Anda di halaman 1dari 18

PLUG C

KONTAMINASI
LUMPUR PEMBORAN

1
PLUG C
113190101 VINKA AZ ZAHRA 113190128 AGUNG MADE DWI PAWITRI

113190151 ALFIONADEOVANI NAINGGOLAN 113190038 ALFREDO SILVERTOR

113190063 LALU NANANG APRIADINATA 113190163 DEA ANFI LAZARITSA

113190141 VINSENSIUS GUNUNG RENDRA ADITYA 113190152 DZAKY NAUFAL VALDIYANTORO

113190113 TITO NAUFAL RIZQULLAH 113190051 ILHAM MAHENDRA

113190131 ARISA GUMIRA HAIDAR 113190061 NANI JULITA SELAN

113190058 YUSUF ADI NUGROHO

2
OUTLINE
 TUJUAN PERCOBAAN
 DASAR TEORI
 ALAT DAN BAHAN
 PROSEDUR PERCOBAAN
 APLIKASI LAPANGAN

3
TUJUAN PERCOBAAN
 Mempelajari sifat-sifat fisik lumpur akibat kontaminasi garam,
gypsum, dan semen.
 Memahami cara penanggulangan kontaminasi lumpur.

4
DASAR TEORI
Lumpur pemboran menjadi salah satu pertimbangan dalam mengoptimasikan
operasi pemboran. Oleh sebab itu mutlaklah untuk memelihara atau mengontrol sifat-
sifat fisik lumpur pemboran agar sesuai dengan yang diinginkan.Salah satu
penyebabnya berubahnya sifat-sifat fisik lumpur adalah adanya material-material
yang tidak diinginkan (kontaminan) yang masuk ke dalam lumpur pada saat operasi
pemboran sedang berjalan.

5
DASAR TEORI
Kontaminasi Sodium Clorida
Kontaminasi ini sering terjadi pada saat pemboran menembus kubah garam (salt
dome), lapisan garam, lapisan batuan yang mengandung konsentrasi garam cukup
tinggi atau akibat air formasi yang berkadar garam tinggi dan masuk ke dalam sistem
lumpur. Akibat adanya kontaminasi ini, akan mengakibatkan berubahnya sifat lumpur
seperti viscosity, yield point, gel strength dan filtration loss. Kadang-kadang penurunan
pH dapat pula terjadi bersamaan dengan kehadiran garam pada sistem lumpur.

6
Kontaminasi Gypsum
Gypsum dapat masuk ke dalam lumpur pada saat pemboran menembus
formasi gypsum, lapisan gypsum yang terdapat pada formasi shale atau
limestone. Akibat adanya gypsum dalam jumlah yang cukup banyak dalam
lumpur pemboran, maka akan merubah sifat fisik lumpur tersebut seperti
viscositas plastic, yield point, gel strength dan flltration loss.

7
Kontaminasi Semen
Kontaminasi semen dapat terjadi akibat operasi penyemenan
yang kurang sempurna atau setelah pengeboran lapisan semen
dalam casing, float collar dan casing shoe. Kontaminasi semen
akan merubah viscositas plastik, yield point, gel strength, fluid
loss dan pH lumpur.

8
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
 Fann VG meter  Aquadest
 Timbangan digital  Bentonite
 Mud mixer  NaCl
 Stop watch  Semen
 pH strips  Gypsum
 Filter Press  Soda Ash
 Jangka sorong  Monosodium Phospate
 Filter paper  Asam Sulfat
 Gelas ukur  Indicator Methyl Jingga
 Indicator Phenolpthalein

9
ALAT DAN BAHAN
1 2
Fann VG meter

Keterangan:

1. Dial Reading (Dial Lens)


2. Speed Selection 6
3. Synchronous Motor 3
4. Switch Speed Control
5. Mud Cup
5
6. Rotor 4

10
ALAT DAN BAHAN
Filter Press
Keterangan:
1
1. T-Screw
2. Pressure Inlet
2
3. Cell
4. Base Cup 3
4
5. Graduatet Cilinder
6. Gas Inlet 5
7. Support
6 8
7
8. Support Rod

11
ALAT DAN BAHAN
Mud mixer
Keterangan:
1. Mixer Cup
2. Mixer Hanging
3. Mixer

1 2 3

12
ALAT DAN BAHAN

Filter paper Jangka sorong


Stop watch

13
ALAT DAN BAHAN

pH strips
Gelas ukur

14
PROSEDUR PERCOBAAN:
1. Kontaminasi NaCl
1. Membuat lumpur dasar dengan komposisi 22,5 gr bentonite + 350 cc aquadest, kemudian mengukur
pH, Viscosity, Gel Strength, Fluid Loss, dan ketebalan Mud Cake.
2. Menambahkan NaCl sebanyak 1 gram ke dalam lumpur standar,
3. Mengukur viscositas dan gel strength dengan menggunakan Fann VG. Diperoleh dial reading pada 600
RPM dan 300 RPM, sehingga dapat dihitung Plastic Viscosity dan Yield Point. Kemudian dilakukan
pengamatan untuk gel strength 10 detik dan 10 menit.
4. Memasukkan lumpur ke dalam alat filtration loss selama 30 menit dengan tekanan 100 psi. Air yang
tertampung pada gelas ukur dicatat sebagai volume filtrat, dan diukur dengan kertas indicator pH untuk
mengetahui pH lumpur.
5. Mengukur ketebalan mud cake yang menempel pada kertas saring dengan menggunakan jangka sorong.

15
PROSEDUR PERCOBAAN:
2. Kontaminasi Gypsum
1. Membuat Lumpur standar kemudian mengukur pH, Viscosity, Gel Strength, Fluid Loss, dan
ketebalan Mud Cake.
2. Membuat lumpur baru dengan komposisi: Lumpur standar + 0,225 gr gypsum. Kemudian
mengukur parameter pada langkah satu.
3. Melakukan langkah dua dengan penambahan gr gypsum yang berbeda.
4. Membuat Lumpur baru dengan komposisi baru: Lumpur Standar + gr gypsum + gr soda ash.
Kemudian mengukur lagi parameter sebelumnya melakukan langkah empat dengan
penambahan soda ash.

16
PROSEDUR PERCOBAAN:
3. Kontaminasi Semen
1. Membuat lumpur standar, kemudian mengukur pH, Viscosity, Gel Strength, Fluid Loss, dan ketebalan
Mud Cake.
2. Membuat lumpur baru dengan komposisi : lumpur standar + 0,225 gr semen. kemudian mengukur pH,
Viscosity, Gel Strength, Fluid Loss, dan ketebalan Mud Cake.
3. Melakukan langkah 2 dengan penambahan masing-masing 0,5 gr, 1,0 gr dan 1,5 gr semen. kemudian
mengukur pH, Viscosity, Gel Strength, Fluid Loss, dan ketebalan Mud Cake.
4. Membuat lumpur baru dengan komposisi : lumpur standar + 1,5 gr semen + 0,2 gr Monosodium
Phosphate, kemudian mengukur pH, Viscosity, Gel Strength, Fluid Loss, dan ketebalan Mud Cake.
5. Melakukan langkah 4 dengan penambahan 1,0 gr Monosodium Phosphate

17
APLIKASI LAPANGAN

Aplikasi lapangan yang dapat diterapkan adalah saat


lumpur disirkulasikan terjadi kenaikan sifat rheologi,
maka terdapat zat kontaminan pada lumpur,
selanjutnya dilakukan analisa kimia untuk
menentukan zat kontaminan sehingga bisa dilakukan
treatment yang sesuai

18

Anda mungkin juga menyukai