Anda di halaman 1dari 24

RASUL & NABI

dalam Al-Quran

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.


NIP 19580128.198612.1.001

JURUSAN MATA KULIAH DASAR UMUM


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pebruari 2012
Beriman Kepada Rasul-rasulNya Allah
= Rukun Iman ke-4

RUKUN IMAN ada 6:


(1)Beriman kepada (Tuhan Yang Asma-Nya) Allah
(2)Beriman kepada Malaikat-malaikatNya Allah
(3)Beriman kepada Kitab-kitabNya Allah
(4)Beriman kepada Rasul-rasulNya Allah
(5)Beriman kepada Hari Akhir
(6)Beriman kepada Qodho dan Qodar, yang baik dan yang
buruk semuanya dari Allah
‘Inti’ beragama adalah mentaati ‘Allah’
mentaati ‘Rasul-Nya & Ulil Amri’

Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah, dan


ta`atilah Rasul-(Nya) dan ulil amri di antaramu.
(Qs. 5/Al-Maidah ayat 59, dan sejumlah ayat lainnya)

Qs. 5/Al-Maidah ayat 59 ini (dan ayat lainnya) merupakan INTI


perintah, sehingga perintah-perintah lainnya (shalat, puasa, zakat, haji,
dll) harus sejalan dengan Kehendak Allah, Rasul-Nya dan Ulil Amri.
Karena Allah itu Al-Ghaib (tidak mungkin menampakkan DiriNya di
bumi), maka Allah mengangkat WakilNya, yakni RasulNya & Ulil Amri.
PERINTAH UNTUK MENCARI AL-WASILATA
(WASITHAH)

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah untuk dapat
selamat sampai kepadaNya itu al-Wasiilata (=Wasithah); dan berjihadlah dijalanNya
supaya kamu memperoleh kemenangan. (Qs. 5/Al-Maidah ayat 35)
Al-Wasilata adalah isim fa`il (=seseorang yang menjadi perantara). Isim fa`il bersifat istimror,
yakni berlaku terus sepanjang zaman; sedangkan wabtaghuu adalah fi`il amr, yang juga bersifat
istimror.
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk: (1)
bertakwa kepada Allah; (2) mencari Al-Wasilata (=Wasithah) agar dapat sampai dengan selamat
kepada-Nya; dan (3) berjihad di jalanNya supaya memperoleh kemenangan.
Artinya, untuk mencapai derajat takwa, maka orang-orang yang beriman itu harus mencari al-
wasilata (Wasithah) agar dapat sampai dengan selamat kepadaNya. Kemudian masih diperintah
lagi untuk berjihad di jalanNya (dengan bimbingan Guru Wasithah) agar memperoleh
kemenangan.
adalah salah seorang RASUL yang datang secara
gilir gumanti hingga hari kiamat

Almasih putera Maryam itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya Rasul-rasul (mulai
Nabi Adam hingga Rasul menjelang Nabi Isa AS), dan ibunya seorang yang sangat benar; kedua-duanya biasa memakan
makanan. Perhatikan, bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian
perhatikanlah bagaimana mereka berpaling. (Qs. 5/Al-Maidah ayat 75)

Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya Rasul-rasul
(mulai Nabi Adam hingga Rasul menjelang Nabi Muhammad SAW). Apakah jika dia (Muhammad
Rasulullah) wafat atau dibunuh kamu ”berbalik ke belakang”? (=tetap hanya mau itba` kepadanya,
padahal beliau sudah wafat dan sudah ada Rasul penggantinya?) Barang siapa yang berbalik ke belakang
(mentaati Rasul yang sudah wafat), maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun;
dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur (=mentaati Rasul pengganti Rasul
yang sudah wafat, tidak berbalik ke belakang). (Qs. 3/Ali Imran: 144)
PERINTAH UNTUK “MENCARI TAHU”
TENTANG KEBERADAAN RASUL

Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada


Rasulullah. … (Qs. 49/Al-Hujurat ayat 7)
wa`lamuu (=ketahuilah, =carilah informasi) adalah fi`il amr
(perintah), bersifat istimror (berlaku terus sepanjang zaman).
Perintah Allah jika tidak dilaksanakan
= berhadapan dengan `AZAB-Nya !
UMMATAN WASATHAA
= UMAT YANG DIPIMPIN OLEH WASITHAH

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu ummatan wasathaa (=umat ber-wasithah,
yakni umat yang adil dan pilihan karena dipimpin oleh Wasithah) agar kamu (murid-murid
Wasithah) menjadi saksi atas (perbuatan) manusia (yang ternyata hanya untuk mengejar nafsu
dan syahwat), sedangkan Rasul menjadi saksi atas (perbuatan) kamu … (Qs. 2/Al-Baqarah: 143)
Kata “ummat” dalam “ummatan wasathaa” pada ayat di atas (juga dalam ayat di bawah ini)
bukanlah “kerumunan manusia”, melainkan masyarakat yang teratur karena ada pemimpinnya,
yakni Wasithah.
Kalimat “wa yakuuna” dalam “wa yakuunar rasuula” pada ayat di atas menggunakan fi`il
mudhore` adalah istimror, yakni berlaku terus hingga sekarang dan sampai kiamat. Artinya,
Rasul memang selalu ada di tengah-tengah umat.

Tiap-tiap umat mempunyai rasul; (Qs. 10/Yunus ayat 47)


SHALAT WUSTHAA
= SHALAT YANG DITETAPKAN OLEH WASITHAH

Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa (=shalat yang


ditetapkan oleh Wasithah). Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.
(Qs. 2/al-Baqarah ayat 238).
Haafizhuu (=peliharalah) adalah fa`il amr (bersifat istimror, yakni berlaku terus sepanjang
zaman).
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan untuk:
(1)Memelihara semua shalat, maksudnya adalah memelihara shalat wajib yang 5 waktu;
(2)Memelihara shalat wusthaa, yakni shalat yang ditetapkan oleh Wasithah;
(3)Kemudian diperintah lagi untuk berdiri (=shalat) karena Allah dengan khusyu`. Adapun shalat
khusyu` dapat tercapai jika orang yang shalat itu “kenal” Tuhan (=kenal Zat-Nya), sehingga
ketika shalat dapat lidz-dzikrii =untuk ingat Aku (=Tuhan).
Qs. 20/THAHA ayat 14 sebagai AYAT “INTI”
sebagai AYAT TAUHID

Sesungguhnya Aku ini (bernama) Allah.


Tidak ada Tuhan selain Aku;
maka sembahlah Aku, dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
(Qs. 20/Thaha: 14)

Artinya, kita harus mengenali, siapakah Sang Aku dalam ayat


di atas, harus benar-benar ma`rifat bi Dzatillah !
Qs. 107/AL-MA`UN ayat 4-5
mengancan al-musholliin yang shalatnya sahun
FAWAILUN LIL-MUSHOLLIIN,
ALLADZIINAHUM `AN SHOLAATIHIM SAAHUUN

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu)


orang-orang yang lalai dari salatnya.
Al-musholliin (pakai alif-lam =ma`rifat), adalah orang yang terbiasa
shalat dan mengerti syarat-rukunnya (bukan yang shalatnya asal-
asalan).
Dalam ayat tersebut al-mushooliin diancam dengan fawailun
karena shalatnya sahun (=lalai, =tidak ingat Tuhan). Supaya
shalatnya ingat Tuhan, kuncinya harus kenal dengan Tuhan. Supaya
kenal dengan Tuhan, maka harus meminta petunjuk kepada Ahli
Zikir.
CARA BERZIKIR (MENGINGAT ALLAH)
ADALAH
dengan tidak mengeraskan suara (=dalam hati)

Dan zikirilah (ingat-ingatlah) Tuhanmu dalam dirimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut, dan (cara mengingatNya) dengan tidak mengeraskan suara, di waktu
pagi dan petang (=di sepanjang waktu), dan janganlah kamu termasuk orang-
orang yang lalai (=tidak berzikir). (Qs. 7/Al-A`raf ayat 205)

Dalam Qs. 3/Ali Imran ayat 190-191 disebutkan tentang ciri-ciri Ulul Albab, yaitu:
orang-orang yang ber-zikir (mengingat Allah) sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring (=dalam berbagai keadaan); dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari
siksa neraka.
UNTUK MA`RIFAT BI DZATILLAH,
harus bertanya kepada Ahladz Dzikri

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu
kepada mereka; maka bertanyalah kepada ahladz dzikri jika kamu tidak mengetahui (Zat Tuhan
dan Ilmu Zikir), (Qs. 16/An-Nahl ayat 43, juga dalam Qs. 21/Al-Anbiya ayat 7)

… dan ikutilah jalan orang yang pernah kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepadaKu-lah
kembalimu, … (Qs. 31/Luqman ayat 15)
Ahli Zikir dijadikan Ahladz Dzikri, karena pernah kembali kepada Tuhan, sehingga
benar-benar kenal Tuhan.
Qs. 3/ALI IMRAN ayat 31-32 & Qs. 5/AL-MAIDAH
ayat 67 sebagai AYAT “KUNCI”

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku (=Rasul atau Wasithah, yakni Nabi Muhammad
SAW, juga para pelanjutnya yang hak dan sah mewakili dirinya), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu."
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya”; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang kafir (=yang tidak mau itba` kepada “aku”/=RasulNya/Guru Wasithah). (Qs. 3/Ali Imran ayat 31-32)

Hai Rasul (=Hai Muhammad Rasulullah)! Sampaikanlah apa yang dturunkan kepadamu dari Tuhanmu
(yakni tentang siapa-siapa pengganti dan pelanjut kerasulan Nabi Muhammad SAW). Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan Allah untuk disampaikan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
(seluruh) risalahNya. Allah memelihara kamu dari (rekayasa) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir (=yang tidak percaya terhadap adanya penerusan tugas dan fungsi
kerasulan ini). (Qs. 5/Al-Maidah ayat 67)
“INTI” PERINTAH ADALAH MENTAATI ALLAH,
MENTAATI RASUL-NYA & ULIL AMRI

Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah, dan


ta`atilah Rasul-(Nya) dan ulil amri di antara kamu.
(Qs. 5/Al-Maidah ayat 59, dan sejumlah ayat lainnya)

Qs. 5/Al-Maidah ayat 59 ini (dan ayat lainnya) merupakan “INTI”


perintah, sehingga perintah-perintah lainnya (shalat, puasa, zakat, haji,
dll) harus sejalan dengan Kehendak Allah, Rasul-Nya dan Ulil Amri.
Karena Allah itu Al-Ghaib (tidak mungkin menampakkan DiriNya di
bumi), maka Allah mengangkat WakilNya, yakni RasulNya & Ulil Amri.
Iblis tidak terima Khalifah fil ardh/Rasulullah
dari kalangan manusia, lalu mendendamnya

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian
Kami katakan kepada para Malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun
bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu
aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya
dari api sedang dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah".
Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tak sepatutnya menyombongkan
diri di dalamnya; maka keluarlah (iblis). Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya [529] sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah
berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.“
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus”, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka; dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.
(Qs. 7/Al-A`raf ayat 11-17)
___________________________________
[529] Maksudnya: janganlah saya (iblis) dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan
anak cucunya.
Iblis sesatkan manusia dengan cara
menciptakan pandangan yang “baik”

Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan


bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(pandangan dan perbuatan yang tidak sejalan dengan kehendak
Tuhan) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya, kecuali sebagian dari hamba-hambaMu yang ikhlash.

(Qs. 15/Al-Hijr ayat 39-40; juga dalam Qs. 6/Al-An`am


ayat 112, Qs. 27/An-Naml ayat 24)
Iblis benar-benar memusuhi
NABI (dan RASUL)

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu


musuh, yaitu syetan-syetan manusia dan jin, sebagian
mereka membisikkan kepada sebagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah (pandangan
yang tidak sejalan dengan Tuhan) untuk menipu
(manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya
mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah
mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
(Qs. 6/Al-An`am ayat 112)
Manusia malah menteladani iblis
memusuhi Nabi dan Rasul
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu (=Nabi Muhammad, juga para pelanjutnya yang hak
dan sah) seorang An-Nazhir dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu
berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya
kami adalah pengikut jejak-jejak mereka." (Qs. 43/Az-zuhruf: 23)
Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang An-Nazhir pun, melainkan orang-orang yang
hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk
menyampaikannya". (Qs. 34/Saba`: 34)
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah
menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran
(mukjizat) kepada `Isa putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. Apakah setiap datang
kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu
angkuh? maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu
bunuh? (Qs. 2/Al-Baqarah ayat 87)
Orang-orang kafir (=tidak mengimani Rasul yang ada di tengah-tengah mereka) berkata kepada Rasul-
rasul mereka: "Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada
agama kami". Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka: "Kami pasti akan membinasakan orang-orang
yang dzalim itu, (Qs. 14/Ibrahim ayat 13)
Manusia mengolok-olok
Al-Quran & Rasul
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-
orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang
telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan
mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan
mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia; maka hapuslah
amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian
bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan
kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku
dan Rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
(Qs. 18/al-Kahfi ayat 13-16)
Pengikut RASUL malah bangga
memecah belah agama

Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan


agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan.
Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada
pada sisi mereka (masing-masing).
(Qs. 23/Al-Mu`minun ayat 53)

yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan


mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan
merasa bangga dengan apa yang ada pada
golongan mereka.
(Qs. 30/Ar-Rum ayat 32)
MANUSIA SELALU BERSELISIH PENDAPAT
akibatnya dimasukkan jahannam

Walau syaa-a robbuka la ja`alan-naasa ummatan-waahidatan,


walaa yazaaluuna mukhtalifiina, illaa man rohima robbuka,
wa li-dzaalika kholaqohum. Wa tammat kalimatu robbkika la
amla-anna jahannama minal jinni wan-naasi ajma`iina.
Jikalau Tuhanmu menghendaki tentu Dia menjadikan manusia umat
yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali
orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk itulah
Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya)
telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka
Jahannam dengan jin dan manusia semuanya.
(Qs. 11/Hud ayat 118-119)
Mayoritas manusia mengikuti jalan iblis
kecuali sebagian kecil dari kaum mu`minin

Wa laqod shoddaqo `alaihim ibliisu zhonnahu


fattaba`uuhu illaa fariiqoon minal mu`miniin

Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran


sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya,
kecuali sebagian kecil orang-orang yang beriman.
(Qs. 34/Saba` ayat 20)
KAGET SAAT MATI, KARENA TIDAK MENGENAL
DiriNya (Zat Tuhan) Yang Al-Ghaib

Dan (alangkah ngerinya) jika kamu (dapat) melihat ketika mereka (orang yang merasa
beriman, padahal tidak mengenal DiriNya Yang Al-Ghaib) terperanjat ketakutan
(pada saat kematiannya), maka mereka tidak dapat melepaskan diri dan mereka
ditangkap (oleh syetan jin) dari tempat yang dekat (untuk disiksa di tempat sesat),
Dan (di waktu itu) mereka berkata, "Kami beriman kepadaNya", (Tuhan menyanggah):
Bagaimanakah mereka dapat mencapai (keimanan kepada DiriNya Yang Al-Ghaib)
dari tempat yang jauh itu.
Dan sesungguhnya mereka telah mengingkari (Diri)-Nya (Yang Al-Ghaib) sebelum
itu (ketika di dunia); dan mereka (hanya) menduga-duga tentang (Ada dan Wujud
DiriNya) Yang Al-Ghaib dari tempat yang jauh. (Qs. 34/Saba` ayat 51-53)
PENYESALAN MANUSIA YANG
TIDAK BERGURU KEPADA RASUL

Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir (=mengingkari RasulNya yang ada di tengah-tengah kamu),
padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu (yang memerintahkan untuk itba` kepada Rasul), dan
Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? (Qs. 3/Ali Imran ayat 101)

(Ingatlah pada suatu) hari (di akhirat) orang yang zalim (tidak beriman kepada Rasul-Nya yang ada di
sekitarnya) menggigit dua tangannya (saking menyesalnya), seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu,
ketika di dunia) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul" .
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu, ketika hidup di dunia) tidak menjadikan si fulan sebagai
kholil (=tokoh idola/ tokoh panutan, padahal di sekitar aku ada Rasul).
(Qs. 25/Al-Furqan ayat 27-28)

Anda mungkin juga menyukai