2 023
Tuna
Daks
a
Raudh
atul Ja
(20201 n
50134 nah
)
Tun a D a k sa
Pengertian
ebab T u n a
Pen y Faktor prenatal
faktor genetik
kerusakan pada
sistem saraf
Infeksi yang
(sebelum kelahiran) pusat
menyerang otak
memaksakan perdarahan di
persalinan otak, hingga
atau bentuk
Faktor neonatal (saat penggunaan
normal saat pinggul ibu
lahir) terlalu sempit,
anestesi yang
posisi bayi berlebihan.
Tuna Daksa dapat terjadi akibat sungsang
kecelakaan, penyakit, ataupun
bawaan sejak lahir. seperti
penyakit ada benturan
Faktor postnatal radang otak keras di kepala
radang
(setelah lahir) (ensefalitis) anak, misalnya
selaput otak saat ia terjatuh.
(meningitis)
ADD A FOOTER 4
Kla sifika s i o Tuna daksa sedang: Penderita membutuhkan
ADD A FOOTER 5
Cerebral Palsy diartikan sebagai
kelumpuhan pada otak yang menyebabkan
tidak adanya kontrol otot, kelainan postur
dan hambatan gerak. Kelainan tersebut
tidak bersifat progresif dan tidak selalu
memburuk (Friend, 2005).
ADD A FOOTER 6
n is- Je n is
Je
D a ks a
Tuna
Kelainan pada anak
tunadaksa dikelompokkan
menjadi dua jenis besar :
ADD A FOOTER 7
n p a d a
Kelaina e b ral
t em s er
sis
Jika dilihat dari banyaknya anggota Berdasarkan letak kelainan otak dan fungsi
tubuh yang lumpuh, jenis tunadaksa
serebral digolongkan menjadi: geraknya, anak tunadaksa serebral dibedakan atas:
• Monoplegia: Hanya satu anggota gerak yang lumpuh •Spastik: Kekakuan pada sebagian atau seluruh otot
• Hemiplegia: Lumpuh pada anggota gerak atas dan • Athetoid: Gerakan terjadi di luar kontrol atau koordinasi gerak
bawah di sisi tubuh yang sama
• Ataxia: Kehilangan keseimbangan dan kekakuan terlihat saat
•Paraplegia: Lumpuh pada kedua tungkai kaki berdiri atau berjalan
•Diplegia: Kedua tangan atau kedua kaki lumpuh • Tremor: Getaran kecil terus-menerus pada mata, tangan, atau
• Triplegia: Tingga anggota gerak mengalami kepala
kelumpuhan • Rigid: Kekakuan otot di mana gerakannya tidak ada keluwesan
• Quadriplegia: Kelumpuhan pada seluruh anggota • Tipe campuran: Menunjukkan dua ataupun lebih jenis kelainan
gerak. di atas. 8
ADD A FOOTER
d a s is te m
ina n p a
K e la a ng ka .
to t d a n r
o
•Poliomielitis, yaitu kondisi otot yang mengecil akibat serangan virus polio sehingga anak menjadi lemah dan
tidak bertenaga.
•Distrofi otot, yaitu terjadinya kelumpuhan pada fungsi otot dan sifatnya progresif alias memburuk seiring
bertambahnya usia anak.
•Spina bifida, yaitu cacat lahir ketika Sebagian tulang belakang dan sumsum tulang belakang tidak tertutup
(tidak terbentuk dengan sempurna).
ADD A FOOTER 9
Karakteristik Anak Tuna
Daksa
ak
Time Residential School)
d i d i k an A n
Model P en
a D a k s a Sekolah Khusus tanpa Asrama
T un
Category 2
(Special Day School)
Kelas Khusus Penuh (Full-Time
Category 3
Special Class)
Kelas Reguler dan Khusus (Part-Time
Category 4 Reguler Class and Part-Time Special
Class)
Anak tunadaksa dapat mengikuti Kelas reguler Dibantu oleh Guru
Category 5
Khusus (Reguler Class with
pendidikan pada tempat-tempat Supportive Instructional Service)
.berikut Kelas Biasa dengan Layanan
Konsultasi untuk Guru Umum
Category 6
(Reguler Class Placement with
Consulting Service for Reguler
Teachers)
Category 7
Kelas Biasa (Reguler Class)
ADD A FOOTER 11
LOREM IPSUM DOLOR SIT
AMET, CONSECTETUER
ADD A FOOTER ADIPISCING ELIT 12
r P u s ta ka
D a fta
Pratiwi, Imelda dan Hartosujono, Resiliensi pada Penyandang Tuna Daksa Non Bawaan, jurnal SPIRITS (Vol. 5. No.1,
November 2014), hal. 51.
Pangestu, Andre An, dkk., Karakteristik dan Model Pendidikan Bagi Anak Tuna Daksa, jurnal Edification (Vol.4, No.2,
Januari 2022), hal.278.
Badriyah, Lailatul, S.Psi., MA. dan Hermi Pasmawati, M.Pd. Kons. Problematika pada Anak Berkebutuhan Khusus,
(Jakarta : Rumah Literasi Publishing, 2020), hal.6.
https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/tunadaksa/
https://www.sehatq.com/artikel/memahami-pengertian-tuna-daksa-dan-pilihan-pendidikannya
13
Than
k Yo
u!
A P RI
L HA N
SS ON
u n a D a k sa
n g e r t ia n T
P e
ADD A FOOTER 15