MR - RASUL DLM AL-QURAN (Pebruari 2012)
MR - RASUL DLM AL-QURAN (Pebruari 2012)
dalam Al-Quran
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah untuk dapat
selamat sampai kepadaNya itu al-Wasiilata (=Wasithah); dan berjihadlah dijalanNya
supaya kamu memperoleh kemenangan. (Qs. 5/Al-Maidah ayat 35)
Al-Wasilata adalah isim fa`il (=seseorang yang menjadi perantara). Isim fa`il bersifat istimror,
yakni berlaku terus sepanjang zaman; sedangkan wabtaghuu adalah fi`il amr, yang juga bersifat
istimror.
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk: (1)
bertakwa kepada Allah; (2) mencari Al-Wasilata (=Wasithah) agar dapat sampai dengan selamat
kepada-Nya; dan (3) berjihad di jalanNya supaya memperoleh kemenangan.
Artinya, untuk mencapai derajat takwa, maka orang-orang yang beriman itu harus mencari al-
wasilata (Wasithah) agar dapat sampai dengan selamat kepadaNya. Kemudian masih diperintah
lagi untuk berjihad di jalanNya (dengan bimbingan Guru Wasithah) agar memperoleh
kemenangan.
adalah salah seorang RASUL yang datang secara
gilir gumanti hingga hari kiamat
Almasih putera Maryam itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya Rasul-rasul (mulai
Nabi Adam hingga Rasul menjelang Nabi Isa AS), dan ibunya seorang yang sangat benar; kedua-duanya biasa memakan
makanan. Perhatikan, bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian
perhatikanlah bagaimana mereka berpaling. (Qs. 5/Al-Maidah ayat 75)
Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya Rasul-rasul
(mulai Nabi Adam hingga Rasul menjelang Nabi Muhammad SAW). Apakah jika dia (Muhammad
Rasulullah) wafat atau dibunuh kamu ”berbalik ke belakang”? (=tetap hanya mau itba` kepadanya,
padahal beliau sudah wafat dan sudah ada Rasul penggantinya?) Barang siapa yang berbalik ke belakang
(mentaati Rasul yang sudah wafat), maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun;
dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur (=mentaati Rasul pengganti Rasul
yang sudah wafat, tidak berbalik ke belakang). (Qs. 3/Ali Imran: 144)
PERINTAH UNTUK “MENCARI TAHU”
TENTANG KEBERADAAN RASUL
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu ummatan wasathaa (=umat ber-wasithah,
yakni umat yang adil dan pilihan karena dipimpin oleh Wasithah) agar kamu (murid-murid
Wasithah) menjadi saksi atas (perbuatan) manusia (yang ternyata hanya untuk mengejar nafsu
dan syahwat), sedangkan Rasul menjadi saksi atas (perbuatan) kamu … (Qs. 2/Al-Baqarah: 143)
Kata “ummat” dalam “ummatan wasathaa” pada ayat di atas (juga dalam ayat di bawah ini)
bukanlah “kerumunan manusia”, melainkan masyarakat yang teratur karena ada pemimpinnya,
yakni Wasithah.
Kalimat “wa yakuuna” dalam “wa yakuunar rasuula” pada ayat di atas menggunakan fi`il
mudhore` adalah istimror, yakni berlaku terus hingga sekarang dan sampai kiamat. Artinya,
Rasul memang selalu ada di tengah-tengah umat.
Dan zikirilah (ingat-ingatlah) Tuhanmu dalam dirimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut, dan (cara mengingatNya) dengan tidak mengeraskan suara, di waktu
pagi dan petang (=di sepanjang waktu), dan janganlah kamu termasuk orang-
orang yang lalai (=tidak berzikir). (Qs. 7/Al-A`raf ayat 205)
Dalam Qs. 3/Ali Imran ayat 190-191 disebutkan tentang ciri-ciri Ulul Albab, yaitu:
orang-orang yang ber-zikir (mengingat Allah) sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring (=dalam berbagai keadaan); dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari
siksa neraka.
UNTUK MA`RIFAT BI DZATILLAH,
harus bertanya kepada Ahladz Dzikri
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu
kepada mereka; maka bertanyalah kepada ahladz dzikri jika kamu tidak mengetahui (Zat Tuhan
dan Ilmu Zikir), (Qs. 16/An-Nahl ayat 43, juga dalam Qs. 21/Al-Anbiya ayat 7)
… dan ikutilah jalan orang yang pernah kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepadaKu-lah
kembalimu, … (Qs. 31/Luqman ayat 15)
Ahli Zikir dijadikan Ahladz Dzikri, karena pernah kembali kepada Tuhan, sehingga
benar-benar kenal Tuhan.
Qs. 3/ALI IMRAN ayat 31-32 & Qs. 5/AL-MAIDAH
ayat 67 sebagai AYAT “KUNCI”
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku (=Rasul atau Wasithah, yakni Nabi Muhammad
SAW, juga para pelanjutnya yang hak dan sah mewakili dirinya), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu."
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya”; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang kafir (=yang tidak mau itba` kepada “aku”/=RasulNya/Guru Wasithah). (Qs. 3/Ali Imran ayat 31-32)
Hai Rasul (=Hai Muhammad Rasulullah)! Sampaikanlah apa yang dturunkan kepadamu dari Tuhanmu
(yakni tentang siapa-siapa pengganti dan pelanjut kerasulan Nabi Muhammad SAW). Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan Allah untuk disampaikan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
(seluruh) risalahNya. Allah memelihara kamu dari (rekayasa) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir (=yang tidak percaya terhadap adanya penerusan tugas dan fungsi
kerasulan ini). (Qs. 5/Al-Maidah ayat 67)
“INTI” PERINTAH ADALAH MENTAATI ALLAH,
MENTAATI RASUL-NYA & ULIL AMRI
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian
Kami katakan kepada para Malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun
bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu
aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya
dari api sedang dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah".
Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tak sepatutnya menyombongkan
diri di dalamnya; maka keluarlah (iblis). Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya [529] sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah
berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.“
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus”, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka; dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.
(Qs. 7/Al-A`raf ayat 11-17)
___________________________________
[529] Maksudnya: janganlah saya (iblis) dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan
anak cucunya.
Iblis sesatkan manusia dengan cara
menciptakan pandangan yang “baik”
Dan (alangkah ngerinya) jika kamu (dapat) melihat ketika mereka (orang yang merasa
beriman, padahal tidak mengenal DiriNya Yang Al-Ghaib) terperanjat ketakutan
(pada saat kematiannya), maka mereka tidak dapat melepaskan diri dan mereka
ditangkap (oleh syetan jin) dari tempat yang dekat (untuk disiksa di tempat sesat),
Dan (di waktu itu) mereka berkata, "Kami beriman kepadaNya", (Tuhan menyanggah):
Bagaimanakah mereka dapat mencapai (keimanan kepada DiriNya Yang Al-Ghaib)
dari tempat yang jauh itu.
Dan sesungguhnya mereka telah mengingkari (Diri)-Nya (Yang Al-Ghaib) sebelum
itu (ketika di dunia); dan mereka (hanya) menduga-duga tentang (Ada dan Wujud
DiriNya) Yang Al-Ghaib dari tempat yang jauh. (Qs. 34/Saba` ayat 51-53)
PENYESALAN MANUSIA YANG
TIDAK BERGURU KEPADA RASUL
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir (=mengingkari RasulNya yang ada di tengah-tengah kamu),
padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu (yang memerintahkan untuk itba` kepada Rasul), dan
Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? (Qs. 3/Ali Imran ayat 101)
(Ingatlah pada suatu) hari (di akhirat) orang yang zalim (tidak beriman kepada Rasul-Nya yang ada di
sekitarnya) menggigit dua tangannya (saking menyesalnya), seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu,
ketika di dunia) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul" .
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu, ketika hidup di dunia) tidak menjadikan si fulan sebagai
kholil (=tokoh idola/ tokoh panutan, padahal di sekitar aku ada Rasul).
(Qs. 25/Al-Furqan ayat 27-28)