Biaya Produksi
Biaya Produksi yang ditambahkan di Departemen II (Rp).
Biaya bulan lalu Biaya produksi yang Jumlah Biaya Biaya Produksi
Jenis Biaya yang melekat pada diterima dari Produksi yang Rata-rata tiap unit
produk dalam Departemen II Bulan ditambahkan di yang
proses Awal Periode Agustus Departemen II ditambahkan
BTK 5.000.000 10.000.000 15.000.000 1.250

BOP 2.000.000 7.000.000 9.000.000 750

Jumlah 7.000.000 17.000.000 24.000.000 2.000


Jumlah Kumulatif (Total) di Departemen II 115.000.000 8.500
Perhitungan Biaya Produksi:
Harga Pokok Produksi selesai di proses:
10.000 x Rp 8.500 Rp 85.000.000
Harga Pokok dalam proses akhir periode:
- Harga Pokok Departemen I:
4000 x Rp 6.500 Rp 26.000.000
- Harga Pokok yang ditambahkan di Departemen II:
Biaya Tenaga Kerja Rp 2.500.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 1.500.000
Jumlah Rp 30.000.000
Jumlah Biaya Produksi Kumulatif di Departemen II Rp 115.000.000
Pencatatan Biaya Produksi di Departemen
#Jurnal
2
a) mencatat kembali (Jurnal Pembalik) HPP dalam proses awal periode Departemen II
BDP- BBB Departemen II 16.000.000
BDP- BTK Departemen II 5.000.000
BDP- BOP Departemen II 2.000.000
Persediaan BDP 23.000.000

b) mencatat HPP selesai di Dep 1 ditransfer ke Departemen II bulan Agustus 2022


BDP - BBB Departemen II 75.000.000
BDP- BBB Departemen I 35.000.000
BDP- BTK Departemen I 25.000.000
BDP- BOP Departemen I 15.000.000

C) mencatat Biaya Produksi yang ditambahkan di Departemen II bulan Agustus 2022


BDP - BTK Departemen II 10.000.000
BDP- BOP Departemen II 7.000.000
Gaji dan Upah 10.000.000
Akun-akun yang harus di kredit 7.000.000
Perhitungan HPP Selesai
diproses
HPP selesai diproses di Departemen II (10.000 Unit):
Jumlah Produk selesai diproses Dep. II x Jumlah biaya kumulatif Dep. II
10.000 x Rp 8.500 = Rp 85.000.000, terdiri atas:
- BBB (HPR dari Dep I)
10.000 x Rp 6.500 = Rp 65.000.000
- BTK (rata-rata ditambahkan di Dep II)
10.000 x Rp 1.250 = Rp 12.500.000
- BOP (rata-rata ditambahkan di Dep II)
10.000 x Rp 750 = Rp 7.500.000

#Jurnal HPP selesai diproses di Departemen II


Persediaan Produk jadi 85.000.000
BDP- BBB Departemen II 35.000.000
BDP- BTK Departemen II 25.000.000
BDP- BOP Departemen II 15.000.000
Perhitungan HPP dalam proses akhir
periode
Perhitungan HPP dalam proses akhir periode di Departemen II
Persediaan BDP Departemen II 30.000.000
BDP- BBB Departemen II 26.000.000
BDP- BTK Departemen II 2.500.000
BDP- BOP Departemen II 1.500.000
4.2 Metode First In First Out (FIFO)

Menganggap Biaya Produksi periode sekarang pertama


kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang
awal periode yang masih dalam proses

sisanya digunakan untuk mengolah produk


yang dimasukkan dalam proses periode sekarang
4.2.a. Contoh Soal FIFO - 1
Departememen
PT Kartini di Tahun 2022 memproduksi satu jenis produk melalui satu departemen dengan
menggunakan Pehitungan FIFO. Data Produksinya terdiri dari Persediaan dalam Proses awal
periode dengan persentase 100%, Biaya konversi 25% sebanyak 2.000 unit. Jumlah produk
dalam proses pada bulan Oktober 12.000 Unit. Jumlah Produk selesai diproses sebanyak
13.000 Unit dan produk dalam akhir proses periode dengan tingkat BBB dan Bahan Penolong
100% dan Biaya Konversi 60% sebanyak 1.000 Unit.
Jenis Biaya Harga Pokok BDP Awal Biaya Produksi terjadi Pada
Periode (Rp) Desember 2022 (Rp)
BBB 10.000.000 32.400.000
BTK 1.000.000 26.200.000
BOP 500.000 14.410.000
JUMLAH 11.500.000 73.010.000

Hitunglah Pehitungan FIFO nya!


Perhitungan Unit
Ekuivalen
1) Produk selesai 13.000 Unit = 2.000 unit masuk pertama + 11.000 unit produk masuk proses produksi oktober 2022
Perhitungannya:
a) Unit Ekuivalen BBB terjadi di Bulan Oktober 2022
11.000 unit x (0% x 2.000 unit) = 11.000 Unit

b) Unit Ekuivalen BTK terjadi di Bulan Oktober 2022


11.000 unit x (75% x 2.000 unit) = 12.500 Unit

C) Unit Ekuivalen BOP terjadi di Bulan Oktober 2022


11.000 unit x (75% x 2.000 unit) = 12.500 Unit

2) Produk dalam proses akhir periode sebanyak 1.000 unit dengan tingkat penyelesaian 100% dan Biaya Konversi 60%
Perhitungan:
Unit Ekuivalen - BBB : 100% X 1.000 Unit = 1.000 unit
Unit Ekuivalen - BTK : 60% X 1.000 Unit = 600 unit
Unit Ekuivalen - BOP : 60% X 1.000 Unit = 600 unit
Perhitungan Unit Ekuivalen Produk yang
dihasilkan
Perhitungan Unit Ekuivalen Produk yang dihasilkan sebagai berikut:
a) Unit EkuivalenProduk yang dihasilkan BBB:
11.000 unit x (0% x 2.000 unit) + (100% X 1.000) unit = 12.000 unit

b) Unit EkuivalenProduk yang dihasilkan BTK:


11.000 unit x (75% x 2.000 unit) + (60% X 1.000) unit = 13.100 unit

c) Unit EkuivalenProduk yang dihasilkan BOP:


11.000 unit x (75% x 2.000 unit) + (60% X 1.000) unit = 13.100 unit
HPP tiap unit Produk
Jenis Unit Ekuivalen Biaya Produksi Biaya Produksi tiap
Biaya Produk yang yang ditambah unit (Rp)
dihasilkan Bulan Bulan Oktober (Rp)
Oktober 2022

BBB 12.000 unit 32.400.000 2.700

BTK 13.100 unit 26.200.000 2.000

BOP 13.100 unit 14.410.000 1.100

TOTAL 73.010.000 5.800


HPP Selesai
1. HPP Selesai dalam awal periode (dari periode yang lalu) Rp
11.500.000
2. Biaya Produksi bulan Agt untuk menyelesaikan produk dalam proses awal periode:
BTK : (75% X 2.000) X Rp 2.000 = Rp 3.000.000
BOP : (75% X 2.000) X Rp 1.100 = Rp 1.650.000
Rp 4.650.000
Jumlah Rp
16.150.000

3. HPP Selesai dari produk masuk proses produksi bulan oktober


11.000 x Rp 5.800.000 Rp 63.800.000
Total HPP Selesai Rp 79.950.000

#Harga Pokok tiap unit Produk selesai:


Rp. 79.950.000 : 13.000 = Rp 6.150
HPP dalam Proses akhir periode (1000
Unit)
BBB : (100% x 1000) x Rp 2.700 = Rp 2.700.000
BTK : ( 60% x 1000) x Rp 2.000 = Rp 1.200.000
BOP : ( 60% x 1000) x Rp 1.100 = Rp 660.000

HPP dalam Proses akhir periode Rp 4.560.000


4.2.b. Contoh Soal FIFO - 2
Departememen
PT Kartini di Tahun 2022 memproduksi satu jenis produk melalui dua departemen dengan menggunakan Pehitungan FIFO. Data
Produksinya terdiri dari Persediaan dalam Proses awal dengan tingkat penyelesaian Biaya konversi 40% sebanyak 2.000 unit. Jumlah produk
dalam proses pada bulan Oktober 14.000 Unit. Jumlah Produk selesai diproses sebanyak 12.000 Unit dan produk dalam akhir proses periode
dengan tingkat Biaya Konversi 50% sebanyak 4.000 Unit.
# Data biaya Produksi
HPP dalam proses awal periode:
Harga Pokok dari Departemen I Rp 10.000.000
Biaya Produksi bulan September ditambahkan di Departemen II:
BTK Rp 960.000
BOP Rp 640.000
Rp 1.600.000
Jumlah Rp 11.600.000

#HPP yang diterima dari Departemen I pada Bulan Oktober:


14.000 x Rp 5.200 Rp 72.800.000

#Biaya yang ditambahkan di Departemen II pada Bulan Oktober 2022:


BTK Rp 15.840.000
BOP Rp 13.200.000
JUMLAH Rp 29.040.000
Perhitungan HPP
a) Penghitungan biaya produksi tiap unit produk yang ditambahkan di Departemen II pada
Bulan Oktober 2022
= Jumlah produk selesai diproses + produksi dalam proses akhir periode - proses awal periode
= 12.000 + (50% x 4.000) - (40% x 2.000) unit
= 13.200

#Biaya produksi tiap unit yang ditambahkan di Departemen II Oktober 2022


BTK = Rp 15.840.000
=Rp 1.200
13.200
BOP = Rp 13.200.000 =Rp 1.000
13.200
Jumlah =Rp 2.200
Perhitungan HPP
b) Penghitungan HPP Selesai di Departemen II ( 12.000 Unit) & HPP daam proses awal periode (2.000
unit)
- Harga Pokok dari Departemen I (Terjadi bulan September) Rp
10.000.000
- Biaya Produksi Departemen II yang diserap September 2022 Rp
1.600.000
- Biaya Produksi yang ditambahkan Departemen II Oktober 2022
(Untuk Penyelesaian):
BTK: 60% x 2000 x Rp 1.200 Rp 1.440.000
BOP: 60% x 2000 x Rp 1.000 Rp 1.200.000
Jumlah Rp 14.240.000

- HPP yang berasal dari Departemen II Pada Bulan Oktober, 10.000 Unit
(12.000 - 2.000 unit)
10.000 x (Rp 5.200 + Rp 2.200) Rp 74.000.000
HPP Selesai di Departemen II Rp 88.240.000
HPP dalam Proses akhir periode (4.000
Unit)
- Harga Pokok yang dibawa dari Departemen I
4.000 x Rp 5.200 Rp 20.800.000

- Biaya Produksi Dep. II yang ditambahkan Bulan Oktober


BTK : ( 50% x 4.000) x Rp 1.200 = Rp
2.400.000
BOP : ( 60% x 1000) x Rp 1.100 = Rp
2.000.000
HPP dalam Proses akhir periode Departemen II Rp
25.200.000
Pencatatan Biaya Produksi yang dibebankan di
Departemen II
#Jurnal
a) Mencatat kembali Harga Pokok BDP Awal periode ke dalam akun BDP
BDP- BBB Departemen II 10.000.000
BDP- BTK Departemen II 960.000
BDP- BOP Departemen II 640.000
Persediaan BDP 11.600.000
b) mencatat HPP selesai di Dep 1 ditransfer ke Departemen II bulan Oktober 2022
BDP - BBB Departemen II 72.800.000
BDP- BBB Departemen I 33.600.000
BDP- BTK Departemen I 22.400.000
BDP- BOP Departemen I 16.800.000

C) mencatat Biaya Produksi yang ditambahkan di Departemen II bulan Oktober 2022


BDP - BTK Departemen II 15.840.000
BDP- BOP Departemen II 13.200.000
Gaji dan Upah 15.840.000
Akun-akun yang harus di kredit 13.200.000
Perhitungan HPP Selesai di Proses di
Departemen II
#BBB yang dibebankan kepada produk selesai:
HPP diterima dari Departemen I:
- 2000 unit produk dalam proses awal periode (Sept 2022) Rp 10.000.000
- 10.000 unit Produk masuk Dep. II bulan Okt: 10.000 x Rp 5.200 Rp 52.000.000
BBB untuk 12.000 unit Produk Selesai Rp 62.000.000
#BTK yang dibebankan kepada produk selesai:
Untuk 2.000 unit produk dalam proses awal periode:
- BTK yang telah diserap pada bulan September Rp 960.000
- BTK bulan Oktober (Untuk Penyesuaian) Rp 1.440.000
Untuk 10.000 unit Produk masuk Dep. II Bulan Oktober: 10.000 x Rp 1.200 Rp 12.000.000
BTK untuk 12.000 unit Produk Selesai Rp. 14.400.000
#BOP yang dibebankan kepada produk selesai:
untuk 2.000 unit produk dalam proses awal periode:
- BOP yang telah diserap pada bulan September Rp 640.000
- BOP bulan Oktober (Untuk Penyesuaian) Rp 1.200.000
Untuk 10.000 unit Produk masuk Dep. II Bulan Oktober: 10.000 x Rp 1.000 Rp 10.000.000
BOP untuk 12.000 unit Produk Selesai Rp 11.840.000
Perhitungan HPP Selesai di Proses di
Departemen
Jurnal HPP selesai diproses II II
di Departemen
Persediaan Produk jadi 88.240.000
BDP- BBB Departemen II 62.000.000
BDP- BTK Departemen II 14.400.000
BDP- BOP Departemen II 11.840.000
Perhitungan HPP dalam proses akhir
periode
Perhitungan HPP dalam proses akhir periode di Departemen II
Persediaan BDP Departemen II 25.200.000
BDP- BBB Departemen II 20.800.000
BDP- BTK Departemen II 2.400.000
BDP- BOP Departemen II 2.000.000
5. Penyusunan Laporan Harga
Pokok Pesanan dan Harga
Pokok Produksi
5.1 Metode Pokok Pesanan

Cara pengumpulan biaya Produksi setiap


jenis produk yang berbeda

Kartu Harga Pokok


Contoh Soal Harga Pokok
Pesanan
PT Kartini memproduksi barang atas dasar pesanan. seleam bulan Desember 2022
mengerjakan pesanan nomor 01 dan pesanan 02. Transaksi yang terjadi selama bulan
Desember 2022:
a) Pembelian bahan baku tunai sebesar Rp 25.000.000
b) bahan baku dikeluarkan dari gudang untuk produksi sebesar Rp 12.000.000, dari jumlah ini
Rp 7.000.000 untuk pesanan nomor 01 dan sisanya untuk pesanan nomor 02.
c) upah yang terjadi dan dibayar bulan ini terdiri atas:
- Upah Langsung Rp 4.000.000
- Upah Tak Langsung Rp 500.000
dari upah langsung dibebankan ke nomor 01 sebesar Rp 2.000.000 dan sisanya nomor 02
d) Bahan Penolong yang dipakai dalam proses produksi berjumlah Rp 5.000.000
e) biaya produksi tak langsung lainnya sesungguhnya terjadi berjumlah Rp 900.000
f) BOP yang dibebankan kepada produk ditentukan 150% dari upah langsung
g) Pesanan 01 selesai dan pesanan nomor 02 belum selesai
h) Pesanan 01 diserahkan kepada pemesan dengan tambahan laba 40% dari harga pokok.
Kartu Harga Pokok Pesanan Nomor
01
PT KARTINI
KARTU HARGA POKOK
No. Pesanan: 01

Tanggal Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik

Rp 7.000.000 Rp. 2.000.000 150% x Rp. 2.000.000 = Rp 3.000.000


Jumlah Rp 7.000.000 Rp. 2.000.000 Rp 3.000.000
Rekapitulasi:
Jenis Biaya Biaya Taksiran Biaya Sesungguhnya Selisih

BBB - Rp 7.000.000 -
BTK - Rp 2.000.000 -
BOP - Rp 3.000.000 -
Jumlah - Rp 12.000.000 -

Harga Pokok Pesanan Nomor 01 yaitu sebesar Rp 12.000.000


Kartu Harga Pokok Pesanan Nomor
02
PT KARTINI
KARTU HARGA POKOK
No. Pesanan: 02

Tanggal Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik

Rp 5.000.000 Rp. 2.000.000 150% x Rp. 2.000.000 = Rp 3.000.000


Jumlah Rp 5.000.000 Rp. 2.000.000 Rp 3.000.000
Rekapitulasi:
Jenis Biaya Biaya Taksiran Biaya Sesungguhnya Selisih

BBB - Rp 5.000.000 -
BTK - Rp 2.000.000 -
BOP - Rp 3.000.000 -
Jumlah - Rp 10.000.000 -

Harga Pokok Pesanan Nomor 02 yaitu sebesar Rp 10.000.000


5.2 Metode Harga Pokok
Proses
Pengumpulan Biaya Produksi tiap Bulan atau
Tahun
Tujuan Produksi untuk mengisi persediaan selanjutnya dijual
dengan mengingat permintaan pasar yang sudah diperkirakan
terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu

Sistem Fisik & Sistem


5.2.a Laporan Harga Pokok Proses metode Produksi - Sistem Fisik
PT KARTINI JAYA
Laporan Biaya Produksi
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2022

Harga Pokok BDP awal Periode Rp 31.000.000


Biaya Produksi awal bulan Desember 2022
Pemakaian Bahan Baku:
Persediaan Bahan Baku Awal Periode Rp 29.000.000
Pembelian Bahan Baku Rp 35.000.000
Bahan Baku yang tersedia di proses Rp 64.000.000
Persediaan Bahan Baku Akhir Periode (Rp 25.000.000)
Biaya Bahan Baku Rp 39.000.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 45.000.000
Biaya Overhead Pabrik:
Biaya Listrik Pabrik Rp 2.500.000
Biaya Asusransi Pabrik Rp 900.000
Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Rp 3.000.000
Biaya Perlengkapan Pabrik Rp 2.000.000
Biaya overhead pabrik lain-lain Rp 1.500.000
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Rp 9.900.000

Total biaya Produksi bulan Desember 2022 Rp 93.900.000


Harga Pokok Barang yang diproses Rp124.000.000
Harga Pokok BDP Akhir Periode (Rp 24.000.000)
Harga Pokok Produk Selesai (Harga Pokok Produksi) Rp 100.900.000
5.2.b Laporan Harga Pokok Produksi metode Proses - Sistem
Contoh:
Perpetual
PT Kartini memproduksi barang dengan menggunakan metode harga pokok proses, kegiatannya dari Bulan Januari 2022
diperoleh data sebagai berikut:
Dari Bagian Produksi:
Produk masuk proses produksi 2.200 unit
Produk selesai diproses dan masuk gudang 1.500 unit
Produk penyelesaian bahan baku dan penolong
100% dan biaya konversi 60% 700 unit
Dari Bagian Akuntansi:
Biaya Produksi terdiri dari:
BBB Rp 4.180.000
B Bahan Penolong Rp 1.540.000
BTK Rp 2.880.000
BOP Rp 2.304.000
Jumlah Rp 10. 904.000

Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi menggunakan sistem perpetual !


PT KARTINI
Laporan Harga Pokok Produksi
Bulan Januari 2022

Data Produksi:
Jumlah Produk masuk proses 2.200 unit
Jumlah Produk Selesai 1.500 Unit
Persediaan BDP Akhir 700 Unit
2.200 Unit
Biaya yang dibebankan:

Jenis Biaya Unit Ekuivalen Jumlah Biaya Biaya/ Unit


BBB = 1.500 + (100% X 700) 2.200 Rp 4.180.000 Rp 1.900
BBP = 1.500 + (100% X 700) 2.200 Rp 1.540.000 Rp 700
BTK = 1.500 + (60% X 700) 1.920 Rp 2.880.000 Rp 1.500
BTK = 1.500 + (60% X 700) 1.920 Rp 2.304.000 Rp 1.200

JUMLAH Rp 10.904.000 Rp 5.300


Perhitungan harga pokok
Harga Pokok Produk Selesai = 1.500 x Rp 5.300 = Rp 7.950.000
Harga Pokok BDP Akhir:
BBB = (100% X 700) x Rp 1.900 = Rp 1.330.000
BBP = (100% X 700) x Rp 700 = Rp 490.000
BTK = (60% X 700) x Rp 1.500 = Rp 630.000
BOP = (60% X 700) x Rp 1.200 = Rp 504.000
Rp 2.954.000
Jumlah Rp 10.904.000
6. Laporan Laba Rugi dan
Neraca
6.1. Laporan Laba Rugi

Laporan menunjukkan Besarnya


Pendapatan dan Beban
Bentuk Laporan Laba Rugi
PT KARTINI
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2022
Penghasilan:
Penjualan Rp xxx
Harga Pokok Penjualan (Rp xxx)
Laba Kotor Rp xxx
Total Beban Usaha (Rp xxx)
Laba dari Usaha Rp xxx
Pendapatan dan Beban diluar Usaha (Rp xxx)
Laba Bersih Rp xxx
Contoh Laporan Laba Rugi
PT KARTINI
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2022
Penghasilan:
Penjualan Rp 1.662.200.000
Harga Pokok Penjualan (Rp 1.037.500.000)
Laba Kotor Rp 624.700.000
Beban Usaha:
Beban Gaji bag. Adm dan Umum Rp 67.400.000
Beban Gaji Penjualan Rp 81.500.000
Beban Perlengkapan Rp 4.800.000
Beban Penyst Aktiva Tetap Rp 10.000.000
Beban lain-lain Rp 15.650.000
Total Beban Usaha (Rp 179.350.000)
Laba dari Usaha Rp 445.350.000
Pendapatan dan Beban diluar Usaha
Beban Bunga (Rp 7.850.000)
Laba Bersih Rp 437.500.000
Contoh Laporan Laba
PT Rugi
KARTINI
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2022

Penghasilan:
Penjualan Rp 930.790.000
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Produk jadi awal periode Rp 57.000.000
Harga pokok produksi tahun 2022 Rp 641.000.000
Produk tersedia untuk dijual Rp 698.900.000
Persediaan produk jadi akhir periode (Rp 45.000.000)
Harga Pokok Penjualan (Rp 653.900.000)
Laba Kotor Penjualan Rp 276.890.000
Beban Usaha
Beban gaji bagia penjualan Rp 75.000.000
Beban Penjualan lain-lain Rp 35.000.000
Beban gaji bagian Administrasi umum Rp 25.000.000
Beban administrasi umum lain-lain Rp 18.500.000
Total Beban Usaha (Rp 153.500.000)
Laba Bersih Rp 123.390.000
Contoh Laporan Laba
PT Rugi
KARTINI
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2022

Penghasilan:
Penjualan Rp 1.647.900.000
Harga Pokok Penjualan (Rp 1.100.000.000)
Laba Kotor Penjualan Rp 547.900.000
Beban Usaha
Beban gaji bagia penjualan Rp 70.200.000
Beban Penjualan lain-lain Rp 35.000.000
Beban gaji bagian Administrasi umum Rp 34.000.000
Beban administrasi umum lain-lain Rp 22.230.000
Total Beban Usaha (Rp 161.430.000)
Laba Bersih Rp 386.470.000
Pendapatan dan Beban diluar Usaha
Pendapatan Bunga Rp 10.000.000
Beban Bunga (Rp 12.800.000) (Rp 2.800.000)
Laba Bersih Sebelum Pajak Rp 383.670.000
Pajak (Rp 12.170.000)
Laba Bersih Setelah Pajak Rp 371.500.000
NERACA

Diambil dari Kolom Neraca lajur


untuk penyajian Harta, Utang, dan
Modal Pada Akhir Periode
Bentuk Neraca
PT KARTINI
Neraca
Per 31 Desember 2022

Aktiva Kewajiban dan Ekuitas


Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
Kas Rp xxx Utang Dagang Rp xxx
Piutang Dagang Rp xxx Utang Bank Rp xxx
Persediaan Bahan Baku Rp xxx Utang Gaji dan Upah Rp xxx
Persed Bhn Penolong Rp xxx Utang muka Penjualan Rp xxx
Persed BDP Rp xxx
Persed Produk Jadi Rp xxx Total Utang Lancar Rp xxx
Perlengkapan Rp xxx
Asuransi dibayar dimuka Rp xxx Ekuitas
Total Aktiva Lancar Rp xxx Modal Saham Rp xxx
Aktiva tetap Laba Ditahan Rp xxx
Aktiva tetap Rp xxx Total Ekuitas Rp xxx
Akum. Pnyst Akt Tetap (Rp xxx)
Total Aktiva Tetap Rp xxx

Total Aktiva Rp xxx Total Kewajiban dan Ekuitas


Contoh Neraca
PT KARTINI
Neraca
Per 31 Desember 2022

Aktiva Kewajiban dan Ekuitas


Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
Kas Rp 449.350.000 Utang Dagang Rp 52.500.000
Piutang Dagang Rp 66.500.000 Utang Bank Rp 5.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp 45.000.000 Utang Gaji dan Upah Rp 97.920.000
Persed Bhn Penolong Rp 8.000.000 Utang Bunga Rp 50.000
Persed BDP Rp 67.700.000 Utang Pajak Rp 680.000
Persed Produk Jadi Rp 178.200.000 Utang muka Penjualan Rp 15.000.000
Perlengkapan Pabrik Rp 1.400.000 Total Utang Lancar Rp 171.150.000
Perlengkapan Kantor Rp 1.000.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 3.000.000 Ekuitas
Total Aktiva Lancar Rp 820.150.000 Modal Saham Rp 500.000.000
Aktiva tetap Laba Ditahan Rp 487.500.000
Aktiva tetap Rp460.000.000 Total Ekuitas Rp 987.500.000
Akum. Pnyst Akt Tetap (Rp 121.500.000)
Total Aktiva Tetap Rp 338.500.000

Total Aktiva Rp 1.158.650.000 Total Kewajiban dan Ekuitas Rp1.158.650.000


Thanks!
Do you have any questions?
wahyudiyudi3008@gmail.com
+6281232209090

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes


Anyand
icons by Flaticon, Question......???
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai