TANGERANG UMT JL. Perintis Kemerdekaan I/33 Cikokol Kota Tangerang
MATA KULIAH(ke.1) : PENEGERTIAN TENIK LALU LINTAS
DOSEN PENGAMPU : Dr.Ir.H. SUGENG PURWANTO.MM.,MT SEJARAH TEKNIK LALU LINTAS
■ Sudah dikenal sejak lama, namun baru dikembangkan
tahun 1950- an. Contoh: pada Jaman Romawi sudah terda -pat aturan kereta berkuda masuk kota pada malam hari.
■ Sesudah timbul kemacetan, ilmu teknik lalulintas makin
berkembang
■ Perkembangan: penggunaan lampu lalu lintas sebagai
pengatur simpang.
■ Perkembangan lebih lanjut: Koordinasi lampu lalu lintas
(ATCS: Area Traffic Control System) Teknik lalu lintas adalah cabang ilmu teknik sipil yang memanfaatkan ilmu teknik untuk keamanan dan efisiensi pergerakan dan transportasi barang dan benda di jalan raya. Fokus utama adalah keamanan dan efisiensi debit lalu lintas, geometri jalan, trotoar, penyebrangan, jalur sepeda, lampu lalu lintas, dan sebagainya. Sudah dikenal sejak lama, namun baru dikembangkan tahun 1950- an. Contoh: pada Jaman Romawi sudah terdapat aturan kereta berkuda masuk kota pada malam hari. Sesudah timbul kemacetan, ilmu teknik lalulintas makin berkembang Perkembangan: penggunaan lampu lalu lintas sebagai pengatur simpang Perkembangan lebih lanjut: Koordinasi lampu lalu lintas (ATCS: Area Traffic Control System) Dalam operasinya, lalu lintas terdiri atas beberapa komponen utama untuk dapat bermakna sebagai suatu lalu lintas yang disebut dengan istilah sistem lalu lintas. Sistem lalu lintas pada dasarnya terdiri atas tiga komponen utama yaitu: jalan, manusia, dan kendaraan. Bahkan secara lebih luas sistem lalu lintas merupakan bagian dari sistem yang lebih luas yaitu sistem transportasi. Sasaran secara umum dari traffic engineering adalah penggunaan prinsip- prinsip ilmiah, alat-alat, cara-cara, teknik-teknik, dan penemuan-penemuan untuk mengatur lalu lintas sedemikian sehingga dapat dijamin pergerakan manusia dan barang dengan aman, cepat, leluasa dan nyaman. Untuk mendapatkan hasil yang optimal traffic engineering harus menentukan langkah- langkahnya dalam penggunaan ketentuan-ketentuan di atas berdasarkan landasan-landasan: a) Menentukan obyek yang dilayani b) Menentukan keuntungan yang akan didapat dan konsekuensi yang harus ditanggung masyarakat. c) Menentukan perjanjian-perjanjian/kompromi yang dipakai untuk pemilihan alternatif d) Menentukan alternatif mana saja yang harus dipertimbangka e) Menentukan perimbangan antara batas pelayanan yang harus dicapai dengan besarnya sumber yang dipakai f) Menentukan perimbangan antara derajat ketelitian hasil dan tingkatan sosial, ekonomi, dan teknologi masyarakat