PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pesawat rontgen merupakan alat/pesawat medik yang bekerja mengunakan
radiasi sinar X, baik untuk keperluan fluoroskopi maupun radiografi. Sinar-X atau
sinar Rontgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan
panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (sama dengan
frekuensi dalam rentang 30 petahertz - 30 exahertz) dan memiliki energi dalam
rentang 100 eV - 100 KeV. Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar
medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat
berbahaya. Pesawat Rontgen (foto Radiologi konvensional) memiliki prinsip
penembusan gelombang elektromagnetik dari sumber cahaya ke tubuh manusia,
lalu menembus hingga mencapai pelat film untuk menghasilkan gambar berupa
citra tubuh manusia (Foto Rontgen). Didalam teknologi terutama dalam bidang
kesehatan sinar X sangat banyak menjadi salah satu cara untuk alat diagnosis yang
berfungsi untuk photo thorax, tulang tangan, kaki dan organ tubuh lainnya. Sinar
X ini sering disebut juga sinar Rontgen. Dimana sinar ini sangat bermanfaat
dalam bidang kesehatan dan sangat berbahaya juga bila digunakan secara
berlebihan (Ferry Suyatno, 2008). Adanya peralatan peralatan yang menggunakan
sinar-X maka akan membantu dalam mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu
penyakit sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Parameter yang
mempengaruhi penyinaran dalam alat radiologi antara lain kV, mA, S. Pada
kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang mA. mA merupakan arus
yang mengalir pada tabung yang elektronnya dihasilkan dari pemanasan filame.
(BAPETEN, 2013)
Sebagai calon ahli tenaga elektromedis kita harus paham dan mengerti
dampak negatif yang ditimbulkan pesawat sinar-X, dengan tidak mengabaikan sisi
keselamatan. Di sisi lain pengetahuan tentang keselamatan kerja dan prinsip dasar
alat masih kurang. Untuk mengurangi resiko paparan radiasi dan juga bertujuan
untuk memperdalam pengetahuan mengenai proses kerja pesawat sinar-X
1
Batasan Masalah
1.2.1
1.2.2
Ray.
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
e.
Rotating anoda tidak berputar.
1.2.9
HU max 20.000 joule pada sistem radiography.
1.2.10
Hanya menampilkan salah satu error pada LCD.
1.2.11
Error terdiri dari :
ERROR 1 : Tegangan input tidak ada.
ERROR 2 : Rotating Anoda tidak berputar.
ERROR 3 : Arus Filamen tidak ada.
ERROR 4 : Arus Tabung tidak ada.
ERROR 5 : Overload Suhu X-Ray tube.
ERROR 6 : Over HU.
1.3
Rumusan Masalah
Dapatkah dibuat alat simulasi pesawat General X-Ray dengan kontrol
mA dan Safety Alarm ?
1.4
Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Dibuatnya alat simulasi pesawat General X-Ray dengan kontrol
mA dan Safety Alarm.
1.4.2 Tujuan Khusus
Dengan acuan permasalahan tersebut diatas, maka secara
operasional tujuan khusus pembuatan alat ini antara lain :
1.4.2.1
1.4.2.2
1.4.2.3
1.4.2.4
1.4.2.5
1.4.2.6
1.4.2.7
1.4.2.8
1.4.2.9
1.4.2.10
1.5
Manfaat
1.5.1
Manfaat Teoritis
Manfaat Praktis
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sinar - X
Dalam ilmu kedokteran, sinar x dapat digunakan untuk melihat
kondisi tulang, gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun
pembedahan langsung pada tubuh pasien. Biasanya, masyarakat awam
menyebutnya dengan sebutan FOTO RONTGEN. Selain bermanfaat,
2.1.2
2.1.2.1
Kegunaan Sinar - X
Pengobatan
Sinar-X lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang
2.1.2.2
Perindustrian
b.
c.
2.1.2.3
Penyelidikan
2.1.3
Efek Sinar-X
Walaupun sinar-X sangat berguna kepada manusia, tetapi
b.
c.
d.
2.1.4
Teori Bremstrahlung
Sinar-X Bremstrahlung terjadi ketika elektron dengan energi
kinetik yang terjadi berinteraksi dengan medan energi pada inti atom.
Karena inti atom ini mempunyai energi positif dan elektron mempunyai
energi negatif, maka terjadi hubungan tarik- menarik antara inti atom
dengan elektron.
Ketika elektron ini cukup dekat dengan inti atom dan inti atom
mempunyai medan energi yang cukup besar untuk ditembus oleh elektron
proyektil, maka medan energi pada inti atom ini akan melambatkan gerak
dari elektron proyektil. Melambatnya gerak dari elektron proyektil ini akan
mengakibatkan elektron proyektil kehilangan energi dan berubah arah.
Energi yang hilang dari elektron proyektil ini dikenal dengan photon sinar
X bremstrahlung.
2.1.5
Sinar-X Karakteristik
Sinar-X karakteristik terjadi ketika elektron proyektil dengan energi
kinetik yang tinggi berinterkasi dengan elektron dari tiap-tiap kulit atom.
Elektron proyektil ini harus mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi
untuk melepaskan elektron pada kulit atom tertentu dari orbitnya. Saat
elektron dari kulit atom ini terlepas dari orbitnya maka akan terjadi transisi
dari orbit luar ke orbit yang lebih dalam.
Energi yang dilepaskan saat terjadi transisi ini dikenal dengan photon
sinar-X karakteristik. Energi photon sinar-X karakteristik ini bergantung
pada besarnya energi elektron proyektil yang digunakan untuk melepaskan
elektron dari kulit atom tertentu dan bergantung pada selisih energi ikat dari
elektron transisi dengan energi ikat elektron yang terlepas tersebut.
2.1.6
jauh lebih kecil, baik sebagai alat terpisah maupun dalam sirkuit terpadu.
Pada awal abad ke-21 muncul kembali kesukaan terhadap tabung vakum,
kali ini dalam bentuk tabung mikro field-emitter. Tabung vakum pertama
diciptakan oleh John Ambrose Fleming pada tahun 1904.
Dioda termionik adalah sebuah peranti katup termionik yang
merupakan susunan elektrode-elektrode di ruang hampa dalam sampul
gelas. Dioda termionik pertama kali berbentuk seperti bola lampu pijar.
Dalam diode katup termionik, arus listrik yang melalui filamen pemanas
secara tidak langsung memanaskan katode (Beberapa diode menggunakan
pemanasan langsung, dimana filamen wolfram berlaku sebagai pemanas
sekaligus juga sebagai katode), elektrode internal lainnya dilapisi dengan
campuran barium dan strontium oksida, yang merupakan oksida dari
logam alkali tanah. Substansi tersebut dipilih karena memiliki fungsi kerja
yang kecil. Bahang (panas) yang dihasilkan menimbulkan pancaran
termionik elektron ke ruang hampa. Dalam operasi maju (forward bias),
anode diberi muatan positif jadi secara elektrostatik menarik elektron yang
terpancar, walaupun begitu, elektron tidak dapat dipancarkan dengan
mudah dari permukaan anode yang tidak terpanasi ketika polaritas
tegangan dibalik. Karenanya, aliran listrik terbalik apapun yang dihasilkan
dapat diabaikan. Dalam sebagian besar abad ke-20, diode katup termionik
digunakan dalam penggunaan isyarat analog, dan sebagai penyearah pada
pemacu daya. Saat ini, diode katup hanya digunakan pada penggunaan
khusus seperti penguat gitar listrik, penguat audio kualitas tinggi serta
peralatan tegangan dan daya tinggi. (Hoddeson,2012)
2.2 Rangkaian Dasar
2.2.1
10
2.2.2
11
2.2.3
12
b. Standby Resistor
d. Trafo filament
14
BAB III
KONFIGURASI SISTEM
Patient Table :
- Diode Tube
- Meja
- Bucky
- Sliding
- Tilting
- Grid
- Lampu
Fluoroscopy
- Rotating Anoda
Program
Tombol
Ready
Selector KV
Selector
MA
Selector
S
Selector Mode
Pemrose
Input
Tombol
Expose
HTT Tank :
- HTT
- Rectifier
- Trafo Filamen
- Interlock
- Oli
- Tabung Dioda
Outpu
kV
Mete
r
LCD
c
+
i
n
t
e
r
l
o
c
k
mA
Mete
r
Fluoroscopy
Lampu
Anoda
Putar
Drive
r
Driver
Anod
kV
Safety
Sensor
Timer
Lampu
(SMALL)
Trafo
Stepup
Rectifie
r
Motor grid
Setting
sliding
dan
Tabung
Dioda
Interlock
Auto
Trafo
SCC
Supply DC
LV Meter
Safety
Sensor
LVC
Safety
Sensor
PLN
15
Lampu
(LARGE
)
Safety
Sensor
Trafo
Filament
Driver
mA
Radiography
Driver
motor
16
Start
Inisialisasi LCD
Tegangan stabil?
LVC bekerja
Setting
sliding
Settiing
tilting
Driver
bekerja
Driver
bekerja
Motor
Y
Radiography
Motor
Mejaberputar
pasien bergeser
50 cm?
Mejaberputar
pasien bergerak
30?
Fluoroscopy
Setting KV
Motor
berhenti
Motor
berhenti
Setting
ProsesTimer
expose
End
End
N
Y
Buzzer
berbunyi
Enter
Setting mA
Buzzer
mati
1
N
17overload 55?
Sensor suhu
Rotating
anoda
Buzzer
Finish
Buzzer
mati
Lampu
Lampu
menyala
Timer
mati
habis
mulai
YExpose
N berbunyi
N berbunyi
berputar
Buzzer
Tekan Ready
Tekan Expose
18
19
BAB 4
METODE PENELITIAN
20
diberikan
(variabel
Independen)
0= Observasi (variabel dependen)
21
Definisi
Operasional
Alat Ukur
Variabel
Pengatur
arus mA Meter
tabung
Variabel
Kontrol mA
(V. Bebas)
Relay (V.
Tergantung)
Tegangan AC
(V.Bebas)
Mikrokontroler
(V.Terkendali)
Detektor
safety Osiloskop,
alarm
AVOmeter
Supply tegangan
Osiloskop,
AVOmeter
Komponen
pengendali sistem
yang
harus
diprogram
Hasil ukur
30 mA sampai
100 mA
Rasio (mA)
0 dan 5V
Rasio (V)
0 sampai 220V
Rasio (V)
0 = Gnd
1=VCC
Nominal
b.
c.
d.
e.
f.
22
Skala-ukur
KEGIAT
AN
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Propo
sal
Ujian
Propo
sal
Revisi
Propo
sal
Pembu
atan
Modul
Semin
ar
Ujian
perbai
kan
Ujian
Sidang
dan
Pengu
mpula
n KTI
Revisi
KTI
Penge
saha
KTI
23
DAFTAR PUSTAKA
12
24
12
25