Anda di halaman 1dari 11

Evolusi proteksi radiasi

• Dalam beberapa bulan setelah penemuannya, sinar-X telah digunakan


di seluruh dunia untuk diagnosis
• Di lain sisi meskipun terdapat manfaat yang sangat besar, terdapat
pula bahaya yang signifikan, tidak hanya bagi pasien, namun juga bagi
operator atau tenaga medis
Dekade Penemuan Sinar X
• Penemuan paralel sinar-X dan bahan radioaktif mendorong dunia ke dalam dunia radiasi pengion yang
sebelumnya tidak diketahui.

• Fisikawan Jerman Wilhelm Conrad Röntgen menemukan sinar-X pada bulan November 1895
• Seiring dengan kemajuan penemuan ini, ketertarikan dan minat masyarakat terhadap sifat-sifat radiasi pun
menyusul, Namun, belum terdapat manajemen awal yang jelas terhadap bahaya terkait penggunaan sinar X.
• Hanya dalam waktu satu bulan setelah penemuan sinar X (1896), Émil Herman Grubbé (AS) menderita luka
bakar dan dermatitis akibat sinar X
• Pada tahun 1896, Thomas A. Edison mencoba menggunakan tabung sinar-X untuk mengembangkan lampu
penerangan fluoresen. Dia segera menghentikan upaya ini karena memberikan efek beracun pada asistennya
hingga rambutnya rontok dan kulit rusak dan meninggal karena karsinoma metastatik pada tahun 1904 pada
usia 39 tahun, mungkin ini adalah orang pertama yang meninggal akibat paparan sinar-X yang berlebihan
• Peneliti awal lainnya, termasuk William J. Morton dan Nikola Tesla juga melaporkan mengenai iritasi mata
akibat sinar X dan zat fluoresen.
• Pada tahun 1896, Elihu Thomson, seorang fisikawan, memaparkan jari kelingkingnya ke sinar langsung
tabung sinar-X selama beberapa hari untuk menguji teori bahwa sinar itu sendirilah yang menjadi sumber
cedera.
• Akibat dari Tindakan tersebut memberikan efek rasa sakit, bengkak, dan kaku yang membuatnya berhati-hati
agar tidak terpapar berlebihan.
• Pada awal Desember 1896, Wolfram Conrad Fuchs di Chicago merekomendasikan paparan sinar-X dibuat
sesingkat mungkin, tidak menempatkan tabung sinar-X lebih dekat ke tubuh dari 30 cm, dan menggosok kulit
dengan petrolatum jelly sebelum paparan.
• Pada pergantian abad, William Rollins, , seorang dokter gigi di wilayah Boston, mengusulkan bahwa jika
paparan sinar-X selama 7 menit tidak mengaburkan pelat fotografi, maka intensitas radiasinya tidak
berbahaya. Sehingga, ia juga dianggap sebagai pelopor perlindungan radiasi pertama di AS karena beliau
juga merekomendasikan pelindung tabung dan penggunaan kacamata bertimbal (tebal 1 cm).
• pada tahun 1911 setidaknya dilaporkan 94 kasus karsinoma kulit dan sarkoma akibat sinar-X, dan terdapat
kekhawatiran yang semakin besar bahwa paparan radiasi dapat menyebabkan kemandulan, penyakit tulang,
dan kanker

• Meskipun para ilmuwan dan ahli medis mulai khawatir dengan


penggunaan sinar-X, rekomendasi keselamatan radiasi profesional
pertama baru diterbitkan pada tahun 1913 oleh Deutsche Roentgen-
Gesellschaft, yaitu sebuah peringatan terhadap efek kumulatif dari
penyinaran berulang, dengan instruksi untuk menyediakan timbal
atau pelindung serupa lainnya di sekitar sumber sinar-X dan
keharusan untuk berada sejauh mungkin dari tabung sinar-X ketika
diberi energi.
Masa Perang Dunia

• Pada perang dunia penggunaan radiografi secara signifikan meningkat di rumah skait dan di medan perang
• operator sinar-X dan ahli radiologi selama Perang Dunia mengalami cedera akut (kulit dan mata) serta kasus
leukemia dan anemia aplastik dilaporkan terjadi pada populasi pekerja medis
• Tahun 1914, Heinrich Albers-Schonberg menyarankan pembatasan frekuensi paparan Tidak lebih dari 3 x
sehari dengan jarak 30 cm dari tabung sinar X ke pasien, dan tambahan pelindung timbal untuk operator. Ini
merupakan penggambaran paling awal dari prinsip dasar keselamatan radiasi yaitu waktu, jarak, dan
pelindung
Era moderen
• Tahun 1948, Komite Perlindungan Radium Sinar-X Inggris menyarankan dosis maksimum yang diizinkan
sebesar 0,5 R per minggu dan, selama paparan fluoroskopi terus menerus, dan mempertahankan kurang dari
4-6 R per detik. Setelahnya standar proteksi radiasi terus mengalami perubahan
• Tahun 1970an hingga tahun 1990an terjadi pertumbuhan dan kompleksitas yang luiar biasa dalam
penerapan radiasi dan bahan radioaktif dalam bidang medis. Pada periode ini CT ditemukan dan
penggunaan fluoroskopi pada prosedur intervensi mulai meningkat
• Pada awal 1990an laporan mengenai cedera kulit disebabkan oleh fluoroskopi muncul kembali setelah hilang
lebih dari 50 tahun, Sejak saat itu, perlindungan operator ditingkatkan dengan penggunaan dinding
pelindung dan alat pelindung diri seperti apron timbal dan pelindung tiroid

Anda mungkin juga menyukai