Anda di halaman 1dari 14

CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL

BUDAYA DALAM PRAKTIK


KEBIDANAN
Disusun oleh Kelompok 2 :
-Dumaria
-Elfrida Nababan
-Fitria Sibarani
-Fitrianti Sitorus
Di era globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan yang
begitu ekstrim menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek
sosial budaya. Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan
pengetahuan budaya seperti konsepsi- konsepsi mengenai berbagai
pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi
sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa
dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan
anak.
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan
harus siap fisik maupun mental, karena tugas seorang bidan sangatlah
berat. Bidan yang siap mengabdi di kawasan pedesaan mempunyai
tantangan yang besar dalam mengubah pola kehidupan masyarakat
yang mempunyai dampak negatif tehadap kesehatan masyarakat.
Tidak mudah mengubah pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat.
Apalagi masalah proses persalinan yang umum masih banyak
menggunakan dukun beranak.
Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan
adalah kemiskinan, pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu,
seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan terhadap
masyarakat perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut,
yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur
pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan
norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan wilayah tersebut.
A.Pendekatan Melalui Agama
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup meliputi
seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan
berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi.

Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan
diantaranya:
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia
untuk selalu menjaga kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dalam segala aktivitasnya.
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia
dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan
dengan ajarannya.
Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-upaya pelayanan
kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya:

*a. Upaya pemeliharaan kesehatan*

Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak janin di
dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam dari berbagai penyakit dan
kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk
memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain:

1. Makan makanan yang bergizi.

2. Menjaga kebersihan.

3. Berolah raga.

4. Pengobatan diwaktu sakit.


*b. Upaya pencegahan penyakit*

Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:

1. Dengan pemberian imunisasi


2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun.
3. Memberikan penyuluhan kesehatan.
*c. Upaya pengobatan penyakit*

Pandangan agama terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua, pendapat mengenai hal
tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada
beberapa ilmuwan yang mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu hal yang
sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.
Pendapat/pandangan agama dalam pemakaian IUD.
*b. Upaya pencegahan penyakit*

Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:

1. Dengan pemberian imunisasi


2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun.
3. Memberikan penyuluhan kesehatan.
*c. Upaya pengobatan penyakit*

Pandangan agama terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua, pendapat mengenai hal
tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada
beberapa ilmuwan yang mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu hal yang
sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.
Pendapat/pandangan agama dalam pemakaian IUD.
B.pendekatan Melalui Kesenian
Masyarakat menginginkan pelayanan kesehatan yang murah, nyaman, sehingga memberi
kepuasan ( sembuh dengan cepat dengan pelayanan yang baik ). Rumah sakit perlu
mengembangkan suatu sistem pelayanan yang didasarkan pada pelayanan yang berkualitas baik,
biaya yang dapat dipertanggung jawabkan dan diberikan pada waktu yang cepat dan tepat.
Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa pelayanan
kesehatan (pelayanan medis dan pelayanan kebidanan), untuk masyarakat menggunakan
berbagai sumber daya.Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan
kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan.erti
ketenanagaan, mesin, bahan, fasilitas, modal, energi dan waktu.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih bersifat :
1. Promotif, bidan yang bersifat promotif berarti bidan berupaya menyebarluaskan informasi melalui berbagai
media Metode penyampaian, alat bantu, sasaran, media, waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta
keterlibatan instansi terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung kepada
dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi kesehatan bisa selalu
menggunakan dana negara.
2. Preventif berarti bidan berupaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan balita di Posyandu dll. Kadang
ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa bayi berusia kurang dari 35 hari tidak boleh dibawa keluar
rumah.
3. Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit terutama penyakit berat.
4. Rehabilitatif berarti bidan melakukan upaya pemulihan kesehatan, terutama bagi pasien yang memerlukan
perawatan atau pengobatan jangka panjang.
*a. Apresiasi Seni*
Apresiasi Seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan kemampuan untuk menghargai karya seni.
Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah:
a. Kepekaan eksistensi yang berkembang pada diri masing-masing, yang tidak disadari sesuai dengan lingkungan yang
membinanya.
b. Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni, perkembangan kesenian dan estetika
manusia.

*b. Peranan Seni*


Seni memliki beberapa peranan, diantaranya:
a. Seni sebagai kebutuhan.
Seni sebagai kebutuhan berarti seni merupakan salah satu dari beberapa kebutuhan bagi manusia yang perlu dipenuhi.
b. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi
Secara keseluruhan kesenian hanyalah ditujukan untuk kebahagiaan manusia, baik. kebahagiaan manusia secara materi maupun
spirituil.
c. Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan
Dalam penyuluhan kesehatan maupun alam praktik kebidanan, seni dapat digunakan sebagai media dalam melakukan pendekatan
kepada masyarakat.
d. Kesenian sebagai seni terapi
Seni diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin.
.
Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat,
mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.

Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya, berkaitan
dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia
lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan
tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau
pelayanan kebidanan dengan baik, hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan
misalnya pendekatan melalui kesenian tradisional.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai